I. PENDAHULUAN. diperlukan modal intelektual, modal sosial dan kredibilitas bangsa sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EXPECTANCY DAN TASK VALUE TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA MATERI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan harus memperhatikan

1.1. Latar Belakang Masalah. Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pekerjaan ( para siswa lulusan SMP untuk berminat memilih jalur pendidikan kejuruan atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

I. PENDAHULUAN. Karakterisktik siswa yang beragam selalu dihadapkan guru dalam kegiatan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik semata. Lebih dari itu, diperlukan modal intelektual, modal sosial dan kredibilitas bangsa sehingga tuntutan untuk terus-menerus melakukan perbaikan (continous improvement) dan mencapai kemajuan dapat diwujudkan. Tanpa SDM yang berkualitas berlimpahnya sumber daya alam suatu bangsa tidak akan mampu memberikan kesejahteraan yang optimal bagi bangsa tersebut. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam peningkatan kualitas dari SDM. Berkualitasnya pendidikan di suatu bangsa, tentu akan turut meningkatkan kualitas dari SDM bangsa tersebut. Melalui pendidikan yang berkualitas, SDM suatu bangsa akan dididik dan dilatih agar mampu mengembangkan dirinya serta agar mampu senantiasa memperbaiki diri. Begitu pula di Indonesia, sebagaimana dikatakan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2 mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan memiliki peranan vital dalam memajukan suatu bangsa. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan dari pendidikan formal. SMA termasuk ke dalam jenjang pendidikan menengah, yaitu merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs). Secara umum jenjang pendidikan menengah memiliki tujuan tersendiri dibandingkan dengan tujuan pendidikan pada jenjang pendidikan lain. Tujuan tersebut adalah tujuan institusional dari jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan undang-undang yang mengatur tentang tujuan Pendidikan Menengah yaitu PP. No 29 Tahun 1990 dikatakan bahwa: Tujuan Pendidikan Menengah adalah meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakanlah suatu proses pembelajaran dalam suatu instusi pendidikan. Proses pembelajaran tersebut terdiri dari pembelajaran kurikuler dan non atau ekstrakulikuler. Pembelajaran kurikuler bertujuan untuk memberikan pengetahuanpengetahuan bagi peserta didik yang mana pengetahuan-pengetahuan tersebut diajarkan melalui serangkaian mata pelajaran yang berisikaan materi-materi

3 di dalamnya. Sama halnya dengan pendidikan menengah, mata pelajaran beserta materi di dalamnya juga memiliki tujuan. Secara umum tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi 4, dalam Tirtaraharja dan Sulo (2005: 39) berdasarkan jenjang pendidikan tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: a. Tujuan umum Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai secara Nasional dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. b. Tujuan Institusional, adalah tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya misalnya SD, SMP, SMA. c. Tujuan kurikuler, tujuan bidang studi atau mata pelajaran, adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran. d. Tujuan instruksional, yaitu tujuan dari masing-masing pokok bahasan yang terdapat dalam suatu mata pelajaran. Setiap materi-materi yang diajarkan memiliki tujuan-tujuan intsruksional, yang sebenarnya juga adalah operasionalisasi dari tujuan-tujuan pendidikan di atasnya. Oleh karena itu, semua materi yang diajarkan di sekolah adalah materi yang penting, dari setiap materi-materi tersebut terkandung ilmu-ilmu yang dapat menambah wawasan siswa. Begitu pula dengan Akuntansi, Akuntansi merupakan materi yang cukup penting dalam mata pelajaran Ekonomi. Hal tersebut dibuktikan dengan diajarkannya materi Akuntansi selama dua semester penuh, yaitu pada semerter genap kelas XI dan pada semester ganjil di kelas XII, selain itu beberapa kompetisi dasar (KD) dalam materi Akuntansi menjadi standar kompetisisi lulusan (SKL) pada Ujian Nasional (UN) di mata pelajaran Ekonomi. Oleh karena itu, materi Akuntansi juga adalah salah satu materi yang penting untuk dikuasai oleh siswa.

