BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah BUS (Bank Umum Syariah) di Indonesia. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 BUS. Periode penelitian dimulai pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analitis statistik regresi berganda yang bertujuan untuk menilai ketergantungan variabel dependen dengan variabel independen. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian ini menggunakan BUS di Indonesia sebagai populasi, hal ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia sehingga perbankan syariah berpotensi untuk terus berkembang di Indonesia (Deny, 2014). Sultoni (2014) juga mengatakan penelitian profitabilitas perbankan syariah juga masih jarang dilakukan. Periode yang digunakan yaitu tahun 2011-2014, dikarenakan lima dari dua belas BUS di Indonesia baru berdiri pada tahun 2010 (Statistik Perbankan Syariah, 2014). 18
Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 mengatakan BUS merupakan salah satu jenis perbankan syariah. BUS adalah bank syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam dalam lalu lintas pembayaran (Undang- Undang nomor 21 tahun 2008). 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BUS di Indonesia periode 2011-2014 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. BUS yang ada di Indonesia. b. BUS yang terdaftar pada SPS (Statistik Perbankan Syariah) yang diterbitkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tahun 2015 c. BUS yang menerbitkan laporan tahunan periode 2011-2014 pada situs perusahaannya. C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional a. Profitabilitas Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini sesuai dengan yang dikatakan Dendawijaya (2009:119) yang merupakan hasil adaptasi dari surat edaran Bank Indonesia (2007), yaitu dengan menggunakan ROA. 19
Hal ini karena ROA menggambarkan kemampuan pihak manajemen bank dalam menghasilkan profit (laba sebelum pajak) yang diperoleh dari rata-rata total aset bank itu sendiri. b. Inflasi Penelitian ini menggunakan inflasi menurut Anto dkk. (2012) yang diukur dengan persentase kenaikan IHK. Hal ini karena perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan fluktuasi harga paket barang yang dikonsumsi masyarakat. c. BI Rate Penelitian ini menggunakan BI rate sesuai dengan www.bi.go.id. Hal ini karena hanya Bank Indonesia sebagai lembaga pengatur dan pengawas perbankan yang bisa menetapkan BI rate untuk mengendalikan tingkat suku bunga agar tercapai stabilitas perekonomian nasional. d. CAR Penelitian ini dalam mengukur CAR menggunakan rumus menurut surat edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah tahun 2007 dengan membandingkan modal dan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Hal ini guna mengukur kemampuan total aktiva yang dimiliki bank dalam mengantisipasi risiko keuangan yang muncul sebagai akibat operasi bank. 20
e. NPF Penelitian ini dalam mengukur NPF menggunakan rumus menurut surat edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah tahun 2007 dengan membandingkan pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet dengan total pembiayaan. Hal ini dikarenakan rasio ini menggambarkan jumlah pembiayaan non lancar dari total pembiayaan yang diberikan oleh bank. 2. Pengukuran Variabel a. Profitabilitas Penelitian ini menggunakan rumus menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6//23./DPNP tahun 2004. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia lebih mengutamakan tingkat profitabilitas suatu bank diukur dengan menggunakan aset yang dananya diperoleh dari dana simpanan. b. Inflasi ROA = Laba Sebelum Pajak Total Aset Penelitian menggunakan data inflasi dari laporan kebijakan moneter yang ada di www.bi.go.id. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) 21
(www.bi.go.id). Hal ini sesuai yang dilakukan oleh Anto dkk. (2012) dalam penelitiannya. c. BI Rate Penelitian menggunakan data BI rate dari laporan kebijakan moneter yang ada di www.bi.go.id. Hal ini karena hanya Bank Indonesia sebagai lembaga pengatur dan pengawas perbankan yang bisa menetapkan BI rate untuk mengendalikan tingkat suku bunga agar tercapai stabilitas perekonomian nasional. d. CAR Penelitian ini menggunakan rumus menurut surat edaran Bank Indonesia (2007). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia merupakan bank sentral yang mengatur dan mengawasi semua perbankan termasuk perbankan syariah. e. NPF CAR = Mtier 1 + Mtier2 + Mtier3 Penyertaan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Mtier 1 : Modal inti Mtier 1 : Modal pelengkap Mtier 1 : Modal tambahan Penyertaan : Penambahan dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah ATMR : Aktiva tertimbang menurut risiko Penelitian ini menggunakan rumus menurut surat edaran Bank Indonesia (2007). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia merupakan bank 22
