Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN CAKUPAN IMUNISASI PER ANTIGEN TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

HUBUNGAN MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DENGAN CAKUPAN IMUNISASI BAYI PER ANTIGEN PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2006 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xviii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO KECAMATAN NGARIBOYO KABUPATEN MAGETAN

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen

Merdha Rismayani*H.Junaid**Jusniar Rusli Afa** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

PENGARUH REAKSI IMUNISASI DPT/HB TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI DPT/HB DI KOTA SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKLENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI POSYANDU SUMBERSARI KOTA MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

panduan praktis Pelayanan Imunisasi

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI DEGAP CIRAP (KADER SIGAP UCI DIGARAP) UPK PUSKESMAS KAMPUNG DALAM Lap. Inpovasi : KOTA PONTIANAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado 2) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

ABSTRAK. Kata Kunci: Peran Orang Tua, Peran Petugas Kesehatan, Kelengkapan Imunisasi.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Abstrak. berkembang dengan pendapatan perkapita rendah dan pelayanan kesehatan kurang memadai. (2)

Merindani, et al, Kajian Manajemen Penyelenggaraan Program Imunisasi Difteri...

PERBEDAAN CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI ANTARA PUSKESMAS DESA DAN KOTA DI KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE JULI JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

IRAWAN DANISMAYA* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI DPT DAN CAMPAK DI BPM SRI MARTUTI, SST KEMBANGSARI, PIYUNGAN, BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

DETERMINAN KINERJA PETUGAS IMUNISASI DI PUSKESMAS KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

Transkripsi:

Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen Tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember (Correlation between Role of Health Officer with Antigen per Immunization Coverage at Public Health Center in Jember Regency) Arafatuz Zakiyah, Sri Utami, Christyana Sandra Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 e-mail korespondensi : arzhax.saranghae@gmail.com Abstract One of the expected decline in the achievement of the immunization program in Jember due to the quality of human resources. In 2013, 36 health centers in Jember has not reached the target antigen per immunization coverage has been established. Antigen per immunization coverage includes all antigens as much as 10 antigens. The objective of this study was to analyzed correlation between role of health officer with antigen per immunization coverage at public health center. This research was analytical study with cross sectional approach. Sample was chosen by total population, which is 36 managers of immunization programs in health center which is not achieved of the antigen per immunization coverage. Data was analyzed by Spearman Rank correlation test (α = 5%). The results showed that there was correlation between role of health officer by Polio 1(p = 0,039), Polio 4 (p = 0,008), and DPT/HB3 (p = 0,020). Meanwhile, there are no correlation between role of health officer with HB0, BCG, Polio 2, Polio 3, DPT/HB1, DPT/HB2, Measles and complete basic immunization coverage. Keywords : role of health officer, antigen per immunization coverage Abstrak Salah satu penurunan pencapaian program imunisasi diperkirakan akibat kualitas Sumber Daya Manusia. Pada tahun 2013, 36 Puskesmas di Kabupaten Jember belum mecapai target cakupan imunisasi per antigen yang telah ditetapkan. Cakupan imunisasi per antigen mencakup 10 antigen. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara peran petugas kesehatan dengan cakupan imunisasi per antigen tingkat Puskemas. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode total populasi sebanyak 36 koordinator program imunisasi di Puskesmas yang tidak tercapai cakupan imunisasi per antigen. Analisis data menggunakan korelasi Spearman Rank (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada cakupan imunisasi Polio 1 (p = 0,039), Polio 4 (p = 0,008 ) dan DPT/HB 3 (0,005). Sementara itu, peran petugas kesehatan tidak berhubungan dengan cakupan imunisasi HB0, BCG, Polio 2, Polio 3, DPT/HB 1, DPT/HB 2,Campak dan cakupan imunisasi dasar lengkap. Kata Kunci : peran petugas kesehatan, cakupan imunisasi per antigen Pendahuluan Imunisasi dasar mencakup imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin), Hepatitis B, DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus), Polio dan Campak yang diberikan sebelum anak berusia satu tahun [1]. Program imunisasi telah berjalan bertahun-tahun di Kabupaten Jember, tetapi pencapaian cakupan imunisasi per antigen di setiap Puskesmas tidak selalu mencapai target yang telah ditetapkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember pencapaian cakupan imunisasi tertinggi tahun 2013 untuk HB0 adalah Puskesmas Puger sebesar 104,47%, BCG sebesar 111,86%, Polio 1 sebesar 111,73%, Polio 2 sebesar 116,06%, Polio 3 sebesar 114,11%, Polio 4 sebesar 111,59%, DPT/HB 1

