EDITORIAL. Penasehat : Pengantar Redaksi. Ketua STIKes Prima. Salam hangat,

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KELURAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN KONSUMSI KAPSUL VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, peran keluarga, ASI eksklusif

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

GUSTI AYU RATNA ADI SARI

PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 OLEH ELHANOUM BERUTU NIM:

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

Transkripsi:

EDITORIAL Penasehat : Pengantar Redaksi Ketua STIKes Prima Pengarah : 1. Ketua HAKLI Provinsi Jambi 2. Ketua IAKMI Provinsi Jambi 3. Puket I STIKes Prima 4. Puket II STIKes Prima 5. Puket III STIKes Prima 6. Ketua Program Studi IKM Prima 7. Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Prima 8. Ketua Program Studi D-III Kebidanan 9. Direktur Akademi Keperawatan Prima Penanggung Jawab : Sekretaris LPPM STIKes Prima Jambi Mitra Bestari : 1. Dr. Pantun Bukit, SE., MSi 2. Dr. Sukarno, M.Pdi 3. dr. I. Nyoman Ehrich Lister, M.Kes, AIFM 4. dr. Adrianto Ghazali, M.Kes 5. Marinawati Ginting, SKM., M.Kes 6. Herlina Harahap, S.Kep., Ns., M.Kes 7. V.A Irmayanti Harahap, SKM., M.Biomed 8. Chrismis Novalinda Ginting, S.SiT, M.Kes 9. Erni Girsang, SKM, M.Kes Salam hangat, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga SCIENTIA JOURNAL STIKes PRIMA JAMBI Vol.5 No.01 Edisi Mei 2016 telah dapat diterbitkan. Penantian yang panjang untuk terkumpulnya naskah ilmiah sebagai materi utama terbitan kita. Untuk itu penelitian ilmiah di lingkup STIKes PRIMA JAMBI harus lebih kita gerakkan sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kepada penulis yang telah mempercayakan kepada kami untuk menerbitkan karyanya kami mengucapkan terima kasih. Untuk edisi kali ini kami sajikan beberapa karya ilmiah dari bidang kebidanan, Bidan pendidik, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat. Selain itu juga turut menampilkan karya ilmiah dari dosen pengajar dari beberapa sekolah dan akademi kesehatan lain. Akhir kata, maju terus dan selamat berkarya. Semoga Bermanfaat. Salam Sehat, Redaksi Editor/Editing : 1. Sakinah Dewi, S.Kep., M.Kes 2. Sondang Selviana Silitonga, S.Kep., Ns., M.Kes 3. Listautin, S.Kep., M.Kes 4. Norliana Karo-Karo, SST 5. Nia Nurziah, SKM 6. Erna Simanjuntak, SKM, M.Kes 7. Ns. Ridarti Sitorus, S.Kep 8. Saut Siagian, S.T 9. Johanes Ginting, SKM 10. K. Klemens, SKM Dewan Redaksi : 1. Pimpinan Redaksi : Erris Siregar, SKM, M.PH. 2. Redaktur : Marta Butar-Butar, SKM 3. Sekretaris Redaksi : Resli Siregar, S.Kep., Ns Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian dan Pengadian Kepada Masyarakat Kampus STIKes Prima Gedung D Lt.1 Jl. Raden Wijaya Rt.35 Kebun Kopi Thehok Kecamatan Jambi Selatan Telp/Fax : 0741 445963/445964 Email Website : stikesprima.scientia@yahoo.com : www.stikesprima-jambi.ac.id

Volume 5 No. 1 Mei 2016 ISSN 2302-9862 SCIENTIA JOURNAL DAFTAR ISI 1. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI Matda Yunartha... 1 2. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 Irmayanti Harahap... 8 3. PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KELURAHAN MAYANG MENGURAI KECAMATAN KOTA BARU JAMBI Nurfitriani... 14 4. PENGARUH RUTINITAS SENAM REMATIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA LANSIA YANG MENDERITA REMATIK DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR JAMBI TAHUN 2015 Erris Siregar... 20 5. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH DINI DI RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI TAHUN 2013 Arifarahmi... 25 6. PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RSUD RADEN MATTAHER JAMBI 2016 Margareta Pratiwi..... 31 7. GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2015 Gustina... 39 8. ANALISIS PENDEKATAN MODEL COPA DAN FAKTOR DETERMINAN PADA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ABDUL MANAP KOTA JAMBI Dwi Yunita Rahmadhani... 46 9. GAMBARAN KEJADIAN KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN TANJUNG JOHOR KECAMATAN PELAYANGAN KOTA JAMBI 2015 Bambang Ariyadi... 58 10. HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DAN NUTRISI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUAMANG KUNING X TAHUN 2015 Marinawati Ginting... 65 11. PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TIK BERBANTU MEDIA KOMPUTER DI SMP Al-IRSYAD KOTA JAMBI TAHUN 2012 Hamdani, Parman... 72 12. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2013 Dwi Haryanti... 82 13. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA KOTA PEKANBARU TAHUN 2016 Hamidah Sari Batubara... 88 14. DETERMINAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA SISWA DI SMA NEGERI I GORONTALO Zul Adhayani Arda... 95 15. HUBUNGAN PELAYANAN KIA/KB DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PULO BRAYAN MEDAN BARAT Elvina Sari Sinaga... 99

