PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU BERHAK TINGGI TERHADAP NYERI MYOGENIK PADA OTOT GASTROKNEMIUS SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU HAK TINGGI TERHADAP POTENSI TERJADINYA VARISES PADA TUNGKAI BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. berdiri disetiap bekerja untuk melayani para konsumen. Akan tetapi posisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian integral kesehatan (Ibid dkk, 2009). kita, hal itu ditunjukkan dalam aktivitas kita sehari-hari.

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini aktivitas manusia sudah semakin padat. Dari mulai anak kecil,

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bermobilisasi adalah kaki. Untuk melindungi bagian tubuh yang penting ini

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN SEPATU HAK TINGGI DENGAN TERJADINYA PATELLOFEMORAL PAIN SYNDROME DAN PERUBAHAN SUDUT QUADRICEPS PADA SALES PROMOTION GIRL

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki. Saat menghadapi persaingan kerja, penampilan juga merupakan salah

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga laundry. Saat ini industri rumah tangga laundry

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di segala aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zaman sekarang, hampir semua profesi pekerjaan memiliki risiko

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

HUBUNGAN MASA KERJA PADA PEKERJAAN MENCETAK CONE ICE CREAM DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA DE QUERVAIN S TENDONITIS (DQT) DI SIBOLGA (MEDAN) SKRIPSI

HUBUNGAN TINGGI HAK SEPATU TERHADAP KASUS NYERI PLANTARIS PADA KARYAWAN WANITA YANG BEKERJA DI MDS

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era jaman globalisasi seperti ini, meningkatnya era industri di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KORELASI KEGEMUKAN DENGAN PENINGKATAN KURVA LUMBAL BIDANG SAGITAL

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).


BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB V PEMBAHASAN. kelamin laki-laki dan 80 tenaga kerja berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TENTANG NYERI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KUSUMA DESA PALUR MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

LATIHAN FLEKIBILITAS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat, bisa kita lihat di dalam perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bayi-bayi yang lahir, ada yang lahir dengan tubuh yang kurang sempurna. Hampir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

untuk Mencegah Sakit Punggung

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU BERHAK TINGGI TERHADAP NYERI MYOGENIK PADA OTOT GASTROKNEMIUS SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh: AJI SURYAARIFPUTRA J110050014 PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang peran perempuan di dunia karir semakin besar serta aktivitas sehari-hari pun semakin meningkat. Selain bekerja ke kantor, mereka juga masih tetap menjadi ibu bagi anak-anak dan istri bagi suami mereka. Aktivitas berarti gerak, itu artinya, kaki mereka pun semakin panjang melangkah dan semakin lama menahan tubuh. Oleh karena itu, meski tampaknya sepele, perawatan kaki sungguh sangat penting. Perempuan harus benar-benar merawat kaki mereka supaya bisa terhindar dari masalah kaki. Sepatu adalah Salah satu yang ikut berperan dalam aktivitas seorang wanita. Badan survey di Amerika mencatat 59% wanita pengguna sepatu hak tinggi memakai sepatu tersebut sedikitnya 1 jam hingga 8 jam perharinya (Gallup Organization inc. 1986). Pemakaian sepatu ber-hak tinggi (di atas 5 cm) merupakan salah satu contoh bagaimana wanita justru mengundang masalah pada kaki. Dokter spesialis podiatric ( ilmu tentang kesehatan kaki ) tidak merekomendasikan pemakaian sepatu ini (Evans, 2009). Sepatu berhak tinggi dapat mengundang masalah pada lutut dan punggung, berisiko mengakibatkan cidera akibat terjatuh, memperpendek otot betis, penegangan otot, nyeri otot dan membuat cara berjalan pemakainya menjadi kurang nyaman, serta dapat mengakibatkan perubahan yang membuat fungsi kaki berkurang. Sebagian besar wanita pun mengakui bahwa

pemakaian sepatu ber-hak tinggi menyebabkan nyeri pada kaki. Pada sebuah jajak pendapat, dari 37 % wanita yang menjadi responden mengaku akan tetap memakai hak tinggi, sekalipun mereka merasa tidak nyaman ( Aillen, 2006 ). Tubuh manusia mempunyai otot rangka dengan bermacam-macam ukuran, sehingga energetika kontraksi otot sangat bervariasi dari otot yang satu dengan otot yang lain. Karena itu, tidak mengherankan bila karakteristik mekanis kontraksi otot berbeda untuk masing-masing otot. Pada posisi berdiri otot soleus lebih berperan menyokong tubuh terhadap gaya gravitasi dalam waktu yang lama secara kontinyu, dilihat dari segi kontraksi isometrik daya kontraksi soleus lebih lama di banding dengan otot gastroknemius yaitu 1/3 detik untuk soleus dan 1/15 detik untuk gastroknemius. Dan dari jenis tipe serabut ototnya otot gastroknemius termasuk kedalam serabut tipe cepat sedangkan untuk soleus termasuk dalam jenis serabut tipe lambat (Guyton, 2007). Dapat disimpulkan, pada posisi berdiri otot yang mudah terjadi kelelahan adalah otot tipe cepat (gastroknemius), sedangkan untuk soleus sesuai dengan fungsinya yakni sebagai penyokong tubuh mampu melakukan adaptasi terhadap beban yang diberikan. Nyeri myogenik ialah nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf serta dermatom dengan reaksi yang berlebihan. Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh sampai dua puluh kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja, memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak. Saat berdiri lama, otot

