Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gatak I Sukoharjo Penelitian ini dilaksanakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

Jurnal Kesehatan Kartika 27

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN.

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas saat ini didunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. berarti bebas dari infeksi. Infeksi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian ibu secara nasional adalah 359 per kelahiran hidup Rata-rata

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

FACTORS-FACTORS WITH ROLE RELATED MIDWIFE VILLAGE IN EFFORT DERIVE MATERNAL MORTALITY WORKING WOMEN HEALTH REGION LHOONG DISTRICT OF ACEH BESAR

Nisa khoiriah INTISARI

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DI LINGKUNGAN IBI KABUPATEN MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PENGARUH MOTIVASI DAN KUALITAS SUPERVISI TERHADAP KEPATUHAN BIDAN DALAM DETEKSI PREEKLAMPSIA DI KABUPATEN TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Transkripsi:

Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap dan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Pada Kinerja Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Normal Suatu Studi Eksploratif di Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah Lisda W. Longgupa 1) Abstrak: Pengetahuan dan sikap profesional penolong persalinan sangat dibutuhkan untuk menunjang yang baik apalagi bila didukung oleh pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menolong persalinan. Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan bidan dalam menolong persalinan normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan, sikap dan pelatihan APN terhadap bidan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional yang dilaksanakan di tiga rumah sakit dan lima puskesmas rawat inap di Kota Palu sejak Februari sampai April 2011. Sampel diambil secara acak sederhana sebanyak 104 sampel. Analisis data penelitian secara bivariabel menggunakan uji Chi-square dan rank Spearman dan secara multivariabel menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil yang diperoleh bahwa pengetahuan bidan dan pelatihan APN berpengaruh secara signifikan terhadap bidan (p<0,05), faktor sikap tidak berpengaruh terhadap bidan (p>0,05). Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa pelatihan APN dan umur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bidan. Pelatihan APN merupakan variabel yang paling besar berpengaruh positif terhadap bidan dalam pertolongan persalinan normal (RP 95%/CI = 8,812 (3,340-23,246). Disimpulkan bahwa untuk meningkatkan bidan dalam pertolongan persalinan normal perlu ditunjang oleh faktor pengetahuan yang baik dan pernah mengikuti pelatihan APN. Pelatihan APN mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap peningkatan bidan dalam pertolongan persalinan normal di Kota Palu. Kata kunci: Kinerja bidan, Pengetahuan, Pelatihan APN, Sikap PENDAHULUAN Angka kejadian mortalitas dan morbiditas ibu dan perinatal di Indonesia berkaitan dengan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sebanyak 65 sampai 75%. Hal ini disebabkan oleh pertolongan persalinan yang tidak aman dan bersih (Dep Kes RI, 2008 & BPS, 2008). Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme bidan sebagai ujung tombak dalam pertolongan persalinan normal adalah mengadakan pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) (Kepmenkes, 2003, Depkes, 2009). Di Propinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu jumlah pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan yang terampil serta profesional hingga tahun 2009 sudah mencapai 80%, namun angka ini tidak berbanding lurus dengan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan, sikap dan pelatihan APN terhadap bidan. SUBJEK DAN METODE Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah dari bulan Februari sampai dengan April 2011. Populasi adalah seluruh bidan yang ada di Kota Palu, sedangkan sampel adalah seluruh bidan yang bertugas di kamar bersalin yang ada di rumah sakit dan puskesmas rawat inap yang ada di Kota Palu, dengan kriteria inklusi: bidan 781

