BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang. berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB II KAJIAN TEORI. pendapatan terhadap penjualan. Darsono dan Ashari (2005). Laba. Shim, mengatakan (1) margin laba bersih sama dengan laba

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini: 1. Setyorini, Maria M Minarsih, Andi Tri Haryono (2016).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan suatu jenis pasar dimana para investor melakukan kegiatan menjual atau membeli sekuritas atau surat-surat berharga. Menurut Widoatmodjo (2012:15). Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana dalam jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1). Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Menurut Ridwan, Inge Berlian, dan Dharma (2010:427). Pasar modal dalam istilah asing yang disebut capital market, pada hakikatnya ialah suatu kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Menurut Husnan (1996:5-6), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal adalah sebagai berikut : 1. Supply Sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. 2. Demand akan Sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk di gunakan membeli sekuritas-sekuritas yang di gunakan. 3. Kondisi Politik dan Ekonomi Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. 4. Masalah Hukum dan Peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Sehingga peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak di perlukan. 5. Peran Lembaga-Lembaga Pendukung Pasar Modal Lembaga-lembaga seperti BAPEPAM, bursa efek, angkutan public, underwriter, wali amanat, notaris, konsultan hukum, lembaga clearing, 7

8 dan lain lain perlu untuk berkerja dengan professional dan bisa diandalkan sehinngga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek bisa berlangsung dengan cepat, efisien dan dapat di percaya. 2.1.2 Saham 2.1.2.1 Pengertian Saham Saham pada dasarnya merupakan bukti penyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011). Saham (stock) didefinisikan sebagai berikut : Saham (stock) adalah sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menurut Sunariyah (2007). Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. 2.1.2.2 Harga Saham Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Martono (2007:13) didefinisikan sebagai berikut Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset. Sedangkan menurut Susanto (2002:12) yaitu Harga yang ditentukan secara lelang kontinu. Menurut (Widoatmojo, 2005) definisi Harga Saham dapat di bedakan menjadi tiga yaitu: a. Harga Nominal Harga nominal merupakan nilai yang tertera pada lembaran surat saham yang besarnya di tentukan dalam anggaran dasar perusahaan. Harga

9 nominal sebagian besar merupakan harga dugaan yang rendah, yang secara arbitrer di kenakan atas saham perusahaan. Hal ini berguna untuk menentukan harga harga saham biasa yang di keluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya di tetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut di catat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya di tetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. c. Harga Pasar Harga ini merupakan harga yang di tetapkan di bursa saham (stock exchange) bagi saham perusahaan publik, atau estimasi harga untuk perusahaan yang tidak memiliki saham. Dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan harga yang ditentukan di pasar modal bagi perusahaan yang terdaftar di BEI. Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. 2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya, bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internalnya antara lain laba perusahaan, pertumbuhan aktiva tahunan, likuiditas, nilai kekayaan total dan penjualan. Sementara itu, faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah dan dampaknya, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor dan sentimen pasar, penggabungan usaha (business combination). 2.1.3 Return On Equity (ROE) ROE ( Return On Equity ) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun

10 kecil,begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar.roe ( Return On Equity ) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225). Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Menurut Tandelilin( 2002:269), ROE (Return On Equity) mereflesikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang telah ditahan). ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham, dan juga bagi manajemen Karen arsio tersebut merupakan ukuran atau indicator penting dari shareholders value cration, artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Brigham, Enrhardt (2005:225), ROE ( Return On Equity ) mengukur daya perusahaan untuk menghasilkan laba pada investasi nilai buku pemegang saham.menurut Gibson ( 2001:294), Return On Equity measures the return to the common stockholders the residual owner. Pengembalian laba atas ekuitas yang terdiri dari saham biasa (Return On Common equity) merupakan alat ukur terhadap pengembalian laba kepada pemegang saham biasa. Rasio ini menggambarkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena berarti posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian juga sebaliknya. Seperti rasio keuangan tradisional pada umumnya ROE tidak mempertimbangkan unsure resiko dan jumlah modal yang diinvestasikan karena ROE hanya melihat sisi laba dan jumlah saham yang beredar. 2.1.4 Debt to Total Assets Ratio (DAR) Menurut Syamsuddin (2006:30) Debt to Total Assets Ratio (DAR) digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal

11 pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Debt to Total Assets Ratio (DAR) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Tingkat solvabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti perusahaan tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutanghutangnya. Rasio ini menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki rasio hutang yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya. Menurut Darsono (2005), dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahan yang didukung oleh hutang. Rasio Ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusaaan dalam mengatasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi Pembayaran bunga kepada kreditor. 2.1.5 Net Profit Margin (NPM) Menurut Lukman Syamsuddin (2001: 62), ratio ini merupakan ratio antara laba bersih (Net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan baik akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam dimana perusahaan itu berusaha.