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI RELATIONSHIP AWARENESS BREASTFEEDING MOM ABOUT COVERAGE WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN KELURAHAN SEI. PUTRI WORK AREA PUSKESMAS PUTRI AYU JAMBI Matda Yunartha Akademi Keperawatan Korespondensi Penulis : matda.yunartha@akperprima-jambi.ac.id ABSTRAK ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi. Berdasarkan data terlihat rendahnya cakupan pemberian ASI Ekslusif yang diberikan oleh ibu selama usa 6 bulan. Menurut data Dinas Kesehatan Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi Jambi jauh dibawah target pencapaian ASI Ekslusif Nasional (36% dari target 80%). Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif. Jenis penelitian ini adalah Analitik kuantitatif dengan pendekatan analisis cross sectional untuk melihat Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Di Keluarahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Sampel penelitian ini sebanyak 61 responden. Anlisis dilakukan dengan melakukan univariat dan bivariat dengan uji chisquare dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian tentang teknik pemberian ASI, di dapatkan bahwa dari 37 responden dengan pengetahuan kurang baik tentang teknik pemberian ASI sebanyak 27 responden yang tidak memberikan ASI ekslusif. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p-value 0,005) dengan cakupan pemberian ASI ekslusif. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Keluarahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi masih kurang baik. Untuk itu diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif. Kata Kunci : Pengetahuan ibu, ASI Eksklusif ABSTRACT ASI is the only single most perfect food for babies up to 6 months old. Breast milk contains enough nutrients a baby needs. Based on the data looks low coverage of exclusive breastfeeding by mothers fed for 6 months. According to data from the Department of Health Coverage Exclusive breastfeeding (36% of the target of 80%). This study aims to look at Knowledge Breastfeeding Mom About Coverage With Exclusive Breastfeeding. This research is quantitative Analytical approach to the analysis of cross sectional view Relationship Awareness Breastfeeding Mom About Coverage With Exclusive Breastfeeding in Kelurahan Sei. Putri Work Area Puskesmas Putri Ayu Jambi. The sample of this study a total of 61 respondents. Step, performed by univariate and bivariate with chi-square test with significance level 0.05. The results of research on breastfeeding techniques, in getting that out of 37 respondents with less knowledge about the techniques of breastfeeding both the 27 respondents who did not give exclusive breastfeeding. There is a significant relationship between knowledge (p-value 0.005) with coverage of exclusive breastfeeding. From the results of this study concluded that Awareness Breastfeeding Mom About Coverage With Exclusive Breastfeeding in Kelurahan Sei. Putri Work Area Puskesmas Putri Ayu Jambi is still not good. For that is expected to further improve the education of health workers so as to increase public knowledge about the technique of exclusive breastfeeding. Keyword : Knowledge of Mom, Exclusive Breastfeeding 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI PENDAHULUAN Sesuatu yang terbaik tidak harus mahal, bahkan bisa sebaliknya, terbaik dan murah. Dua kata terakhir ini menjadi paket dalam ASI ekslusif. ASI ekslusif terbaik untuk bayi karena tidak hanya membuat anak lebih sehat, tetapi juga lebih cerdas dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. ASI juga termurah karena memang gratis dari ibu. Dalam konteks terbaik termurah itulah peranan ASI ekslusif menjadi penting (Khasanah, 2010) Air Susu Ibu (ASI) bukan minuman. Namun, ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Dilain pihak, system pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencerna makanan (Nurhaeni, 2009). World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 mendorong para wanita untuk menyusui bayi mereka secara ekslusif selama 6 bulan dan melanjutkan menyusui hingga setidaknya 2 tahun untuk mendapatkan keuntungan dari kemampuan ASI dalam memberikan nutrisi terbaik dan melindunginya dari infeksi (Nichol, 2005). Pada masa kehamilan ibu, hormon tertentu merangsang payudara untuk memperbanyak saluran air susu dan kelenjar susu dan diperuntukkan bagi bayi bayi yang baru dilahirkan. Makananmakanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini, ternyata tidak mampu menandingi keunggulan ASI. Sebab ASI mempunyai nilai gizi paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau atau kambing (Khasanah, 2010). Saat ini, para ibu tidak dipaksa untuk hanya memilih dua alternatif yaitu menyusui bayi mereka atau memberi mereka susu formula. Mereka mungkin memilih menyusui bayi-bayi mereka secara tidak langsung dengan menyediakan ASI dalam botol untuk bayi mereka jika mereka sibuk bekerja karena mereka bisa mengeluarkan ASI dan menyimpannya untuk digunakan nanti, mencari ibu susuan, memproses ASI dari seorang penyedia ASI saat produksi ASI mereka dirasa tidak mencukupi ASI atau jika ASI mereka tidak bisa digunakan (Khasanah, 2005). Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI ekslusif dipengaruhi oleh promosi produkproduk formula. Iklan-iklan bisa mengarahkan para ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikannya kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. Berdasarkan Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1997 dan 2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49% menjadi 39%, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI ekslusif, sedangkan penggunaan susu formula meningka 3 kali lipat (Dwi S, 2009). Menurut data profil Dinas Kesehatan Provinsi Jambi cakupan ASI ekslusif di Provinsi Jambi tahun 2010 sebanyak 36%. Cakupan jauh dibawah target pencapaian pemberian ASI Ekslusif Nasional yaitu 80%. Untuk Kota Jambi jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif pada tahun 2009 dari 11.975 jumlah bayi, 39,99% yang menerima ASI ekslusif Pada tahun 2010 dari 10.144 jumlah bayi, 36,1% yang menerima ASI ekslusif (Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2010). Cakupan pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Putri Ayu terjadi penurunan yang drastis setiap tahunnya. Pada tahun 2009 dari 482 jumlah bayi dengan cakupan pemberian ASI ekslusif sebanyak 400 bayi (82,99%). Pada tahun 2010 dari 759 jumlah bayi dengan cakupan pemberian ASI ekslusif sebanyak 392 bayi (49,31%). Pada tahun 2011 dari 498 jumlah bayi dengan cakupan pemberian ASI ekslusif sebanyak 68 bayi (13,65%) (Dinkes Kota Jambi, 2011). Beberapa faktor antara lain rendahnya cakupan penemuan pemberian ASI ekslusif oleh ibu selama 6 bulan. Selain itu faktor yang cukup berpengaruh adalah pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan dan sikap keluarga untuk melakukan pemberian ASI ekslusif pada bayinya (Dinkes Provinsi Jambi, 2010).Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan (2010) tentang Gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI ekslusif di Puskesmas Koni Kota Jambi didapatkan bahwa masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif dengan persentase 75,4%. Selain pengetahuan, faktor pekerjaan juga mempengaruhi pemberian ASI ekslusif oleh ibu. Menurut Wulandari (2010), banyak ibu muda yang bekerja berhenti menyusui karena menyusui dapat mengganggu pekerjaan mereka. Untuk itu ibu yang bekerja tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI, karena ASI dapat diberikan pada bayi dengan berbagai cara tanpa harus mengganggu pekerjaan ibu sendiri. Hasil survei awal yang peneliti lakukan di ruang imunisasi Puskesmas Putri Ayu mewawancarai 10 orang Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan yang datang keruang imunisasi, didapatkan bahwa dari 10 orang ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan, 8 ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang ASI ekslusif ketika dilakukan wawancara tentang manfaat ASI ekslusif ibu mengatakan ASI dapat membuat bayi menjadi sehat dan gemuk. Hal ini terlihat bahwa tidak semua persepsi ibu tentang ASI ekslusif benar, karena secara teori ASI dapat mencegah bayi menjadi gemuk/obesitas. Ibu juga mengatakan tidak mengetahui tentang teknik pemberian ASI pada ibu bekerja. Biasanya mereka saat umur anak 3 bulan sudah ada diberikan makanan tambahan, karena takut kalau ASI mereka tidak cukup diberikan pada anak saat mereka pergi bekerja dan anak menjadi kelaparan, dari keterangan diatas ternyata ibu memiliki pengetahuan yang rendah tentang pemberian ASI secara tidak langsung pada ibu bekerja.berdasarkan rumusan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Pada Ibu Di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Analitik kuantitatif untuk melihat Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi, dengan pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Populasi penelitian adalah 155 bayi, dan besar sampel yang telah dihitung berdasarkan rumus diperoleh 61 sampel penelitian yaitu ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan menggunakan analisis bivariat.(notoatmodjo,2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian asi dengan cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang telah dilakukan dan hasil penelitian dalam bentuk persentase. 1. Analisis Univariat, Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran tentang pengetahuan responden dan teknik pemberian asi dengan cakupan pemberian ASI Ekslusif. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terlihat pada tabel 1 berikut : 3

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tingkat Pendidikan N Persentase (%) SD 12 19,66 SMP 10 16,39 SMA / Sederajat 24 39,34 D3 8 13,11 S1 7 11,40 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa dari 61 responden sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 24 responden (39,34%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan terlihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Jenis Pekerjaan N Persentase (%) Pegawai 36 59,12 Wiraswasta 22 36,06 Ibu rumah tangga 3 4,92 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 61 responden sebagian besar pegawai sebanyak 36 responden (59,12%). c. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Responden Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden yang mempunyai cakupan pemberian ASI Ekslusif dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Cakupan Pemberian ASI n Persentase (%) Ekslusif Tidak memberikan ASI Ekslusif 35 57,4 Memberikan ASI Ekslusif 26 27,6 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa dari 61 responden, didapat yang tidak memberikan ASI Ekslusif sebanyak 35 responden (57,4%). d. Pengetahuan Responden Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik dan baik dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASIEkslusif Di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri AyuKota Jambi Pengetahuan N Persentase (%) Kurang baik 37 60,7 Baik 24 39,3 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa dari 61 responden, didapat yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif sebanyak 37 responden (60,7%). 2. Analisis Bivariat Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang pemberian ASI dengan cakupan pemberianasi ekslusif dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Tentang Pemberian ASI Dengan Cakupan Pemberian ASIEkslusif di Kelurahan Sei. Putri Wilayah KerjaPuskesmas Putri Ayu Kota Jambi Pengetahuan Tentang Pemberian ASI Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Tidak Memberikan memberi ASI Ekslusif kan ASI Ekslusif N P - Value OR 95% CI Kurang baik 27 10 37 0,005 5,400 Baik 8 16 24 (1,768-6,493) Jumlah 35 26 61 Hasil analisis hubungan antara pengetahuan tentang pemberian ASI dengan cakupan pemberian asi ekslusif diketahui dari 37 responden dengan pengetahuan kurang baik tentang pemberian ASI sebanyak 27 responden tidak memberikan ASI ekslusif sedangkan dari 24 responden dengan pengetahuan baik tentang pemberian ASI sebanyak 16 responden memberikan ASI Ekslusif. Berdasarkan uji statistik didapat p-value 0,005 (p< 0,05), menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Sei. Putri wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Dari hasil