Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

: Widi Pramudito NPM :

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

ANALISA PENENTUAN UKURAN SLOT PADA KARATERISTIK ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN PENCATU APERTURE COUPLED

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP SUSUN 2 ELEMEN PATCH SEGIEMPAT DENGAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK SEGIEMPAT

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran port tunggal

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN INSET

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM :

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

Antena Array Mikrostrip Slot Dengan Tuning-Stubs Untuk Ku-Band Electronic Support Measure (ESM)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PERSEGI PANJANG 2,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIRELESS FIDELITY (WI-FI)

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP PADA FREKUENSI K- BAND UNTUK RADAR OTOMOTIF

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI MHz dan MHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

ANALISIS DAN FABRIKASI ANTENA LTE MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI FIXED 2,6 GHZ DAN MOBILE 2,3 GHZ

BAB III PERHITUNGAN, SIMULASI DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi

Faizal Firmansyah NRP

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

Perancangan Antena Mikrostrip Patch Circular menggunakan metode Array 1x8 untuk Aplikasi Radar Maritim Frekuensi 3,2 GHz

Desain Antena Hexagonal Patch Array untuk Peningkatan Gain dan Bandwidth pada Frekuensi 2,4 GHz

DUAL FREQUENCY ANTENA MIKROSTRIP

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP YAGI-ARRAY TIGA ELEMEN DENGAN FREKUENSI 642 MHz UNTUK PENERIMA SIARAN TELEVISI

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

ANTENA PHASED ARRAY UNTUK RADAR 3D S-BAND 4 4 PHASED ARRAY ANTENNA FOR S-BAND 3D RADAR

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

Perancangan Antena Mikrostrip Dual-Band Patch Persegi Panjang Plannar Array 6 Elemen dengan Defected Ground Structure

PENGARUH JARAK ANTAR ELEMEN PADA ANTENA SMART YANG MENGGUNAKAN MATRIKS BUTLER

Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

Simulasi Antena Mikrostrip Patch Persegi Panjang Planar Array 6 Elemen dengan Pencatuan Aperture Coupled

Analisis Simulasi Antena MIMO 4 4 Susunan Persegi dan Sirkular pada Frekuensi 15 GHz

Optimasi Posisi Antena pada UAV Alap-Alap BPPT menggunakan Computer Simulation Technology

Karakterisasi Antena Mikrostrip dengan Metode FDTD dalam Substrat FR4 untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, dirancang antena mikrostrip patch segi empat (AMPSE)

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI 2300 MHz dan 3300 MHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MEANDER LINE UNTUK SISTEM TELEMETRI ROKET UJI MUATAN

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MICROSTRIP PATCH SEGITIGA MIMO 2x2 pada FREKUENSI 2,3 GHz UNTUK APLIKASI LTE

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 GHz

PENINGKATAN GAIN ANTENA MIKROSTRIP PATCH LINGKARAN MENGGUNAKAN PARASITIC SUBSTRAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz UNTUK APLIKASI WiFi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN REALISASI DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDER PADA FREKUENSI 1,27 GHZ DAN 2,3 GHZ

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

Bab III Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ANTENA MIKROSTRIP PADA RENTANG FREKUENSI 4 5 GHZ UNTUK MENDAPATKAN BEAMWIDTH ANTENA MAKSIMUM 10 0 ABSTRAK

Transkripsi:

