POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEPARIWISATAAN BUDAYA BALI

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA DENPASAR

PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PENGAWASAN TERHADAP BIRO PERJALANAN WISATA ONLINE YANG TIDAK MEMILIKI IZIN DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Kekayaan itu menyebar ke seluruh daerah termasuk Sumatera

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring majunya perkembangan jaman, seiring itu pula perkembangan terjadi di

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA (PRONA) DI KABUPATEN GIANYAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA TANPA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung. negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Peranan Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Dalam Mengembangkan. Potensi Pariwisata Badung. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

Oleh: Regil Julian Pandie I Ketut Sudiartha Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

ANALISIS JUMLAH WISATAWAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI HOTEL DAN RESTORAN KOTA BANDA ACEH

Keywords : protection, Insurance, compensation

I. PENDAHULUAN. Menurut Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang kepariwisataan, pengembangan dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DALAM PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN OBJEK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata.

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DALAM JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN DI KABUPATEN BADUNG

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA KERJA ASING DI WILAYAH BALI

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGATURAN MENGENAI PENGENDALIAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A DI KOTA DENPASAR

KEWENANGAN PENGELOLAAN WISATA BAHARI OLEH PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN BADUNG (SUATU STUDI PENGELOLAAN WISATA BAHARI DI DESA PECATU)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAHASA INGGRIS SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENUNJANG UNTUK MEMPROMOSIKAN DAN MENINGKATKAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Orang Jumlah Perempuan Orang Jumlah Total Orang Jumlah Kepala Keluarga Orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PROSES PEMBENTUKAN PERDA PROVINSI BALI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Lot merupakan salah satu daya tarik wisata (DTW) di Bali yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan keunikan berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN UMKM DALAM UNDANG-UNDANG NO. 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

PENGENDALIAN USAHA MINI MARKET OLEH PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG MELALUI INSTRUMEN PERIJINAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PACITAN DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA DI ERA DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH. Penulisan Hukum (Skripsi)

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33

ABSTRAK. Kata Kunci: Obligasi Daerah, Kewenangan, Pemerintahan Daerah. viii

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

PENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami. Wayan P. Windia Ketut Sudantra

BAB I PENDAHULUAN. pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN NGAWI PERIODE TESIS

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

SKRIPSI ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SAMOSIR OLEH ACKORY NATALIA MALAU

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH :

PERANAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DI KOTA DENPASAR YANG BERDASARKAN ASAS GOOD GOVERNANCE

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA CEMAGI SEBAGAI DAERAH WISATA ALAM (TINJAUAN GEOGRAFI PARIWISATA) Oleh: Made Visnu Dasa

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

Transkripsi:

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR oleh Dewa Gde Ari Surya Wibawa Cok Istri Anom Pemayun Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas HukumUniversitas Udayana ABSTRACT Gianyar regency is one of the regencies in Bali which is well known by tourists both foreigner people; it has 59 objects in the form of ancient tourisms, nature tourisms. As it is known that tourism sector is the superior sector in Gianyar regency, than it must have an important component in increasing territory revenue. However, in the implementation, the Department of Tourism found some obstacles in practice, such as incomplete infrastructures. This study using empirical legal research method, than the source of data is field research as the primary data and library research as secondary data. Data analysis techniques used in data processing is qualitative technique, and then the data is analyzed; furthermore, it is presented in analytical descriptive. The conclusion is that Gianyar regency has a great tourism potential and it has tourisms attractive, with the policy of tourism development through the implementation of seven-charm. Keywords: Tourism Development, Implementation of Seven-Charm, and Tourism Components. ABSTRAK Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali yang cukup dikenal oleh wisatawan mancanegara, memiliki 59 objek budaya berupa wisata purbakala, wisata alam. Sebagaimana diketahui bahwa sector pariwisata merupakan sector andalan di kabupaten Gianyar tentunya mempunyai komponen penting dalam peningkatan pendapatan daerah. Namun dalam prakteknya Dinas Pariwisata menemukan beberapa kendala seperti fasilitas kurang memadai. Dalam metode penelitian ini menggunakan penelitian hokum empiris, maka sumber datanya adalah penelitian lapangan sebagai sumber primer dan penelitian kepustakaan sebagai sumber sekunder. Teknik pengolahan data mempergunakan teknik kualitatif, kemudian data tersebut disajikan secara deskriptif analitis. Kesimpulannya, potensi kepariwisataan di kabupaten Gianyar sangat besar dan mempunyai daya tarik wisata, dengan kebijakan pengembangan kepariwisataan melalui penerapan SaptaPesona. Kata Kunci: Pengembangan Kepariwisataan, Penerapan Sapta Pesona, dan Komponen Pariwisata. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Kabupaten Gianyar rmerupakan salah satu kabupaten di Bali yang cukup dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara, memiliki 59 objek dan daya tarik wisata berupa Wisata Purbakala, Wisata Alam, Wisata Bahari, Wisata Wana. Berdasar Perda Provinsi Bali No.3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, bahwa Provinsi Bali ditetapkan 15 kawasan pariwisata dimana Kabupaten Gianya rmemiliki 2 kawasan pariwisata, yaitu: Kawasan Pariwisata Ubud yang sudah dikenal dan Kawasan Pariwisata Lebih yang sedang berkembang. Sesuai dengan Pasal 1 ayat 4 UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, ditegaskan: Kepariwisataan adalah keseluruhan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah daerah dan pengusaha. Membangun kepariwisataan di Kabupaten Gianyar yaitu melakukan kegiatan/program yang mendukung wisata seperti: menata objek, menggali objek, membangun fasilitas penunjang, membina/memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya adalah menyadarkan masyarakat dan komponen pariwisata untuk menetapkan sapta pesona. 1.2 TujuanPenulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui potensi dan pengembangan kepariwisataan di kabupaten Gianyar serta permasalahan permasalahan yang dihadapi dalamprakteknya di lapangan. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian hokum Empiris karena meneliti dan memperoleh data melalui pengamatan, wawancara. 1 Karena penelitian ini bersifat empiris maka sumber datanya diperoleh dari penelitian lapangan sebagai sumber pertama/primer, dan data kepustakaan sebagai sumber kedua/sekunder. Teknik pengolahan data yang dipergunakan adalah teknik kualitatif, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan tersebut dikualifikasikan dan dikelompokkan sesuai dengan permasalahan yang ada. Kemudian data tersebut dianalisis secara kualitatif selanjutnya disajikan secara deskriptif analistis. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Pembangunan Kepariwisataan di Kabupaten Gianyar Sebagaimana diketahui bahwa Sektor Pariwisata adalah merupakan salah satu sector andalan di Kabupaten Gianyar. Sebagai sector andalan, Pariwisata mempunyai peran penting dalam peningkatan pendapatan daerah, memperluas lapangan kerja yang dapat memajukan perekonomian dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan perekonomian di daerah. Pengembangan Kepariwisataan memerlukan peran dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Sapta Pesona adalah tujuan kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia yang terdiri atas unsurunsur berikut, meliputi: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan. 1. Peter Mahmud Marzuki, 2005, PenelitianHukum, Kencana, hal. 35. 3

