IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES

Materi: Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invasion Games KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES. Gerak tanpa bola

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MATAKULIAH PERMAINAN SEPAKBOLA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS MATAKULIAH PERMAINAN SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

PEMBELAJARAN PERMAINAN

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Bermain Kode Mata Kuliah : PNJ 203. Program Studi : PJKR Prasyarat : -

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

PENGAJARAN PERMAINAN INVASI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

SESI SEPAKBOLA GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

Model Pengajaran Kesadaran Taktis dan Penguasaan Keterampilan. Proses pengajaran melalui pendekatan taktis memanfaatkan bentuk-bentuk permainan

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

memilih alat-alat peraga yang cocok.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dua tim dengan 5 pemain pertim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor)

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 4. Manajemen Tugas Ajar Dalam Pendidikan Jasmani A. MEMAHAMI ISI DARI PENDIDIKAN JASMANI

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

PEMBELAJARAN PENDEKATAN TAKTIK: TEORI DAN KONSEP F I T R I A D W I A N D R I Y A N I, M. O R.

JPJO Page 68

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR Oleh: Yudanto Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Permainan merupakan salah satu materi Pendidikan Jasmani yang diselenggarakan di Sekolah Dasar. Invasion games atau permainan menyerang, seperti: sepakbola dan basket merupakan materi permainan yang diajarkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran invansion games dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan taktik merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran invasion games. Pendekatan taktik merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada bermain dan belajar keterampilan teknik dalam situasi bermain. Kesadaran taktik dan pemecahan masalah dalam permainan merupakan kunci dalam pendekatan taktik.tahapan dalam pembelajaran invasion games dengan pendekatan taktik adalah: (1) membuat bentuk permainan, (2) tactical awareness (kesadaran taktik/apa yang harus dilakukan), dan (3) skill execution (pelaksanaan keterampilan). Pelaksanaan pembelajaran invansion games harus didasarkan pada kerangka kerja dan tingkat kompleksitas dari permainan yang telah ditentukan sebelumnya. Kata Kunci: Pendekatan Taktik, Pembelajaran Invansion Games, Sekolah Dasar. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Lebih lanjut menurut Rusli Lutan (2001: 15) menyatakan bahwa

Pendidikan Jasmani merupakan proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Disamping itu, melalui proses pembelajaran Pendidikan Jasmani ingin mewujudkan sumbanganya terhadap perkembangan anak yang tidak berat sebelah. Sumbangan yang diberikan dari Pendidikan Jasmani adalah memberikan perkembangan secara menyeluruh, karena yang dikembangkan bukan hanya aspek keterampilan gerak dan kebugaran jasmani (ranah jasmani dan psikomotorik), tetapi pengembangan ranah kognitif dan afektif juga dikembangkan melaui Pendidikan Jasmani. Kurikulum yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar meliputi materi permainan dan olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga tradisional, permaina, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, (BSNP, 2006: 703). Materi permainan sepakbola dan bola basket yang diajarkan di Sekolah Dasar, termasuk dalam permainan yang saling menyerang atau disebut invasion games. Pada dasarnya Invansion games atau permainan menyerang, merupakan suatu permainan yang melibatkan dua tim atau regu untuk saling menyerang. Tujuan dari invansion games ini adalah membuat atau mencetak skor sebanyak-banyak ke sasaran yang telah ditentukan dengan dibatasi waktu, contoh sasaran yang digunakan dalam invansion games diantaranya adalah gawang atau ring (basket). Disamping itu, selain mencetak skor ke sasaran gawang atau ring, ada juga