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi Christian Mahardhika, Kevin Jones Sinaga 2, Muhammad Arsyad 3, Bambang Setia Nugroho 4, Budi Syihabuddin 5 Fakultas Teknik Elektro, Telkom University,2,3,4,5 {christian.mahardhika, kevinjonesandrean, muh.arsyad}@gmail.com {bambangsetianugroho, budisyihab}@telkomuniversity.ac.id Abstrak Antena cerdas digunakan dalam berbagai fungsi salah satunya sebagai pengarah berkas antena pada Telemetry, Tracking,& Command (TT&C). Dalam mengubah arah pola radiasi antena dapat dengan cara mengubah amplitudo catuan, jarak antena, dan fasa catuan. Pada penelitian ini digunakan metode mengubah fasa catuan sebagai pengubah arah pola radiasi antena. Antena bekerja pada frekuensi 2,3 2,45 GHz. Pada hasil simulasi yang didapat, fasa input yang diubah terhadap antena akan menimbulkan perubahan arah pola radiasi di sumbu elevasi dan azimuth. Dengan perubahan yang terjadi pada sumbu elevasi didapatkan perubahan sudut maksimum mulai dari 345 0, 5 0, 0 0 dan 5 0 dengan gain antara 5.426 db sampai 8,2578 db. Kata Kunci: TT&C, Beamforming, Smart Antenna. Pendahuluan Pola radiasi pada antena susunan dapat dirubah dengan cara mengubah amplitudo catuan, jarak antena, dan fasa catuan antena []. Salah satu carauuntuk mengubah fasa catuan dengan menggunakan butler matriks. Buttler matrix memiliki N x N port masukan dan keluaran, sehinga untuk merubah input pada satu port menjadi beberapa port, diperlukan pembagi daya dari satu port ke N port. Pada penelitian [2] Power Divider digunakan untuk mengatur input catuan dari buttler matriks. Untuk mengatur fasa, masukan dari power divider diatur menggunakan logika dan 0 untuk mengatur fasa input Antena. Pada penelitian [3] membuat antena cerdas pada band ISM menggunakan buttler matriks 4x4. Dari riset riset tersebut pola radiasi antena dapat diubah-ubah baik azimuth maupun elevasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan fasa catu terhadap perubahan pola radiasi sehingga dapat digunakan sebagai pengarahan berkas antena pada sistem Tracking, Telemetry & Command (TT&C) untuk nano satelit yang sudah diawali dengan penelitian [2]. Dengan mendapatkan perubahan pola radiasi antena, maka tidak memerlukan rotator sebagai pengarah pola radiasinya [4]. Untuk mengetahui perubahan pola radiasi, menggunakan prinsip dari antena susunan (array) yang dapat diubah pada parameter jarak antar antena, arus catu antena serta fasa catu antena [5]. Pada penelitian ini dilakukan perubahan fasa catu antena dengan kombinasi selisih fasa sebesar 45 derajat. Adapun antena ini bekerja pada frekuensi 2.3-2.45 GHz sesuai dengan alokasi frekuensi amatir radio di S-Band [6]. Pada frekuensi tersebut, dapat diaplikasikan sebagai TT&C sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan [7] tentang modul TT&C untuk satelit komunikasi mini pada orbit LEO (Low Earth Orbit). 2. Antena Mikrostrip Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik tanpa perlu kabel. Antena mikrostrip adalah antenna yang yang mempunyai bentuk seperti strip atau potongan tipis yang memiliki ukuran kecil. Antena mikrostrip terdiri patch sebagai peradiasi gelombang elektromagnetik, pada sisi lainnya terdapat groundplane dan diantara keduanya terdapat substrat dielektrik. Substrat inilah yang menentukan ukuran dari patch[8]. Gambar adalah struktur dari antena mikrostrip patch persegi panjang. Persamaan () (7) digunakan untuk mendapatkan dimensi antena. Lebar antenna mikrostrip dapat dihitung dengan persamaan[5]: c 2 W 2fr r ()

Dimana: c : kecepatan cahaya di ruang bebas (3.0 8 m/s) : frekuensi kerja antena yang diinginkan (Hz) reff : Dielektrik konstan efektif fr r r h 2 reff 2 (2) 2 2 W h : tinggi substrat (m) Gambar Struktur Antena Mikrostrip Patch Persegi Sedangkan untuk menentukan panjang patch (L) diperlukan parameter ΔL yang merupakan pertambahan panjang dari L akibat adanya fringing effect. Pertambahan panjang ΔL tersebut dirumuskan sebagai berikut[5]: W reff 0,3 0, 264 h L0, 42 h (3) W reff 0, 258 0,8 h 2 y 0 Rin( y y 0) cos 2( G G2) L y L dimana: = Lebar Feed = Inset Distance W 0 y 0 2 0 = Rin( y 0) cos (7) 3. Perancangan dan Analisa Antena yang dirancang adalah antena dengan bentuk patch persegi yang kemudian disusun sebanyak 4 elemen. Masing-masing elemen antena akan dicatu menggunakan teknik inset fed. Spesifikasi dari antena yang akan dicapai adalah frekuensi kerja berada pada 2,375 GHz dengan rentang frekuensi mulai dari 2,3 hingga 2,45 GHz. Pada rentang frekuensi tersebut, diharapkan VSWR yang dicapai nilainya berada di bawah 2, sedangkan return loss yang dicapai di bawah -0 db. Impedansi saluran yang digunakan adalah 50 Ω. Sementara pola radiasi yang akan dicapai adalah berbentuk unidireksional, di mana pada radiasi tertinggi mencapai gain (peak gain) hingga 5 db. Sebelum antena disusun dalam bentuk 4 elemen, antena dengan patch persegi dianalisa terlebih dahulu dalam kondisi patch. Gambar 2 adalah rancangan dan ukuran antena. Antena kemudian disimulasikan untuk melihat apakah parameter antena tersebut telah mencapai spesifikasi yang diinginkan. Dengan panjang patch (L) dapat dirumuskan: L 2 r reff f 0 0 2 L (4) 0 = konstanta dielektrik (4π x 0 7 F/m) 0 = konstanta dielektrik ruang hampa (8,85 x0-2 C 2 /Nm 2 ) Menentukan Lebar feed dan Inset distance[5] Zc Zc 60 8h W 0 W 0 ln ; (5) W 0 4h h reff reff W0 W0 W 0.393 0.667 ln.444 ; (6) h h h Gambar 2. Desain Antena Gambar 3 6 adalah hasil simulasi antena dengan patch. Dari grafik pada gambar 3, terlihat antena dengan patch tunggal tersebut telah mencapai spesifikasi return loss, dengan return loss terendah pada frekuensi tengah 2

