QUALITY CHARACTERISTICS FERMENTED TILAPIA (Oreochromisniloticus) DIFFERENT CARBOHYDRATE SOURCE. Diterima : 2 Juni 2013 Disetujui : 2 Juli 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Tidak terdapat perbedaan mutu medium fermentasi terhadap

THE EFFECT OF DIFFERENT FERMENTATION MEDIUM ON QUALITY OF FERMENTED COMMON SNAKE HEAD (Channa striata) BEKASAM. Abstract

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

Quality Characteristics of Cryptopterus Catfish Cracker Fortified With White Mushroom (Pleurotus ostreatus) by: ABSTRACT

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

THE EFFECT OF USING FISH OFFAL FERMENTATION MEDIUM CRUDE ENZYME BROMELAIN WHICH GIVEN THE QUALITY OF SOY SAUCE AND SALT CATFISH

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

JURNAL. PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH KARAGENAN BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LOMEK (Harpodon neherreus) OLEH DWI MUARIF

QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN SERAI (Cimbopogon citratus) PADA MUTU HASIL PENGOLAHAN BELUT (Monopterus albus) ASAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

Pengaruh Fortifikasi Jumlah Konsentrat Protein Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Yang Berbeda Pada Tahu Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

The Effect of Corn Flavor on Consumer Acceptance of Catfish Macaroni (Pangasius hyphopthalmus) by: ABSTRACT

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

I. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah

STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

The Effect of Cheese Flavor on Consumer Acceptance Of Catfish Macaroni (Pangasius hypopthalmus) By: Umi Kalsum 1), Suparmi 2), Sumarto 2) ABSTRACT

KARAKTERISTIK MUTU (SENSORIS, KIMIA, MIKROBIOLOGI) FERMENTASI RUSIP IKAN TERI (STOLEPHORUS SP) DENGAN PEMBERIAN SUMBER KARBOHIDRAT

A STUDY OF THE USE CITRONELLA XTRACT (Cimbopogon citratus) AT THE FISH PROCESSING LOMEK (Harpodon nehereus) SMOKED. By:

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

EVALUASI MUTU ORGANOLEPTIK BEKASAM IKAN WADER

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

PENGARUH PENAMBAHAN KARAGENAN DALAM PEMBUATAN NUGGET IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hypophthalmus)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

Natallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

Pengolahan Abon Ikan Karandang (Channa pleurophthalmus) dengan Penambahan Kelapa Parut

APLIKASI ASAM LAKTAT DARI LIMBAH KUBIS UNTUK MENINGKATKAN UMUR SIMPAN TAHU

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

ANALISIS TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP OTAK-OTAK DENGAN BAHAN BAKU IKAN BERBEDA Mutemainna Karim, Aryanti Susilowati dan Asnidar ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Air Perasan Jeruk

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

Pemotongan Daging Ikan Toman (Channa micropeltes) dalam Pembuatan Ikan Kering

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

Pembuatan Bakso Ikan Toman (Channa micropeltes)

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

<-- ' ' '\' l~i~ ;~~ B riicl~"':ii

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 17 ISSN

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING. Oleh : Akram Hamidi

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN MUJAIR (TILAPIA MOSSAMBICA) SEGAR DENGAN UKURAN YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN.

The Effect of Andaliman Fruit (Zanthoxylum acanthopodium DC.) on Quality of Smoked Catfish (Pangasius hypopthalmus) Stored at Room Temperature

PENGARUH KONSENTRASI BUBUK BAWANG PUTIH DAN GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP MUTU TAHU SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

SKRIPSI. KUALITAS FERMENTASI SPONTAN WADI IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI GARAM. Disusun oleh: Kharina Waty NPM:

MUTU IKA KAKAP MERAH YA G DIOLAH DE GA PERBEDAA KO SE TRASI LARUTA GARAM DA LAMA PE GERI GA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses Pembuatan Madu

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

NUTRIFIKASI TIWUL INSTAN DENGAN TEPUNG TELUR (KAJIAN DARI KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK) KARYA TULIS ILMIAH

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BROKOLI

STUDI MUTU IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis Blkr) GORENG DAN ASAP YANG DIPASARKAN DI KOTA PADANG

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menghasilkan bau, sebagai zat harus bersifat menguap. Dua zat atau. atau saling menutupi (Setyaningsih, dkk., 2010).

