PEMODELAN KEDEPAN GEOLISTRIK RESISTIVITAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (KASUS 2D: MODEL LAPISAN YANG HOMOGEN)

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PEMODELAN TOMOGRAFI CROSS-HOLE METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS (Bentuk Anomali Silindris)

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

INVERSI GEOFISIKA (geophysical inversion) Dr. Hendra Grandis

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN :

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Koordinat Titik Pengukuran Audio Magnetotellurik (AMT)

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

INVERSI 1-D PADA DATA MAGNETOTELLURIK DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN METODE OCCAM DAN SIMULATED ANNEALING

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

ANALISA RESISTIVITAS BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER DAR ZARROUK DAN KONSEP ANISOTROPI

Unnes Physics Journal

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE- DIPOLE UNTUK MENDETEKSI MINERAL MANGAN (PHYSICAL MODELING)

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan Limbah (Penelitian Model Fisik di Laboratorium)

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Estimasi Arah Strike menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Persegi

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi

PENYELIDIKAN POLA SEBARAN LIMBAH KARET BAWAH PERMUKAAN TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI AREA MANIFESTASI PANAS BUMI KALIULO, GUNUNG UNGARAN

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Pemodelan Fisis Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Fosfat dalam Batuan Gamping

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

Unnes Physics Journal

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

STUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Inversi Resistivitas 3-D Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Adjoint State

APLIKASI KONFIGURASI WENNER DALAM MENGANALISIS JENIS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

Bab II Metoda Geolistrik Tahanan Jenis 2D

STUDI EFEK STATIK PADA DATA MAGNETOTELLURIK (MT) MENGGUNAKAN PEMODELAN INVERSI 2-D

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

Meidanta Madwiratna Universitas Negeri Malang

Pemodelan Sebaran Air Asam Tambang Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner Alpha Arya Pratama Putra 1

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNP, dan ABSTRACT

CURVE MATCHING. Moe2KiyoKidi

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Transkripsi:

DOI: doi.org/1.219/352414 PEMODELAN KEDEPAN GEOLISTRIK RESISTIVITAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (KASUS 2D: MODEL LAPISAN YANG HOMOGEN) Fitria Dwi Andriani a), Elza Anisa Suwandi b), Hafshah Suria Dhani, Firmansyah, Selly Feranie Departemen Fisika FPMIPA Universitas Pendididkan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No 299, Bandung 4154 Email: a) fdwiandriani@gmail.com, b) elzaanisas@gmail.com Abstrak Dalam eksplorasi geofisika, pemodelan merupakan suatu cara untuk menafsirkan distribusi respon bumi yang terukur dari suatu kondisi geologi bawah permukaan tertentu. Telah dilakukan pemodelan kedepan (forward modelling) geolistrik resistivitas untuk kasus 2D dengan menerapkan metode beda hingga (finite difference method) menggunakan software Matlab untuk menyelesaikan suatu persamaan differensial sistem, dalam kasus ini yaitu persamaan Poisson. Penyelesaian solusi persamaan differensial tersebut dilakukan dengan mendiskritisasi persamaan menggunakan central finite difference yang didekati dengan ekspansi deret taylor sehingga menghasilkan suatu persamaan linier Ax = B, dimana A adalah sparse matrix, x adalah potensial listrik disetiap titik (grid), dan B adalah vektor matriks arus listrik. Model lapisan yang digunakan pada penelitian ini adalah lapisan homogen yang berukuran 2x2 grid. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa respon model (nilai resistivitas) di permukaan sangat bergantung pada syarat batas yang digunakan dan juga sensitif terhadap perubahan jarak spasi elektroda (dalam kasus ini menggunakan Konfigurasi Wenner). Program ini mampu memberikan hasil yang mendekati dengan nilai model awal ketika pengukuran yang dilakukan di permukaan tidak mendekati kedua sisi tepi model grid dan jarak spasi elektroda dalam rentang 1 sampai 3 piksel (grid). Kata-kata Kunci: metode beda hingga, model homogen, pemodelan kedepan resistivias 2-D, persamaan poisson Abstract In exploration geophysics, modeling is a way to interpreting the distribution of the earth response of a subsurface geological conditions specific. Resistivity geoelectric forward modeling for 2D case has been done by applying the finite difference method using Matlab software to solve a differential equations system, in this case it is Poisson equation. The solution of differential equations is done by discretization it using central finite difference approximated by taylor series expansion resulting a linear equations Ax = B, where A is a sparse matrix, x is the electric potential at each grid, and B is the electric current matrix vector. Layer model used in this study is a 2x2 grid homogeneous layer. Calculation results show that the model response (resistivity value) on the surface is dependent on the boundary conditions and sensitive to electrode spacing changes (in this case using the Configuration Wenner). This program is able to provide results approaching the initial model values when surface measurements do not approach both the edge of the grid model side and electrode spacing in the range of 1 to 3 pixels (grid). Keywords: finite difference method, homogen modelling, resistivity forward modelling 2D. 1. Pendahuluan Dalam geofisika, pengukuran data di permukaan bumi dilakukan untuk memperkirakan kondisi bawah permukaan. Data pengamatan merupakan respon dari struktur atau formasi geologi bawah permukaan [2]. Selanjutnya, interpretasi data geofisika perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi respon fisis bawah permukan (misalnya: distribusi nilai resistivitas). Pengukuran data di permukaan bumi umumnya dilakukan menggunakan geolistrik. Salah satu metoda geolistrik yang sesuai yaitu metode geolistrik resistivitas. Data resistivitas yang diperoleh dari pengukuran merupakan data resistivitas semu. Data resistivitas semu umumnya ditampilkan sebagai peta kontur berwarna dan diinterpretasi secara kualitatif. Namun, karena struktur geologi bawah permukaan bersifat nonhomogen, maka diperlukannya solusi analitik untuk merubah resistivitas semu menjadi resistivitas SNF216-EPA-73

