BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Lampung Tengah di Kecamatan Seputih Agung yang awal mulanya adalah daerah

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

1. PENDAHULUNAN. Kedaulatan berada di tangan raknyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

I. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14,

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

BAB I PENDAHULUAN. dan tatanan kehidupan yang dijalani. Hal ini banyak berkaitan dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. khususnya di Kabupaten Kebumen ketika menjelang Pemilihan Kepala Desa.

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

I. PENDAHULUAN. Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses. pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. oleh warga negara adalah keikutsertaan dalam pemilihan umum. politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

Oleh : STENLY UANG BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. telah menganut nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan pemerintahannya.

Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia masih didominasi oleh pengaruh primordialisme dan pragmatis

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 perlu menambah struktur organisasi baru Pengawas Tempat Pemungutan Suara; b. bahwa dengan bertambahnya struktur organisasi pengawas tempat pemunguta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI. Desa adalah wilayah hukum yang dipimpin oleh Kepala Desa yang dipilih oleh wrga desa melalui Pilkades (pemilihan kepala desa) dengan masa jabatan selama 6 tahun. Kepala desa dilantik oleh bupati. Pemilihan kepala desa adalah sarana pelaksanaan azas kedaulatan rakyat bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Desa sebagai pemimpin formal di desa harus dipilih secara demokratis olehmasyarakat desanya sendiri. Sifat demokratis harus ada dan dipertahankan, bukan semata-mata, karena sendi-sendi kehidupan demokratis dapat menjamin terselenggaranya pembangunan desa, akan tetapi pembangunan desa memerlukan dukungan dari masyarakat.

2 Menurut Wasistiono (2006:32) tentang pemilihan kepala desa menyatakan bahwa apabila pemilihan umum merupakan pesta pemerintah, maka pemilihan kepala desa adalah pesta rakyat. Pemilihan desa merupakan kesempatan rakyat untuk menunjukkan kesetiaan dan prefensi lokal mereka. Pemilihan kepala desa dilakukan dalam enam tahun. Hal ini sesuai dengan pasal 204 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang berbunyi : masa jabatan kepala desa 6 (enam) tahun dipilih kembali hanya (satu) kali masa jabatan berikutnya. Dengan demikian jelaslah bahwa kepala desa menjabat selaku pimpinan desa hanya 6 (enam) tahun, kemudian dapat dipilih kembali hanya untuk 1 periode berikutnya. Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) merupakan perwujudan demokrasi di level paling bawah di negeri ini. Masyarakat yang ada di tingkat bawah ini adalah suara yang akan mewakili serta merupakan aspirasi yang paling dasar. Seharusnya dalam PILKADES merupakan suara murni dari masyarakat itu sendiri bukan hasil permainan politik serta hasil money politik yang dilakukan oleh sekelompok orang tertentu. Karena saat ini sangat memungkinkan sekali adanya money politik atau pertaruhan dalam pemilihan kepala desa. Jumlah suara yang diperoleh sudah tercemar oleh berbagai kepentingan tertentu, misalnya politik uang. Aktor praktik politik uang dapat dikategorikan pada dua bagian; yakni pelaku langsung (direct actor) dan pelaku tidak langsung (indirect actor). Politik uang yang sering terjadi pada berlangsungnya Pilkades adalah: 1) dengan cara membeli ratusan kartu suara yang disinyalir sebagai pendukung calon Kades lawan dengan harga yang sangat mahal oleh panitia penyelenggara, 2) menggunakan tim sukses yang dikirim langsung kepada masyarakat untuk

