BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. akan menghasilkan pencapaian tujuan yang baik pula.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN TEORI. disebut dengan hasil belajar belajar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

Kata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa

I. PENDAHULUAN. sebagai pendidik secara langsung berperan aktif, membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran 1. Definisi Metode Pembelajaran Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar atau dapat dinyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoritis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati. Dengan perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada peserta didik tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para 10

peserta didik tersebut suntuk, dan juga para peserta didik tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. 2. Macam-macam Metode Pembelajaran Dalam dunia pendidikan ada beberapa metode yang telah dikenal oleh sebagian besar guru, yaitu diantaranya : a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode belajar mengajar secara tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif sejak dari dahulu b. Metode Eksperimen Metode eksperimen ini memberikan kesempatan kepada para anak didik secara individu ataupun berkelompok untuk dilatih dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode ini bertujuan agar para anak didik tersebut perpikir kreatif, mandiri dan inovatif. c. Metode Diskusi Metode ini adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari jalan keluar dari suatu masalah melalui gagasan-gagasan yang di berikan para peserta didik, metode ini bertujuan untuk melatih para peserta didik agar berani dalam menyampaikan pendapat atau pun saran dan untuk mengembangkan pemikiran mereka. 11

d. Metode Proyek Metode ini menggunakan cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggunakan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan. Metode ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas. e. Metode Latihan Metode latihan atau metode training yaitu metode yang menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan tertentu dan untuk memelihara kebiasaankebiasaan baik terhadap anak. Metode latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan dan kecepatan dalam pelaksanaan. f. Metode Pemberian Tugas Metode pemberian tugas di maksudkan para pendidik memberikan penjelasan dalam suatu bahasan lalu para pendidik tersebut memberikan tugas kepada para peserta didik untuk mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut bertujuan agar para peserta didik berpikir dan memiliki wawasan yang luas. 3. Fungsi dan Manfaat Metode Pembelajaran Secara umum metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Fungsi-fungsi dalam metode pembelajaran antara lain : 12

1. Alat Motifasi Ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pembelajaran metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain. Tidak ada satupun pembelajaran yang tidak menggunakan metode penbelajaran. Motifasi ini adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar yang dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik. 2. Sebagai strategi Pembelajaran Daya serap peserta didik ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Perbedaan inilah yang memerlukan strategi pembelajaran yang tepat. Bagi sekelompok peserta didik boleh jadi menyerap materi dengan mudah terhadap materi yang disampaikan guru dengan metode tanya jawab, tapi bagi sekelompok peserta didik lain. Disinilah letak fungsi metode dalam proses pembelajaran. 3. Alat Untuk Mencapai Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam peruses pembelajaran dan menjadi pedoman yang memberi arah kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa. Tujuan dalam pembelajaran tidak akan tercapai apabila komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satu komponen tersebut adalah metode pembelajaran. Dengan memanfaatkan metode yang akurat guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. 13

Ketika tujuan dirumuskan agar peserta didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. 2 B. Metode Pemberian Tugas 1. Definisi Metode Pemberian Tugas Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya disesuaikan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa metode mengajar. Olehnya itu guna pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan metode dalam mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengajaran dan berlangsung secara berdaya guna dan bernilai guna. Dalam proses mengajar, seorang pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode mengajar, akan tetapi harus menggunakan beberapa metode mengajar yang digunakan secara bervariasi agar pengajaran tidak membosankan. Sebaliknya dapat menarik perhatian peserta didik. Meski penggunaan metode bervariasi tidak akan menguntungkan proses interaksi belajar mengajar bila penggunaan metode tidak tepat dengan situasi pengajaran yang mendukungnya. Disinilah dituntut kompetensi guru dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat. Oleh karena itu pemilihan dan penggunaan 2 Lihin. Referensi Makalah,Fungsi Metode Pembelajaran, diakses dari http//www.referensimakalah.com/2012/10/fungsi-metode-pembelajaran.html?m=1, pada tanggal 05 Oktober 2014 pukul 20.22 14

metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan, bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Metode pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-tugas kepada peserta didik baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan mempertanggung jawabkan kepada guru. pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung. Dengan metode ini peserta didik dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan intruksional yang diembang oleh lembaga tersebut. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas instruksional itu diperlukan tenaga pengelola yang terampil dan profesional, karena di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan di sekolah. Kegiatan belajar mengajar harus selalu ditingkatkan, agar proses itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Mengingat terbatasnya waktu yang tersedia dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga tidak sebanding dengan banyaknya materi yang akan disampaikan sesuai dengan pesan kurikulum. Kaitannya dengan hal tersebut, seorang tenaga pengajar harus berusaha untuk mencari agar apa yang telah dimuat dalam kurikulum dapat tercapai, terutama 15