yang rutin melakukan pertolongan persalinan dan lulusan D-3 Kebidanan. Kriteria eksklusi adalah bidan yang menduduki jabatan manajerial dan bidan yang sedang melanjutkan pendidikan. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan daftar tilik penilaian bidan dalam pertolongan persalinan normal. (Perlu ditambahkan cara pengumpulan data untuk variabel pengetahuan dan sikap serta kriteria obyektifnya) Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis rank Spearman untuk mengetahui korelasi pengetahuan, sikap dan pelatihan APN pada bidan dan analisis regresi logistik ganda untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap dan pelatihan APN pada variabel terikat yaitu bidan serta mencari faktor yang paling berpengaruh diantara variabel bebas. HASIL PENELITIAN Data dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 104 bidan. Data responden berdasarkan karakteristik umur dan masa kerja disajikan dalam tabel berikut KaraKarakteristik Tabel 1 Karakteristik Responden Jumlah % Umur (tahun) a. <25 18 17,3 b. 25-30 c. >30 34 52 32,7 50 Masa kerja (tahun) a. < 10 66 63,5 b. 10 38 36,5 Pengaruh karakteristik responden yaitu faktor umur dan masa kerja terhadap bidan disajikan dalam tabel.2 sebagai berikut: Tabel 2 Pengaruh Umur dan Masa Kerja pada Kinerja Bidan dalam Pertolongan Persalinan Normal Kinerja Tidak Kompeten kompeten fi % fi % Umur (tahun)*) 21-30 39 75 13 25 15,592 < 0,001 >30 19 36,5 33 63,5 Masa Kerja (tahun) <10 43 65,2 23 34,8 6,446 0,011 10 15 39,5 23 60,5 Keterangan: X 2 : Uji Chi Kuadrat *) : pada pembagian kelompok umur ada penggabungan umur <25 dan 25-30 tahun karena ada data dalam sel <5 Tabel 3 Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Pelatihan APN pada Kinerja Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Normal Kinerja Tidak kompeten Kompeten fi % fi % X 2 X 2 Pengetahuan Rendah 41 66,1 21 33,9 6,680 0,010 Tinggi 17 40,5 25 59,5 Sikap Tidak Baik 29 55,8 23 44,2 0,000 1,000 Baik 29 55,8 23 44,2 Pelatihan APN Belum ikut 43 82,7 9 17,3 30,561 0,001 Sudah ikut 15 28,8 37 71,2 782

Korelasi antara variabel independen (pengetahuan, sikap dan pelatihan APN) dan variabel perancu (umur dan masa kerja) dengan variabel dependen ( bidan) disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4 Korelasi antara Pengetahuan, Sikap, Pelatihan APN, Umur dan Masa Kerja dengan Kinerja Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Normal Korelasi antar Pengetahuan dengan r s 0,222 0,023 Sikap dengan 0,100 0,311 Pelatihan APN dengan 0,50* <0,001 Umur dengan 0,364 <0,001 Masa kerja dengan 0,317 0,001 Keterangan:r s : koefisien korelasi rank Spearman *): koefisien korelasi Eta Hasil analisis multivariabel regresi logistik ganda disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 5 Analisis Regresi Logistik Ganda Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Umur dan Masa Kerja pada Kinerja Bidan Koef β SEβ RP CI (95% CI) Model awal Pelatihan APN 2,270 0,576 <0,001 9,675 Umur 1,322 0,758 0,081 3,750 Masa kerja -0252 0,764 0,741 0,777 Pengetahuan -0,214 0,567 0,706 0,808 Konstanta -6,156 1,486 <0,001 0,002 Model akhir Pelatihan APN 2,176 0,495 <0,001 8,812 Umur 1,124 0,490 0,022 3,076 Konstanta -6,423 1,403 <0,001 0,002 Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan terdapat dua variabel yang berpengaruh secara signifikan dengan bidan dalam pertolongan persalinan normal yaitu variabel pelatihan APN dan umur bidan dengan nilai p<0,05. yang paling berpengaruh adalah variabel pelatihan APN dengan nilai p<0,001 (RP (95%/CI) = 8,812 (3,340 23,426). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa faktor pernah mengikuti pelatihan APN memberikan kontribusi terhadap peningkatan bidan. Hasil ini didukung oleh teori bahwa pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi sehingga peserta pelatihan akan mendapatkan pengetahuan untuk tujuan tertentu (Dharma, 2009 & Hariandja, 2010). Hasil penelitian oleh Wattimena (2008) menjelaskan bahwa pelatihan APN sebagai salah satu pendidikan non formal menjadi salah satu cara yang dapat diberikan kepada bidan untuk meningkatkan pengetahuannya. Semakin tinggi pengetahuan seseorang diharapkan semakin baik hasil kerja yang ditampilkan. Menurut Depkes RI (2000), seorang penolong persalinan harus mendapatkan kualifikasi sebagai tenaga pelaksana pertolongan persalinan melalui serangkaian pelatihan, bimbingan langsung dan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilannya pada praktik yang sesungguhnya. Salah satu bentuk dari serangkaian pelatihan yang dimaksudkan pada pernyataan tersebut adalah pelatihan APN yang merupakan bentuk penambahan knowledge, skill dan attitude bidan. Merujuk pada teori dan hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh pengetahuan terhadap bidan dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat 783

