BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

AKUNTANSI BIAYA. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan (By Product) dan Produk Gabungan (Joint Product) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000; 28) adalah sebagai berikut : Accountants define cost as a resource or forgone to achieve a spesifics objectives. It usually measured as the monetary amount that must be paid to acuired goods and services. Berdasarkan definisi mengenai biaya tersebut, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa biaya adalah merupakan suatu pengorbanan dalam bentuk uang atau aktiva lain yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Penggolongan Biaya Menurut Carter dan Usry (2006; 40) biaya dapat digolongkan menurut : a. Biaya dalam hubungannya dengan produk Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ketahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri dari atas dua elemen yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial. 5

6 1) Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefiniskian sebagai jumlah dari tiga elemen biaya : bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost) dan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi. 2) Biaya komersial terdiri dari atas dua klasifikasi besar yaitu biaya pemasaran dan biaya administratif. b. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan jika ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. Jenis biaya menurut hubungannya dengan volume produksi terdiri dari tiga jenis yaitu : biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. 1) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap (konstan) yang dalam batas-batas tertentu tidak terpengaruh oleh adanya perubahan volume kegiatan. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. 2) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berbanding lurus dengan perubahan voluem kegiatan. Biaya variabel berubah secara

7 proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. 3) Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivarabel merupakan biaya yang memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel c. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi Departemen-departemen dalam sebuah perusahaan mafakturing pada umumnya dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu : 1) Departemen produksi Dalam departemen ini, operasi secara manua maupun dengan menggunakan mesin dilaksanakan langsung terhadap produk atau bagian-bagiannya. Biaya yang dikeluarkan departemen ini akan dibebankan kepada produk tersebut. Dalam hubungannya dengan departemen produksi, biaya dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu : a) Biaya langsung departemen Yaitu biaya yang berasal dari suatu departemen yang dapat segera diidentifikasikan terhadap departemen tersebut. b) Biaya tidak langsung departemen

8 Yaitu biaya yang ditanggung bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari terjadinya biaya tersebut. Biaya ini disebut juga biaya bersama. c) Biaya gabungan (joint cost) Yaitu biaya yang terjadi bila proses produksi menghasilkan lebih dari satu jenis produk dengan menggunakan fasilitas yang sama dan waktu yang bersamaan. 2) Departemen jasa Departemen ini memberikan jasa atau pelayanan yang bermanfaat bagi departemen lain. Departemen ini tidak terlibat langsung dalam proses produksi, walaupun biayanya merupakan bagian dari total biaya overhead pabrik dan karenanya dimasukkan ke dalam biaya produksi. d. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi Menurut periode akuntansi biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan manfaat kegunaannya.

9 1) Pengeluaran modal merupakan biaya-biaya yang manfaatnya dapat dinikmati lebih dari satu periode akuntansi, tidak semua pengeluaran dibebankan dalam periode akuntansu. Pada saat terjadinya, pengeluaran modal dicatat sebagai harga pokok aktiva dan pembebanannya dilakukan dengan cara mengalokasikan sebagian harga pokok aktiva tersebut sebagai depresiasi atau amortisasi. 2) Pengeluaran pendapatan merupakan biaya-biaya yang bermanfaat didalam periode akuntansu pada saat biaya tersebut itu terjadi. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan dibebankan sebagai biaya yang dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh dalam periode akuntansi yang bersangkutan. e. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi Ketika suatu pilihan harus dibuat diantara tindakan-tindakan atau alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Biaya differensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan diantara banyak alternatif. Biaya differensial sering kali disebut biaya marginal atau biaya inkremental. Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang mungkin hilang bila alternatif tertentu diambil disebut biaya oportunitas dari alternatif

