BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki nilai yang strategi dan urgen dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta,2004, hlm Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. peran di lingkungannya secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHLUAN. Pembelajaran Fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang bekesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain dari suatu totalitas fungsional yang tearah pada suatu tujuan. Setiap subsistem yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan. Tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan itu berdasarkan pancasila dan UUD 1945.pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan kontekstual.dalam UUD 1945 Bab XIII, pasal 31 disebutkan bahwa (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. 1 Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks sosio budaya. 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalaminteraksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, TT) Hal 19-20

2 Sekolah mempunyai peranan yang besar dalam pembinaan anak didik, karena disinilah anak didik senantiasa mendapat pembinaan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung dari guru, yaitu dengan memberikan contoh-contoh akhlak mulia untuk diteladaninya, sehingga mereka dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Dalam pendidikan modern dewasa ini, tiap-tiap siswa datang kesekolah membawa kepribadiannya sendiri setelah menerima berbagai macam pengaruh yang berasal dari rumah, lingkungan dan sebagainya. 2 Dengan demikian, perangkat pendidikan dan pengajaran sebagai pemberi arahan yang jelas terhadap kegiatan pendidikan dan pengajaran harus dipersiapkan untuk membantu pencapaian tujuan tersebut. Merupakan suatu cita, anak didik macam apa yang harus dibentuk melalui lembaga pendidikan persekolahan. Al- Isra ayat 84 Ayat diatas menekankan, bahwa setiap orang yang melakukan suatu perbuatan, mereka akan melakukan sesuai dengan keadaannya (termasuk di dalamnya keadaan alam sekitar) masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa dalam melakukn sesuatu perbuatan memerlukan teknik/strategi agar hal yanh dimaksud dapat tercapai. 3 Nabi selalu memberikan contoh tauladan atau menjadikan dirinya sebagai model dalam menda wahkan seruan Allah. Sebagai contoh: sewaktu meletakkan Hajar aswad ketika membangun kembali Ka bah, disaat Nabi mendirikan mesjid 2 Samuel socitie, Psikologi Pendidikan Mengutamakan segi-segi Perkembangan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1892), Hal. 26 3 Abdurrahman, saleh Abdullah, Teoori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-quran, Penerjemah, M. Arifin, Zainuddin, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), Hal. 62

3 Quba di luar Madinah, atau sewaktu membuat parit pertahanan dalam perang Tabuk, Nabi selalu memimpin langsung dan ikut serta bekerja dengan para sahabat. Melalui suri tauladan atau model-model perbuatan dan tindakan yang baik oleh seorang pendidik, maka guru agama akan dapat menumbuh-kembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik. Bilamana sebaliknya, apa yang akan dilihat dan didengar oleh siswa atau anak didik bertolak belakang dengan kenyataan, maka hasil pendidikan tidak akan tercapai dengan baik dan dapat melumpuhkan daya didik seorang guru. 4 Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan berproses didalamnya. Komponen inti yakni manusiawi, guru dan anak didik melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan berlandaskan interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas yang perlu diperhatikan oleh guru adalah perbedaan anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tinjauan pada ketiga aspek ini akan membantu dalam menentukan pengelompokan anak didik dikelas. Interaksi edukatif yang akan terjadi juga akan dipengaruhi oleh cara guru memahami perbedaan indivudual anak didik ini. Interaksinya yang biasanya terjadi didalam kelas adalah interaksi antara guru dengan anak didik dan interaksi anak didik dengan anak didik ketika Hal 116 4 Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),

4 pelajaran berlangsung. Disini tentu saja aktivitas optimal belajar anak didik sangat menentukan kualitas interaksi yang terjadi didalam kelas. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar apapun bentuknya sangat ditentukan dari baik tidaknya program pengajaran yang telah direncanakan dan akan mempengaruhi tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 5 Agama Islam sangat mementingkan pendidikan kebiasaan, dengan pembiasaan itulah diharapkan peserta didik mengamalkan ajaran agamanya secara berkelanjutan. Beberapa metode dapat diaplikasikan dalam pembiasaan ini. Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih dan digunakan dalam pendekatan pembiasaan antara lain: metode Latihan (Drill), Metode Pemberian Tugas, Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen. Dalam proses belajar-mengajar, motivasi menjadi menjadi aspek penting yang mesti dilakuakan oleh guru. Tidak semua siswa dalam suatu kelas mempunyai motivasi yang kuat untuk mengikuti jam pelajaran. Ada siswa yang terpaksa masuk kelas karena takut pada gurunya, takut dimarahi orangtuanya, dan ada juga siswa yang masuk kelas karena dorongan dalam dirinya untuk memahami pelajaran. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 6 5 Syaiful Bahri Djamarah. Op.cit, Hal 16 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Gurru dan Dosen serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), Hal 6