mencetak skor dengan cara melewati garis yang telah ditentukan, seperti dalam permainan rugby atau football. Di dalam invansion games, tentu tidak bisa lepas dari konsep penyerangan dan pertahanan. Berkaitan dengan konsep penyerangan dan pertahanan, penguasaan teknik atau keterampilan dan pemahaman dalam konsep bermain harus mendapatkan perhatian. Penguasaan keterampilan atau teknik yang dimiliki, selanjutnya akan diterapkan dalam situasi permainan. Penerapan teknik dasar ke dalam permainan pada dasarnya merupakan taktik bermain. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran invansion games, yang berkaitan dengan teknik dan taktik bermain tidak lepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan. Apakah kita menggunakan pendekatan teknik yang mengajarkan teknik dasar terlebih dahulu atau lebih ke arah drill ( penguasaan teknik dasar) tanpa mempedulikan siswa untuk mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain sesungguhnya. Penggunaan pendekatan teknik dalam invansion games, pada dasarnya di dalam pembelajaran lebih menekankan pada pembelajaran teknikteknik dasar bermain. Sebagai contohnya dalam pembelajaran teknik dasar sepakbola, yang meliputi teknik dasar passing, driblling, controlling, atau shooting, yang dilaksanakan pada beberapa pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran teknik dasar tersebut, biasanya dilaksanakan secara khusus tanpa menggunakan suasana permainan/bermain. Pembelajaran bermain yang sesungguhnya, baru diberikan setelah pembelajaran teknik dasar sepakbola dirasa cukup. Pendekatan pembelajaran tersebut di atas ternyata perkembangan keterampilan tidak jelas

kelihatan selama pembelajaran berlangsung, (TIM Pengembang Kurikulum PJKR FIK UNY, 2008: 10). Proses pembelajaran permainan yang sering terjadi di sekolah adalah mengkombinasikan proses pembelajaran keterampilan teknik dengan proses pembelajaran bermain secara terpisah, (Hari Amirullah, 2007: 46). Di samping itu, masih terdapat ketidakseimbangan antara proses pembelajaran yang menekankan pada penguasaan keterampilan teknik dengan proses pembelajaran yang menekankan pada usaha untuk meningkatkan penampilan bermain, (Toto Subroto: 2001: 2). Sebuah pendekatan yang dapat memadukan atau mengkombinasikan pendekatan keterampilan teknik dengan pemahaman bermain (kesadaran taktik) secara bersamaan, sangat diperlukan dalam proses pembelajaran invasion games. Untuk itu, dalam tulisan ini akan diuraikan tentang penerapan sebuah pendekatan taktik dalam pembelajaran invansion games di Sekolah Dasar. KAJIAN PUSTAKA HAKEKAT PENDEKATAN TAKTIK Pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan merupakan sebuah pendekatan pembelajaran menekankan pada bermain dan belajar keterampilan teknik dalam situasi bermain. Disamping itu, pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengetahui dan melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sesungguhnya. Menurut Toto Subroto (2001: 4-5) tujuan pendekatan pembelajaran permainan melaui pendekatan taktik ini bagi siswa, diantaranya: (1)

untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan, (2) memberikan penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan keterampilan, (3) memberikan kesenangan dalam beraktivitas, dan (4) memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan selama bermain. Di dalam pendekatan taktik ini, kesadaran taktik merupakan kunci dalam penampilan bermain, yang berupa kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah dalam taktik (tactical problem) yang muncul selama permainan berlangsung dan meresponnya dengan cepat. Respon dapat berupa upaya mempertahankan kepemilikan bola (ball posseson) dalam permainan sepakbola. Melalui pendekatan taktik ini, siswa ditempatkan dalam situasi permainan yang mengharuskan mereka mempertahankan ball possesion tersebut sebelum mereka mengidentifikasi dan membuat kepustusan untuk melakukan passing atau shooting. Hubungan antara keterampilan dan taktik memungkinkan siswa untuk belajar permainan dan memperbaiki penampilan mereka, hal ini dikarenakan taktik permainan memberi kemungkinan bagi penerapan keterampilan motorik yang berkaitan dengan permainan, (Linda L. Griffin, 1997: 8). DASAR PEMIKIRAN PENDEKATAN TAKTIK Penggunaan pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan, seperti halnya dalam invansion games didasari atas beberapa hal, diantaranya: ketertarikan dan kegembiraan, pengetahuan sebagai upaya pemberdayaan dan