10 tersebut. Suatu biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disbut biaya tertanam (sunk cost) B. Pengertian, Tujuan dan Manfaat, Elemen Elemen, Metode Penentuan Harga Pokok Produksi, Metode Penentuan Biaya, Uraian mengenai Harga Pokok Penjualan 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi menurut Mulyadi (2000:10) merupakan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memproduksi suatu produk. 2. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur agar dapat dijalankan dengan baik, maka harga pokok dari produk yang dijual harus dapat dihitung secara tepat. Mulyadi (2000:7) menyebutkan informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : a) Menentukan harga jual produk b) Memantau realisasi biaya produksi c) Menghitung laba atau rugi periodik

11 d) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. 3. Elemen Elemen Harga Pokok Produksi Dalam penentuan harga pokok produksi, biaya produksi perlu diklasifikasi dengan benar dan jelas. Dalam penelitian ini penggolongan biaya yang digunakan adalah penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokoknya dalam perusahaan, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan meliputi : a) Biaya bahan baku Biaya bahan baku adalah seluruh jumlah harga perolehan berbagai bahan langsung yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk. b) Biaya tenaga kerja Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi dibagi kedalam dua bagian yaitu : 1) Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung yaitu upah semua tenaga kerja yang dapat diidentifikasi secara ekonomis terhadap produksi barang jadi.

12 2) Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya produksi tidak langsung adalah mencakup semua upah tenaga kerja pabrik yang secara tidak langsung berhubungan dengan pengerjaan produk. c) Biaya overhead pabrik / Biaya produksi tidak langsung Biaya produksi tidak langsung atau dikenal dengan istilah biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

13 Tabel 2.1 Contoh Kasus Laporan Harga Pokok Penjualan New Hope Manufacturing Company Laporan Harga Pokok Penjualan Untuk Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Januari 20_ Bahan Baku Persediaan bahan baku, 01 Januari 20_ 135.300 Pembelian 100.000 Bahan baku tersedia untuk digunakan 235.300 Dikurangi : Bahan baku tidak langsung yang digunakan 12.000 Persediaan bahan baku, 31 Januari 20_ 143.300 155.300 Bahan Baku yang dapat digunakan $ 80.000 Tenaga kerja langsung $ 104.000 Overhead pabrik Bahan baku tidak langsung 12.000 Tenag kerja tidak langsung 24.000 Penyusutan 21.300 Asuransi 1.200 Overhead pabrik umum 26.340 84.840 Total Biaya Manufaktur $ 268.840 Ditambahkan persediaan barang dalam proses, 01 Januari 20_ 234.300 503.140 Dikurangi persediaan barang dalam proses, 31 Januari 20_ 183.140 Harga Pokok Produksi $ 320.000 - Ditambahkan persediaan barang jadi, 01 Januari 20_ 68.700 Barang tersedia untuk dijual 388.700 Dikurangi persediaan barang jadi, 31 Januari 20_ 100.700 Harga Pokok Penjualan $ 288.000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 105)

14 4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Penentuan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Mulyadi (2000:18) menyebutkan dalam pengumpulan biaya produksi terdapat dua macam metode yang digunakan yaitu : a) Metode harga pokok pesanan Metode harga pokok pesanan merupakan suatu cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Mulyadi (2000:41) mengemukakan bahwa metode harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

15 4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. 5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

16 Tabel 2.2 Contoh Kasus Metode Harga Pokok Pesanan Rayburn Company Pesanan No. 5574 1101 Maple Street, Cincinnati, OH 45227 UNTUK : Lawrencevile Construction Co. TANGGAL DIPESAN : 10/1 TANGGAL MULAI PRODUK : Papan PengeringMapel No. 14 DIKERJAKAN : 14/1 SPESIFIKASI : 12' X 20 " X 1" Pelitur Bening TANGGAL DIBUTUHKAN : 22/1 TANGGAL SELESAI JUMLAH : 10 DIKERJAKAN : 18/1 BAHAN BAKU LANGSUNG TANGGAL NOMOR PERMINTAAN JUMLAH 14/1 516 $1.420,00 17/1 531 780,00 18/1 544 310,00 TENAGA KERJA LANGSUNG TANGGAL JAM BIAYA 14/1 40 $320,00 15/1 32 256,00 16/1 36 288,00 17/1 40 320,00 18/1 48 384,00 $2.510 196 $1.568,00 OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN TANGGAL JAM MESIN BIAYA 14/1 16,2 $648,00 16/1 10 400,00 17/1 3,2 128,00 29,4 X $ 40 $1.176,00 Bahan Baku Langsung $2.510,00 Harga Jual $7.860,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.568,00 Pabrik $5.254,00 Overhead Pabrik Dibebankan 1.176,00 Beban Pemasaran 776,00 Total Biaya Pabrik $5.254,00 Beban Administrasi 420,00 Sumber : Carter dan Usry (2006; 129) Biaya untuk membuat dan menjual 6.450,00 Laba $1.410,00