3 membagikan uang pada masyarakat, 3) penggelontoran uang besar-besaran secara sporadis oleh pihak di luar kubu calon Kepala Desa, yaitu bandar/pemain judi. Sudah kita ketahui bersama bahwa perilaku positif artinya bahwa masyarakat sudah memiliki kemampuan untuk berpolitik mulai dari tingkat desa hingga pilihan presiden. Hal positif dari prilaku politik adalah: masyarakat jadi bebas menentukan nasib dengan memilih pemimpin yang sesuai dengan harapan dan kepercayaan mereka; masyrakat tahu siapa yg mnjadi pemimpin mereka;dan pemimpin mampu menunjukan dan mengimplementasikan visi dan misi yang diprogramkan, sehingga sistem pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Tetapi hal positif tersebut juga diimbangi dengan perilaku negatif oleh masyarakat. Maksudnya dalam pilihan kepala desa saat ini masyarakat banyak yang melakukan taruhan. Ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang tertentu yang mempunyai kepentingan serta menguntungkan diri sendiri. Masyarakat dengan sengaja diberi uang dengan jumlah tertentu dengan perjanjian atau kesepakatan akan memilih calon tertentu. Salah satu trik untuk memenangkan taruhan yang mereka lakukan. Adanya tekanan dan intimidasi dari sekelompok orang tertentu akhirnya masyarakat yang memang dalam serba kekurangan (miskin) memilih calon tersebut walaupun tidak sesuai dengan hati nurani. Salah satu hal diatas yang kemudian jadi bahan penelitian yang penulis anggap menarik untuk diteliti lebih lanjut, kasus tersebut secara otomatis akan mempengaruhi hasil pemilihan. Zaman dulu kepala desa merupakan panutan yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat tingkat desa kini tradisi tersebut mulai punah dengan ulah sekelompok orang tertentu. Perilaku masyarakat

4 mulai bermacam-macam dengan berbagai pengaruh sekelompok orang baik perilaku positif maupun perilaku negatif. Jika dalam pelaksanaan pemilu telah terjadi penyimpangan-penyimpangan dan berbagai kecurangan yang dilakukan oleh golongan tertentu untuk mendapatkan jumlah suara terbanyak maka Pemilu dilaksanakan secara serentak dengan biaya yang mahal tidak akan mencapai hasil optimal dan sesuai harapan rakyat Indonesia secarama yoritas. Akibatnya, pemerintahan demokratis hanya sebagai angan-angan yang tak terwujud bahkan kekacauan terjadi dimana-mana. Secara umum Pemilu yang dilaksanakan dari tingkat atas sampai ketingkat paling bawah (pemilihan kepala desa) memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan terwujudnya pemerintahan demokratis akan tetapi dalam kenyataan masih banyak hambatan dan rintangan yang terjadi. Orang-orang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin tidak begitu sadar akan tanggung jawab dan mengakibatkan ketidak percayaan rakyat dan antusiasme masyarakat terhadap Pemilu menjadi berkurang. Demokrasi menempatkan semua warga mempunyai kesempatan dan kedudukan sama dalam berperan serta dalam Pemilu membuat antusiasme masyarakat sangat besar untuk berpartisipasi dalam pencalonan diri sebagai Presiden sampai Kepala Desa. Banyaknya calon yang ikut serta dalam Pemilu menimbulkan kebingungan terhadap masyarakat pemilih. Masyarakat sangat sulit menentukan pilihan yang terbaik karena diimbangi dengan kemampuan para kandidat dengan trik, visi dan misi yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilih agar bias mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.