transfer pemahaman an penampilan melalui bermain, (Linda L. Griffin, 1997: 8-10). Ketertarikan dan Kegembiraan Pembelajaran permainan melalui pendekatan taktis sebagai salah satu cara yang memungkinkan siswa dapat belajar dalam situasi bermain. Berbeda dengan pembelarajaran permainan dengan menggunakan pendekatan tradisional (teknik), yang hanya menekankan penguasaan keterampilan teknik dasar. Di dalam pendekatan tradisional (teknik) dapat menghilangkan nilai dari permainan. Hal ini dikarenakan pembelajaran permainan dengan pendekatan teknik mengajarkan keterampilan sebelum siswa dapat mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain yang sesungguhnya. Disamping itu di dalam pembelajaran permainan dengan pendekatan tradisional (teknik), penyampaian materi teknik dasar disampaikan secara terpisah dengan keterampilan bermain. Sebagai contohnya, dalam pembelajaran permainan sepakbola, siswa sering ditugaskan untuk belajar mengembangkan teknik dasar passing, dribbling, dan shooting secara terpisah dengan keterampilan bermain. Pembelajaran tersebut di atas biasanya lebih menekankan pada metode drill, dimana dengan menggunakan metode ini, akan membuat siswa bertanya-tanya: mengapa kita melakukan latihan seperti ini? atau kapan kita dapat bermain? Situasi semacam ini akan membuat siswa menjadi bosan karena pembelajaran kurang sesuai dengan penampilan merekan saat bermain. Melalui sebuah pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan dapat membuat siswa dan guru

termotivasi untuk belajar keterampilan bermain yang lebih baik, (Linda L. Griffin, 1997: 9). Pengetahuan sebagai Upaya Pemberdayaan Di dalam pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik, pengambilan keputusan sama pentingnya dengan skill execution. Menurut Fench dan Thomas (1987) yang dikutip oleh (Linda L. Griffin, 1997: 9), bahwa kesalahan umum yang terjadi pada siswa pemula dalam olahraga adalah kurang memahami situasi dan kondisi permainan yang sesungguhnya. Proses pembuatan keputusan merupakan sesuatu yang unik untuk melakukan suatu teknik dasar yang tepat dalam sebuah permainan. Kondisi siswa yang mengalami kesulitan atau kurang memahami kondisi permainan, maka kemampuan siswa tersebut dalam mengidentifikasi teknikteknik yang benar dalam suatu situasi tertentu akan terganggu. Menurut Bunker dan Thorpe (1986) yang dikutip oleh (Linda L. Griffin, 1997: 9), bahwa upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bermain, dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan pendekatan taktik Transfer Pemahaman dan Penampilan melalui Bermain Fokus pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik membantu siswa mentrasnfer pemahaman bermain dari satu permainan ke permainan lainnya yang sejenis. Didalan permainan yang saling menyerang atau invansion games, sebagai contohnya: sepakbola dan bola basket pada dasarnya memilki taktik yang sama, hanya saja keterampilan teknik yang digunakan berbeda. Transfer dalam proses pembelajaran permainan dapat terjadi apabila permainan yang baru mirip

dengan permainan yang telah dimilikinya. Transfer yang dimaksud ini, merupakan kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan, pengetahuan, dan lainnya, yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan ke dalam situasi yang baru. KERANGKA KERJA PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR MELALUI PENDEKATAN TAKTIK Pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik harus diawali dengan pengembangan kerangka kerja. Pengembangan kerangka kerja bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguraikan masalah-masalah yang relevan. Pemilihan materi pembelajaran dari kerangka kerja yang ada, seorang guru dapat memastikan bahwa siswa akan terbiasa dengan keterampilan bermain dan juga keterampilan teknik, ketika pembelajaran dihubungkan dengan keterampilan bermain yang sesungguhnya. Di dalam permainan yang saling menyerag atau invansion games, kerangka kerja untuk mengidentifikasi masalah taktik dapat dikembangkan ke dalam berbagai aspek. Lebih lanjut menurut Stephen A. Mitchell, (2003: 12) menjelaskan bahwa isi kerangka kerja untuk pembelajaran invasion games di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Tabel 1. Isi Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invansion Games. Masalah dan tujuan Keputusan taktik Gerak tanpa bola Gerak dengan bola Menyerang dan mencetak skor (gol) Menjaga posisi bola Mendukung pembawa bawa bola ketika akan mengoper Mengoper dan menerima bola Penekanan pertahanan dan Menggunakan seorang Bergerak dengan bola