17 b) Metode harga pokok proses Metode harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Mulyadi menyebutkan dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah : 1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar 2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

18 Tabel 2.3 Contoh Kasus Metode Harga Pokok Proses American Chair Company Departemen Pemotongan Laporan Biaya Produksi Untuk Bulan Januari, 20A Skedul Kuantitas Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Jumlah Persediaan awal 100 Dimulai di periode ini 600 Ditransfer ke Departemen Perakitan 500 Persediaan akhir 60% 20% 40% 200 Biaya Dibebankan ke Departemen Total Unit Biaya Persediaan awal Biaya Ekuivalen* per Unit** Biaya ditambahkan selama proses berjalan : Bahan Baku $ 1.892 Tenaga Kerja 400 Overhead pabrik 796 Total biaya di persediaan awal $ 3.088 Bahan Baku $ 13.608 620 25 Tenaga Kerja 5.000 540 10 Overhead pabrik 7.904 580 15 Total biaya ditambahkan selama periode berjalan $ 26.512 Total biaya dibebankan ke departemen $ 29.600 50 Biaya Dipertanggungjawabkan sebagai berikut Persentase Unit Biaya Total Biaya Unit Penyelesaian Ekuivalen Per Unit Ditransfer ke Departemen Perakitan 500 100 500 50 $ 25.000 Barang dalam proses, persediaan akhir Bahan Baku 200 60 120 25 $ 3.000 Tenaga Kerja 200 20 40 10 400 Overhead pabrik 200 40 80 15 1.200 4.600 700 700 Total biaya dipertanggungjawabkan $ 29.600 * Total jumlah unit ekuivalen yang diperlukan di bagian pertanggungjawaban biaya (yaitu jumlah ekuivalen untuk elemen biaya yang terdaftar di bagian pertanggungjawaban dari laporan biaya produksi **Total biaya (yaitu biaya di persediaan awal ditambah biaya yang ditambahkan selama periode berjalan) dibagi dengan total jumlah unit ekuivalen di bagian pertanggungjawaban biaya Sumber : Carter dan Usry (2006; 166)

19 4.1 Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk Gabungan Dan Produk Sampingan Carter dan Usry (2006; 246) menyebutkan produk gabungan diproduksi secara bersamaan melalui satu proses atau serentetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Bastian Bustami dan Nurlena (2006: 175) karakteristik produk bersama adalah sebagai berikut : 1) Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relative sama antara satu dengan yang lainnya. 2) Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk menambah unit satu jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas produk yang lain akan bertambah secara proporsional. 3) Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual. 4) Setelah Split Off Point (titik pisah) produk tersebut dapat dijual pada titikpisah (secara langsung) dan dapat juga jual setelah pisah (setelah diproses lebuh lanjut) untuk mendapatkanproduk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikleuarkan untuk memproses lebih lanjut