Sehubungan denganhal tersebut, sejak tahun 1989 Sapta Pesona direncanakan secara nasional bersama dengan pencanangan Tahun Kunjungan Wisata ke Indonesia, dengan maksud untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat meningkatkan mutu pelayanan dan citra pariwisata sebagai salah satu sector andalan untuk mempercepat laju pembangunan nasional. 2 Dalam hal ini implementasi SaptaPesona di Bali dikaitkan dengan ajaran agama Hindu yakni dengan penerapan Tri Hita Karana. Tri Hita Karana sejaktahun 1996 ditetapkan sebagai landasan filosofi pembangunan Bali, dan dikukuhkan dalam Perda Rencana Tata Umum Tata Ruang (RUTR) wilayah Bali, Perda Nomor 4 Tahun 1996. Pada hakekatnya Tri Hita Karana merupakan sikap hidup yang seimbang diantara keyakinan terhadap Tuhan, melayani sesama, dan menjaga kelestarian lingkungan/alam dengan penuh kasih sesuai swadharma masing masing. 3 Berbagai kebijakan telah ditetapkan oleh pemerintahan Kabupaten khususnya DinasPariwisata dalam rangka pengembangan kepariwisataan di kabupatengianyar, yang tertuang dalam berbagai program dan kegiatan. Sampai saat ini usaha menggalakkan pembangunan sector pariwisata untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan telah dilaksanakan baik melalui kegiatan promosi, penataan, dan pengembangan objek dan daya tarik wisata, penyuluhan sadar wisata dan sapta pesona, serta pembangunan sarana dan prasarana pariwisata. 2.2.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Kendala Kendala yang Dihadapi a. PelaksanaanKegiatan Pada tahun 2012 Dinas Pariwisata telah melaksanakan 6 program dan 15 kegiatan promosi ke luar negeri dan peningkatan fasilitas pelayanan yang mana telah dapat terealisasi sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari sisi pendapatan dari 2. I PutuAnom Editor, 2010, PariwisataBerkelanjutanDalamPusaranKrisis Global, Udayana University Press, hal. 130 3. Made MetuDahana, 2012, PerlindunganHukumdanKeamananTerhadapWisatawan, Paramitha Surabaya, hal. 17 4

Retribusi Rekreasi dan Olahragasebesar Rp. 10.126.926.000,-dimana pencapaiannya adalah sebesar 10.411.605.660,- atau 109.10% b. Kendala dan Permasalahan Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012 secara umum telah dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah dicanangkan, namun dalam prakteknya masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan, antara lain: Kualitas SDM masih perlu ditingkatkan, banyak fasilitas objek rusak, terbatasnya anggaran dari pemerintah, sarana dan prasarana penunjang belum lengkap, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kepariwisataan belum merata baik kualitas maupun kuantitasnya, kesadaran masyarakat dalam penerapan sadar wisata dan Sapta Pesona masih perlu ditingkatkan, serta kegiatan promosi terutama dengan kemajuan di bidang informatika belum berjalan optimal. III. KESIMPULAN Potensi kepariwisataan di kabupaten Gianyar sangat besar dan memiliki kurang lebih 59 objek dan daya tarik wisata, dengan kebijakan pengembangan kepariwisataan melalui penerapan SaptaPesona dalam kehidupan sehari hari melalui penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan kemajuan kepariwisataan. DAFTAR BACAAN Made Metu Dahana, 2012, Perlindungan Hukum dan Keamanan Terhadap Wisatawan, Paramitha, Surabaya. Putu Anom Editor, 2010, Pariwisata Berkelanjutan Dalam Pusaran Krisis Global, Udayana University Press, Denpasar Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. Undang UndangNomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. 5