BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mushalla, di rumah-rumah, bahkan di sekolah-sekolah, sedangkan

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur an dan hadist serta akal. Jika demikian, maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan al-qur an, hadist dan akal. 1 Uraian tersebut dapat dipahami bahwa Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki kepribadian muslim, menjadikan manusia yang berakhlak mulia, menjadikan manusia sempurna dan terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. 2 Jadi, pendidikan Islam di sekolah diharapkan mampu membentuk atau merubah perilaku siswa, agar menjadi trampil, berbuat luhur dan sekaligus menjadi umat yang taat beragama sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Negara kita yang mana harus bertitik tolak pada tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang 1 Ahmad Tafsir, 2005, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 12 2 Ibid, h. 46 1

2 Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Mengingat begitu pentingnya pendidikan Agama Islam di sekolah khususnya di tingkat SMP, maka pendidikan agama Islam semestinya mendapatkan perhatian baik dari pihak pemerintah, guru agama Islam, maupun keluarga. Keberadaan pendidikan agama Islam merupakan suatu kekuatan yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan siswa dan masyarakat. Agama merupakan benteng yang dapat memelihara diri dari segala kekeliruan dan penyimpangan, sedangkan pendidikan agama merupakan tabir pembuka pengetahuan dan pemahaman mereka tentang perbuatan yang baik dan benar serta mengokohkan iman mereka. Adapun tujuan diberikannya Pendidikan Agama Islam pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah agar berjalan dengan baik tergantung dari faktor-faktor atau komponen-komponen yang dapat mendukungnya. Akan tetapi, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak sesuai dengan apa yang diharapkan ketika dihadapkan dengan berbagai problem yang ada. Dalam upaya untuk 3 Depdiknas, 2003, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, h. 3

3 merealisasikan pelaksanaan pendidikan agama Islam guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran yang efektif dan efisien atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sebagaimana kita ketahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini kurang banyak diminati oleh siswa. Hal ini dikarenakan metode pembelajarannya lebih ditekankan pada hafalan, padahal Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perilaku keseharian tidak hanya cukup dengan dihafalkan saja, sehingga siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang telah dipelajarinya dalam materi Pendidikan Agama Islam, sehingga menyebabkan kurang adanya motivasi siswa untuk belajar materi Pendidikan Agama Islam tersebut. Dan kegagalan pendidikan agama Islam disebabkan juga praktek pendidikan hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai agama dan mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik yakni kemauan dan tekat untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. 4 Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran, karena memberi motivasi pada siswa merupakan hal yang sangat diperlukan dan penting dalam proses belajar mengajar. Kesuksesan dan keberhasilan belajar siswa bergantung pada bagaimana pendidik memberikan motivasi pada anak didik. Selain itu permasalahannya ialah bagaimana caranya untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam mempelajari apa yang harus dipelajarinya. 4 Muhaimin, 2004, Paradikma Pendidikan Islam, Bandung: Rosda Karya, h. 106

4 Situasi kelas menunjukkan adanya perbedaan kondisi siswa, Setiap anak memiliki sejumlah motivasi atau dorongan, yang berhubungan dengan kebutuhan. Baik kebutuhan biologi maupun psikologi. Menurut Rousseou, Kekuatan kemauan sangat erat hubungannya dengan keinginan, setiap keinginan merupakan ide-ide dari suatu obyek yang di bentuk oleh common sense dan di dorong rasa senang dan tidak senang kemudian menerima atau menolak obyek itu menurut ide yang terbentuk. 5 Guru dalam mengajar tidak lepas dari metode yang digunakan, agar peserta didik memahami apa yang telah diajarkan. Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukan asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Untuk itu guru dalam pemakaian metode lebih dari satu disesuaikan dengan pembahasan dan tujuan instruksionalnya. Metode pembelajaran Inquiry ini dapat memotivasi siswa untuk hidup mandiri dan disiplin. Siswa tidak hanya mendapat tugas-tugas sesuai keinginan guru namun siswa juga dapat mencari tahu sendiri, menemukan sendiri, membuktikan sendiri dan menjawab sendiri permasalahan yang mereka hadapi. Tentunya semua itu tidak lepas dari peran guru yang juga ikut memperhatikan dan mengarahkan pola berfikir siswa sehingga sesuai dengan bahasan Oleh karena itu, untuk membantu mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dan meningkatkan mutu pendidikan kita ada berbagai macam metode pembelajaran yang diharapkan mampu membantu guru dalam menyampaikan 5 Wasty, 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, h. 16

