METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke yang di

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel dilakukan pada

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

IDENTIFIKASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

TEKNIK PENGAMBILAN, IDENTIFIKASI, DAN PENGHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan lokasi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Lampung (Gambar 2).

BAB III METODOLOGI PENELITAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

3. METODE PENELITIAN

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Kerja Bahan dan peralatan pada pengamatan morfometri

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Tahapan Penelitian Persiapan

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

3. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

KAJIAN POLA PERTUMBUHAN DAN CIRI MORFOMETRIK-MERISTIK BEBERAPA SPESIES IKAN LAYUR

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

III. BAHAN DAN METODE

TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

METODE PENELITIAN. Seruai Desa Namu Suro Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan. Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 hingga April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Juyeuw, DAS Tulang Bawang. Pengukuran morfometrik dan meristik pada ikan hasil tangkapan dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Secara keseluruhan DAS Tulang Bawang melintasi 4 kabupaten di Provinsi Lampung, yaitu: Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, dan Kabupaten Mesuji. DAS TULANG BAWANG Gambar 3. DAS Tulang Bawang

16 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: mistar dengan ketelitian 1 mm, alat bedah (1 set), kertas label, alat tulis, mikroskop binokular, alat tangkap ikan (jaring tancap), GPS (global positioning system), kamera digital, cawan petri, dan tisue. Bahan yang akan digunakan adalah sampel ikan dari rawa Bawang Juyeuw DAS Tulang Bawang (frekwensi pengambilan sampel ikan 1 kali sebulan), aquades, dan larutan formalin 90%. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Persiapan Persiapan yang dilakukan pada penelitian ini: a. Pembuatan larutan pengawet. Pengenceran formalin hingga konsentrasi 4% sebagai pengawet sampel ikan. Formalin pada konsentrasi 90% diencerkan dengan mencampurkan akuades hingga konsentrasi formalin menjadi 4% dengan menggunakan rumus perbandingan molaritas, yaitu: M 1 V 1 =M 2 V 2 Keterangan : M 1 : molaritas atau konsentrasi awal larutan M 2 : molaritas atau konsentrasi yang dibutuhkankan V 1 : volume awal larutan sebelum pengenceran V 2 : volume larutan setelah pengenceran

17 Penggunaan formalin pada konsentrasi 4% bertujuan agar sampel ikan yang diawetkan tidak hancur pada konsentrasi yang terlalu tinggi. b. Survey lokasi untuk penentuan stasiun pengamatan. Penentuan lokasi dilakukan dengan menentukan titik sampel. Kemudian mengunduh koordinat titik sampel (stasiun pengamatan) menggunakan global positioning system (GPS). c. Konsultasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulang Bawang. Hal ini bertujuan untuk menentukan ikan target yang tepat untuk diteliti. Pelaksanaan konsultasi dilakukan pada bulan Juni 2011 hingga Agustus 2011. 3.3.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian yang dilaksanakan di lapangan dan penelitian yang dilaksanakan di laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. a. Penelitian lapangan Penelitian yang dilaksanakan di lapangan meliputi: 1. Pengunduhan titik koordinat stasiun pengamatan dengan menggunakan GPS dilakukan satu kali selama penelitian. 2. Penentuan alat tangkap yang digunakan. Dalam hal ini penentuan alat tangkap yang biasa digunakan untuk menangkap ikan target adalah jaring dengan ukuran mata jaring 3 inch panjang jaring 70-80 meter dengan lebar jaring 1,5 meter. Pemasangan alat tangkap dilakukan selama ± 12 jam. Alat tangkap

18 biasanya dipasang pada pukul 16.00 wib dan diangkat atau diambil pada pukul 04.00 wib. 3. Pengawetan sampel ikan dengan perendaman menggunakan formalin 4%. b. Penelitian laboratorium 1. Melakukan pengamatan sampel hasil tangkapan. Tahapan pelaksanaan pengamatan sampel meliputi: Penomoran sampel Penimbangan berat sampel 2. Pemeriksaan morfometrik dan meristik pada sampel. Pemeriksaan morfometrik dan meristik dilakukan berdasarkan parameter-parameter pengukuran yang telah ditentukan. Parameter-parameter yang telah ditentukan dapat dilihat pada parameter yang diamati. 3. Pengamatan isi lambung untuk mengetahui kebiasaan makan pakan alami ikan tembakang di alam (Rawa Bawang Juyeuw). Selain itu dapat digunakan untuk menentukan ikan ini tergolong ke dalam ikan herbivora, karnivora, atau omnivora. 4. Pencatatan hasil pengamatan sebagai bahan laporan penelitian ini. 3.4 Parameter Yang Diamati 3.4.1 Karakteristik Morfometrik dan Meristik Karakter morfometrik merupakan karakter yang tampak pada ikan perhitungannya dilakukan berdasarkan dimensi panjang. Sedangkan karakter meristik merupakan karakter yang tampak pada ikan perhitungannya berdasarkan persatuan jumlah