menyerang gawang pemain target depan ketika akan menembak dan menggiring Menembak menipu Transisi (Pergeseran ) Membuka ruang, Mengoper cepat kapan dan dimana untuk bergerak Bertahan dan mencegah terjadinya skor (gol) Mempertahankan daerah Mengawal dan (ruang) menjaga Mengatur kerja kaki Menekan pembawa bola Mempertahankan/menjaga gawang Posisi menangkap bola Memantulkan Bola boxing out Menjaga gawangmenghentikan dan membagi/menyalurkan bola Memantulkan bolamembawa bola Memenangkan bola Mengatur Merampas dan mencuri bola Memulai dan memulai kembali permainan Memulai permainan Mengatur posisi Inisiatif bermain Memulai dari garis Mendukung posisi Meletakkan bola dalam samping permainan Memulai dari garis Mendukung posisi Meletakakn bola dalam belakang permainan Memulai dari pelanggaran Mendukung posisi Meletakkan bola dalam permainan

Kerangka kerja tersebut di atas, merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran invasion games dengan pendekatan taktik. Disamping itu, kerangka kerja tersebut merupakan pedoman untuk mengembangkan masalah taktik yang akan dikembangkan. Sebagai contohnya dalam permainan sepakbola, bahwa masalah taktik yang dapat dikembangkan adalah masalah taktik mencetak skor/gol, menjaga skor atau mencegah terjadinya skor dan memulai permainan kembali. Di dalam kerangka kerja yang berkaitan dengan masalah taktik mencetak skor, harus diperlukan upaya untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan: (1) memelihara penguasaan bola, (2) menyerang gawang, (3) menciptakan ruang serangan, dan (4) menggunakan ruang serangan. TINGKAT KOMPLEKSITAS PERMAINAN Penentuan tingkat kompleksitas permainan merupakan tahap selanjutnya setelah menentukan atau mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang penting serta beberapa keterampilan teknik yang digunakan dalam suatu permainan tertentu. Di dalam menentukan tingkat kompleksitas, harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. Berikut ini adalah tingkat kompleksitas permainan dalam invasion games di Sekolah Dasar menurut Stephen A. Mitchell, (2003: 13). Tabel 2. Tingkat Kompleksitas Permainan dalam Invasion Games. Masalah dan tujuan taktik Menyerang dan mencetak skor (gol) Menjaga posisi Level I Maksimum 3 orang setiap sisi Mengoper, menerima, Tingkat kompleksitas permainan Level II Maksimum 4 orang setiap sisi Mengoper, menerima, Level III Maksimum 6 orang setiap sisi

mengatur kerja mengatur kerja kaki ketika akan kaki, medukung mengoper Menekan dan menyerang Menembak, Menembak, Menggunakan gerak dengan menipu target pemain bola depan, (menggiring) menembak, menipu, mengubah kecepatan, bergerak dengan bola, Transisi (pergerseran) bergerak untuk membuka daerah, mengoper cepat Bertahan dan mencegah terjadinya skor (gol) Mempertahankan/menjaga Mengawal dan Membersihkan/ daerah (ruang) menjaga menyapu bola, Menekan membuang/mene ndang bola ke luar dengan cepat Mempertahankan/menjaga Posisi penjaga Penjaga gawang gawang gawang menghentikan tembakan dan membagi/menyal urkan bola, memantulkan bola Memenangkan bola Merampas dan

