6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Picture and Picture Pada model pembelajaran picture and picture ini memiliki cirri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya siswa dalam setiap proses pembelajaran. Menurut Hamdani (2010:89) Picture and Picture adalah suatu model dengan menggunakan media gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urut logis. Menurut Supriyono (2009:43) bahwa pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Picture and Picture ini berupa gambar yang belum di susun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa. Dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis, sehingga siswa sendiri dapat menemukan konsep materi sendiri dengan cara mengamati gambar. 2.1.1.1. Hakikat Model Picture and Picture Teknik model Picture and Picture pada tahun 2002. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Picture and Picture adalah gambar-gambar. Gambar-gambar tersebut yang tersusun secara acak dan nantinya di susun oleh siswa agar dapat tersusun berurutan.
7 2.1.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Picture and Picture Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan maupun kekurangan, menurut Istarani (2011:8), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture adalah : a. Kelebihan Model Picture and Picture 1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. 3. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa di suruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. 4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. 5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. b. Kekurangan Model Picture and Picture 1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas sesuai dengan pelajaran. 2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. 3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran. 4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. 2.1.1.3. Langkah Pembelajaran Model Picture and Picture Adapun langkah-langkah pembelajaran Picture and Picture menurut Istarani (2011:7): 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
8 2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. 3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). 4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. 5. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. 6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Guru menyampaikan kesimpulan. Sedangkan menurut Hamdani (2010) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran picture and picture, sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Pada langkah ini guru diharapkan mampu menyampaikan apa yang menjadi kompetensi dasar mata pelajaran yag bersangkutan. Dengan demikia siswa mampu mengukur sampai sejauh mana materi yang harus dikuasai. Selain itu guru juga menyamoaikan indikatorindikator ketercapaian kompetensi dasar, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat di capai oleh peserta didik. 3. Menyajikan materi sebagai pengantar Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi sehingga akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 4. Guru menunjuk atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan. Dengan gambar tersebut siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
9 5. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Dalam langkah ini guru harus melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kurang efektif dan siswa merasa hal itu adalah hukuman. Salah satu caraya yaitu dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang sudah diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk mengurutkan. 6. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menentukan tuntutan kompetensi dasar dengan indikator yang akan dicapai. Usaha agar proses diskusi berlajan dengan tertib dan terkendali. Jadi guru harus mampu mengandalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya dengan memberikan sedikit penjelasan. 7. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini, guru harus memberikan penekanan-penekanan dalam hal dicapainya dengan meminta siswa lain untuk mengulangi menuliskan atau bentuklain denga tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. 8. Kesimpulan dan rangkuman Kesimpulan dan rangkuman bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Dari beberapa pendapat diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran picture and picture sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan pembelajaran
10 3) Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi 4) Guru menunjukka siswa, dapat dengan cara bergilir maupun undian. 5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam mengurutkan gambar. 6) Setelah mengetahui alasan tersebut guru mulai menanamkan materi maupun konsep yang akan dicapai. 7) Kemudian siswa dibantu oleh guru secara bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini. 2.1.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pencapaian tujuan IPA dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dimiliki ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasae ini merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bereja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru Secara rinci SK dan KD unyutk mata pelajaran IPA yang ditunjukkan bagi siswa kelas V disajikan melalui tael 2.1. berikut ini. Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. 6.1 Mendeskripsikan sifatsifat cahaya. 2.1.3. Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne dalam Uno (2007:137) mengatakan hasil belajar merupakan lapasitas terukur dari
11 perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atauvariabel bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu. Degeng dalam Uno (2007:139) mengemukakan hasil belajar biasanya mengikuti pembelajaran tertentu yang harus dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan. Sedangkan Anni (2007:5) mengemukakan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Benjamin S. Bloom dalam Anni (2007:7) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu: kognitif, efektif dan psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan dan mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dapat ditunjukkan siswa setelah melakukan kegiatan memproses masukan yang diterima dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
12 2.2. Penelitian yang Relevan Penelitian oleh Erlina Berlina (2015) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Cara-Cara Makhluk Hidup Beradaptasi Dengan Lingkungannya di Kelas V SDN Toblong 2 Majalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Ini menunjukkan dari peningkatan minat belajar siswa pada setiap siklusnya, jika dibandingkan dengan tes awal siswa yang rata-rata nilainya 59.50. Setelah ditetapkan model pembelajaran picture and picture, nilai rata-rata siswa meningkat dari 67,88 pada siklus I, menjadi 75,13 pada siklus II. Selain itu, juga tampak dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari siklus pertama hingga kedua. Penelitian oleh Dewi Diansari (2011) dengan judul Penerapan Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Gampingan 01 Pagak menyimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan pembelajaran aktivitas dan hasil belajar pada siswa. Pada siklus I diperoleh rata-rata 54,65% meningkat menjadi 75,08% Siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 69,65% dan pada siklus II meningkat menjadi 85,08% pada siklus II. 2.3. Kerangka Berfikir Dalam pembelajarn IPA salah satu yang harus diperhatikan oleh guru saat mengajarkan suatu materi adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, karena siswa memiliki karakteristik antara yang siswa satu dengan siswa lainya berbeda-beda. Sehubungan dengan ini, penulis merasa perlu diterapkannya model pembelajaran Picture and Picture yaitu dengan berbantuan gambargambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Hal tersebut dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari, karena
13 anak terjun langsung untuk mengurutkan gambar ataupun menyusun gambar yang di susun secara acak menjadi susunan yang runtut dan tepat. Kondisi Awal Pembelajaran masih konvensional Siswa kurang berhasil, KKM < 65 Tindakan Menggunakan metode Picture and Picture Siklus I Menggunakan metode picture and picture dalam pembelajaran IPA Kondisi Akhir Minat Belajar Meningkat Siklus II Menggunakan metode picture and picture membuat minat belajar siswa meningkat Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir 2.4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan dengan teori yang sudah dijelaskan di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini, pembelajaran dengan menggunakan Picture and Picture dapat meningkakan minat belajar pada mapel IPA pada kelas 5 SD Negeri 02 Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.