I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal sholeh)

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

Prof.Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Menurut Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMA Negeri 2 Kotabumi perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Melalui program ini diharapkan lulusan-lulusan dari peserta didik dapat memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya

2 sekolah. Pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang seutuhnya dan sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun bukan berarti jika pendidikan dasar belum mengakomodasi pendidikan karakter, pendidikan sekolah menengah juga merasa tidak perlu untuk menyelenggarakannya. Penting bagi Sekolah Menengah Atas untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis siswa yang melebihkan pada kognitif siswa, tapi juga pembinaan karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik. Pendidikan karakter seharusnya sudah diberikan kepada seorang anak, sejak usia dini, dalam lingkup pendidikan yang paling dasar yaitu lingkungan keluarga. Anak akan dapat mudah dibentuk pola perilaku moral oleh orang tua. Selain itu penanaman karakter didapatkan pada lingkungan sekolah untuk menanamkan karakter yang baik dalam diri sesorang melalui pendidikan formal yaitu sekolah mulai dari jenjang pendidikan awal hingga jenjang pendidikan tinggi berkewajiban untuk membentuk karakter setiap peserta didiknya. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan partner orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Di SMA Negri 2 Kotabumi, dalam catatan telah memulai pendidikan karakter budaya bangsa. Baik secara terprogram maupun yang sebenarnya sudah melekat. Hanya bedanya tidak terdokumentasi dan dicatat secara formal. Salah satunya

3 adalah mengawali pelajaran dengan mengaji ayat-ayat Al-Quran lalu berdoa, sholat zhuhur berjamaah dan mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama. Bagi yang beragama kristen baik yang katholik atau protestan juga melakukan sembahyang di ruang khusus mereka, Agama hindu melaksanakan ibadah di ruang ibadah hindu begitupun dengan yang beragama budha. Di lain waktu, merayakan hari besar agama, baik perayaan hari besar Islam, kristen, hindu maupun budha dengan jamaah sesuai keyakinan masing-mansing siswa. Yang jelas, pendidikan karakter budaya bangsa (pendidikan berkarakter cerdas ) sudah dilaksanakan bahkan sudah melekat, tetapi secara nyata nyata semua fihak saling topang dan dukung, belum seperti yang diharapkan. Ke depan akan menjadi pakaian dan identitas seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru (pendidik), karyawan ( tenaga kependidikan ), siswa ( peserta didik ), masyarakat sekitar Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4 Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMA sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di Sekolah perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Pada kesempatan ini, pada tulisan ini Penulis tertarik untuk meneliti lebih lengkap tentang ranah pendidikan. Tidak sekedar taksonomi duniawi saja. Untuk itu Penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan penerapan Pola Pendidikan Karakter pada mata pelajaran Ekonomi dalam pembentukan karakter peserta didik di SMA Negeri 02 Kota Bumi 2012/2013 dengan judul : Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi kelas XII IPS 1. Pemilihan Lokasi

5 penelitian dikarenakan SMA Negeri 2 Kota Bumi TP 2012/2013 cukup syarat untuk dijadikan tempat lanjutan penelitian. 1.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif, karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang peranan dalam memandu serta menjalankan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter yang terintegrasi pembelajaran ekonomi menurut stakerholder, guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Pembelajaran ekonomi adalah ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi konsumsi, dan distribusi. Ekonomi pada jurusan IPS di SMA mempelajari manusia dan aspek kehidupan sosial peserta didik dan interaksi dalam lingkungannya. Perkembangan peserta didik pada usia ini sudah dapat mempelajari lingkungannya dan dapat menggunakan logika agar mampu memunculkan nilai-nilai karakter siswa kelas XII IPS 1 SMAN 2 Kotabumi setelah diberi pembelajaran ekonomi, terhadap nilai-nilai karakter yang belum terlihat (BT), mulai terlihat (MT), mulai berkembang (MB), dan mulai membudaya (MB). Dimana indikator nilai-nilai karakter yang terdiri dari 18 yaitu cinta kepada Allah dan ciptaann-nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan

6 dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan, maka akan diketahui pada akhirnya nilai karakter apa saja yang mulai membudaya (MB) pada siswa kelas XII IPS 1 setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran yang berbasis karakter. Kajian pembelajaran ini akan meneliti tentang Proses Pendidikan Karakter terintegrasi pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Kotabumi bertujuan agar pembelajaran ekonomi mampu membuat peserta didik memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmiah sosial, humaniora, lingkungannya sehingga diharapkan pada kehidupannya dapat menjadi anggota masyarakat dan warga yang baik. Untuk itu, penelitian ini memfokuskan pada masalah: Bagaimana Kondisi Pendidikan karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi Tahun 2013? Selanjutnya secara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimanakah Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut stakeholder ( Pemangku kepentingan)? 2) Bagaimanakah Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut Guru? 3) Bagaimanakah Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut peserta didik? 4) Bagaimanakah Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut orang tua peserta didik?

7 Untuk membatasi masalah dalam penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada pendidikan karakter dalam pembelajaran ekonomi. 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini mempelajari dan mengkaji informasi secara teorites dan empiris yang dapat digunakan untuk mengabungkan pendidikan karakter terintegrasi pembelajaran ekonomi sebagai bahan rujukan serta landasan konsep pembelajaran ekonomi lebih bermakna. Secara spesifik penelitian ini di tujukan untuk mengetahui: 1) Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut stakeholder (Pemangku kepentingan) 2) Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut Guru 3) Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut peserta didik 4) Kondisi Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Kotabumi tahun 2013 menurut orang tua peserta didik 1.4 Manfaat Penelitian Hasil Penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi empirik dan pengetahuan seputar pendidikan karakter terintegrasi pembelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas negeri 2 Kotabumi tahun 2013.

8 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan bagi pendidik dan peserta didik dalam memperkaya model, strategi, metode, tehnik pendidikan karakter terintegrasi pembelajaran ekonomi di kelas XII IPS 1 untuk dijadikan bahan perbandingan dan memperbaiki pembelajaran yang telah ada, serta bermanfaat bagi dunia pendidikan di Lampung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. 1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ruang lingkup ilmu dalam Penelitian ini masuk kedalam salah satu dari lima tradisi IPS yaitu IPS Sebagai transmisi Kewarganegaraan (Social studies as citizenship transmission) Ruang lingkupnya adalah sebagai berikut dalam (Pargito 47:2010): IPS sebagai program pendidikan pelestarian kebudayaan suatu bangsa sudah ada sejak adanya manusia itu sendiri, model ini berkembang hinga tahun 1960 an. Dalam berbagai literatur program pendidikan citizenship transmission dilakukan dengan memberikan contoh-contoh dan pemakaian cerita yang disusun untuk mengajarkan kebijakan, cita-cita luhur suatu bangsa, dan nilai-nilai kebudayaan. Program pendidikan yang seperti ini banyak dilakukan dalam pembelajaran IPS yang membahas kompetensi sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan. Misalnya contoh-contoh untuk membangkitkan inspirasi pemuda untuk menilai dan mencapai cita-cita tinggi yang diwariskan. Program pendidikan Karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran ekonomi bertujuan agar mata pelajaran ini menjadi lebih bermakna bagi peserta didik agar memeiliki ketrampilan dalam mengkaji dan memecahkan masalah sosial yang bertujuan untuk pembinaan menjadi warga negara Indonesia yang baik, demokratis dan bertanggung jawab.

1. Ruang Lingkup Penelitian 9 Ruang lingkup penelitian ini adalah Pendidikan karakter terintegrasi pembelajaran ekonomi di kelas XII IPS ` Tahun Pelajaran 2012-2013 yang menggunakan tema Badan Usaha. Kajian yang diteliti meliputi pendidikan karakter terintegrasi pembelajaran ekonomi menurut Stakeholder(Pemangku kepentingan), Guru, Peserta didik dan orang tua peserta didik di SMA Negeri 2 Kotabumi