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata

HASIL DAN PEMBAHASAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN

Transkripsi:

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2013, hlm 23 31 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.2 QUALITY CHARACTERISTICS FERMENTED TILAPIA (Oreochromisniloticus) DIFFERENT CARBOHYDRATE SOURCE N Ira Sari 1) Dahlia 1) Deby Octavian 2) Diterima : 2 Juni 2013 Disetujui : 2 Juli 2013 ABSTRACT The research was conducted in March 2011 at the laboratory of Fish Processing Technology, Food Chemistry and Food Microbiology, Faculty of Fisheries and Marine Science University of Riau. Aimed of this study was to determine the characteristics of fermented tilapia with different carbohydrate sources. About 5 kg fish weighting 100 gr each was taken from a fish market in Pekanbaru. Two groups of fish was fermented repeatedly using roasted rice and fermented bamboo shoot. The fish was fermented at room temperature for 7 days. Quality characteristics of the fermented fish was evaluated for sensory atributes (appearance, flavor, odor, and texture), chemical value ( ph, moisture, NPN, lactic acid), and lactic acid bacteria count. The fish which was fermented with roasted rice was characterized by appearance (attractive, clean, yellowish color), flavor (sour and salty, typical fermentation), odor (acid/alcohol, less fresh, typical fermentation) and texture (dense, compact, chewy). Chemical value: ph (5,91), moisture (53,6%), NPN (0,12 ml/gr), and lactic acid (1,23 ml/gr), lactic acid bacteria count (5,44 x 10 6 ). Fish fermented with fermented bamboo shoot was characterized by appearance (attractive, less clean, opaque), flavor (sour and salty, less savory, not typical fermentation), odor (acids and less alcohol, typical fermentation) and texture (elastic, compact, chewy). Chemical value: ph (5,38), moisture (59,79%), NPN (0,19 %), and lactic acid (1,71 %), lactic acid bacteria count (8,167 x 10 6 colony/gr). Keywords: fermented tilapia, roasted rice, and bamboo shoots PENDAHULUAN 1 Fermentasi pada dasarnya terjadi karena aktivitas mikroba dalam subsstrat organik yang sesuai, terjadinya fermentasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat awal, yang diakibatkan oleh terjadinya pemecahan bebebrapa kandungan bahan awal tersebut sehingga menjadi komponenenkomponen yang lebih sederhana. Bekasam merupakan produk olahan semi basah dengan cara fermentasi menggunakan bakteri asam laktat dan kadar garam tinggi. Bekasam memiliki komposisi gizi yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan nila, perlu dilakukan diversifikasi pengolahan salah satunya ialah fermentasi bekasam ikan nila. 1) 2) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen perbandingan yaitu (Comprative 23

experimen), yaitu membandingkan karakteristik bekasam ikan nila dengan medium beras yang disangrai (A 1 ) dan medium fermentasi rebung (A 2 ). Pada setiap perlakuan dilakukan tiga ulangan. Satuan percobaan dalam penelitian ini adalah bekasam ikan nila yang difermentasi selama 7 hari yang disimpan pada suhu kamar. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai uji organoleptik, analisis kadar air, analisis kadar non protein nitrogen (NPN), analisis total asam laktat, dan total bakteri asam laktat. Selanjutnya, data pengamtan di analisis menggunakan Uji-T. Data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel. Untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan dilakukan uji t menurut Steel dan Torrie (1989). Apabila t-hitung > t-tabel pada taraf n 95% maka H o ditolak dan apabila t- hitung < t-tabel maka H o diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Organoleptik Nilai rupa Hasil nilai rupa bekasam ikan nila pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai rata-rata rupa bekasam ikan nila. 1 7.76 6.68 2 7.76 6.64 3 7.60 6.76 Total 23.12 20.08 Rata-rata 7.71 6.69 nilai rupa bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, terhadap nilai rupa bekasam ikan nila dimana t hitung (11.55) > t tabel Nilai rasa Hasil nilai rasa bekasam ikan nila pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai rata-rata rasa bekasam ikan nila. A 1 (Berassangrai) 1 6.69 6.28 2 6.80 6.16 3 6.80 6.08 Total 20.29 18.52 Rata-rata 6.76 6.17 24