sebesar 113,83%, DPT/HB 2 sebesar 110,89%, DPT/HB 3 sebesar 108,66% adalah Puskesmas Sukorejo dan Campak adalah Puskesmas Ambulu sebesrar 111,86%. Pencapaian cakupan imunisasi terendah tahun 2011 untuk HB0 adalah Puskesmas Gladak Pakem sebesar 71,68%, BCG adalah Puskemas Jelbuk sebesar 73,32%%, Polio 1 adalah Puskesmas Gladak Pakem sebesar 72,27%, Polio 2 sebesar 75,73%, Polio 3 sebesar 79,59% adalah Puskesmas Jelbuk, Polio 4 adalah Puskesmas Arjasa sebesar 76,96%, DPT/HB 1 adalah Puskesmas Kaliwates sebesar 80,26%, DPT/HB 2 adalah Puskesmas Jelbuk sebesar 78,78%, DPT/HB 3 adalah Puskesmas Arjasa sebesar 74,06% dan Campak adalah Puskesmas Kaliwates sebesar 70,52% [2]. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa keberhasilan pencapaian cakupan imunisasi tiap Puskesmas di Kabupaten Jember belum memenuhi target yang telah ditetapkan untuk masing-masing antigen yaitu HB0, Polio 2,3,4, DPT/HB 2,3 dan Campak sebesar 90% serta BCG, Polio 1, dan DPT/HB 1 sebesar 95% [2]. Hal ini dapat disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia yaitu peran petugas kesehatan yang berhubungan langsung baik dengan masyarakat maupun sarana prasarana [3]. Berdasarkan referensi yang didapat menunjukkan bahwa perlunya dilakukan kajian mengenai peran petugas kesehatan dalam program imunisasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan rantai vaksin, penanganan limbah, standar tenaga dan pelatihan teknis, pencatatan dan pelaporan, supervisi dan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi [4]. Peran petugas kesehatan dipandang sebagai suatu proses dan cakupan imunisasi per antigen dipandang sebagai suatu output, sedangkan input tidak dikaji. Hal ini didasarkan atas pendapat Azwar, yang mendeskripsikan model pendekatan sistem yaitu unsur utama suatu sistem adalah input, proses dan output [5]. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan antara peran petugas kesehatan dengan cakupan imunisasi per antigen tingkat Puskesmas di Variabel peran petugas kesehatan diukur berdasarkan aspek perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan rantai dingin, penanganan limbah, standar tenaga dan pelatihan teknis, pencatatan dan pelaporan, supervisi dan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi. Variabel cakupan imunisasi per antigen diukur berdasarkan pencapaian HB0, BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak dan cakupan imunisasi dasar lengkap. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis cakupan imunisasi per antigen tingkat Puskesmas di Metode Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di 36 Puskesmas dengan cakupan imunisasi per antigen yang tidak tercapai di Kabupaten Jember pada bulan Agustus 2014. Sampel penelitian sebanyak 36 koordinator imunisasi Puskesmas yang diambil dengan teknik total populasi. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner, studi dokumentasi dan observasi. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank (Rho) dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Hasil Penelitian Identifikasi Peran Petugas Kesehatan Imunisasi Tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember Dalam penelitian ini, peran petugas kesehatan dikategorikan menjadi tiga yaitu baik, cukup baik dan kurang, penilaian tersebut diukur berdasarkan kuesioner dan observasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan imunisasi, pengelolaan rantai vaksin, penanganan limbah, standar tenaga dan pelatihan teknis, pencatatan dan pelaporan, supervisi dan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi. Tabel 1.1 Aspek Peran Petugas Kesehatan dalam Program Imunisasi di Kabupaten Jember No Perencanaan Program Imunisasi n (%) 1 Baik 12 33,33 2 Cukup baik 24 66,67 Pelaksanaan Imunisasi 1 Baik 19 52,78 2 Cukup baik 17 47,22 Pengelolaan Rantai Vaksin 1 Baik 13 36,11 2 Cukup baik 23 63,89 Penanganan Limbah 1 Baik 29 80,56 2 Cukup baik 7 19,44