19 kelengkapan dari bagian luar tubuh ikan. Karakteristik morfometrik dan meristik yang diamati pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1 dan 2, dan letak bagian tubuh ikan tembakang disajikan pada Gambar 4. Tabel 1. Karakteristik Meristik menurut Widiyanto (2008) No. Parameter yang diamati Karakteristik Meristik 1 Jumlah jari-jari sirip dorsal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip dorsal 2 Jumlah jari-jari sirip caudal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip caudal 3 Jumlah jari-jari sirip anal Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, maupun lemah pada sirip anal 4 Jumlah jari-jari sirip ventral Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip ventral 5 Jumlah jari-jari sirip pectoral Jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah pada sirip pectoral 6 Finlet Jumlah sirip tambahan di belakang sirip dorsal dan sirip anal Tabel 2. Karakteristik Morfometrik menurut Widiyanto (2008) No. Parameter yang diamati Karakteristik morfometrik 1 Panjang total Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung sirip caudal yang paling belakang 2 Panjang kepala Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung terbelakang dari keping tutup insang (operculum) 3 Tinggi kepala Panjang garis tegak antara pangkal kepala bagian atas dengan pangkal kepala bagian bawah 4 Lebar kepala Jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang pada kedua sisi kepala 5 Panjang predorsal Jarak antara ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung terdepan dari sirip dorsal 6 Panjang prepectoral Jarak antara ujung terdepan mulut bagian bawah dengan ujung terdepan dari sirip pectoral 7 Panjang hidung Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan lubang hidung 8 Jarak interorbital Jarak lurus antara kedua mata 9 Panjang operculum Jarak antara tulang operculum terdepan dengan ujung terbelakang dari keping tutup insang (operculum) 10 Panjang rahang atas Jarak dari ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung terbelakang tulang rahang atas 11 Panjang rahang bawah Jarak dari ujung terdepan mulut bagian bawah dengan ujung terbelakang tulang rahang bawah 12 Tinggi badan Jarak tertinggi antara dorsal dengan ventral 13 Tinggi dorsal Jarak tertinggi antara ujung sirip dorsal dengan dasar sirip dorsal 14 Lebar bukaan mulut Jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka selebarlebarnya 15 Diameter mata Panjang garis tengah rongga mata 16 Panjang usus Jarak antara ujung usus terdepan dengan paling belakang

20 Gambar 4. Skema morfometrik-meristik ikan tembakang Keterangan (Karakter morfometrik yang diukur): a. Panjang total b. Panjang baku c. Panjang kepala d. Tinggi kepala e. Lebar kepala f. Panjang prepectoral g. Panjang predorsal h. Panjang hidung i. Jarak interorbital j. Panjang rahang atas k. Panjang rahang bawah l. Lebar bukaan mulut m. Tinggi badan n. Tinggi dorsal o. Diameter mata p. Panjang operculum Karakter meristik yang dihitung: a. Jumlah jari-jari sirip dorsal b. Jumlah jari-jari sirip caudal c. Jumlah jari-jari sirip anal d. Jumlah jari-jari sirip ventral e. Jumlah jari-jari sirip pectoral f. Jumlah finlet/jumlah sirip tambahan di belakang sirip dorsal dan sirip anal

21 3.4.2 Panjang dan berat Dilakukan dengan mengukur panjang dan berat. Hubungan atara panjang dan berat ikan dapat dirumuskan sebagai berikut : W = cl n Keterangan W : berat ikan L : panjang ikan c dan n : konstanta (Effendi, 1997). 3.4.3 Analisis Isi Lambung Analisis isi lambung dilakukan pada seluruh sampel ikan tembakang. Untuk setiap sampel dengan lambung dan usus dikeluarkan dan ditempatkan secara terpisah pada botol film, kemudian diawetkan dengan larutan formalin 4%. Sampel yang telah diawetkan kemudian dilakukan identifikasi di laboratorium. Makanan dalam lambung masing-masing sampel diidentifikasi menggunakan mikroskop. Isi lambung dapat dikelompokkan menjadi lima kategori makanan yaitu: 1. Detritus 2. serangga larva 3. zooplankton 4. ikan 5. bahan makanan lainnya

22 3.5 Analisis Data Pada penelitian ini data morfometrik dan meristik serta analisis isi lambung ikan tembakang akan dianalisis secara deskriptif. Secara ringkas alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

23 23 Persiapan 1. Persiapan alat dan bahan Persiapan alat meliputi penggaris (ketelitian 1 mm), alat bedah, kertas label, alat tulis, mikroskop, alat tangkap ikan (jaring tancap), dan GPS (global positioning system). Persiapan bahan meliputi ikan tembakang aquades, dan larutan formalin 4%. 2. Survey lokasi mengunduh koordinat titik sampel (stasiun pengamatan) menggunakan GPS. 3. Konsultasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulang Bawang untuk menentukan ikan target yang tepat untuk diteliti. Pelaksanaan 1. Pengunduhan titik koordinat stasiun pengamatan dengan menggunakan GPS (global positioning system), dilakukan satu kali selama penelitian. 2. Penentuan alat tangkap yang digunakan. Alat tangkap yang biasa digunakan untuk menangkap ikan target adalah jaring dengan ukuran mata jaring 1 inch panjang jaring 70-80 meter dengan lebar jaring 1,5 meter. Pemasangan alat tangkap dilakukan selama ± 12 jam. Alat tangkap biasanya dipasang pada pukul 16.00 wib dan diangkat atau diambil pada pukul 04.00 wib. 3. Pengawetan sampel ikan dengan perendaman menggunakan formalin 4%. Melakukan pengamatan sampel hasil tangkapan. Tahapan pelaksanaan pengamatan sampel meliputi: Penomoran sampel Penimbangan berat sampel Pemeriksaan morfometrik dan meristik pada sampel. Pemeriksaan morfometrik dan meristik dilakukan berdasarkan parameter-parameter pengukuran yang telah ditentukan. Pengamatan isi lambung untuk mengetahui kebiasaan makan pakan alami ikan tembakang di alam (Rawa Bawang Juyeuw). Selain itu dapat juga menetukan ikan ini tergolong ke dalam ikan herbivora, karnivora, atau omnivora. Analisis data secara deskriptif serta mengetahui hubungan isi lambung dengan panjang atau berat menggunakan uji X 2 Gambar 5. Road Map Penelitian Penyusunan laporan