nilai rasa bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, terhadap nila rasa bekasam ikan nila dimana t hitung (6,3509) > t tabel Nilai bau Hasil nilai bau bekasam ikan nila pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. A 1 (Berassangrai) 1 7.28 6.48 2 7.20 6.48 3 7.24 6.44 Total 21.72 20 Rata-rata 7.24 6.47 nilai bau bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, terhadap nila bau bekasam ikan nila dimana t hitung (8,7931) > t tabel Nilai tekstur Hasil nilai tekstur bekasam ikan nila pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai rata-rata tekstur bekasam ikan nila. 1 7.88 6.64 2 7.72 6.68 3 7.60 6.84 Total 23.2 20.16 Rata-rata 7.73 6.72 nilai tekstur bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, terhadap nila tekstur bekasam ikan nila dimana t hitung (7,24) > t tabel Tabel 5. Nilai rata-rata kadar air (%) bekasam ikan nila. Analisis Kimia Kadar air Hasil kadar air bekasam ikan nila dengan menggunakan medium beras sangrai dan medium rebung dapat dilihat pada Tabel 5. 1 55.10 57.41 2 53.63 59.98 25

3 52.07 61.98 Total 160.8 179.37 Rata-rata 53.60 59.79 kadar air bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, tidak terhadap kadar air bekasam ikan nila dimana t hitung (2,8257) < t tabel Kadar non protein nitrogen (NPN) Hasil kadar non protein nitrogen bekasam ikan nila dengan menggunakan medium beras sangrai dan medium rebung dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rata-rata kadar non protein nitrogen (%) bekasam ikan nila. 1 0.11 0.19 2 0.12 0.20 3 0.13 0.19 Total 0.36 0.58 Rata-rata 0.12 0.19 kadar non protein nitrogen (NPN) bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, memberikan perbedaan nyata terhadap kadar non protein nitrogen (NPN) bekasam ikan nila dimana t hitung (10,44) > t tabel Total asam laktat Hasil total asam laktat bekasam ikan nila dengan menggunakan medium beras sangrai dan medium rebung dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai rata-rata total asam laktat (%) bekasam ikan nila. 1 1.17 1.62 2 1.17 1.71 3 1.35 1.80 Total 3.69 5.13 Rata-rata 1.23 1.71 total asam laktat bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, terhadap total asam laktat bekasam ikan nila dimana t hitung (16) > t tabel Total bakteri asam laktat Hasil pengamatan total bakteri asam laktat pada bekasam 26