Standar Tenaga dan Pelatihan Teknis 1 Baik 15 41,67 2 Cukup baik 16 44,44 3 Kurang 5 13,89 Pencatatan dan Pelaporan 1 Baik 28 77,78 2 Cukup baik 8 22,22 Supervisi dan Bimbingan Teknis 1 Baik 21 58,33 2 Cukup baik 11 30,56 3 Kurang 4 11,11 Monitoring dan Evaluasi 1 Baik 31 86,11 2 Cukup baik 5 13,89 Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa kategori penilaian peran petugas kesehatan antara lain : Sebagian besar responden yaitu 24 responden atau 66,67% untuk perencanaan program imunisasi dalam kategori cukup baik. Sebagian besar responden yaitu 19 responden atau 52,78% untuk pelaksanaan imunisasi tingkat Puskesmas dalam kategori baik. Sebagian besar responden yaitu 23 responden atau 63,89% untuk pengelolaan rantai vaksin dalam kategori cukup baik. Sebagian besar responden yaitu 29 responden atau 80,56% untuk penanganan limbah dalam kategori baik. Sebagian besar responden yaitu 16 responden atau 44,44% untuk standar tenaga dan pelatihan teknis dalam kategori cukup baik. Sebagian besar responden yaitu 28 responden atau 77,78% untuk pencatatan dan pelaporan program imunisasi dalam kategori baik. Sebagian besar responden yaitu 21 responden atau 58,33% untuk supervisi dan bimbingan teknis dalam kategori baik. Sebagian besar responden yaitu 31 responden atau 86,11% untuk monitoring dan evaluasi dalam kategori baik. Tabel 1.2 Distribusi Peran Petugas Kesehatan Imunisasi tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember No Peran Petugas Kesehatan n (%) 1 Baik 25 69,44 2 Cukup baik 11 30,56 Berdasarkan tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 25 responden atau 69,44% menunjukkan perannya dalam program imunisasi dengan kategori baik. Identifikasi Cakupan Imunisasi per Antigen Tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember Dalam penelitian ini, cakupan imunisasi per antigen dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan kurang, penilaian tersebut diukur berdasarkan hasil pencapaian cakupan imunisasi per antigen setiap Puskesmas pada tahun 2013 dengan menggunakan data sekunder. Tabel 1.3 Distribusi Cakupan Imunisasi per Antigen Tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember No Cakupan HB0 n (%) 1 Baik 21 58,33 2 Kurang 15 41,67 Cakupan BCG 1 Baik 12 33,33 2 Kurang 24 66,67 Cakupan Polio 1 n (%) 1 Baik 11 30,56 2 Kurang 25 69,44 Cakupan Polio 2 1 Baik 22 61,11 2 Kurang 14 38,89 Cakupan Polio 3 1 Baik 27 75 2 Kurang 9 25 Cakupan Polio 4 1 Baik 21 58,33 2 Kurang 15 41,67 Cakupan DPT/HB 1 1 Baik 15 41,67 2 Kurang 21 58,33

Cakupan DPT/HB 2 1 Baik 25 69,44 2 Kurang 11 30,56 Cakupan DPT/HB 3 1 Baik 19 52,78 2 Kurang 17 47,22 Cakupan Campak 1 Baik 14 38,89 2 Kurang 22 61,11 Cakupan IDL 1 Baik 18 50 2 Kurang 18 50 Berdasarkan Tabel 1.3 diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 21 Puskesmas atau 58,33% cakupan imunisasi HB0 dalam kategori baik. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 24 Puskesmas atau 66,67% cakupan imunisasi BCG dalam kategori kurang. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 25 Puskesmas atau 69,44% cakupan imunisasi Polio 1 dalam kategori kurang. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 22 Puskesmas atau 61,11% cakupan imunisasi Polio 2 dalam kategori baik. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 26 Puskesmas atau 72,22% cakupan imunisasi Polio 3 dalam kategori baik. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 21 Puskesmas atau 58,33% cakupan imunisasi Polio 4 dalam kategori baik. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 21 Puskesmas atau 58,33% cakupan imunisasi DPT/HB 1 dalam kategori kurang. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 25 Puskesmas atau 69,44% cakupan imunisasi DPT/HB 2 dalam kategori baik. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 19 Puskesmas atau 52,78% cakupan imunisasi DPT/HB 3 dalam kategori kurang. Sebagian besar Puskesmas yaitu sebanyak 22 Puskesmas atau 61,11% cakupan imunisasi Campak dalam kategori kurang. Sebagian Puskesmas yaitu sebanyak 18 Puskesmas atau 50% cakupan imunisasi dasar lengkap dalam kategori baik. Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember sebesar 0,768 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi HB0 tingkat Puskesmas di sebesar 0,077 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi BCG tingkat Puskesmas di sebesar 0,039 atau nilai p lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan cakupan imunisasi Polio 1 tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember. sebesar 0,357 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi Polio 2 sebesar 0,152 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi Polio 3 tingkat Puskesmas di sebesar 0,008 atau nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan cakupan imunisasi Polio 4 tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember. sebesar 0,768 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi DPT/HB 1 tingkat Puskesmas di sebesar 0,298 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi DPT/HB 2 tingkat Puskesmas di sebesar 0,020 atau nilai p lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan

antara peran petugas kesehatan dengan cakupan imunisasi DPT/HB 3 tingkat Puskesmas di sebesar 0,212 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi Campak tingkat Puskesmas di sebesar 0,727 atau nilai p lebih besar dari 0,05 cakupan imunisasi dasar lengkap tingkat Puskesmas di Pembahasan ada cakupan imunisasi HB0 tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfiyati yang menyatakan bahwa ada hubungan antara aspek perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi dengan cakupan imunisasi HB1 uniject pada bayi usia 0-7 hari di Kabupaten Sleman [6]. Dalam program imunisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pencatatan pelaporan merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan dalam pengelolaan program imunisasi, dan dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan [1]. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian lain dikarenakan dalam penelitian ini, peran petugas kesehatan dilihat secara menyeluruh dan dipandang sebagai suatu proses yang berurutan mulai dari perencanaan program imunisasi sampai dengan monitoring dan evaluasi. Apabila perencanaan tidak dilakukan dengan baik, maka proses selanjutnya tidak dapat berjalan dengan baik pula. Perencanaan merupakan kegiatan yang sangat penting, kekurangan dalam perencanaan akan mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan program, tidak tercapainya target kegiatan, serta hilangnya kepercayaan ada cakupan imunisasi BCG tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada cakupan imunisasi Polio 1 tingkat Puskesmas di Hasil penelitian ini sesuai dengan dasar dalam membuat keputusan [1]. Apabila perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan baik, maka hasil yang diinginkan dapat tercapai. Supardi juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara fungsi perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi dengan cakupan imunisasi Puskesmas di Kabupaten Bangka [8]. ada cakupan imunisasi Polio 2 tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil

ada cakupan imunisasi Polio 3 tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada cakupan imunisasi Polio 4 tingkat Puskesmas di Hasil penelitian ini sesuai dengan dasar dalam membuat keputusan [1]. Apabila perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan baik, maka hasil yang diinginkan dapat tercapai. Supardi juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara fungsi perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi dengan cakupan imunisasi Puskesmas di Kabupaten Bangka [8]. ada cakupan imunisasi DPT/HB 1 tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil ada cakupan imunisasi DPT/HB 2 tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada

cakupan imunisasi DPT/HB 3 tingkat Puskesmas di Hasil penelitian ini sesuai dengan dasar dalam membuat keputusan [1]. Apabila perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan baik, maka hasil yang diinginkan dapat tercapai. Supardi juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara fungsi perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi dengan cakupan imunisasi Puskesmas di Kabupaten Bangka [8]. ada cakupan imunisasi Campak tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil ada cakupan imunisasi dasar lengkap tingkat Puskesmas di Bertolak belakang dengan hasil sangat penting dalam pengelolaan program imunisasi [1]. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian lain dikarenakan dalam penelitian ini, peran petugas kesehatan dilihat secara menyeluruh dan dipandang sebagai suatu proses yang berurutan mulai dari perencanaan program imunisasi sampai dengan monitoring dan evaluasi. Apabila perencanaan tidak dilakukan dengan baik, maka proses selanjutnya tidak dapat berjalan dengan baik pula. Perencanaan merupakan kegiatan yang sangat penting, kekurangan dalam perencanaan akan mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan program, tidak tercapainya target kegiatan, serta hilangnya kepercayaan Simpulan dan Saran Kesimpulan penelitian adalah terdapat cakupan imunisasi Polio 1,4 dan DPT/HB 3 tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember, sedangkan peran petugas kesehatan tidak berhubungan dengan cakupan imunisasi HB0, BCG, Polio 2,3, DPT/HB 1,2, Campak dan imunisasi dasar lengkap tingkat Puskesmas di Rekomendasi dalam penelitian ini adalah meningkatkan ketepatan dalam melakukan perencanaan program, melakukan pengelolaan rantai vaksin sesuai dengan pedoman penyelenggaraan imunisasi, dan memberikan pelatihan teknis bagi pengelola program imunisasi. Daftar Pustaka [1] Departemen Kesehatan RI. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2013. [2] Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Jember Tahun 2013; 2013. [3] Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482 Tahun 2010 Tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014). Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2010. [4] Departemen Kesehatan RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2005. [5] Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara. 2010 [6] Arfiyati M. Hubungan Aspek Manajemen Koordinator Imunisasi Puskesmas dengan

Cakupan Imunisasi HB1 Uniject Pada Bayi Usia 0-7 Hari di Kabupaten Sleman. [internet]. 2003 [diakses 6 Juli 2014]. Available from: http://eprints.undip.ac.id/6985 [7] Beladinasisti I. Hubungan antara Manajemen Program Imunisasi dengan Cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) di Kabupaten Lumajang. Skripsi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember; 2012. [8] Supardi. Hubungan Aspek Manajemen Pengelolaan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi dengan Cakupan Imunisasi Puskesmas di Kabupaten Bangka Tahun 2001 [internet]. 2001 [cited 6 juli 2014]. Available from: http://eprints.undip.ac.id/6563