pengetahuan bidan semakin baik juga bidan dalam melakukan pertolongan persalinan normal. Hasil analisis sikap pada bidan menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara sikap bidan terhadap nya dalam melakukan pertolongan persalinan normal. Pada penelitian ini sikap yang diukur adalah sikap profesional bidan. Sikap profesional bidan adalah sikap yang harus dimiliki oleh bidan dalam tugasnya sehari-hari. Sikap bidan dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan pertolongan persalinan normal tetapi mempunyai peran penting terhadap penyelenggaraan program pelayanan persalinan normal. Dalam penelitian ini didapatkan beberapa hal yang tidak sesuai dengan sikap profesional bidan dalam pertolongan persalinan normal berdasarkan kuesioner diantaranya pendokumentasian dengan partograf dilakukan setelah proses persalinan selesai, informasi atau penjelasan tentang keadaan klien kepada keluarga tidak diberikan kecuali bila klien dalam keadaan patologis, prinsip pencegahan infeksi tidak dilakukan dengan baik misalnya dengan membiarkan alat-alat dalam keadaan terbuka, asuhan sayang ibu tidak diterapkan dengan baik misalnya dukungan dan pendampingan kepada ibu tidak dilakukan. Idealnya bidan yang sudah mengikuti pelatihan akan menambah keyakinan dan pengetahuan sehingga akan merubah sikap bidan dalam praktik penatalaksanaan pertolongan persalinan yang sesuai standar. Pelatihan APN merupakan pelatihan yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan ada pengaruh signifikan antara pelatihan APN terhadap bidan. Adanya pelatihan APN dapat meningkatkan keterampilan bidan dalam pertolongan persalinan normal. Hal ini disebabkan karena saat pelatihan terjadi proses pembelajaran baik teori maupun praktik, dengan belajar maka seseorang dapat berpikir sistematis dan sequential sehingga menjadi dasar untuk bekerja dengan baik dan sesuai standar. Menurut Hundley (2007) latihan akan membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi atau mengembangkan potensi bidan untuk masa yang akan datang. Pelatihan mampu mengubah keadaan sehingga menjadi menguntungkan misalnya dengan pelatihan seseorang dapat melakukan hal-hal yang belum bisa dilakukan atau melakukan perubahan tanggung jawab. Hal ini ditunjang dengan pendapat Notoadmojo (2005) bahwa keterampilan merupakan mekanisme seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar dan secara otomatis sudah merupakan kebiasaan dan adaptasi suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik dan melakukan modifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Menurut teori bahwa pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan 784

keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori. Pentingnya bidan mengikuti pelatihan APN karena pelatihan APN merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan keterampilan bidan dengan penetapan standar pelayanan APN dan pelatihan untuk penerapannya. Pada pelatihan APN, peserta latih harus menguasai pengetahuan dan keterampilan yang telah distandarkan sehingga mampu memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir, baik disetiap tahapan persalinan, kelahiran bayi maupun pada masa nifas. KESIMPULAN DAN SARAN Harapan minimal dari penelitian ini diperoleh rujukan agar dapat menjadi pembanding penelitian lainnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh faktor pengetahuan dan pelatihan APN terhadap bidan dalam pertolongan persalinan normal dan pelatihan APN merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap bidan. Agustus 2010]. Tersedia dari http://bacaanluar17.blogspot.com/2009/05 /keputusan-menteri-kesehatan-ri-html. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Indonesia.2009. Profil kesehatan 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan. Hariandja MTE. 2009. Manajemen sumber daya manusia: pengadaan, pengembangan, pengkompensasian dan peningkatan produktivitas pegawai. Jakarta: Grasindo. Dharma S. 2009. Manajemen : falsafah teori dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wattimena M. 2008. Analisis penerapan standar asuhan persalinan normal oleh bidan di rumah sakit umum daerah Kabupaten Sorong Papua Barat. Jurnal Manajemen Kesehatan. Vol. 01(5). Departemen Kesehatan RI.2000. Standar pelayanan kebidanan. Jakarta: Depeks RI. Hundley VA, et al. 2007. Midwives competence: is it affected by working in a rural location? Rural and Remote Health. Vol. 7: 1-13. Notoatmodjo S. 2005. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku acuan pelatihan klinik asuhan persalinan normal: asuhan esensial pencegahan dan penganggulangan segera komplikasi persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik Indonesia.2008. Survei demografi dan kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Kepmenkes no. 1457/Menkes/SK/X/2003. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota. [diunduh 20 785