Memulai dan memulai kembali permainan Memulai permainan Memulai dari garis samping dan belakang Memulai dari pelanggaran Inisiatif bermain Membentuk posisi segitiga Meletakkan bola Mengatur posisi dalam permainan Meletakkan bola Mengatur posisi dalam permainan mencuri bola Memulai kembali dengan cepat Memulai kembali dengan cepat Pada tabel 2 di atas merupakan gambaran tingkat kompleksitas dalam pembelajaran invasion games di Sekolah Dasar. Penyampaian materi dalam pembelajaran, disampaikan dari tingkatan atau level yang lebih rendah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan masing-masing siwa memiliki kemampuan yang berbeda. Pada setiap level yang ada memilki tingkat kompleksitas yang berbeda. Tingkat atau level yang lebih rendah, memiliki tingkat kompleksitas yang lebih mudah/sederhana daripada tingkat atau level yang lebih tinggi. Di dalam pembelajaran, apabila siswa sudah mendapatkan pemahaman taktik yang meningkat, maka dapat diberikan materi yang memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. PEMBELAJARAN PERMAINAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIK Pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik diperlukan beberapa tahapan yang harus dilalui. Menurut Linda L. Griffin, (1997: 15), bahwa tahapan-

tahapan yang harus dilakukan dalam pembelajaran permainan dengan pendekatan taktik adalah sebagai berikut: 1. Game Form (bentuk permainan) 2. Tactical Awareness (kesadaran taktik) (What to do/apa yang dilakukan?) 3. Skill Execution (pelaksanaan keterampilan), (How to doit/bagaimana melakukan? ) Permulaan dalam bentuk sebuah permainan merupakan awal yang harus dilakukan dalam pembelajaran permainan dengan pendekatan taktik. Betuk permainan yang digunakan dalam pendekatan taktik dapat dilakukan dengan memdodifikasi permainan. Di dalam memodifikasi permainan perlu ditekankan tentang masalahmasalah taktik yang akan diterapkan. Menurut Yoyo Bahagia (2000: 31-32) menyatakan bahwa modifikasi permainan olahraga dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan terhadap struktur permainan. Struktur-struktur tersebut diantaranya: (1) ukuran lapangan, (2) bentuk, ukuran dan jumlah peralatan yang digunakan, (4) jenis skill yang digunakan, (5) aturan, (6) jumlah pemain, (7) organisasi permainan dan (8) tujuan permainan. Disamping itu, di dalam menyusun suatu bentuk permainan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN DENGAN PENDEKATAN TAKTIK Di dalam pelaksanaan pembelajaran permainan dengan menggunakan pendekatan taktik harus direncanakan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan. Berikut ini adalan format perencanaan pembelajaran permainan dengan menggunakan pendekatan taktik, menurut Stephen A. Mitchell, (2003: 9). PERMAINAN...PELAJARAN...KELAS... MASALAH TAKTIK: Apa saja masalah taktik selama pelajaran berlangsung? FOKUS PELAJARAN: Apa fokusnya yang berkaitan dengan masalah taktik yang akan diselesaikan? TUJUAN: Apa tujuan utama dari pembelajaran kognitif dan psikomoriknya? 1.GAME 1 : Game apa yang sudah dimodifikasi yang akan dimainkan? Kondisi : Kondidi apa yang akan anda pastikan pada siswa untuk pemecahan masalah dalam permainan? Tujuan : Apa tujuan dari penampilan yang akan anda sampaikan kepada siswa? Pertanyaan : Setelah bermain game, pertanyaan apa yang akan anda tanyakan (dan jawaban apa yang sudah anda antisipasi) untuk membantu siswa fokus pada masalah taktik dan solusinya? 2. TUGAS PRAKTEK : Praktek keterampilan apa yang akan membantu siswa menyelesaikan masalah taktik saat mereka kembali ke permainan? Tujuan : Apa tujuan penampilan yang akan anda sampaikan kepada siswa untuk praktek

keterampilan? Petunjuk : Petunjuk pengajaran apa yang akan anda gunakan untuk membantu penguasaan keterampilan? Ekstensi : Bagaimana anda memperdalam praktek keterampilan yang akan membuatnya lebih sulit atau lebih mudah guna menyesuaikan isi dengan variasi kemampuan siswa? 3. GAME 2 : Permainan apa yang sudah dimodifikasi yang bisa membantu siswa menerapkan keterampilan baru guna menyelesaikan masalah taktik selama bermain? Kondisi : Kondisi apa yang akan anda ciptakan pada permainan untuk meyakinkan siswa menggunakan keterampilan yang sudah dipelajari guna mengatasi masalah taktik? Tujuan : Apa tujuan penampilan yang akan anda berikan kepada siswa dalam permainan tersebut? Penutup : Pendekatan apa yang tepat atau diskusi akhir apa yang tepat untuk pelajaran tersebut? CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR Di dalam pembelajaran invasion games dengan mennggunakan pendekatan taktik, harus berpedoman pada tingkat kompleksitas permainan yang telah ditentukan. Berikut ini adalah contoh penerapan pendekatan taktik dalam pembelajaran permainan sepakbola pada tingkat kompleksitas level 1. Masalah