dalam memberikan pemahaman yang lebih baik, terarah dan berkesinambungan terhadap suatu konsep. Banyaknya kegiatan di sekolah dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran, cukup menyita waktu peserta didik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi keadaan ini guru harus memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran, sebab bila hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada untuk setiap bidang studi tidak akan mencukupi tuntutan pelajaran yang diharuskan seperti yang tercantum dalam kurikulum. Penggunaan suatu metode dalam proses belajar mengajar, seorang guru sebaiknya tetap memonitoring keadaan peserta didik selama penerapan metode itu berlangsung. Apakah yang diberikan mendapat reaksi yang positif dari peserta didik atau sebaliknya justru tidak mendapatkan reaksi. Bila hal tersebut terjadi maka guru sedapat mungkin mencari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode yang lain, yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik. 2. Fungsi Metode Pemberian Tugas Setiap metode pembelajaran seharusnya mempunyai fungsi yang berbedabeda. Salah satunya adalah metode pemberian tugas yang berfungsi sebagai berikut : 1. Agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, yang mana kegiatan tersebut dapat dilakukan didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di 16

perpustakaan, di rumah ataupun dimana saja asalkan tugas tersebut dapat terselesaikan. 2. Peserta didik dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan menyusun laporan atau resume kemudian keesokan harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh peserta didik di kelas. 3. Agar peserta didik mempunyai hasil belajar yang lebih mantap dan menumbuhkan motivasi belajar peserta didik di kelas. 4. Untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan peserta didik disekolah melalui kegiatan luar sekolah. 5. Memberikan rangsang untuk senantiasa giat belajar sehingga dalam kegiatan belajar mengajar mereka lebih siap menerima pelajaran atau materi dari guru. 3 6. Belajar dengan metode resitasi, peserta didik akan terlatih dalam mempelajari suatu masalah dengan mengarahkan kemampuan sendiri yang pada gilirannya peserta didik akan terbiasa mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran di sekolah, baik di perpustakaan maupun di laboratorium. 4 3 Fauzi Rifaldi. Pengertian Metode Resitasi,Tugas Softskill UG, diakses dari http//fauzirifaldi234.blogspot.in/2013/04/16-pengertian-metode-resitasi.html?m=1, pada tanggal 05 Oktober 2014 pukul 20.28 4 Muhammad Yuliawan. Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningatkan Prestasi Belajar. Diakses dari http//amriawan.blogspot.in/2008/12/penerapan-metode-resitasi-terhadap.html?m=1, pada tanggal 06 Oktober 2014 pukul 21.15 17

3. Cara Pengajaran Dengan Metode Pemberian Tugas Dalam proses pengajaran, semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pengajarannya merupakan rangkaian proses yang menentukan pencapaian hasil pengajaran, termasuk pemilihan metode yang tepat untuk setiap pertemuan. Penerapan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran, umumnya dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar mereka dapat aktif mengikuti sajian pokok bahasan yang telah diberikan, baik di dalam kelas maupun di tempat lain yang representatif untuk kegiatan belajarnya. Tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti daftar pertanyaan mengenai suatu pokok bahasan tertentu, suatu perintah yang harus dibahas melalui diskusi atau perlu dicari uraiannya dalam buku pelajaran yang lain. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan observasi, eksperimen dan berbagai bentuk tugas lainnya. Kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Teknik pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih baik, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama mengerjakan tugas. Dari proses seperti itu, peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi akibat pendalaman dan pengalaman peserta didik yang berbeda-beda pada saat menghadapi masalah atau situasi yang baru. Disamping itu, peserta didik juga dididik untuk meningkatkan 18

pengetahuan dan keterampilan, aktivitas dan rasa tanggung jawab serta kemampuan peserta didik untuk memanfaatkan waktu belajar secara efektif dengan mengisi kegiatan yang berguna dan konstruktif. Bagi seorang guru dalam menerapkan metode pemberian tugas tersebut diharapkan memperjelas sasaran atau tujuan yang ingin dicapai kepada peserta didik. Demikian halnya dengan tugas sendiri, jangan sampai tidak dipahami tidak dengan jelas oleh peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan. Dalam penggunaan teknik pemberian tugas, peserta didik memiliki kesempatan yang besar untuk membandingkan antara hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan orang lain. Ia juga dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain. Kesemuanya itu dapat memperluas cakrawala berfikir peserta didik, meningkatkan pengetahuan dan menambah pengalaman berharga bagi peserta didik. Sebagai petunjuk dalam penerapan metode pemberian tugas, perlu memperhatikan langkah-langkah berikut : Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan. Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik pemberian tugas itu telah tepat untuk mencapai tujuan yang anda rumuskan. Anda perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti. Dalam menerapkan metode pemberian tugas seperti dikemukakan di atas, guru hendaknya memahami bahwa suatu tugas yang diberikan kepada peserta didik minimal harus selalu disesuaikan dengan kondisi obyektif proses belajar 19

