BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau kelompok untuk dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami.pengalaman ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi ini menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan ini menghasilkan perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya. 1 Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera baik dari segi material maupun spritual, juga membentuk manusia Indonesia seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 1 Beni S. Ambarjaya, Psikologi Pendidikan dan Pengajaran (Teori & Praktik), (Yogyakarta: CAPS, 2012), h. 7. 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Media Abadi, 2003), h. 11. 1

2 Dalam konsep tersebut, kiranya dapat memberikan arti bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu dan membekalinya dengan ilmu pengetahuan. Keharusan menuntut ilmu ini diperjelas dalam Q.S. Az-Zumar ayat 9, yang berbunyi: أ م ن ى و قن ت ء ان آء ال ي ل س اج د ا و قآئ م ا ي ذ ر ا ل خ ر ة و ي ر ج و ا ر ح ة ر ب و, ق ل ى ل ي س ت و ى ال ذ ي ن ي م و و ال ذ ي ن ي م و ا ا ي ت ذ ر أ و ل و ا ا ل ل Dalam ayat ini Allah Swt. menjelaskan ketidaksamaan kedudukan antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu atau bodoh.antara ilmu dengan kebodohan.masing-masing memiliki martabat dan kedudukan di mata masyarakat dan di sisi Allah Swt. Alquran adalah firman Allah yang tidak terdapat kebatilan didalamnya, dan Alquran adalah mu jizat terbesar dan kekal bagi Rasulullah Saw. Allah Swt sudah memerintahkan agar menjaganya dari perubahan dan penggantian. 3 Allah Swt berfirman dalam Q.S al-hajr ayat 9: ا ن ا ن ن ن ز ل ن ا الذ ر و ا ن ا ل و ل اف ظ و Alquran yang ada sekarang ini masih asli dan murni sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw kepada para sahabatnya, hal itu karena Allah lah yang menjaga. Penjagaan Allah kepada Alquran bukan berarti Allah 1,h. 1-2. 3 Abdurrab Nawabudin, Teknik Menghafal Al-Qur an, (Bandung: Sinar Baru, 1991),Cet.

3 yang menjaga secara langsung fase-fase penulisan Alquran, tetapi Allah melibatkan hamba-nya untuk ikut menjaga Alquran. 4 Pembelajaran tentang Alquran sangatlah penting karena Alquran adalah ilmu yang paling mulia, sehingga orang yang mempelajarinya dan mengajarkan kepada orang lain adalah lebih utama dari orang yang belajar selain Alquran dan mengajarkannya. Alquran adalah landasan pertama dan utama sumber kebenaran dalam Islam. Karena didalamnya terdapat ajaran pokok yang memberikan petunjuk bagi manusia antara benar dan salah serta memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang mengerjakan amal shaleh bagi mereka akan mendapat pahala yang besar. Dengan demikian Alquran merupakan pedoman umat Islam yang dapat membawa kejalan yang benar. Sebagaimana terdapat Hadis Rasulullah Saw yang berbunyi: : ت ر ت ف ي ك اا اا ع ي و و س ق اا ا م ر ي ن و ح د ث ن ع ن م ال ك : ا ن و ب و ا ر س و ا 5 ل ن ت ض وا م ا ت س ك ت ب م ا: ت اب اا و س ن ة ن ي و )رواه املالك( Dalam hadits ini Rasulullah Saw.menjelaskan kepada umatnya bahwasanya seorang muslim tidak akan sesat selama mereka berpegang kepada Alquran dan Sunnah Rasul. Seorang guru perlu mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, karena 4 Muhammad Ahsin Sakho, Kiat-Kiat Menghafal Al-Qur an, (Surabaya: Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TPA, tth), h.3. 5 Al-Imam Malik bin Anas, Al-Muwattha lil Imam Malik, Juz II, (Bairut: Daar Ihyaa al Turaats al 'Arabi, 1993), h. 899.

4 apabila seorang guru tidak mengenal metode mengajar dengan baik jangan harap bisa melaksanakan tugas mengajar dengan baik. Untuk itu seorang guru harus mempunyai rencana belajar mengajar dengan baik, serta ketepatan memilih dan menentukan metode mana yang lebih tepat dan cocok digunakan pada situasi pembelajaran. 6 Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam.dalam mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode. 7 Pemilihan bahan dan metode dalam mengajar menghafal Alquran tidak bisa sembarangan.penggunaan bahasa pengantar juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak didik sehingga anak didik dapat mudah mengerti bahan pelajaran yang diberikan. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat, kelas yang tidak bergairah dan kondisi anak yang kurang sesuai dengan sifat dan tujuan pembelajaran. 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h. 76. 7 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009),h. 3-4.