20 disebut dengan biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (sevarable cost) Metode alokasi biaya produksi bersama ke produk gabungan adalah sebagai berikut : 1) Metode harga pasar Merupakan pembebanan biaya bersama atas dasar nilai jual masingmasing produk. Metode harga jual dapat dibedakan menjadi : a) Harga jual diketahui pada saat titik pisah Apabila harga jual diketahui pada saat titik pisah maka biaya bersama dibebankan kepada produk berdasarkan nilai jual masing masing produk terhadap jumlah nilai jual keseluruhan produk. Untuk mengilustrasikan hal ini, asumsikan produk A, B, C, dan D diproduksi dengan biaya gabungan $120.000. Kuantitas yag diproduksi adalah : A, 20.000 unit; B, 15.000 unit; C, 10.000 unit; dan D, 15.000 unit. Produk A dijual seharga $ 0,25; B, seharga $ 3; C, seharga $ 3,50; dan D, seharga $ 5. Harga ini merupakan harga paar dari produk tersebut pada titik pisah batas. Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai berikut :

21 Tabel 2.4 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Harga Pasar (Harga Jual Diketahui) JENIS PRODUK UNIT PRODUKSI HARGA PASAR PER UNIT TOTAL HARGA PASAR ($) ($) RASIO NILAI JOIN COST PRODUK TERHADAP DIALOKASIKAN TOTAL HARGA ($) A 20.000 0,25 5.000 3,125% 3.750 B 15.000 3,00 45.000 28,125% 33.750 C 10.000 3,50 35.000 21,875% 26.250 D 15.000 5,00 75.000 46,875% 56.250 TOTAL 60.000 160.000 120.000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 254) Tabel 2.5 Ilustrasi Laporan Harga Pokok Penjualan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Harga Pasar (Harga Jual Diketahui) Total A B C D Ditambahkan persediaan awal - - - - - Biaya Produksi 120.000 3.750 33.750 26.250 56.250 Barang tersedia untuk dijual 120.000 3.750 33.750 26.250 56.250 Dikurangi persediaan akhir 16.125 375 6.750 5.250 3.750 Harga Pokok Penjualan 103.875 3.375 27.000 21.000 52.500 Sumber : Carter dan Usry (2006; 255)

22 b) Harga jual tidak diketahui pada titik pisah Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui sebelum dijual. Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut. Untuk mengilustrasikan alokasi ini, asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh sebelumnya : Tabel 2.6 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Harga Pasar (Harga Jual Tidak Diketahui) JENIS HARGA PASAR FINAL BIAYA PEMROSESAN PRODUK Per UNIT LEBIH LANJUT ($) (SETELAH TITIK PISAH BATAS) A 0,5 2.000 B 5,0 10.000 C 4,5 10.000 D 8,0 28.000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 255)

23 Tabel berikut ini mengindikasikan langkah-langkah yang harus diambil : Tabel 2.7 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Harga Pasar (Harga Jual Tidak Diketahui) JENIS PRODUK HARGA PASAR FINAL Per UNIT PRODUKSI HARGA PASAR BIAYA PEMROSESAN HARGA PASAR JOIN COST TOTAL BIAYA UNIT FINAL LEBIH LANJUT HIPOTESIS DIALOKASIKAN PRODUKSI ($) ($) (SETELAH TITIK PISAH BATAS) ($) * ($) A 0,5 20.000 10.000 2.000 8.000 4.800 6.800 B 5,0 15.000 75.000 10.000 65.000 39.000 49.000 C 4,5 10.000 45.000 10.000 35.000 21.000 31.000 D 8,0 15.000 120.000 28.000 92.000 55.200 83.200 TOTAL 60.000 250.000 50.000 200.000 120.000 170.000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 255) *10.000-2.000=8.000 **(120.000/200.000)*8000=4.800 **2.000+4800=6.800 2) Metode biaya rata-rata per unit Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya bersama bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses produksi bersama harus dibebani suatu nilai secara proporsional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya unit yang diproduksi.