antena yaitu sebesar -43,0025 db. Sementara itu, dengan melihat gambar 4, VSWR yang dicapai pada frekuensi 2,375 GHz adalah sebesar.043 di mana sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Pola radiasi antena diamati dari gambar 5 dan gambar 6, di mana pola radiasi yang terbentuk adalah unidireksional, sehingga juga telah memenuhi spesifikasi antena yang diinginkan. Tabel : Ukuran dari Antena Patch Persegi Variabel Ukuran (mm) Informasi w 36,36 Lebar Patch l 28,02 Patch yo 9 Gap wo 2,5 Lebar Gap Lambda 60,22 Gelombang L_groundplane l+lamda W_groundplane w+lamda Lebar dan phase shifter pada sistem. Untuk mencegah terjadinya induksi antar antena, maka masingmasing antena diberikan jarak minimal λ/4. Gambar 5. Grafik Pola Radiasi Azimuth Antena Patch Gambar 3. Grafik Parameter S Antena Patch Gambar 6. Grafik Pola Radiasi Elevasi Antena Patch Gambar 7. Desain Antena dengan 4 Elemen Gambar 4. Grafik Parameter VSWR Antena Patch Antena dengan patch tunggal telah memenuhi spesifikasi yang ingin dicapai. Antena kemudian disusun hingga 4 elemen dengan tujuan menyesuaikan rangkaian butler matrix Pada susunan antena 4 elemen ini, antena akan diubah fasa inputannya secara bertahap untuk melihat dampaknya terhadap parameter-parameter antena. Hal ini untuk mensimulasikan kerja antena ketika telah dipasangkan dengan butler matrix. Gambar 8 adalah hasil simulasi antena 4 elemen dengan fasa input yang sama. 3

Dari grafik pada gambar 8, nilai return loss antena masih mencapai spesifikasi yaitu di bawah -0 db pada rentang frekuensi yang diinginkan serta nilai return loss terendah sebesar -3.9284 db. Setiap return loss dari masing-masing elemen telah bekerja pada frekuensi kerja yang sama. Pada gambar 9, dapat diamati bahwa VSWR yang didapat menurun dibandingkan ketika antena disusun tunggal. VSWR terendah dicapai sebesar.6795 pada frekuensi 2.375 GHz. Pada gambar 0 dan, dapat diamati pola radiasi tetap berbentuk unidireksional serta gain mencapai 8.66 db. Tabel 2: Ukuran dari Antena dengan 4 Patch Variabel Ukuran (mm) Informasi w 37,6 Lebar Patch l 28,75 Patch yo 8 Gap wo 2,9 Lebar Gap Lambda 60,22 Gelombang L_groundplane 88,97 W_groundplane 246,02 Lebar d 52,25 Jarak antar patch Dari pola radiasi antena yang diamati elevasi dan azimuth, didapat bahwa pola radiasi ke arah elevasi mengalami perubahan yang kecil. Sementara pola radiasi di arah azimuth mengalami perubahan signifikan dimana radiasi menjadi lebih tersebar. Pengujian return loss, VSWR dan pola radiasi ini dilakukan ketika input di masingmasing port masih memiliki fasa sebesar 0 o. Pada pengujian selanjutnya, fasa dari input akan diubah secara bertahap untuk mensimulasikan kinerja antena ketika telah dimasukkan ke dalam sistem. Setelah fasa diubah, maka akan diamati dampaknya pada return loss, VSWR dan pola radiasinya. Pada gambar 2, dapat diamati perubahan pola radiasi antena dari sumbu elevasi jika fasa input masing-masing port diubah hingga 45 o. Ketika antena memiliki fasa input di masing-masing port sebesar 0 o 45 o 90 o 35 o, dapat dilihat antena memiliki gain puncak di 345 o sebesar 8,2578 db. Apabila diamati dan dibandingkan dengan antena yang fasa input sebesar 0 o di setiap port, maka gain menjadi turun lebih kecil serta pola radiasi yang bergeser -5 o. Gambar 8. Grafik Parameter S Antena 4 Patch Gambar 9. Grafik Parameter VSWR Antena 4 Patch Gambar 0. Grafik Pola Radiasi Azimuth Antena 4 Patch dengan Fasa Tiap Port Sama 0 o Gambar. Grafik Pola Radiasi Elevasi Antena 4 Patch dengan Fasa Tiap Port Sama 0 o 4