5 Guru adalah salah satu komponem manusiawi dalam proses belajarmengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. 7 Jadi guru adalah seseorang yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar baik itu lingkup formal maupun informal, sebab dengan perannya dalam pembelajaran diharapkan memberi dampak positif kepada siswa hingga nantinya siswa akan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan siap bersaing ditengah masyarakat. Anak didik adalah setiap oraang yang menerimadari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Anak didk bukan binatang, tetapi ia adalah manusia yang memiliki akal. Anak didik adalah unsur manusiawi yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Dalam perspektif pedagogis. Dalam arti ini anak didik adalah sejenis makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam arti ini anak didik disebut sejenis makhluk homo educandum. Pendidikan merupakan suatu keharusan yang diberikan kepada anak didik. Anak didik sebagai manusiayang berpotensi perlu dibina dan dibimbing dengan perantaraan guru. 8 Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. 7 Sadirmaan. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) Hal 125 8 Syaiful Bahri Djamarah. Op.cit, Hal 40

6 Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Metode secara harfiah adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran. Metode digunakan untuk meralisasikan strategi yang telah diterapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Dengan kata lain metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Strategi pembelajaran ini seperti halnya example non-example didasarkan atas contoh. Namun, contoh pada metode ini lebih ditekankan pada gambar. Berikut ini adalah langkah-langkah model pembelajaran ini. 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gamabr-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7 7. Kesimpulan/rangkuman. 9 Strategi pembelajaran picture and picture merupakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Gambar yang baik digunakan dalam ppembelajaran adalah gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi. a. Harus otentik b. Sederhana c. Bagus, dari sudut seni Demikian pula dengan seorang guru fikih, guru tersebut harus memilih model, metode atau staregi yang sesuai dan tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari fikih, karena merupakan salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar siswa yang dilaksanakan guru. Dengan memperhatikan hal tersebut, siswa akan bersemangat untuk mengikuti pelajaran fikih secara berkelanjutan dan dapat meningkatkan hasil belajar serta pemahaman mereka. Adapun fikh, secara etimologi berarti pemahaman yang mendalam dan membutuhkan pengarahan potensi akal. Adapun pengertian fikih secara terminologi, pada mulanya diartikan sebagai pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu ah). 10 9 Zainal Aqib. Model-model media, dan strategi pembelajaran kontekstual (inovatif), (Bandung: Yrama Widya, 2014) Hal. 18 10 Rahmat Syafe i. Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pusraka setia, 2007), Hal. 18-19

8 Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Mata pelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT., berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari uraian di atas bahwa mata pelajaran fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran bermuatan pendidikan agama Islam dalam segi hukum Syara dan membimbing peserta didik agar memiliki keyakinan dan mengetahui hukum-hukum dalam Islam dengan benar serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakanya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran fikih di Madrasah Ibtidaiyah pada kelas 1 tidak terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang mengacu pada standar kompetensi sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran fikih. Yang mepelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaanya dalam kehidupannya sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Senada dengan ungkapan di atas bahwa siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Teluk Tiram Banjarmasin, melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi yang bervariasi. Proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru telah berjalan dengan baik, Misalnya pada mata pelajaran