5 Dalam pelaksanaan suatu metode tentunya tidak akan terlaksana dengan mudah, ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Oleh karena itu metode yang sesuai akan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan pengajaran itu sendiri. Namun harus pula diingat bahwa betapapun bagusnya suatu metode tentunya tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya hubungan baik antara pendidik dengan peserta didik. Di samping berbagai pernyataan di atas, kompetensi seorang guru juga harus terpenuhi dengan baik. Seorang guru yang mampu menyajikan pelajaran secara terampil dalam menggunakan metode, mampu mengembangkan dengan teknik-teknik pengajaran yang lebih kreatif dan inovatif maka sesungguhnya akan mendorong adanya interaksi yang baik dan proses belajar mengajar ini akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap peserta didik. Menurut penjajakan sementara penulis, MTs Assanabil Banjarmasin adalah sekolah yang cukup bagus dalam penerapan dan pengembangan metode pengajaran, khususnya penerapan metode Jama i dan metode Sima i dalam menghafal Alquran. Terbukti dengan diterapkannya metode Jama i dan metode Sima iini pembelajaran menghafal Alquran sangat efektif bagi siswa-siswa yang memiliki daya ingat ekstra, terutama bagi anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal tulis baca Alquran, dan telah memberikan sebuah kemajuan kepada siswa, namun disamping itu, penerapan metode menghafal ini menimbulkan bervariasinya minat siswa dalam mengikuti menghafal Alquran,karena kemampuan mereka juga bermacam-macam. Ada yang sanggup melaksakan setiap tugas yang diberikan oleh guru untuk menghafal, ada yang

6 kurang, bahkan mungkin ada juga yang tidak sanggup untuk memenuhi tugas tersebut meskipun memang hal ini lebih banyak siswa yang mampu melaksanakannya. Atas dasar itulah penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan mengangkat judul penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: Penerapan Metode Jama i dan Sima idalam Menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul, maka penulis perlu menegaskan beberapa istilah yang ada di judul yaitu: 1. Penerapan adalah upaya yang dilakukan dan dilaksanakan dari suatu yang bersifat teori ke dalam hal real atau nyata. Jadi, penerapan berarti hal mempraktikkan atau mengamalkan suatu cara. 8 Penerapan berarti penggunaan atau pelaksanaan suatu cara pembelajaran antara guru dan siswa. 2. Metode Jama i dan Sima i adalah sebagian dari jenis metode dalam menghafal Alquran. Yang dmaksud dengan metode Jama i ialah cara menghafal yang dilakukan secara bersama-sama, dipimpin oleh seorang pembimbing. Dan Sima i artinya mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini ialah mendengarkan sesuatu bacaan Alquran untuk dihafalkan. 1059. 8 Wjs. Poedarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.

7 3. Menghafal Alquran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran tahfidz di kelas VII dan kelas VIII dengan menggunakan metode Jama i dan Sima i. 4. Metode menghafal, metode berasal dari kata metha yang artinya melalui atau melewati dan todos yang berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. 9 Menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa Arab hafidzayahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu ingat dan sedikit lupa. 10 Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi menghafal adalah proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. 11 Jadi yang dimaksud dengan penerapan menurut penulis adalah memasangkan, dan perihal mempraktikkan pelaksanaan proses menghafal Alquran yang menggunakan metode Jama i dan metode Sima i untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. C. Rumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah yaitu sebagai berikut: 9 Fathul Mujib, Rekontruksi Pendidikan Bahasa Arab dari Pendekatan Konvensional ke Integratife Humanis, (Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka Abadi, 2010), h. 120. 10 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), h.105. 11 Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur an Da iyah, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2004), h. 49.

8 1. Bagaimana penerapan metodejama i dan metode Sima i dalam menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang menunjang dan menghambat penerapan metode Jama i dan metode Sima idalam menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin? D. Alasan memilih Judul Beberapa alasan yang melatar belakangi penulis dalam memilih judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang proses penerapan metode Jama i dan metode Sima idalam menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin. 2. Guru yang mengajar Alquran diharapkan memiliki pengetahuan tentang proses belajar mengajar Alquran yang baik dan menyenangkan. 3. Karena mendapat saran dari teman yang mengajar di MTs Assanabil, bahwa di MTs Assanabil belum pernah ada orang yang melakukan penelitiandan MTs Assanabil juga termasuk sekolahan yang tidak terlalu lama berdiri tetapi prestasi siswanya dalam menghafal Alquran cukup baik.

9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode Jama i dan metode Sima idalam menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menunjang dan menghambat penerapan metode Jama i dan metode Sima idalam menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin. F. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan secara teoritis maupun praktis terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan dalam pembelajaran menghafal Alquran. 1. Kegunaan teoritis a. Memberikan masukan dalam aspek teori (keilmuan), yaitu bagi pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang pendidikan terutama dalam pembelajaran menghafal Alquran. b. Memberikan kontribusi pemikiran dan wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran menghafal Alquran di MTs Assanabil Banjarmasin. c. Dapat memberi informasi ilmiah yang berhubungan dengan masalah-masalah metode menghafal Alquran. 2. Kegunaan praktis

10 a. Sumber informasi untuk memberikan rangsangan kepada semua guru dan siswa dalam pengembangan ilmu, terutama pembelajaran menghafal Alquran. b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang akan datang untuk melaksanakan penelitian terhadap masalah yang sama. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah bagi perpustakaan dalam kajian pendidikan tentang penerapan metode menghafal Alquran dan taman-taman bacaan, terutama bagi Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. G. Sistematika Penulisan Untuk memahami isi dari karya tulis ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan: Latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori tentang: Pengertian penerapan, pengertian metode hafalan, pembelajaran Alquran, metode menghafal Alquran, strategi menghafal Alquran, langkah-langkah dalam menghafal, faktor penunjang dan penghambat dalam menghafal Alquran, kelebihan dan kekurangan metode hafalan Jama i dan Sima i,materi hafalan kelas VII dan VIII MTs Assanabil.

11 Bab III Metode Penelitian, meliputi: Jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian yang meliputi: Gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran-saran.