12 Menurut Van Horne dan Wachowicz terjemahan Sutojo (1997:156) mengemukakan bahwa: Net profit margin secara umum digunakan untuk mengukur keuntungan berkenaan dengan peningkatan penjualan, pendapatan bersih dari 1 dollar penjualan. Jadi NPM adalah indikator seberapa besar laba bersih dari setiap rupiah pendapatan. Net profit margin yang tinggi tidak hanya sekedar menunjukan kekuatan bisnis tetapi juga semangat yang kuat pihak manajemen untuk melakukan kontrol terhadap biaya. Dengan demikian perusahaan tersebut memiliki efisiensi yang tinggi dan juga berarti menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi dari penjualannya. 2.2 Penelitian Terdahulu Judul yang diangkat tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu sebagai landasan dalam menyusun sebuah kerangka pikir ataupun arah dari penelitian ini. Penelitian ini di buat dalam bentuk tabel berikut ini : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Penelitian Judul Perbedaam Hasil Penelitian 1 Setyaning sih Sri Utami LDR, CAR, ROE, NPM, EPS, ROA, DPS Variabel Penelitian berbeda LDR, Variabel Independen EPS, ROA, dan DERtidak (2005). dan DER CAR,EPS,ROA berpengaruh terhadap Harga, dan DER terhadap variabel Saham di BEJ dependen 2 Anita Ardiani (2007) 3 Henry Dwi Purnomo (2007) 4 Kurnia Windias Praditasari (2009) CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR terhadap Harga Saham CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR terhadap Harga Saham CAR, KAP, LDR dan BOPO terhadap Harga Saham di BEI Variabel CAR, RORA, ROA, LDR, dan data yang diambil Variabel CAR, RORA, NIM, ROA, LDR, dan data yang diambil Viariabel CAR, KAP, LDR, dan BOPO Viaribel ROA, NPM, BOPO tidak berpengaruh terhadap harga saham Sedangkan RORA, NIM dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan Secara simultan CAR, KAP, LDR berpengaruh kurang signifikan terhadap harga saham, sedangkan BOPO tidak

13 5 Ratna Purwasih (2010) 6 Haryetti (2012). CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR terhadap Harga Saham CAR, RORA, NPL, ROE, GWM dan LDR terhadap Harga Saham Variabel CAR, RORA, ROA, dan LDR Variabel CAR, RORA, NPL, GMW, dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan untuk CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. NPL, dan GWM tidak berpengaruh signifikan tehadap harga saham. 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2009:127) Kerangka pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang teridentifikasi sebagai masalah riset. Berikut adalah kerangka yang digunakan dalam penelitian ini: Return On Equity (ROE) X 1 Debt to Total Assets Ratio(DAR) X 2 H 1 H 2 Harga Saham H 4 (Y) H 3 Net Profit Margin (NPM) X 3 X Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka pikir diatas maka, Peranan kerangka pemikiran dalam penelitian sangat penting untuk menggambarkan secara tepat obyek yang akan diteliti dan untuk memberikan suatu gambaran yang jelas dan sistematis. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana kekuatan variabel-

14 variabel bebas seperti: ROE,DAR, dan NPM, secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi harga saham (variabel dependen) pada perusahaan Subsektor Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di BEI pada periode 2012 sampai dengan 2014. Informasi keuangan perusahaan sangat berguna bagi para investor sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Dari informasi rasio keuangan investor dapat melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga saham. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, dari sekian banyak rasio keuangan, diambil beberapa rasio yang dinilai berkaitan secara signifikan dengan harga saham yaitu ROE, DAR, dan NPM. Selanjutnya informasi mengenai rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan berinvestasi, untuk membeli, mempertahankan, atau menjual saham yang dimiliki. Hal ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham, sehingga akan berpengaruh terhadap harga saham. 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak terdapat dapat hubungan antara ROE terhadap Harga saham pada perusahaan Subsektor Subsektor Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di BEI secara parsial. 2. Tidak terdapat dapat hubungan antara DAR terhadap Harga saham pada perusahaan Subsektor Subsektor Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di BEI secara parsial. 3. Tidak terdapat dapat hubungan antara NPM terhadap Harga saham pada perusahaan Subsektor Subsektor Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di BEI secara parsial. 4. Tidak terdapat dapat hubungan antara ROE, DAR, dan NPM terhadap Harga saham pada perusahaan Subsektor Subsektor Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di BEI secara simultan (bersama-sama).