5 Pemilihan Kepala Desa adalah salah satu bentuk perwujudan dan partisipasi dalam demokratisasi. Desa adalah bagian dari sistem pemerintah yang penting dimana pemimpin yang memiliki integritas, profesionalisme, dan akuntabilitas tinggi sangat diperlukan untuk kemajuan desa itu sendiri. Menurut Huntington (1995:5-6), Pemilihan kepala desa merupakan proses demokrasi yang paling bawah, dimana disebutkan bahwa suatu sistem politik dianggap demokratis apabila para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dari sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan berkala. Para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suaranya, tetapi hal ini mulai teracuni dengan perilaku negatif dari sekelompok masyarakat yang berusaha mempengaruhi hasil suara masyarakat. Hasil perolehan suara yang ada merupakan hasil pertaruhan dan permainan money politics. Lalu, bagaimana dengan pemilih Pilkades di desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah? Di tengah berbagai kesenjangan dan beban berat kehidupan, apakah perilaku pemilih makin rasionalpragmatis, psikologi ataukah masih setia dengan sentiment etnis? Riset yang serius tampaknya diperlukan untuk mendapat jawaban konkret. Pemilihan Kepala Desa merupakan pesta yang dilaksanakan masyarakat tingkat desa dengan harapan akan melahirkan seorang pemimpin yang akan memimpin mereka. Bukan hasil dari sebuah pertaruhan dari beberapa pihak oknum yang dengan sengaja berani mengeluarkan beberapa uang untuk mempengaruhi suara masyarakat. Perjudian atau totoan masih sering terjadi di pemilihan kepala desa, biasanya bandar judi juga melakukan beberapa strategi

6 untuk mempengaruhi hasil pemilihan. Karena secara tidak langsung praktik perjudian atau pertaruhan dalam penentuan siapa yang akan menang dalam Pemilihan Kepala Desa ini sangat mempengaruhi suara masyarakat, dimana biasanya masyarakat di beri beberapa sumbangan atau bantuan dengan embelembel bahwa itu pemberian dari salah satu calon tertentu. Dengan demikian biasanya masyarakat yang merasa menerima akan secara spontan akan mempunyai ikatan batin dengan sang calon. Atau dengan kata lain bahwa dengan demikian akan terjadi ikan batin antara keduannya dan secara otomatis masyarakat akan memilih calon tersebut. Selain ikut dalam aktivitas pada pelaksanaan Pilkades, menjadi partisipan dalam pelaksanaan Pilkades dan menjadi pengamat dalam pelaksanaan Pilkades, ada juga masyarakat yang apathis terhadap pelaksanaan Pilkades, masyarakat yang benar-benar tidak peduli tentang pelaksanaan Pilkades baik dari tahap pencalonan sampai pada tahap pelaksanaan Pilkades, bahkan tidak memilih salah satu calon kades dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Bumi Kencana. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa Pemilihan Kepala Desa Bumi Kencana yang berlangsung hari Senin, 24 Juni 2013. Pada hari itu, 3.642 jiwa dari 4.300 jiwa daftar pemilih tetap (DPT) masyarakat Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah berpartisipasi memberikan suaranya pada Pilkades, karena mereka memiliki harapan yang tinggi di pundak calon yang siap menjadi pemimpin desa Bumi Kencana. Sedangkan calon yang ditetapkan berhak dipilih oleh masyarakat adalah tiga (3) calon yaitu:

7 Sdr. Mulyono (Calon nomor urut 1), Sdr. Sudarno (Calon nomor urut 2), dan Sdr. Supriono (Calon nomor urut 3). Berikut gambaran data Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan hasil pemungutan suara yang ditetapkan oleh panitia pemilihan kepala kampung Bumi Kencana yang penulis sajikan dalam bentuk tabel. Tabel 1.1 Rekapitulasi Daftar Mata Pilih Tetap Dusun RT Laki-laki Perempuan Jumlah Bumimas 1 01 A 51 48 99 01 B 83 79 162 01 C 52 53 105 02 A 69 65 134 02 B 57 46 103 03 49 59 108 04 47 48 95 Bumimas 2 05 A 82 74 156 05 B 50 75 125 06 63 63 126 Bangun Rejo 07 A 34 40 74 07 B 60 68 128 08 A 45 49 94 08 B 46 39 85 09 A 50 45 95 09 B 39 43 82 10 A 40 38 78 10 B 59 46 105 11 43 39 82 Rokal 12 A 50 48 98 12 B 50 46 96 13 A 56 48 104 13 B 42 47 89 13 C 41 44 85 YPP 14 A 35 35 70 14 B 46 54 100 15 A 39 42 81 15 B 48 48 96 16 65 60 125 17 A 71 58 129 17 B 51 54 105 Bumi Harjo 18 84 84 168 19 A 60 60 120