sebenarnya [4]. Akan tetapi, solusi analitik untuk struktur geologi yang kompleks sangat sulit diperoleh sehingga diperlukannya perhitungan secara numerik. Telah dilakukan beberapa teknik pemodelan kedepan data resistivitas dalam 2-D dan 3-D secara numerik oleh peneliti sebelumnya adalah finite difference method [1,4,5] dan finite element method [7,8]. Pemodelan kedepan menyatakan proses perhitungan data yang secara teoritis akan teramati di permukaan bumi jika diketahui harga parameter model bawah-permukaan tertentu.[2] Dalam penelitian ini, secara keseluruhan merupakan variasi dari penelitian sebelumnya, dimana penelitian ini bersifat sebagai pembelajaran untuk mengetahui bagaimana proses pemodelan kedepan 2-D lapisan homogen menggunakan metode beda hingga. Metode tersebut digunakan untuk menentukan parameter yang mempengaruhi perbedaan parameter model awal dengan parameter respon model. Hasil resistivitas model dapat digunakan sebagai gambaran awal untuk disesuaikan dengan respon resistivitas model. Agar mendapat hasil yang tepat, kita harus mengurangi error dari hasil respon resistivitas model dengan memvariasikan spasi elektroda menjadi lebih kecil dan posisi elektroda tidak berada pada kedua sisi tepi model grid (menghindari efek syarat batas). 2. Persamaan Geolistrik Resistivitas Salah satu metoda geofisika yang umum dan mudah digunakan adalah metoda geolistrik resistivitas/tahanan jenis. Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan dengan memanfaatkan sifat aliran listrik di dalam permukaan. Beberapa jenis konfigurasi elektroda yang biasa digunakan dalam metode geolistrik, diantaranya adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi dipoldipol. Pada pemodelan yang dilakukan, konfigurasi elektroda yang digunakan adalah Konfigurasi Wenner, dimana resistivitas semu untuk konfigurasi wenner adalah[3,6]: ρ a = 2πa V I Gambar 1. Konfigurasi Wenner (1) V yang digunakan, merupakan beda potensial yang terukur, dan I merupakan kuat arus listrik yang diinjeksikan. Hubungan rapat arus dengan Medan listrik berdasarkan hukum Ohm dapat dituliskan sebagai: J = σe (2) dengan σ merupakan konduktivitas dan medan listrik stasioner dapat dituliskan sebagai gradien dari potensial listrik V: E = V (3) sehingga untuk memperoleh potensial listrik maka, diasumsikan pengukuran geolistrik resistivitas di permukaan bumi berlaku konservasi muatan, maka diperoleh persamaan kontinuitas: J = Q (4) Q merupakan sumber arus yang didefinisikan hanya terdapat pada lokasi injeksi saja Q I (x x )(y y )(z z ). s s s Dengan mensubstitusi persamaan 2 dan persamaan 3 dengan mengasumsikan tidak ada perubahan konduktivitas diarah y maka diperoleh persamaan 4 menjadi:. (σ(x, z) V) = Iδ(x x s )(y y s )(z z s ) (5) Dengan menggunakan hubungan vektor[3]: σ V = 1 [ σ(x, 2 z) 2 V + 2 (σv) V 2 σ] (6) Sehingga diperoleh persamaan diferensial geolistrik menjadi [3]: σ(x, z) 2 V(x, y, z) + 2 (σ(x, z)v(x, y, z)) V(x, y, z) 2 σ(x, z) = 2Iδ(x s )δ(y s )δ(z s ) (7) Persamaan 7 merupakan persmaan diferensial potensial listrik untuk kasus secara umum biayasanya merupakan kasus 3D. Dengan menggunakan Transformasi Forier, persamaan kasus 3-D dapat diubah menjadi 2-D dengan mengansumsikan bahwa potensial ke arah y adalah konstan, sehingga untuk kasus 2-D, bentuk persamaan 7 menjadi [3]: σ ( 2 V x 2 + 2 V σ V z2) + x z + k y 2 σ(x, z) = I 2 δ(x x s )(z z s ) (8) dimana k merupakan bilangan gelombang spasial y dalam arah sumbu-y, I merupakan arus listrik, dan (x x )(z z ) adalah posisi elektroda yang s s menginjeksi arus listrik. Persamaan 8 merupakan persamaan diferensial potensial listrik untuk kasus 2D. Untuk kasus homogen tidak ada perubahan potensial sehingga Persamaan diferensial ini merupakan persamaan diferesnial poison yaitu: 2 V (9) Untuk memperoleh nilai potensial yang akurat maka dilakukan pendiskritisasian pada persamaan 8 [1]. Pada gambar 2 menunjukan struktur 2-D grid dengan jarak antar grid berbeda. Dengan a merupakan resistivitas semu, 2πa merupakan faktor geometri dari konfigurasi elektroda SNF216-EPA-74