9 fikih guru menggunakan strategi picture and picture pada metode ini guru menekankan pada gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa agar menjadi aktif belajar, namun masih belum sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Ada beberapa aspek yang belum dilaksanakan secara optimal seperti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, alokasi waktu tidak sesuai dengan yang direncanakan, beberapa siswa tidak ikut serta dalam pelaksanaan pembelajaran, dan tidak memberikan PR sebagai pengayaan siswa dirumah. Penggunaan media dalam pembelajaran yang guru gunakan berupa media grafis jenis gambar/foto anamasi yang dicetak. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan karena itu anak yang paling depan yang lebih sempurna mengamati gambar/foto tersebut sedangkan anak yang dibelakang meniru teman yang ada didepan. Membuat beberapa siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan gambar/foto yang guru gunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian strategi picture and picture membantu guru dalam menyampaikan materi, maka untuk melihat lebih jauh serta mengetahui secara mendalam seperti apa pelaksanaan strategi picture and picture pada mata pelajaran fiqih di MI Darul Ulum Teluk Tiram Banjarmasin. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian lebih jauh dan lebih mendalam yang akan tersusun dalam sebuah skripsi dengan judul PELAKSANAAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI DARUL ULUM TELUK TIRAM BANJARMASIN.

10 B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan Strategi Picture and Picture pada Mata Pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Teluk Tiram Banjarmasin pada Kelas 1? C. Difinisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan dan batasan istilah judul penelitian, yaitu: 1. Pelaksanaan artinya proses, cara, perbuatan melaksanakan. 11 Pelaksanaan yang penulis maksudkan disini adalah cara cara yang dilakukan atau kegiatan guru dalam melaksanakan stategi pembelajaran Picture and picture 2. Strategi picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi diurutkan menjadi urutan yang logis. 3. Pembelajaran fikih artinya proses yang diselenggarakan oleh guru mata pelajaran fikih untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. 12 Pembelajaran dalam bahasa inggris disebut Learning yaitu suatu kegiatan untuk memperolehpengetahuan atau pemahaman atau keterampilan melalui studi, pengajaran dan pengalaman. 13 11 Depertemen pendidikan dan kebudayaan RI, kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Bakhti Pustaka, 2005), Hal. 627 12 Dimyanti dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Hal.157 13 Komaruddin. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiyah, (Jakarta: Bumu Aksara, 2000) Hal. 179

11 D. Tujuan penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan strategi picture and picture pada mata pelajaran fikih di MI Darul Ulum Teluk Tiram Banjarmasin E. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Untuk guru diharapkan untuk selalu menambah pengetahuannya khususnya dalam pelaksanaan strategi-stratgi lain dan penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran di kelas. 2. Untuk siswa diharapkan mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pelajar, seperti mengerjakan tugas dan tidak bermain selama jam pelajaran dan diharapkan siswa belajar dan berlatih di rumah untuk meningkatkan kemampuannya dalam membaca dan menulis permulaan. 3. Untuk pihak madrasah diharapkan mampu menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah, seperti menyediakan buku bacaan menarik bagi siswa untuk proses membaca dan menulis permulaan dan lingkungan madrasah yang menyenangkan untuk proses pembelajaran siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mampu memperoleh hasil optimal dari proses pembelajaran yang berlangsung. 4. Untuk peneliti diharapkan dapat belajar dari pengalaman penelitian ini mengenai peran seorang guru kepada siswanya dalam menangani kesulitan siswa selama proses pembelajaran hingga mampu menerapkannya dikemudian hari.

12 F. Alasan Memilih Judul Ada beberapa hal yang penulis pertimbangkan dalam penulisan judul ini yaitu: 1. Karena pada saat ini seorang guru harus memiliki profesionalisme agar dapat mencapai tingkat keberhasilan yang ingin dicapai. 2. Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang pelaksanaan Strategi Picture and Picture pada mata pelajaran fikih di Madrasah Ibtidaiyah pada kelas 1 3. Untuk menambah wawasan dan informasi baru tentang pelaksanaan Strategi Picture and Picture pada mata pelajaran fikih di Madrasah Ibtidaiyah pada kelas 1, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca G. Sistematikan Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan kerangka konsep dari masalah yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, Difinisi Operasional, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, Alasan memilih judul, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang pengertian strategi picture and picture, langkah-langkah strategi picture and picture, kelebihan dan kekurangan strategi picture and picture, KI/KD pokok materi fikih madrasah ibtidaiyah,

13 tujuan pembelajaran fikih di madrasah ibtidaiyah, peran guru dalam proses pembelajaran. Bab III Memuat Metode Penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta prosuder penelitian. Bab IV Laporan Hasil Penelitian memuat gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data Bab V penutup merupakan bab akhir yang berisis simpulan dan saran