8 19 B 64 69 133 Bumi Mulyo 20 A 58 48 116 20 B 59 64 123 21 A 42 46 88 21 B 56 52 108 22 A 75 61 136 22 B 52 52 104 Jumlah 2163 2137 4300 Tabel 1.2 Hasil Pemungutan dan Penghitungan Suara A B C PEMUNGUTAN SUARA Waktu Pemungutan Suara Pukul 08.00 s/d 14.00 WIB DATA PEMILIH Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 4.300 Jumlah Daftar Pemilih Tambahan 169 Jumlah Pemilih Yang Hadir 3.642 Jumlah Pemilih Yang Tidak Hadir 827 Jumlah Suara Sah 3.616 Jumlah Suara Tidak Sah 26 Jumlah Kartu Hilang/Rusak 0 HASIL PEMUNGUTAN SUARA Sdr. MULYONO / Nomor Urut 1 595 Sdr. SUDARNO / Nomor Urut 2 1.249 Sdr. SUPRIONO / Nomor Urut 3 1.772 Desa Bumi Kencana merupakan desa kelahiran bagi peneliti, ini merupakan salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian didesa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung. Secara kultur, peneliti sudah sangat memahami karakteristik dan adat istiadat dilingkungan desa ini, maka dengan penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui perkembangan karakter masyarakat dengan pendekatan perilaku pemilih pada saat pemilihan kepala desa ini. Para kandidat ketiga calon merupakan para kepala dusun dan pamong desa, mereka juga merupakan tokoh masyarakat yang juga disegani masyarakat.

9 Fenomena politik di atas merupakan bentuk dari pola pemberian suara masyarakat dalam sebuah pemilihan. Selanjutnya pola pemberian suara ini dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan perilaku lebih tepatnya perilaku pemilih. Perilaku pemilih sendiri menurut Ramlan Surbakti (2010 : 186-187) ialah:. keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum yang merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Kalau memutuskan memilih, apakah memilih partai atau kandidat X ataukah partai atau kandidat Y. Secara umum perilaku pemilih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diuraikan dari tiga pendekatan yaitu, pendekatan sosiologis, psikologis dan pilihan rasional. Ketiga faktor tersebut menurut ilmuan politik cukup memberikan pengaruh kepada pemilih dalam menjatuhkan pilihannya, namun faktor mana yang paling dominan mempengaruhi perilaku pemilih dalam sebuah Pemilu masih menjadi perdebatan. Karena dalam praktiknya masih banyak pesta demokrasi yang tidak diwarnai dengan keadilan dan kejujuran. Contohnya menggunakan tekanan dan money politic. Politik uang dianggap sebagai suatu praktik yang menciderai demokrasi, di mana masyarakat sebagai pelaku utama demokrasi harus benar-benar berkedudukan merdeka; yaitu orang yang berhak menentukan pilihannya secara bebas termasuk dalam memilih wakil/pemimpinnya. Dengan adanya money politic maka kebebasan yang menjadi ruh dan tujuan utama demokrasi menjadi terancam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mencari tahu Perilaku pemilih dalam pemilihan kepala desa di desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.

10 B. Rumusan Masalah Dari berbagai permasalahan di atas, maka masalah yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana perilaku pemilih dalam Pilkades di desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah?. C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prilaku pemilih dalam Pilkades di desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah, khususnya menjelang pemilu yang akan dilaksanakan di Negeri ini. D. Manfaat Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi peneliti maupun masyarakat luas. Oleh sebab itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi institusi penelitian ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan dan karya ilmiah khususnya mengenai perilaku pemilih. 2. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagistudi mengenai perilaku pemilih secara khususnya dan bagi perkembangan ilmu politik secara umum. 3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi sarana pendidikan politik dan menjadi referensi dalam memberikan pilihan pada Pilkades.