sentral yang mengatur dan mengawasi semua perbankan termasuk perbankan syariah. NPF = Pembiayaan (KL, D, M) Total Pembiayaan KL D M : Kurang Lancar : Diragukan : Macet D. Pengujian Statistik Analisis data dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang dilakukan sebagai syarat untuk melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software pengolah data IBM SPSS 21. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka model regresi penelitian ini adalah sebagai berikut: PROF = α + β1 INF+ β2 BIR + β3 CAR + β4 NPF ε Keterangan: PERF INF BIR CAR NPF α β ε : Profitabilitas Perusahaan : Inflasi : BI rate : Capital adequacy ratio : Non performing financing : Konstanta : Koefisien Regresi : Error Term 23
Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari tata cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2013). 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan model regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut harus diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Asumsi klasik ini yang mendasari analisis regresi, serta untuk memastikan bahwa model yang diperoleh telah memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi yang meliputi, uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. a. Uji Normalitas Asumsi normalitas digunakan untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik kolmogrov-smirnov terlebih dahulu. Uji 24
kolmogrov-smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan diteliti terdistribusi normal atau tidak. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya data residual terdistribusi secara tidak normal. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data residual terdistribusi secara normal. Pengujian atas normalitas residual ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu: i. Melakukan regresi tanpa menghiraukan normalitas dan memunculkan variabel residual sebagai variabel baru ii. Melakukan pengujian normalitas atas residual tersebut dengan alat uji kolmogrov-smirnov. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas, maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga tingkat ketepatan untuk menaksir koefisien adalah rendah. Jika nilai tolerance > 25
0,10 atau nilai VIF < 0,10 artinya tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 0,10 artinya terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian yang dilakukan dengan tujuan menguji terjadinya ketidaksamaan varian residual dari suatu pengamatan. Heterokedastisitas yaitu penyebaran titik data populasi yang berbeda pada regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan sebaliknya disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan pengujian metode uji glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heterokedastisitas. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka model tersebut bebas dari heterokedastisitas sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi 26
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pegujian ini akan menggunakan uji Durbin Watson. 3. Pengujian Hipotesis Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar maka langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang diggunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (multiple linear regression) dikarenakan jumlah variabel independen dalam penelitian ini lebih dari dua. Analisis regresi berganda berguna mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi: a. Uji Koefisiensi Determinasi (R2) Pengujian koefisiensi determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Pada model regresi berganda, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi pada 27
variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Tingkat koefisiensi determinasi yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Koefisiensi determinan sama dengan 1 berarti bahwa variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen dan jika koefisiensi determinasi sama dengan 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (α = 5%). Langkah-langkah melakukan pengujian adalah: i. Menentukan hipotesis. ii. Menetapkan tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0,05. iii. Menghitung nilai Sig-F dengan menggunakan software IBM SPSS 21. iv. Menganalisa data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian apabila nilai signifikansi f <0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, yang berarti koefisien regresi signifikan. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi f >0,05 maka H0 28
diterima atau Ha ditolak, yang berarti koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel independen. c. Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian ini menguji signifikansi koefisien variabel independen dalam memprediksi variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 (α= 5%). Langkah-langkah untuk pengujian tersebut adalah: i. Menentukan hipotesis. ii. Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan, yaitu 0,05. iii. Menghitung nilai signifikan dengan menggunakan IBM SPSS 21. iv. Menganalisa data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian apabila nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Apabila nilai signifikansi (sig) lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima. 29