Kemudian,diamati kembali perubahan pola radiasi antena dari sumbu elevasi jika fasa input masing-masing port diubah menjadi 45 o 90 o 35 o 0 o. Diamati bahwa antena memiliki gain puncak di 5 o sebesar 5.723 db. Didapatkan dari tiga pengamatan tersebut bahwa gain semakin mengecil. Kemudian,diamati kembali perubahan pola radiasi antena dari sumbu elevasi jika fasa input masing-masing port diubah menjadi 90 o 35 o 0 o 45 o. Diamati bahwa antena memiliki gain puncak di 0 o sebesar 6.854 db. Sementara bila input fasa diubah menjadi 35 o 0 o 45 o 90 o, didapatkan gain pucak di 5 o sebesar 5.426 db. Gambar 3 menunjukkan hasil dari perubahan fasa catu antenna terhadap perubahan pola radiasi pada arah azimuth. Dengan melakukan perubahan fasa catu 0 o 45 o 90 o 35 o, 35 o 0 o 45 o 90 o, 90 o 35 o 0 o 45 o dan 45 o 90 o 35 o 0 o didapatkan gain maksimum berada pada sudut 90 derajat dengan nilai berurutan sebesar 4,97 db, 4,9 db, 5 db dan 4,98 db. Lebih kecil dibandingkan tanpa perbedaan fasa catu, dengan gain sebesar 8,67 db. Dari gambar 2 dan 3, dapat diamati bahwa perubahan fasa input akan mengakibatkan pergeseran arah radiasi antena, baik di sumbu elevasi maupun azimuth. Pergeseran fasa juga mengakibatkan penurunan gain serta bentuk pola radiasi yang lebih menyebar. 4. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan terjadi perubahan pola radiasi dengan cara merubah fasa catu dari antena susunan. Fasa catu yang ubah memiliki perbedaan fasa sebesar 45 derajat dengan kombinasi 4 buah urutan yang berbeda. Untuk diaplikasikan pada penerima stasiun bumi, perubahan yang diamati pada sumbu elevasi karena antena diletakkan sejajar dengan bumi. Pada sumbu elevasi, didapatkan perubahan sudut maksimum mulai dari 345 0, 5 0, 0 0 dan 5 0 dengan gain antara 5.426 db sampai 8,2578 db. Gambar 2. Grafik Pola Radiasi Elevasi Antena 4 Patch dengan Fasa Tiap Port Berbeda Gambar 3. Grafik Pola Radiasi Azimuth Antena 4 Patch dengan Fasa Tiap Port Berbeda Ucapan Terima Kasih Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Telkom melalui skema Penelitian Dana Internal tahun 206 tahap kedua. Daftar Pustaka [] J. D. Kraus, Antennas for all Applications 2nd Ed John D kraus.pdf. TATA MacGRAW-HILL, New Delhi, 997. [2] C. Mahardika, B. S. Nugroho, B. Syihabuddin, A. D. Prasetyo, and A. P. Divider, Modified Wilkinson Power Divider to 4 at S-Band, Int. Conf. Control. Electron. Renew. Energy, Commun. 206 (ICCEREC 206), pp. 5 8, 206. [3] M. A. Eleiwa, Design and Implementation of a Smart Antenna Using Butler Matrix for ISM-band, pp. 5, 2009. [4] R. S. Anggara, H. Wijanto, A. D. Prasetyo, and B. Syihabuddin, Automated Ground Station with Customized Rotator for Antenna Pointing using Compass Sensor, no. November, pp. 59 64, 204. [5] C. a. Balanis, Antenna Theory: Analysis and Design, 3rd ed. Arizona: A JOHN WILEY & SONS, INC, 202. [6] K. Umum, K. Kepolisian, Republik Indonesia, and S. D. Postel, Organisasi amatir radio indonesia, no. 02. Indonesia, 5

2009, pp. 9. [7] G. Roeper and R. Goldsmith, MINIATURE TT&C MODULE FOR SMALL SATELLITES IN LOW EARTH ORBITS, 5th ESA Int., no. September, pp. 2 23, 200. [8] I. Singh and V. S. Tripathi, Micro strip Patch Antenna and its Applications : a Survey, vol. 2, no. 5, pp. 595 599, 20. 6