24 Dengan menggunakan angka-angka dari contoh untuk harga pasar, metode biaya rata-rata per unit dapat diilustrasikan sebagai berikut : Total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $ 2 per unit Total jumlah unit yang diproduksi 60.000 Tabel 2.8 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Biaya Rata-Rata per Unit JENIS UNIT PRODUKSI JOIN COST PRODUK DIALOKASIKAN ($) A 20.000 40.000 B 15.000 30.000 C 10.000 20.000 D 15.000 30.000 60.000 120.000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 257) 3) Metode rata-rata tertimbang Metode rata-rata tertimbang adalah metode yang dalam mengalokasikan biaya bersama berdasarkan kepada unit produksi dan dkalikan dengan faktor penimbang, dan diperoleh jumlah penimbang rata-rata setiap produk dibagi dengan jumlah penimbang rata-rata seluruh produk. Angka penimbang dapat ditentukan berdasarkan kepada besarnya jumlah produk yang digunakan. Angka penimbang ini digunakan akibat sulitnya pembuatan produk, pembedaan jam tenaga kerja

25 dipakai dan waktu yang digunakan untuk menghasilkan tiap jenis produk. Untuk tujuan ilustrasi, asumsikan factor pembobotan yang dibebankan ke keempat produk di contoh sebelumnya sebelumnya adalah sebagai berikut : Produk A = 3 poin Produk B = 12 poin Produk C = 13,5 poin Produk D = 15 poin Tabel 2.9 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Rata-Rata Tertimbang JENIS PRODUK UNIT PRODUKSI X POIN = RATA-RATA X TERTIMBANG BIAYA PER = JOIN COST UNIT * DIALOKASIKAN ($) A 20.000 3 60.000 0,2 12.000 B 15.000 12 180.000 0,2 36.000 C 10.000 13,5 135.000 0,2 27.000 D 15.000 15 225.000 0,2 45.000 600.000 120.000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 258)

26 4) Metode unit kuantitatif / fisik Metode ini adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk. Tabel berikut ini mengilustrasikan metode unit kuantitatif, menggunakan bareat sebagai dasar alokasi biaya gabungan dengan asumsi biaya batu bara adalah sebesar $ 40 per ton Tabel 2.10 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Gabungan Menggunakan Metode Unit Kuantitatif JENIS PRODUK PRODUK YANG DIPEROLEH PER TON BATU BARA (DALAM PON) (lbs) DISTRIBUSI BOBOT PRODUK BIAYA PER YANG LIMBAH KE DIHASILKAN PRODUK PER TON SETELAH PRODUK YANG REVISI BATU BARA DIHASILKAN (lbs) * (lbs) ** Arang 1.320,0 69,474 1.389,474 27,789 Batu Bara 120,0 6,316 126,316 2,526 Benzol 21,9 1,153 23,053 0,461 Amonia Sulfat 26,0 1,368 27,368 0,547 Gas 412,1 21,689 433,789 8,676 Limbah (air) 100,0 2.000,0 100,000 2.000,0 40,000 Sumber : Carter dan Usry (2006; 258) *(1,320/(2.000-100) = 69,474 ** (1.389,474/2.000)x $40 = $ 22,789

27 5. Metode Penentuan Biaya Menurut Mulyadi (2000:18) metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur biaya ini, terdapat dua pendekatan yaitu : a) Full costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian total harga pokok produk yang dihitung dengan Pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) (Mulyadi, 2000:19). b) Variabel costing Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian total harga pokok produk yang dihitung dengan

28 menggunakan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap) (Mulyadi, 2000:21). 6. Uraian mengenai Harga Pokok Penjualan Harga pokok dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Harga Pokok Produksi ( Cost of Goods Manufactured ) Yaitu biaya bahan langsung (direct material) ditambah dengan upah langsung (direct labor) ditambah lagi dengan biaya pabrik tidak langsung (factory overhead) serta ditambah dengan persediaan barang dalam proses awal, lalu dikurangi persediaan dalam proses akhir, maka akan menghasilkan besarnya nilai Harga Pokok Produksi dari suatu produk. Dapat dirumuskan sebagai berikut: = Biaya Bahan Langsung + Upah Langsung + Biaya Pabrik Tidak Langsung + Persediaan Barang Dalam Proses Awal Persediaan Barang Proses Akhir. 2) Harga Pokok Penjualan ( Cost of Goods Sold ) Yaitu harga pokok produksi ditambah persediaan awal barang jadi dikurangi persediaan akhir barang jadi. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