mengajar yang dihadapi, sehingga tugas yang diberikan itu betul-betul bermakna dan dapat menunjang efektifitas pengajaran. Berbicara lebih jauh mengenai penerapan metode pemberian tugas, seringkali diterjemahkan oleh sebahagian orang hanya terkait dengan pekerjaan rumah yang diberikan kepada peserta didik. Akan tetapi sebenarnya metode ini harus dipahami lebih luas dari pekerjaan rumah karena peserta didik dalam melakukan aktivitas belajarnya tidak mutlak harus dilakukan di rumah, melainkan dapat dilaksanakan di sekolah, di laboratorium atau di tempat-tempat lainnya yang memungkinkan untuk menyelesaikan tugas. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan tempat lain. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar diberikan secara individual atau dengan kelompok. Penguasaan itu tidak harus selalu didiktekan oleh guru melainkan dapat berasal dari perencanaan kelompok, sehingga kelompok dapat membagi tugas kepada anggotanya secara baik menurut minat dan kemampuannya. Jelasnya bahwa penguasaan yang diberikan kepada peserta didik harus selalu dirumuskan dengan seksama agar tugas itu tidak terlalu memberatkan peserta didik dan juga tidak membosankan. Ini tidak berarti bahwa tugas itu tidak boleh sukar. Bahkan senantiasa diharapkan menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan pemberian tugas yang menantang buat peserta didik. 20

Metode pemberian tugas ini bisa digunakan apabila : Suatu pokok bahasan tertentu membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di luar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar. Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu guru perlu memberikan tugas. Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin dapat diselesaikan hanya melalui jam pelajaran di sekolah. Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus disampaikan kepada murid sangat banyak. Untuk itu pemberian tugas perlu diberikan melalui bimbingan guru lain yang menguasai bahan pengajaran yang dipegang oleh guru yang berhalangan tadi. Beberapa jenis tugas penugasan dianggap sudah ditunaikan apabila peserta didik telah mengerjakannya. Di sini tidak diperlukan standar minimum. Akan tetapi jika suatu keterampilan tertentu ingin dikembangkan, maka tolok ukur penilaian perlu ditentukan dan disampaikan kepada peserta didik, sehingga mereka berkesempatan untuk mempraktekkan keterampilan itu dengan memuaskan. Demikian pula jika penugasan itu berupa laporan atau makalah yang harus dipersiapkan, para peserta didik sedapat mungkin sering diberitahu apa saja target atau sasaran yang diharapkan dari mereka atau dari tugas yang diberikan, sehingga mereka memiliki cukup pedoman dalam bekerja menyelesaikan tugastugasnya 21

4. Kelebihan Metode Pemberian Tugas Metode pemberian tugas merupakan metode untuk mengukur kekereatifan anak dalam menangkap mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru. Kelebihan Metode Pemberian Tugas yaitu: a. Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan mengajar terhadap ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut menjadi sulit diikuti oleh kelompok yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Dengan metode tugas setiap peserta didik dapat bekerja menurut tugas dan tempo belajarnya masing-masing. b. Metode pemberian tugas digunakan utnuk melatih aktivitas, kreativitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini penting karena dalam kegiatan pengajaran tidak selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari guru. c. Pesrta didik mendapat kesempatan unutk melatih diri bekerja secara mandiri. d. Metode pemberian tugas dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka dituntut untuk meyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya. e. Pemberian tugas disamping dapat dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara kelompok, dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil. 5 5 -- Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas, Makalah dan Contoh Karya Tulis Ilmiah, diakses dari http//makalahdankti.blogspot/2012/08/mengenal-kelebihan-dankekurangan.html?m=1, pada tanggal 20 September 2014 pukul 18.28 22

5. Kekurangan Metode Pemberian Tugas Disamping kelebihan yang dimilikinya, metode pemberian tugas juga memiliki beberap kekurangan, yaitu: a. Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakanya hanya peserta didik tertentu saja. Sedangkan yang lainnya hanya numpang saja. b. Apabila tugas diberikan di luar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. c. Metode pemberian tugas menuntut tanggung jawab guru yang besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. d. Sering terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode pemberian tugas dari pengajaran menjadi semacam hukuman. e. Apabila tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu peserta didik untuk kegiatan lainnya. C. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraab jenis dan jenjang pendidikan yang berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ia berada di lingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga. 23