cenderung bekerja statis, kerja otot statis ini ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang biasanya sesuai dengan sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk meneruskan kerja otot statis dalam jangka waktu yang lama karena akan menimbulkan rasa nyeri (Effendi, 2007). Fenomena kerja otot statis ini dapat kita jumpai pada penggunaan sepatu hak tinggi, contohnya pada karyawati Sales Promotion Girls Matahari Solo Square. Menurut Manager Personalia, data SPG Matahari Solo Square tahun 2009 ialah sebesar 200 orang. Dan dari 200 orang SPG Matahari Solo Square terdapat 150 orang SPG wanita dan 50 SPG laki-laki. Lamanya jumlah jam bekerja mengakibatkan aktivitas lebih banyak dihabiskan dengan berdiri terutama pada SPG wanita ditambah dengan penggunaan sepatu hak tinggi. Hasil wawancara dengan Manager Personalia di Matahari Solo Square ratarata 8 jam mereka bekerja dalam sehari. Jadwal masuk kerja secara umum dimulai dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, tapi dalam selang waktu tersebut di bagi dalam dua shif. Yaitu shif pertama dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, dan shif yang kedua dari jam 1 siang sampai jam 9 malam. Selama bekerja di berikan waktu istirahat selama 1 jam. Dari gambaran diatas jelas terlihat bahwa sebagian besar aktivitas SPG dihabiskan dengan posisi berdiri yang lama saat bekerja serta faktor penggunaan sepatu hak tinggi menambah derajat sudut kaki sehingga dapat menimbulkan resiko terjadinya nyeri myogenik pada otot betis.

B. Identifikasi Masalah Pemakaian sepatu yang tidak sesuai biomekanika langkah kaki dalam waktu yang relatif lama bisa mengubah bentuk kaki dan dapat menyebabkan otot-otot betis dan tumit cidera. Pemakaian sepatu dengan ber-hak tinggi di atas lima sentimeter, membuat kaki terus-menerus jinjit. Artinya, otot betis yang berada di tumit belakang dalam keadaan tegang oleh karena kontraksi otot yang terus menerus sehingga dapat mengakibatkan terjadi peningkatan ketegangan serabut otot hingga menimbulkan terjadinya nyeri pada otot tersebut ( Evans, 2009). Peningkatan ketegangan serabut otot dapat menimbulkan stress mekanis pada jaringan miofasial dalam waktu yang lama, sehingga akan menstimulasi nosiceptor yang ada di dalam otot. Semakin sering dan kuat nosiceptor tersebut terstimulasi maka akan semakin kuat refleks ketegangan otot, kemudian terjadi mikro sirkulasi yang tidak kuat, sehingga jaringan mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen yang dapat menimbulkan iskemik jaringan lokal serta menumpuknya zat-zat sisa metabolisme. Keadaan ini akan merangsang ujung-ujung saraf tepi nosiceptif tipe C untuk melepaskan suatu neuro peptide, yaitu P Subtance, dengan demikian, pelepasan tersebut akan membebaskan prostaglandin dan diikuti juga dengan pembebasan bradikinin, potassium ion, serotonin yang merupakan noxius atau chemical stimuli. Sehingga dapat menimbulkan nyeri (Ericton, 1990).

C. Pembatasan Masalah Dalam pelaksanaannya, penelitian ini di tujukan pada karyawati Sales Promotion Girls (SPG) di Matahari Solo Square dan hanya untuk mengetahui dan meneliti ada tidaknya pengaruh penggunaan sepatu berhak tinggi dengan tinggi sepatu > 5 cm terhadap nyeri myogenik pada otot Gastroknemius. D. Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh penggunaan sepatu ber-hak tinggi terhadap nyeri myogenik pada otot Gastroknemius? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan sepatu berhak tinggi terhadap nyeri myogenik pada otot gastroknemius. Sedangkan tujuan khususnya ialah mengetahui perbedaan tinggi sepatu terhadap nyeri myogenik pada otot gastroknemius. F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan umumnya di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya.

2. Bagi Institusi yang Bersangkutan Memeberikan informasi pada institusi yang bersangkutan sebagai bahan masukan dan kajian bagi pengusaha dalam meningkatkan kesehatan pekerjanya dan untuk meningkatkan produktifitas kerja, khususnya pada pekerja yang aktivitas sehari-harinya bekerja dengan menggunakan sepatu berhak tinggi, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Praktisi a. Menambah pengetahuan dan dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh antara penggunaan sepatu ber-hak tinggi terhadap nyeri myogenik pada otot gastroknemius. b. Pelayanan Fisioterapi yang diberikan mencakup pada pelayanan Promotif dan Preventif khususnya serta umumnya pada pelayanan Kuratif dan Rehabilitatif.