ikan nila pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Total bakteri asam laktat bekasam ikan nila. 1 46.21x 10 5 77.33 x 10 5 2 53.24 x 10 5 78.76 x 10 5 3 63.86 x 10 5 88.94 x 10 5 Total 163.31 x 10 5 245.03 x 10 5 Rata-rata 54.4 x 10 5 81.67 x 10 5 total bakteri asam laktat bekasam ikan nila dengan medium fermentasi berbeda, memberikan perbedaan nyata terhadap total bakteri asam laktat bekasamikan nila dimana t hitung (7.6759) > t tabel Pembahasan Organoleptik Nilai rupa Rupa merupakan keadaan keseluruhan dari sebuah produk secara visual yang menyebabkan panelis tertarik dan suka pada produk tersebut. Kesan pertama yang dirasakan oleh konsumen pada saat melihat suatu produk biasanya lewat rupa atau penampakan dari luar produk tersebut. Dilihat dari rupa, pada medium fermentasi beras sangrai dan medium fermentasi rebung menunjukkan perbedaan nyata selama proses fermentasi. Nilai rupa pada bekasam ikan nila dengan menggunakan medium fermentasi beras sangrai lebih baik di bandingkan dengan mengunakan medium fermentasi rebung. Pada medium fermentasi beras sangrai menunjukan karakteristik menarik, bersih dan warna kekuningan. ini disebabkan karena beras yang disangrai memiliki warna kekuningan sebelum proses fermentasi, dan selama proses fermentasi berlangsung warna kekuningan beras disangrai meresap ke tubuh ikan dan beras yang disangrai mengakibatkan daging ikan keras dan tidak mengalami perubahan warna selama proses fermentasi berlangsung. Pada bekasam ikan nila dengan menggunakan medium fermentasi rebung memiliki karakteristik rupa menarik, kurang bersih, warna agak kusam. Ini disebabkan selama proses fermentasi rebung mengalami perubahan warna dan kandungan beras yang disangrai 10% tidak cukup untuk merubah warna dari daging ikan selama proses fermentasi. Menurut Hasibuan (2008), warna kekuningan yang dihasilkan dari fermentasi rebung adalah dari penambahan garam dalam proses perebusan. Warna kekuningan dari rebung tidak menyebabkan perubahan warna pada bekasam ikan nila. Nilai rasa Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan penerimaan atau penolakan oleh suatu produk oleh panelis. Walaupun nilai bau dan tekstur bahan pangan tersebut baik namun jika rasanya tidak enak maka panelis akan 27

menolak produk tersebut (Fellows, 2000). Perbedaan rasa disebabkan karena medium yang digunakan dalam fermentasi berbeda.menurut Hadiwiyoto (1993), selama proses fermentasi asam amino akan mengalami peningkatan akibat adanya pemecahan protein, yang mana kandungan asam amino yang tinggi akan mempengaruhi cita rasa. Rasa ini ditambah oleh ionosin monofospat, yaitu penguraian ATP (adenosine trifospat) oleh aktifirtas enzim. Pada saat ikan mengalami otolisis terjadi proses perubahan cita rasa karena penguraian protein, lemak dan karbohidrat oleh enzim yang menyebabkan ikan bertambah enak dan gurih, sehingga saat ikan di fermentasi akan menghasilkan produk yang memiliki cita rasa yang khas. Nilai bau Bau atau aroma merupakan salah satu parameter yang menentukan rasa enak dari suatu produk bahan makanan. Menurut Soekarto dalam Efriyanti (2003)bekasam yang diberi perlakuan medium fermentasi beras sangrai memiliki karakteristik bau asam dan alkohol, kurang segar, khas fermentasi sedangkan pada medium fermentasi rebung memiliki karakteristik bau asam dan sedikit alkohol, kurang segar khas fermentasi. Perbedaan bau masingmasing medium disebabkan medium yang digunakan berbeda. Bau disebabkan karena selama proses fermentasi terjadi proses penguraian protein dimana bakteri dan enzim menguraikan komponen-komponen makro pada ikan terutama protein menjadi senyawa-senyawa sederhana. Menurut Hadiwiyoto (1993), selama proses fermentasi asam amino akan mengalami peningkatan akibat adanya pemecahan protein, yang mana kandungan asam amino yang tinggi dapat dipengaruhi cita rasa. Selain itu lemak pada ikan akan dipecah menjadi asam lemak bebas dan gliserol, dan lebih lanjut terpecah menjadi senyawa keton dan aldehid yang merupakan penyebab bau yang khas pada bekasam. Nilai tekstur Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan medium fermentasi yang berbeda pada pembuatan bekasam ikan nila memberikan perbedaan nyata terhadap nilai tekstur. Karakteristik tekstur yang di hasilkan pada medium beras sangrai adalah padat, kompak, dan kenyal sedangkan karakteristik tekstur medium rebung adalah kurang padat, kompak, kenyal. Medium beras sangrai selama proses fermentasi memberikan tekstur yang padat karena beras sangrai selama fermentasi 7 hari tidak mengalami pemecahan karbihidarat secara keseluruhan, masih ada sebahagian beras sangrai menutupi seluruh permukaan tubuh ikan dan mengakibatkan tekstur bekasam lebih kompak dibandingkan dengan medium rebung, yang mana medium rebung hanya membantu dalam proses fermentasi tetapi rebung tidak bisa menutupi seluruh permukaan tubuh ikan dan menyebabkan tekstur bekasam ini kurang baik, seperti adanya bagian dari tubuh ikan yang tidak utuh dan hancur. Analisa Kimia Kadar air Kadar air merupakan parameter mutu yang sangat penting 28