analisis penelitian diperoleh nilai OR (= 5,400, artinya responden yang memiliki pengetahuan baik memiliki peluang 5,6 kali lebih besar untuk memberikan ASI Ekslusif dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan tentang pemberian ASI dengan cakupan pemberian ASI Ekslusif diketahui dari 37 responden dengan pengetahuan kurang baik tentang pemberian ASI sebanyak 27 responden yang tidak memberikan ASI Ekslusif sedangkan dari 24 responden dengan pengetahuan baik tentang pemberian ASI dengan memberikan ASI Ekslusif sebanyak 16 responden. Berdasarkan uji statistik didapat p value 0,005 (p < 0,05), menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Sei. Putri wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Dari hasil analisis penelitian diperoleh nilai OR (Odds Ratio) = 5,400, artinya responden yang memiliki 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI pengetahuan baik memiliki peluang 5,4 kali lebih besar untuk pemberian ASI ekslusif dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah latar belakang pendidikan. Latar belakang pendidikan seseorang akan menentukan caranya mengerti masalah yang dihadapi (Potter dan Perry, 2005). Hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah responden yaitu SMA sebanyak 24 responden (39,34%). Pengetahuan memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku ibu dalam melakukan pemberian ASI Ekslusif. Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif, semakin besar pula tindakan yang akan dilakukan ibu untuk memberikan ASI ekslusif. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI ekslusif dipengaruhi oleh promosi produk-produk formula. Iklan-iklan bisa mengarahkan para ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikannya kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. Berdasarkan Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1997 dan 2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49% menjadi 39%, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan pengetahuan ibu tentang Pemberian ASI ekslusif dengan cara pemberian ASI di Kelurahan Sei. Putri Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi DAFTAR PUSTAKA Dwi. S, (2009). Menyusui Bayi Anda. Dian Rakyat. Jakarta. Hlm : 5 Dinas Kesehatan Provinsi, (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jambi. Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi, (2010). Laporan Tahunan Jumlah Bayi pentingnya ASI ekslusif, sedangkan penggunaan susu formula meningkat 3 kali lipat (Dwi S, 2009). Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Dalam penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden tentang pemberian ASI Ekslusif sebagian besar adalah kurang baik, hal ini dikarenakan adanya responden yang kurang memahami tentang manfaat dari pemberian ASI Ekslusif dan teknik yang benar dalam pemberian ASI kepada bayi secara ekslusif terutama disaat ibu bekerja. Penelitian ini sesuai dengan Kurniawan (2010) tentang Gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI Ekslusif di Puskesmas Koni Kota Jambi didapatkan bahwa masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif dengan persentase 75,4%. Selain pengetahuan, faktor pekerjaan juga mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif oleh ibu. Menurut Winda (2010), banyak ibu muda yang bekerja berhenti menyusui karena menyusui dapat mengganggu pekerjaan mereka. Untuk itu ibu yang bekerja tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI, karena ASI dapat diberikan pada bayi dengan berbagai cara tanpa harus mengganggu pekerjaan ibu sendiri. Dengan Cakupan ASI Ekslusif Di Puskesmas Kota Jambi. Jambi. Dinas Kesehatan Kota Jambi, (2011). Laporan Tahunan Jumlah Bayi Dengan Cakupan ASI Ekslusif Di Puskesmas Kota Jambi. Jambi. Khasanah, (2010). ASI atau Susu Formula Ya?. Flasbooks. Yogyakarta. Hlm : 8-134 Kurniawan, (2010) Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang ASI Ekslusif Di Puskesmas Koni Kota Jambi. Jambi. Hal : 45 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI Nurhaeni, (2009). ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Media Presindo. Yogyakarta. Hlm : 29-38 Nichol, (2005). Panduan Menyusui. Prestasi Pustakaraya. Jakarta. Hlm : 3 Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.Hlm: 27-178 Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Wulandari, (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Nuha Medika. Yogyakarta. Hlm : 30-51 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND MOTIVATION OF FERTILE COUPLE TOWARDS THE USE OF INJECTION CONTRACEPTION EVERY 3 MONTHS IN PUSKESMAS KONI IN JAMBI CITY 2015 Irmayanti Harahap STIKes Prima Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Korespondensi penulis : irmayanti@stikesprima-jambi.ac.id ABSTRAK KB Suntik merupakan salah satu cara KB yang efektif, terpilih dan banyak juga didapatkan akseptor KB yang mengalami efek samping. Untuk menghindari kejadian atau berhenti menggunakan kontrasepsi, maka diharapkan akseptor KB suntik dapat melakukan penanganan dari efek samping alat kontrasepsi suntikan. Masalah kesehatan yang dialami oleh akseptor KB disebabkan efek samping dari kontrasepsi tersebut dan komunikasi tentang efek samping, dan mereka tidak tahu penanganannya. Seorang akseptor akan mengalami kejadian drop out atau berhenti menggunakan kontrasepsi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan variabel dependen dan pengukuran variabel dilakukan pada waktu yang bersamaan. Adapun variabel yang diteliti antara lain tingkat pengetahuan dan motivasi terhadap pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 29 Juli s/d 1 Agustus tahun 2015. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Koni Kota Jambi. Adapun Populasi sebanyak 601 responden jadi sampel yang diambil sebanyak 60 orang secara Accidental sampling. Analisis secara Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 29 responden (48,3%) mempunyai pengetahuan cukup, sebanyak 35 responden (58,3%) mempunyai motivasi rendah, sebanyak 36 responden (60,0%) tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan, ada hubungan antara pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan nilai p value 0,003 dan ada hubungan antara motivasi PUS dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan nilai p value 0,003. Diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan mengenai kontrasepsi KB suntik 3 bulan, pemasangan baliho atau poster serta pembinaan kepada keluarga dan secara rutin menginformasikan tentang kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Kata Kunci : Pengetahuan, Motivasi, KB Suntik 3 Bulan ABSTRACT The contraceptive injection which given every three months is one of the most effetictive method of birth control was elected and event widely used by acceptor family planning (called KB in Indonesia) eventhough there is a side effect. Some of acceptor experienced health problems and that is the result of side effects and many of them do not know to handle it than eventually they stop using it. This research is analytic Quantitative with Cross sectional design which aim to find the relationship of knowledge and motivation fertile couple towards the use of injection contraception every 3 months in Puskesmas Koni in Jambi city 2015. And the purpose of this study to find the influence of the independent variable and dependent variable and measurement variable at the same time. Than the variable represent the level of knowledge and motivation towards the use of injection contraception every 3 months. This research was conducted in 29 of july thru 1 of august 2015 in Puskesmas Koni. Population in this study were 601 respondents and obtained 60 people for the sample. The sample taking by using accidental sampling. The analysis of this research were using univariate and bivariate. 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 As the result shows, there are 29 respondents (48,3%) have sufficient knowledge and 35 respondents (58,3%) have low motivation than 36 respondents (60,0%) not using caontraception injection. There is relationship between knowledge of fertile couple with p- value = 0, 003 and there is relationship between motivation of fertile couple with the use of injection contraception with p-value 0, 003. Therefore we suggest for the health care to provide information and counseling about injection contraception, by using posters and educate the acceptors about advantages and disadvantages of using injection contraception. Keywords : Knowledge, Motivation, KB Inject 3 Months PENDAHULUAN Keluarga Berencana (KB) merupakan program sosial dasar yang penting artinya bagi kemajuan suatu bangsa, selain pendidikan dan kesehatan. Undang-undang yang menyebutkan tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Visi program KB nasional adalah terwujudnya Keluarga Berkualitas 2015 yang hakekatnya mewujudkan Keluarga Indonesia yang mempunyai anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya (BKKBN,2009). Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan "Keluarga Berkualitas Tahun 2015". Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2003). Program pelayanan keluarga berencana (KB) mempunyai arti penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera, disamping program pendidikan dan kesehatan. Kesadaran mengenai pentingnya kontrasepsi di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2015 (BKKBN, 2008). Kontrasepsi menurut Undang- Undang No. 10/ 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Dengan berdirinya BKKBN pada 1970 berarti Badan itu lah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan KB sejak pelita I. pada pelita II program KB sudah berdiri sendiri, bahkan pada pelita III dan IV jangkauan dan kaitannya sudah lebih luas lagi (Sulistyawati,2013). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dibentuk berdasarkan keputusan presiden nomor 8 tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional. Penanggung jawab umum penyelenggaraan program pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh menteri Negara Kesejahteraan Rakyat yang dibantu Dewan Pembimbing Keluarga Berencana (Sulistyawati,2013). Pasangan suami istri yang melaksanakan program Keluarga Berencana akan mendapatkan manfaat yaitu meningkatkan kesehatan ibu, memperbaiki kesehatan bayi dan anak, pendidikan anak lebih mendapat perhatian, menjaga kesehatan ayah, karena tidak berusaha sangat keras dan 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 berlebihan untuk mencari nafkah (Irianto,2012) Untuk menyukseskan program Keluarga Berencana, maka pasangan suami istri melakukan pencegahan terjadinya pertemuan antara sel sperma dan sel telur, agar tidak terjadi pembuahan. Pencegahan pertemuan tersebut dilakukan dengan cara bermacam-macam baik melalui pihak pria maupun pihak wanita, inilah prinsip kontrasepsi. Untuk mencegah pembuahan sel telur dari pihak wanita (istri) mencegah ovulasi dengan pemberian hormon progesteron. Pemberian hormon dapat dengan cara penggunaan pil, suntikan, atau KB susuk. Pencegahan pembuahan dari pihak pria (suami) degan cara vasektomi atau penggunaan kondom (Irianto,2012). Program KB bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga-keluarga kecil yang berkualitas (Sulistyawati,2013). Hasil penelitian Lina (mahasiswa kesehatan Jambi pada tahun 2012) tentang Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor KB Suntik Tentang Perubahan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2012 diperoleh Pengetahuan kurang baik sebanyak 39% dan Sikap kurang baik sebanyak 39%. Data yang diambil di Puskesmas pada bulan Juni-Juli tahun 2015 sebanyak 601 Responden. Menurut survei pertama yang dilakukan di Puskesmas Koni Kota Jambi pada tanggal 19-21 Mei 2015 melalui wawancara pada 16 responden KB Suntik 3 bulan yang memiliki Pengetahuan lebih hanya 5 orang dan memiliki Motivasi lebih hanya 7 orang. Pengetahuan dan Motivasi mereka masih rendah sekali. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Hubungan Pengetahuan dan Pasangan Wanita Usia Subur (PUS) Terhadap Pemakaian Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Koni Kota jambi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan variabel dependen dan pengukuran variabel dilakukan pada waktu yang bersamaan. Adapun variabel yang diteliti antara lain tingkat pengetahuan dan motivasi terhadap pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2015. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Koni Kota Jambi. Penelitian dilakukan dengan cara Wawancara dan memberikan Kuesioner secara terbuka. Adapun Populasi sebanyak 601 responden jadi sampel yang diambil sebanyak 60 orang secara Accidental sampling. Hasil penelitian dianalisis secara Univariat dan Bivariat (Sulistyaningsih, 2011) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemakaian Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015, tidak mengambil keseluruhan dari aspek dalam teori perilaku kesehatan, hanya terfokus pada aspek pengetahuan dan motivasi. Pengetahuan merupakan suatu langkah awal untuk seseorang melakukan tindakan. Motivasi merupakan dorongan dari dalam dan luar terhadap sesuatu yang diperoleh dari pengetahuan yang dialami sehingga semakin baik 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 pengetahuan maka akan semakin baik pula motivasi untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bertindak melakukan sesuatu. Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemakaian Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015 Hasil analisis hubungan pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Distribusi Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemakaian Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015 (n=60) KB Suntik 3 Bulan Pengetahuan Total P-value Tidak Memakai Memakai Kurang Baik Cukup Baik 15 18 3 f % f % f % 83,3 3 16,7 18 62,1 11 32,9 29 23,1 10 76,9 13 100 100 100 Total 36 60,0 24 40,0 60 100 Berdasarkan analisis data dari 60 responden tentang hubungan pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan, didapat dari 18 responden dengan pengetahuan kurang baik yang tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan sebanyak 83,3%, dan dari 29 responden dengan pengetahuan cukup yang tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan sebanyak 62,1%. Sedangkan dari 13 responden dengan pengetahuan baik didapat 23,1% tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p value 0,003 (p<0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi. Pengetahuan responden terhadap pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan responden tidak memiliki kesadaran untuk mencari informasi lebih mendalam tentang pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan dan pernah diberikan informasi oleh 0,003 petugas kesehatan tetapi mereka lupa dengan informasi yang didapat sehingga pada saat menjawab pertanyaan hanya mengetahui secara umum. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan penelitian Peni (2013) mengenai hubungan pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemilihan KB suntik 3 bulan di Puskesmas Plaju Palembang, menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan KB suntik 3 bulan dengan nilai p-value 0,009. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan adalah dilakukannya pendidikan kesehatan 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 mengenai pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan, menjelaskan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar responden dapat memahami dengan baik dan juga dengan cara memberikan leaflet, brosur, dan kegiatan promotif lainnya seperti melakukan diskusi bersama responden. Selain itu diharapkan responden untuk aktif mencari informasi tentang pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan agar menambah pengetahuan responden yang kurang baik. Jika hanya pasif saja, maka akan berdampak kurang baik pada tingkat pengetahuan mereka. Bagi responden yang telah mempunyaipengetahuan yang baik, harus selalu dipertahankan dan diingat materimateri yang telah diberikan sebelumnya, agar mereka mengetahui masalah jika tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Hubungan Motivasi Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemakaian Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015 Hasil analisis hubungan motivasi Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Distribusi Hubungan Motivasi Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Pemakaian Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2015 (n=60) Motivasi KB Suntik 3 Bulan Total P-value Tidak Memakai Memakai f % f % f % Rendah Tinggi 27 9 77,1 36,0 8 16 22,9 64,0 35 25 100 100 0,003 Total 36 60,0 24 40,0 60 100 Berdasarkan analisis data dari 60 responden tentang hubungan motivasi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan, mayoritas responden kurang diberikan motivasi atau dukungan dari keluarga ataupun dari petugas kesehatan. Tetapi tanpa adanya pengetahuan yang baik didapat dari 35 responden dengan responden mengenai pemakaian motivasi rendah yang tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan sebanyak 77,1%. Sedangkan dari 25 responden dengan motivasi tinggi didapat 36,0% tidak memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Dari hasil uji statistik chi-square kontrasepsi KB suntik 3 bulan cenderung tidak melakukan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga diperoleh nilai p value 0,003 (p<0,05) mencapai hasil dan tujuan tertentu dengan demikian dapat disimpulkan (Notoatmodjo, 2010). bahwa ada hubungan antara motivasi Penelitian yang telah dilakukan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi. sejalan dengan penelitian Peni (2013) mengenai hubungan pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemilihan KB suntik 3 Berdasarkan penjelasan diatas bulan di Puskesmas Plaju Palembang, terlihat bahwa responden mempunyai menunjukkan adanya hubungan antara motivasi rendah terhadap pemakaian motivasi ibu dengan pemilihan KB suntik 3 kontrasepsi KB suntik 3 bulan, karena bulan dengan nilai p-value 0,005. 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 Reponden yang mempunyai motivasi tinggi dalam pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan, karena responden sudah menunjukkan motivasi sesuai dengan teori yang ada, yang mana responden mempunyai pengetahuan yang baik terhadap motivasi dalam diri tinggi. Hal ini dikarenakan responden diberikan motivasi atau dukungan oleh petugas kesehatan dan keluarga serta mendapat dukungan dari tenaga kesehatan untuk menganjurkan memakai kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Upaya-upaya yang perlu dilakukan agar responden mempunyai motivasi dalam pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan yaitu dengan diberikan pendidikan kesehatan berkaitan dengan motivasi dari intrinsik dan ekstrinsik dalam mengenai pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan cara memberikan pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai serta persepsipositif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan leaflet dan informasi seperti spanduk dalam upaya memberikan pengetahuan secara luas agar terbentuk sikap yang positif dan memotivasi responden untuk melakukan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Selain itu diharapkan petugas kesehatan, dan keluarga responden tersebut ikut berperan aktif dalam memotivasi responden untuk melakukan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Kurangnya pengetahuan dan tidak adanya motivasi menyebabkan perilaku menjadi tidak baik karena tidak didasari nilai-nilai positif dari pengetahuan yang mereka dapat karena yang mana ternyata perilaku akan menjadi lebih baik bila didasari oleh pengetahuan dan motivasi. Oleh karena itu, setelah dilakukan penelitian, banyaknya responden mempunyai pengetahuan kurang baik, dan motivasi yang rendah itu dapat menjadi masalah terhadap pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan. SIMPULAN Adanya hubungan antara pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi dengan nilai p value 0,003. Adanya hubungan antara motivasi Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemakaian kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Puskesmas Koni Kota Jambi dengan nilai p value 0,003. Diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan mengenai kontrasepsi KB suntik 3 bulan, pemasangan baliho atau poster serta pembinaan kepada keluarga dan secara rutin menginformasikan tentang kontrasepsi KB suntik 3 bulan. DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 2008, Kesadaran mengenai pentingnya kontrasepsi di Indonesia BKKBN, 2009, Keluarga Berkualitas 2015 Irianto, Koes, 2012, Keluarga Berencana untuk Paramedis dan Nonmedis. Yrama Widia. Bandung. Notoadmodjo, Soekidjo 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Sulistyaningsih 2011, Metodologi Penelitian Kebidanan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sulistyawati, Ari 2013, Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika. Jakarta. 13

PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KELURAHAN MAYANG MENGURAI KECAMATAN KOTA BARU JAMBI PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KELURAHAN MAYANG MENGURAI KECAMATAN KOTA BARU JAMBI FAMILY ROLE IN THE PREVENTION OF DENGUE DISEASE IN THE VILLAGE MAYANG MENGURAI THE DISTRICT KOTABARU JAMBI Nurfitriani Stikes Baiturrahim Jambi Korespondensi penulis : nurfitriani_1173@yahoo.com ABSTRAK Demam Berdarah Dengue ( DBD ) masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana penyakit ini merupakan penyakit endemis disebagian wilayah di Indonesia. Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan terutama dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (menguras-menutup-mengubur). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran keluarga dalam upaya pencegahan penyakit DBD di Kelurahan Mayang Mengurai Kecamatan Kotabaru Jambi tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui peran keluarga dalam upaya pencegahan penyakit DBD di Kota Jambi. Populasi penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di Kelurahan Mayang Mengurai sebanyak 281 KK. Sampel dalam penelitian diambil secara Simple Random Sampling pada keluarga yang tinggal di RT 01 dan RT 03 Kel. Mayang Mengurai Kec. Kotabaru Jambi sebanyak 94 responden yang diambil pada Bulan Nopember s/d Desember 2012 dan dianalisa secara univariat dan bivariat. Dari 94 responden yang diteliti diperoleh hasil perilaku pencegahan DBD oleh keluarga masih rendah yaitu 50 responden (53,3%), pengetahuan rendah sebanyak 19 responden (20,2%) dan pengetahuan tinggi sebanyak 75 responden (79,8%). Sikap responden cukup baik sebanyak (53,2 %) dan sikap buruk sebanyak 44 responden (46,8%). Dari hasil uji statistic ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pencegahan DBD dengan nilai p-value = 0,000, dan ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan peran