C1 i,k V i 1,k + C2V i+1,k + C3 i,k V i,k 1 + C4 i,k V i,k+1 C i,k V i,k+1 = Q (15) dimana C1=kiri, C2=kanan, C3=atas, C4=bawah, dan C=di posisi grid yang sedang ditinjau. Dengan nilai masing-masing C adalah[1]: C1 i,k = 2σ i,k σ i,k x x i ; (16) x i 1 ( x i 1 + x i ) C2 i,k = 2σ i,k+ σ i,k x x i 1 ; (17) x i ( x i 1 + x i ) Gambar 2. Model grid berukuran 2 x 2 grid beserta nilai konduktivitas tiap sel. c Dimana i, j merupakan konduktivitas sel (tiap kotak) yang nantinya akan berkontribusi pada perhitungan konduktivitas masing-masing grid. Model grid berukuran 2 x 2. 3. Metode Penelitian 3.1 Metode Beda Hingga (finite difference method) Persamaan diferensial geolistrik yang terlah diperoleh dari persamaan 8, dapat diperoleh solusinya dengan menerapkan Metode Beda Hingga (Finite Diffrence Method). Metode ini mengubah persamaan diferensial potensial listrik menjadi persamaan linier yaitu: Ax = B (1) Dengan mengekspansi deret taylor: x(t + t) = x n 2 x(t) t 2 1 n! dengan n = sehingga, untuk beda maju dan beda mundur persamaan yang diperoleh yaitu; Beda maju = V x V V V x... 2 2 i i 1,k i,k i 2 x i,k 2 x i,k 2 2 i 1 i 1,k i,k i 1 2 x i,k 2 x i,k (11) Beda mundur = V x V V V x... (12) ungkapan turunan pertama dari potensial diperoleh dari selisih kedua persamaan diatas V (i,j) 1 = V x 2 x (i+ x,j) V (i x,j) (13) dan ungkapan turunan kedua dari potensial diperoleh dari penjumlahan kedua persamaan diatas: 2 V (i,j) x 2 = V (i+ x,j) V (i y,j) 2V (i,j) x 2 (14) dengan model grid berukuran 2 x 2 seperti yang terlihat pada Gambar 2 [1]. Hasil pendiskritisasian tersebut menghasilkan persamaan linier potensial tiap grid sebagai berikut: C3 i,k = 2σ i,k σ i,k z z i ; (18) z i 1 ( z i 1 + z i ) C4 i,k = 2σ i,k+ σ i,k z z i 1 ; (19) z i ( z i 1 + z i ) dan 4 C i,k = i=1 Cl i,k (2) Untuk kasus homogen dan jarak antar grid sama yaitu benilai 1 maka nilai setiap konstanta menjadi: C1 i,k = C2 i,k = C3 i,k = C4 i,k = σ i,k (21) Sehingga Persamaan diferensial geolistrik menjadi: σ[v (i+1,j) + V (i 1,j) + V (i,j+1) + V (i,j 1) 4V (i,j) ] = I (22) Persamaan tersebut merupakan bentuk lengkap dari persamaan 8 dengan Bentuk lengkap matriks koefisien A, vektor potensial x, dan vektor sumber B yaitu: V 1,1 V 1,2 V 1,3 V 1,4 x = V 1,5 V 1,6 V 1,7 [ V 2,2 ] B = I I dimana merupakan matriks 4 x 1 [ ] Matriks diatas merupakan contoh ketika menginjeksikan arus melalui elektroda di koordinat (1,3) dan (1,6). SNF216-EPA-75

Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF216 A= C 1,1 C2 1,1 C4 1,1 C1 1,2 C 1,2 C2 1,2 C4 1,2 C1 1,3 C 1,3 C2 1,3 C4 1,3.................................................................. C1 1,118 C 1,18 C2 1,18 C4 1,48 C1 1,19 C 1,19 C2 1,19 C4 1,49 C1 1,2 C 1,2 C4 1,5 C3 2,1 C 2,1 C2 2,1... C3 2,2 C1 2,2 C 2,2 C2 2,2...... C3 2,3 C1 2,3 C 2,3 C2 2,3............................................................... C3 2,18 C1 2,18 C 2,18 C2 2,18............... C3 2,19 C1 2,19 C 2,19 C2 2,19........................ C3 2,2 C1 2,2 C 2,2.................................................................................... C4 49,5..................... C 2,1 C2 2,1.................. C1 2,2 C 2,2 C2 2,2............... C1 2,3 C 2,3 C2 2,3.................................................................................... C1 2,18 C 2,18 C2 2,18............... C1 2,49 C 2,19 C2 2,19 C3 5,5 C1 2,2 C 2,2 SNF216-EPA-76 SNF216-EPA-76

Sehingga, solusi potensial ditiap grid dapat diperoleh dengan menggunakan operasi matriks biasa yaitu x 3.2.Model Lapisan 1 A B Model lapisan yang digunakan pada penelitian ini adalah lapisan yang homogen dan dua lapisan horizontal yang masing-masing berukuran 2 x 2 grid dan jarak antar grid sama yaitu 1 cm. Jenis pengukuran di permukaan menggunakan konfigurasi Wenner. Dengan variasi spasi elektroda dalam rentang 1 5 grid. Adapun diagram alir dari program ini adalah: matriks koefisien A singular (divided by zero). Namun, masih belum ditemukan elemen matriks yang menyebabkan singular. Akan tetapi, nilai resistivitas yang diperoleh 11,66 Ohm.m sudah cukup mendekati nilai data sintesis yaitu 1 Ohm.m. Perubahan posisi elektroda dengan jarak spasi tetap menghasilkan nilai resistivitas yang berbeda dan ketika spasi elektroda diperbesar menjadi 3 5 grid, nilai resistivitas akan semakin jauh (error semakin besar). Hal ini mungkin disebabkan karena metode numerik beda hingga menghitung beda nilai di tiap grid, sehingga ketika spasi elektroda diperbesar, maka resolusi/ akurasi perhitungan pun akan mengecil. Dan juga, ketika posisi elektroda berada di tepi grid, hasil yang diperoleh tidak mendekati, yang mungkin dampak dari syarat batas yang digunakan. 5. Kesimpulan Gambar 3. Diagram alir program 4. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa program memberikan hasil yang mendekati dengan nilai model awal ketika pengukuran yang dilakukan di permukaan tidak mendekati kedua sisi tepi model grid (menghindari efek syarat batas). Selain itu, diperoleh bahwa nilai residu akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya jarak spasi elektroda. Untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya, perlu dibuat model dengan jarak grid yang berbeda-beda dan juga, perlu mengkaji lebih banyak jurnal untuk proses membuat kontur distribusi resistivitas untuk model lapisan yang non-homogen dan terdapat anomali benda. Hasil perhitungan forward modeling untuk jenis lapisan homogen dengan input parameter tertentu seperti yang ditunjukkan pada gambar 3, diperoleh distribusi nilai resistivitas yang mendekati dengan resistivitas model awal. 6. Ucapan Terimakasih Terimakasih kepada dosen pembimbing Selly Feranie dan Firmansyah yang telah membantu dalam pembuatan artikel ini. 7. Daftar Pustaka Gambar 4. Hasil forward 2D untuk model lapisan homogen Seperti yang terlihat pada output gambar 4, perhitungan hanya dilakukan dikarenakan [1] Dey, A. dan Morrison, H.F. 1979. Resistivity modelling for arbitrarily shaped two-dimensional structures. Geophys. Prospect., 27, 16-136. [2] Grandis, H. 29. Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Intitut Teknologi Bandung: Bandung. [3] Kearey, P., Brooks, M., dan Hill, I. 22. SNF216-EPA-77

An Introduction to Geophysical Exploration 3 rd Ed. Blackwell Science Ltd : Cornwall. [4] Mcgillivray, P.R. 1992. PhD thesis. University of British Columbia : Canada, January 1992. [5] Spitzer, K. A 3-D finite-difference algorithm for DC resistivity modelling using conjugate gradient methods. Geophys. J. Int., 123, 93-914. [6] Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff, R.E. 199. Applied Geophysics 2 nd ed. Cambridge University Press: New York. SNF216-EPA-78