taktik yang ditekan dalam permainan ini tentang mempertahankan penguasaan bola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh di bawah ini: Tingkat kompleksitas : Level 1 Masalah taktik : Mempertahankan penguasaan bola Fokus pelajaran : Mengoper dan menerima bola datar dengan menggunakan kaki bagian dalam Tujuan : Ketepan mengoper pendek Menggunakan satu sentuhan untuk mengontrol bola sebelum melakukan operan selanjutnya A. Bentuk permainan : Permainan penguasaan bola 3 VS 3 ( 3 siswa lawan 3 siswa). Ukuran lapangan 30 X 20 meter. Tujuan : Lima kali operan secara berurutuan Keterangan: : Bola : Tim A : Tim B

Pertanyaan : Apa yang harus Anda (siswa) lakukan dalam permainan ini? Bagaimana tim Anda (siswa) dapat menjaga bola? B. Tugas Latihan : Latihan berpasangan atau tiga orang pada jarak 5-10 meter, menendang dan menghentikan bola. Tujuan aktivitas : Menggunakan satu sentuhan untuk menghentikan dan mengumpan bola berikutya. Operan yang kuat dan akurat dengan menggunakan kaki bagian dalam kaki kanan dan kaki kiri Petunjuk : Operan: Menghadap ke arah bola yang dioperkan. Kaki yang tidak menendang berada dekat bola. Menggunakan kaki bagian dalam dan menendang pada bagian tengah. Menerima bola: berdiri segaris dengan arah datangnya bola, menggunakan satu sentuhan dengan kaki bagian dalam untuk mempersiapkan diri untuk operan berikutnya. C. Bentuk Permainan : Permainan 3 VS 3 (3 lawan 3). Ukuran lapangan 30 X 20 meter. Menggunakan gawang kecil, tanpa penjaga gawang. Tujuan : Menghentikan dan mengumpan bola dengan cepat, mengoper bola dengan kuta dan tepat, memasukkan bola. Kondisi-kondisi : Maksimun 3 kali sentuhan sebelum mengoper, bola harus lebih rendah dari ketinggian kepala.

KESIMPULAN Pembelajaran invansion games melalui pendekatan taktik di Sekolah Dasar merupakan sebuah pendekatan pembelajaran menekankan pada bermain dan belajar keterampilan teknik dalam situasi bermain. Pendekatan pembelajaran ini pada dasarnya menekankan penerapan teknik dalam situasi bermain. Pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik mendorong dan menuntut siswa untuk pemecahan masalah taktik dalam permainan. Pembelajaran dengan pendekatan taktik dalam invansion games, disajikan dengan berbagai tingkat kompleksitas materi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Di samping itu, juga diharapkan melalui pendekatan taktik dapat membuat siswa senang, tertantang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: BSNP. Hari Amirullah Rachman. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif.. (Bahan Diklat Profesi Guru Sertfikasi Guru Rayon 11 DIY & Jateng). Yogyakarta: UNY Linda L. Griffin. (1997). Teaching Sport Concept and Skills: A Tactical Games Approach. USA: Human Knetics. Rusli Lutan.2001. Asas-asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Bandung: FPOK UPI. Tim Pengembang Kurikulum PJKR FIK UNY. (2008). Bahan Kajian Teoritik Pengembangan Kurikulum 2002 PJKR. Yogyakarta: PJKR FIK UNY. Toto Subroto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Linda L. Griffin, (1997). Teaching Sport Concept and Skills: A Tactical Games Approach. USA: Human Knetics.