keluarga dalam upaya pencegahan DBD dengan nilai P-value = 0,012 (p<0,05). Diharapkan bagi petugas kesehatan dan pihak kelurahan bekerjasama memberikan informasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan DBD dan keluraga dapat meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan bergotong royong secara rutin diwilayah masing-masing. Kata Kunci : Pengetahuan,sikap,peran keuarga dalam upaya pencegahan DBD ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a public health problem, where the disease is endemic in some areas of Indonesia. Various prevention efforts have been carried out mainly by the activities of mosquito nest eradication (PSN) through the movement of 3M (drain-cover-bury). The purpose of this study to find out how the role of the family in the prevention of dengue disease in Sub Mayang Mengurai Kotabaru District of Jambi in 2012. This descriptive cross-sectional approach to determine the role of the family in the prevention of dengue disease in the city of Jambi. The study population was a family who lived in the village of Mayang Mengurai much as 281 households. Samples were taken by simple random sampling in families living in RT 01 and RT 03 Ex. Mayang Mengurai district. Kotabaru Jambi were 94 respondents taken in November s / d in December 2012 and analyzed by univariate and bivariate. Of the 94 respondents who researched the results obtained DHF prevention behavior by the family still lower that 50 respondents (53.3%), low knowledge as much as 19 respondents (20.2%) and high knowledge as much as 75 respondents (79.8%). The attitude of the respondents is quite good as many (53.2%) and a bad attitude as much as 44 respondents (46.8%). From the test results statistically significant relationship between knowledge and prevention of dengue fever, with p-value = 0.000, and there was a significant relationship between attitudes to the role of the family in the prevention of dengue with P-value = 0.012 (p <0.05). Expected for health workers and village parties cooperate to provide information to the community in the prevention of dengue and family can improve behavior clean and healthy worked together on a regular basis each region. Keywords: Knowledge, attitudes, family style role in efforts to prevent dengue 14

PERAN KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI KELURAHAN MAYANG MENGURAI KECAMATAN KOTA BARU JAMBI PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama menyerang anak- anak dengan ciri- ciri demam tinggi mendadak dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock dan kematian (Sudarto,2009). Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur (Maryani,2010). Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anakanak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam Berdara Dengue pada orang dewasa (Rampengan,2009) Demam Berdarah Dengue masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana penyakit ini merupakan penyakit endemis disebagian wilayah di Indonesia (Rampengan,2009).Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan terutama dengan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M ( Menguras-Menutup-Mengubur) (anonym,2010). Kegiatan telah dilaksanakan secara intensif sejak tahun 1992 dan pada tahun 2002 dikembangkan menjadi 3M Plus, dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk(pambudi,2009). Berbagai upaya penanggulangan tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan. Salah satu penyebab tidak optimalnya upaya penanggulangan tersebut karena belum adanya perubahan perilaku masyarakat dalam upaya PSN (Meutia,2009). Meningkatnya kecenderungan kasus DBD dan resiko sebagai daerah perlintasan antar wilayah (yang juga merupakan daerah endemis) maka kegiatan yang paling efektif dan efisien adalah dengan mencegah terjadinya penularan (Dina,2009). Kegiatan ini harus melibatkan/lebih memberdayakan peran serta masyarakat, disamping juga kerjasama lintas sektor dan pihak swasta Dengan demikian tanggungjawab dalam pengendalian penyakit DBD bukan hanya pihak Pemerintah saja melainkan tanggung jawab bersama (anton, 2008). Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jambi terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode Januari hingga September 2011 jumlahnya mencapai 777 orang, sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, pada tahun 2010 jumlah penderita DBD tercatat 178 penderita dan seorang di antaranya meninggal dunia. Adapun tahun 2009 ditemukan 254 penderita dan sebanyak lima orang meninggal dunia. Penyebabnya akibat pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan lingkungan atau pola hidup yang tidak sehat, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada, Selasa, 1 November 2011. Andi Pada menjelaskan penderita terbanyak terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi, Batanghari, dan Kabupaten Bungo. Dari daerah-daerah tersebut, Kota Jambi merupakan daerah paling parah. Penyakit DBD di Kota Jambi menyebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Kotabaru, Telanaipura, dan beberapa kecamatan lainnya (Dinkes Kota Jambi,2011). Pada tahun 2011 lalu, Kecamatan Kotabaru merupakan salah satu wilayah endemik peringkat pertama di Kota Jambi. Bahkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi, di Kota Jambi terdapat 8 orang meninggal dari 338 kasus DBD yang menimpa warga. Kelurahan Mayang Mengurai termasukwilayah Kotabaru yang terdiri dari 40 RT. Berdasarkan laporan dari Kelurahan Mayang Mengurai kasus terbanyak yang mengalami kejadian DBD ada di wilayah RT 01 dan RT 03. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peran Keluarga dalam Upaya Pencegahan Penyakit DBD di Kelurahan Mayang Mengurai Kec. Kotabaru Jambi Tahun 2012. 15