Belajar adalah key term (sebuah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapatkan tempat yang luas dalam berbagai penerapan disiplin ilmu seperti dalam psikologi pendidikan. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengalami aktifitas belajar. Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : 1. Faktor dari dalam diri peserta didik, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Hasil belajar yang dicapai peserta didik, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik padadiri peserta didik. Peserta didik tidak mengeluh dengan prestasi 24

yang rendah dan ia akan berjuanglebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. 2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila iaberusaha sebagaimana mestinya. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat,membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dankemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. 3. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik secara menyeluruh (komprehensif), yaknimencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. 4. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Hasil belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Seorangguru akan kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan targetkurikulum. Dalam kaitannya dengan belajar, hasil berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi hasil bermakna pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau dalam bekerja atau aktivitas lainnya. Munandar mengatakan 25

bahwa hasil itu merupakan perwujudan dari bakat dan profesionalisme. Hasil yang menonjol pada salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai bentuk gambaran keberhasilan individu setelah meyalurkan bakat, minat dan motivasinya dalam kegiatan belajar, jadi pretasi belajar tidak terlepas dari faktor internalmaupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut : a. Faktor psikologis Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku peserta didik, ternyatabanyak faktor yang mempengaruhinya. Di antara faktorfaktor yang mempengaruhi aktivitasbelajar peserta didik adalah faktor-faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting dalam aktivitas belajar, karena dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran peserta didik dalam hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan pelajaran yang disajikan lebih mudahefektif.dengan demikian suatu aktivitas belajar akan berjalan baik jika didukung oleh faktor-faktor psikologis anak didik (peserta didik). b. Faktor Eksternal Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah : 26

a) Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga yang kondusif terhadap aktiviatasbelajar peserta didik, maka memungkinkanpeserta didik untuk aktif belajar. Misalnya, orang tua mendisiplinkan diri pada setiap habis maghribuntuk membaca buku bersama anak-anak. Kebiasaan ini tentu saja akan berpengaruh terhadappengalaman belajar anak selanjutnya, baik di sekolah maupun di perpustakaan. b) Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak usia sekolah, dalam lingkungan masyarakat yang disiplin dalam menjaga anak-anak untuk belajar secaraintensif, maka akan berpengaruh padaaktivitasbelajar peserta didik. c) Lingkungan Sekolah Kondisi sekolah yang mampu menumbuhkan persaingan positif bagi peserta didik akan dapatmemberikan nilai yang memungkinkan peserta didik untuk belajar secara aktif, misalkan sekolah memberikan hadiah bagi yang aktif belajar di sekolah, dengan aktivitasnya itu mampu berhasil. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan kemampuan peserta didik yang tidak tahu menjadi tahu. Dalam perubahan tingkah laku tersebut terjadilah suatu proses. Jadi, belajar harus melalui sebuah proses 27

sehingga peserta didik bukan hanya sekedar menerima konsep dan prinsipprinsip. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 6 Pembelajaran juga bisa diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. Pasal 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Motivasi Belajar Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi peserta didik untuk terjadinya suatu proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karena belajar merupakan suatu proses 6 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka,Jakarta 28

yang kompleks tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada peserta didik. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila menginginkan hasil belajar peserta didik lebih baik dari seluruh peserta didiknya. Motivasi belajar yaitu keseluruhan daya untuk menggerakkan dalam diri peserta didik yang mengakibatkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai. 7 Dalam belajar prestasi peserta didik akan lebih baik jika peserta didik mempunyai dorongan atau motivasi karena ada kecenderungan bahwa seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi akan gagal jika kurang adanya motivasi. Dalam proses pengajaran ada 4 hal yang harus dijadikan muatan aktifitas sekaligus, dimana pengajar harus mempunyai peran sebagai berikut : 1. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang lain. 2. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam interaksi edukatif, agar peserta didik mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efisien. 3. Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat peserta didik agar peserta didik mau dan giat belajar. 4. Sebagai Organisator. 7 Victor Uji Kurnia, Definisi Motivasi Belajar, Informasi Pendidikan, diakses dari http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/definisi-motivasi-belajar.html?m=1, pada tanggal 08 Agustus 2014 pukul 09.34 29

Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar disuatu sekolah belum tentu berhasil mengajar di sekolah lain. Itulah sebabnya mengajar ada yang berpendapat merupakan sebuah seni tersendiri yang dapat memacu motivasi peserta didik untuk belajar. Jadi motivasi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar. Karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 8 Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Motivasi Intrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. b. Motivasi Ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya. 8 Haryanto, S.Pd., Macam-macam Motivasi Belajar, Belajar Psikologi, diakses dari http://www.belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar, pada tanggal 08 Agustus 2014 pukul 09.38 30

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya. 9 9 Haryanto, S.Pd., Macam-macam Motivasi Belajar, Belajar Psikologi, diakses dari http://www.belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar, pada tanggal 08 Agustus 2014 pukul 09.38 31