5 materi-materi Pendidikan Agama Islam dengan berbagai metode yang ada sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut tidak lepas dari peran guru sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan suasana kelas dan memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi interaksi yang kondusif. Agar suasana kelas hidup dan siswa termotivasi untuk belajar, maka peneliti akan meneliti tentang salah satu metode mengajar yang dapat merangsang siswa untuk berfikir, menganalisanya serta menemukan pemecahan masalahnya. Metode tersebut ialah metode inquiry. Metode inquiry merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan pemecahannya. 6 Selain itu pembelajaran dengan penemuan ( Inquiry) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan kontruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam Inovasi (pembaharuan) pendidikan, didalam pembelajaran dengan penemuan ( Inquiry) siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta pendidik mendorong siswa untuk memiliki pengalamannya sendiri dan pembelajaran inquiry memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa yang belajar penuh dengan semangat akan menguntungkan perbuatan belajar itu sendiri, sebab belajar akan lebih terasa tepat dan lebih baik, motivasi 6 Yusuf Djajadisastra, 1981, Metode-metode Mengajar, Bandung: Angkasa, h. 19

6 juga dapat menimbulkan perasaan gembira dalam belajar serta dapat memperkuat daya ingatan sehingga apa yang mereka pelajari tidak terlupakan. Dengan cara itu siswa juga akan memahami kegunaan apa yang dipelajari, sehingga akan terus belajar. Belajar dengan penemuan beberapa keuntungan, dan pembelajaran dengan Inquiry memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memahami dan menemukan sendiri untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka mendapatkan jawabannya. Dari hasil pengamatan awal di SMP N 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar ditemukan gejala-gejala atau fenomena-fenomena sebagai berikut: 1. Keingintahuan siswa tentang materi pelajaran masih rendah, hal ini dapat diketahui siswa hanya diam ketika ada materi pelajaran yang belum dimengerti. 2. Adanya sebagian siswa yang cepat bosan jika menghadapi soal yang sulit sehingga siswa hanya menunggu jawaban dari teman. 3. Sebagian siswa masih enggan untuk bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti, sehingga berdampak bagi nilai siswa yang masih tergolong rendah. 4. Strategi pembelajaran yang digunakan masih strategi lama misal metode ceramah. Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti berinisiatif untuk melakukan perbaikan-perbaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. SMP Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar merupakan salah satu lembaga pendidikan yang peneliti jadikan sebagai objek penelitian karena di pandang sebagai SMP yang sudah

7 maju. Disini penulis ingin meneliti bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran yang ada di SMP tersebut khususnya metode inquiry. Oleh karena itu penulis merasa termotivasi untuk mengkaji permasalahan-permasalahan tersebut dan mengangkat ke dalam sebuah judul skripsi yang berjudul "Pengaruh Penerapan Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar ". B. Penegasan Istilah Sesuai dengan judul penelitian yaitu, Pengaruh Penerapan Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yaitu: 1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang di lakukan seseorang 7, jadi pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu kekuatan atau daya yang dapat merubah terhadap pembentukan watak, kepercayaan atau perbuatan dan motivasi siswa. 2. Penerapan adalah proses atau cara yang di lakukan oleh seseorang 8, jadi penerapan dalam penelitian ini adalah suatu cara yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran. 3. Metode inquiry merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganilsa suatu persoalan sehingga menemukan pemecahannya 7 Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2007, h 848. 8 Ibid

8 sendiri. 9 Jadi, metode inqury dalam penelitian ini adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 4. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu 10, jadi motivasi dalam peneliatian ini adalah suatu kekuatan yang dapat menyebabkan seseorang untuk bergerak melakukan sesuatu karna ingin mencapai tujuan yang di kehandakinya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 5. Belajar adalah belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri individu yang sedang belajar. 11 jadi belajar dalam penelitian in adalah perubahan tingkah laku siswa seperti motivasi belajar siswa ketika di dalam pembelajaran. 6. Pendidikan Agama Islam adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan cara begitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan. 12 Jadi, Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah pendidikan yang disusun berdasarkan ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam Al Quran dan hadis. 9 Yusuf Djajadisastra, 1981, op. cit, h. 19 10 Hasan Alwi, Lok Cit, h 756 11 Kunandar, Guru Profesiona, Jakarta: Raja Wali Pers 2002, h. 13 12 Muhaimin, 2007, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Peguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h.6

9 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang dikemukakan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut. a. Bagaimana penerapan metode inquiry dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar? b. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar? c. Bagaimana pengaruh antara metode inquiry terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? 2. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang menyangkut kajian ini, maka penulis memfokuskan pada Bagaimana pengaruh penerapan metode inquiry terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar?.

10 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penerapan metode inquiry terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar?. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inquiry terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rumbio Jaya Kabupaten Kampar. 2. Manfaat Penelitian Penelitin ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Bagi Universitas Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman atau pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. b. Bagi Lembaga Sekolah Lembaga sekolah memperoleh informasi dari peneliti yang dapat bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guru mengenai variasi mengajar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

11 c. Bagi peneliti Merupakan sebuah pengalaman tersendiri untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah khususnya di bidang pendidikan, sehingga nantinya dapat diterapkan bila sudah terjun di lapangan/masyarakat.

12