29 = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Jadi Awal Persediaan Barang Jadi Akhir. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga pokok penjualan ialah biaya atau beban atas barang yang telah dijual kepada konsumen. C. Penentuan Harga Jual Salah satu penggunaan harga pokok produksi adalah penetapan harga. Setiap perusahaan mempunyai kebijkan berkenaan dengan hubungan antara produk dan biayanya. Faktor yang paling penting dalam segi akuntansi adalah biaya, karena biaya adalah dasar yang pertama kali harus dipertimbangkan. Harga jual merupakan nilai tukar suatu barang atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli sanggup membayar kepada penjual untuk suatu barang tertentu. Dalam menentukan harga jual terdapat beberapa metode sebagai berikut : 1) Penentuan harga jual normal (Cost plus pricing) Penentuan harga jual normal adalah dengan cara menambahkan laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Dalam keadaan normal harga jual produk harus menutup biaya penuh yang bersangkutan. Biaya penuh itu sendiri merupakan total pengorbanan sumber daya unuk menghasilkan produk.

30 Harga jual produk dapat ditentukan dengan rumus : Harga Jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan 2) Penentuan harga jual dalam Cost Type Contract Cost type contract merupakan kontrak pembuatan produk atau jasa, dimana pihak pembeli setuju membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. 3) Penentuan harga jual pesanan khusus Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima perusahaan diluar pesanan regular perusahaan. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan ini meminta harga di bawah harga jual normal, bahkan sering harga yang diminta di bawah biaya penuh, karena pesana khusus mencangkup jumlah yang cukup besar. Dalam pertimbangan penerimaan pesanan khusus informasi akuntansi diferensial merupakan dasar yang dipakai sebagai landasan penentuan hargajual. Jika harga yangdiminta pemesan lebih besar dari biaya difrensial yang berupa biaya variabel untuk memproduksi pesanan khusus tersebut dapat dipertimbangkan untuk diterima.

31 4) Penentuan harga jual produk atas jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Produk atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat luas seperti listrik, air, telepon, dan jasa pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk dan jasa tersebut dihitung dengan mengunakan full costing karena pendekatan variable costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim. Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk penentuan harga jual produk atau jasa diatur dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang akan datang yang dikeluarkan untuk menghasilan produk atau jasa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual : 1) Biaya Biaya per unit pada umumnya dipertimbangkan sebagai titik tolak dalam penetapan harga jual, yang memberikan suatu ukuran apakah perusahaan telah melakukan suatu usaha yang bermanfaat, dalam arti mendatangkan keuntungan serta untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Harga jual harus dapat menutup total biaya dan sejumlah keuntungan yang diharapkan. 2) Faktor yang bukan biaya a) Keadaan produk yang bersangkutan

32 Keadaan produk yang bersangkutan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam penetapan harga jual suatu produk yang baru dimulai dipasarkan, tentu saja belum dikenal oleh masyarakat. Untuk menarik pembeli salah satu caranya menjual dengan harga yang rendah. b) Tingkat persaingan Maksudnya persaingan dengan perusahaan yang produksinya sejenis. Persaingan antar perusahaan dalam satu industri tidak saja terjadi dengan perusahaan yang sudah ada tetapi juga dari perusahaan yang secara potensial akan berdiri. c) Permintaan terhadap barang Pengaruh permintaan terhadap barang sering disebut elastisitas permintaan terhadap barang. Harga dapat ditentukan perusahaan sedangkan permintaan adalah faktor luar kekuatan perusahaan.dengan mengetahui hubungan keduanya maka dapat dihitung efek harga terhadap permintaan. d) Keadaan penawaran barang yang sama dalam industri Penawaran merupakan faktor yang mempengaruhi dalam penetapan harga jual, dlam hal ini harus dilihat penawaran produk perusahaan berada dalam pasar yang mana. e) Peranan pemerintah Pemerintah dapat mempengaruhi harga misalnya :

33 1) Yang berhubungan dengan pelayanan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat. 2) Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan tarif upah buruh.