bagi suatu produk, karena kadar air merupakan zat cair yang yang memunginkan terjadinya reaksireaksi yang dapat menurunkan mutu suatu bahan makanan, sehingga sebagian air harus dikeluarkan dari bahan makanan. Menurut Winarno (1997), semakin rendah kadar air satu produk, maka semakin tinggi daya tahan suatu produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari penelitian Girsang (2011) yang memperoleh nilai kadar air 33,72-40,16% pada bekasam ikan selais dengan medium fermentasi larutan rebung. Kadar non protein nitrogen (NPN) Nitrogen hasil fermentasi ini disebut sebagai non-protein ntrogen (NPN). Analisa protein biasanya dilakukan dengan metode kjeldahl, mengukur jumlah nitrogen kemudian dikonversikan menjadi jumlah protein dengan suatu tetapan standar.berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan medium fermentasi yang berbeda pada pembuatan bekasam ikan nila terhadap nilai kadar non protein nitrogen (NPN). Nilai ph Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan medium fermentasi yang berbeda pada pembuatan bekasam ikan nila memberikan perbedaan nyata terhadap nilai ph. Medium rebung memiliki ph yang lebih rendah dibandingkan medium beras sangrai. Ini disebabkan karena ph fermentasi rebung memiliki nilai 3-4,5. Penurunan ph juga dipengaruhi oleh aktifitas mikroorganisme selama proses fermentasi menurut Winarno dalam Hasibuan (2008). Nilai ph yang diperoleh pada perlakuan medium fermentasi rebung dengan nilai ph 5,38, kemudian medium fermentasi beras sangrai dengan nilai ph 5,91. Total asam laktat Fermentasi asam laktat dapat terjadi sebagai aktivitas bakteri asam laktat diantaranya bakteri asam laktat homofermntatif, yang dapat mengubah 95% dari glukosa atau heksosa lain menjadi asam laktat. Karbondioksida dan asam-asam volatil juga dihasilkan, tetapi jumlahnya sangat kecil (Adawyah, 2007). Berdasarkan hasil penelitian penggunaan medium fermentasi yang berbeda pada pembuatan bekasam ikan nila memberikan perbedaan nyata terhadap total asam laktat, yang mana total asam laktat pada medium rebung lebih tinggi dibandingkan dengan medium beras sangrai. Total asam laktat yang diperoleh pada perlakuan medium fermentasi rebung adalah 1.71%, setelah medium fermentasi beras sangrai dengan total asam laktat 1.23%. Hasil ini disebabkan proses fermentasi pada medium rebung lebih cepat sehingga pengguraian karbohidrat menjadi asam laktat lebih tinggi. Hasil ini tidak jauh berbeda dari hasil penelitian Chandra (2006) yang memperoleh kandungan asam laktat 1,30% pada produk fermentasi bekasam ikan bandeng. Asam laktat yang dihasilkan selama selama proses fermentasi akan menurunkan ph dan menimbulkan rasa asam pada produk bekasam (Rahayu et al., 1992). Total bakteri asam lakat Fermentasi asam laktat dalam industri pangan adalah fermentasi 29

yang dilakukan oleh sekelompok bakteri yang disebut bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat adalah suatau grup prokariot yang tidak membentuk spora, bersifat gram positif dan mempunyai karakteristik memproduksi asam laktat sebagai hasil akhir (Fardiaz, 1992). Dari hasil uji total asam laktat menunjukan kandungan total asam laktat medium fermentasi rebung yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat lebih banyak dibandingkan hasil asam laktat dari medium beras sangrai. Pada medium beras sangrai total bakteri asam laktat lebih rendah dibandingkan dengan medium rebung. Hal ini disebabkan karena fisik dari beras sangrai keras dibandingkan rebung dan sulit dipecah selama proses fermentasi sehingga pertumbuhan bakteri tidak begitu banyak. Hal itu di perkuat dari hasil nilai ph yang tinggi dan total asam laktat lebih rendah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa fermentasi bekasam ikan nila dengan medium beras sangrai dengan medium fermentasi rebung terhadap nilai organoleptik (rupa, rasa, bau dan tekstur). Karakteristik bekasam ikan nila dengan medium beras sangrai adalah memiliki rupa (menarik, bersih, warna kekuningan), rasa (rasa asam dan asin, kurang gurih, khas fermentasi), bau (bau asam dan alkohol, kurang segar, dan khas fermentasi), dan tekstur (padat, kompak, kenyal), sedangkan bekasam dengan medium fermentasi rebung memiliki karakteristik rupa (menarik, kurang bersih, warna agak kusam), rasa (rasa asam dan asin, kurang gurih, tidak khas fermentasi), bau (asam dan sedikit alkohol, kurang segar dan khas fermentasi), dan tekstur (kurang padat, kompak, kenyal). Berdasarkan dari analisa kimia (kadar NPN, ph, dan total asam laktat) fermentasi bekasam ikan nila dengan medium yang berbeda tidak memberikan perbedaan nyata pada kadar air, dan pada kadar NPN, ph, total asam laktat dan total bakteri asam laktat. Saran Dalam penggolahan bekasam ikan nila bisa menggunakan medium fermentasi rebung dan beras sangrai sebagai sumber kabohidrat. Sumber karbohidrat pada medium rebung sebaiknya lebih dari 10% untuk mendapatkan mutu krakteristik yang lebih baik dan untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan penelitian terhadap lama fermentasi dan masa simpan. DAFTAR PUSTAKA Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara. 160 hal. Chandra, A,. 2009. Pengaruh Penggunaan Enzim Pyloric Caeca Dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Bekasem Ikan Bilih. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Riau, Pekanbaru (tidak diterbitkan). 30

Fardiaz, S.,1992. Mikrobiologi Pangan I. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 308 hal. Fellows., P.J. 2000. Food and Processing Technology Principle and Practice.2 nd Edition. Cambrige : Woodhead Publishing Limited and CRC Press LLC, Boca Raton. Gaspersz, V., 1991. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-ilmu Pertanian, Tehnik dan Biologi. Armico. Bandung. 472 hal. Girsang, E., 2011. Pengaruh penggunaan medium hasil fermentasi rebung dan crue enzim pyloric caeca terhadap mutu bekasem ikan selais (Cryptopterus bicirhis).skripsi. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.63 halaman (tidak diterbitkan). Hadiwiyanto, S., 1993.Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Liberty, Jakarta. Hasibuan, S. B., Studi Komperatif Mutu Pikel Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Yang Menggunakan Asam Asetat, Dan Asam Laktat Hasil Fermentasi Rebung. Skripsi. Fakultas perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 53 Halaman (tidak diterbitkan). Rahayu, W.P. Suliantri, S. Maoen. Fardiaz, S., 1992. Teknologi Fermentasi Produk Perikanan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 140 hal. Sokanto, S.R., 2003. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta. 105 hal. 31