4 Namun, pada kenyataannya hal tersebut tidaklah mudah untuk diwujudkan. Hal itu salah satunya terjadi di SMA N 1 Seputih Mataram. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa materi Akuntansi merupakan materi yang tergolong sulit dikuasai oleh siswa. Hal tersebut umumnya ditunjukan oleh hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, dimana berdasarkan data hasil UTS dan UAS yang diberikan guru mata pelajaran masih banyak ditemukan siswa memperoleh hasil belajar di bawah KKM. Hasil belajar sangat berguna sebagai indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, selain itu hasil belajar juga merupakan informasi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajar siswa serta perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Lebih dari itu, sebagai jenjang pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, hasil belajar siswa di SMA juga digunakan sebagai pertimbangan utama pada salah satu jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri yaitu SNMPTN yang diselenggarakan secara nasional. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk dicapainya hasil belajar yang tinggi oleh setiap siswa, karena pencapaian tersebut merupakan refleksi dari kualitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada SMA N 1 Seputih Mataram saat penelitian pendahuluan, permasalahan hasil belajar siswa pada materi Akuntansi salah satunya ditunjukan oleh daftar hasil ujian mid semester siswa kelas XI IPS 1 dan XII IPS 2 di semester dua tahun ajaran 2013/2014 yang

5 diberikan guru pada saat penelitian pendahuluan. Berikut disajikan tabel data hasil ujian mid semester tersebut : Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester Genap Siswa Kelas XI IPS 1 dan XII IPS 2 SMA Negeri 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas Nilai Jumlah Keterangan <71 71 Siswa XI IPS 1 10 22 32 Kriteria Ketuntasan XI IPS 2 27 4 31 Minimal (KKM) Jumlah 37 26 63 yang ditetapkan Presentase 58,73% 41,27% 100% sekolah adalah 71 Sumber: Guru Bidang Studi Ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seputih Mataram Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa hanya terdapat 26 siswa atau 41,27% dari 63 siswa yang mampu mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Jumlah siswa yang mampu mencapai standar nilai KKM tersebut bahkan kemudian semakin menurun pada waktu ujian akhir semerter (UAS) menjadi hanya 4 atau hanya 6,34% dari 63 siswa. Hal tersebut diketahui berdasarkan daftar hasil belajar pada UAS semester genap siswa kelas XI IPS 1 dan XII IPS 2 yang diberikan oleh guru mata pelajaran Ekonomi. Berikut disajikan tabel data hasil Ujian Akhir Semester tersebut : Tabel 2. Nilai UAS Siswa Kelas XI IPS 1 dan XII IPS 2 SMA Negeri 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas Nilai Jumlah Keterangan <71 71 Siswa XI IPS 1 27 4 32 Kriteria Ketuntasan XI IPS 2 31 0 31 Minimal (KKM) yang Jumlah 58 0 63 ditetapkan sekolah Presentase 93,66% 6,34% 100% adalah 71 Sumber: Guru Bidang Studi Ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seputih Mataram Hal di atas menunjukan bahwa terdapat masalah pada siswa dalam mempelajari Akuntansi, dimana masih banyak ditemukan siswa yang hanya

6 mendapatkan nilai (hasil belajar) di bawah standar nilai KKM yang ditentukan. Hal ini sejalan dengan penjelasan Djamarah dan Zain (2010: 107) hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dikelompokan ke dalam empat jenis predikat, yaitu : 1. Istimewa atau maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa. 2. Baik sekali atau optimal, apabila sebagian besar (76% - 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik atau minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75% saja dikuasai oleh siswa. 4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Lebih ditekankannya praktek dalam pembelajaran Akuntansi mengharuskan siswa untuk tidak hanya mengusai Akuntansi secara konseptual, tetapi juga harus mampu menuangkan konsep-konsep tersebut di dalam praktek. Selain itu, Akuntansi juga memiliki karakteristik khusus yang dapat dikatakan tidak dimiliki oleh materi lain yaitu sifatnya yang berkelanjutan, di mana di setiap tahapan pengerjaannya merupakan satu rangkaian dari satu kesatuan. Satu tahapan dalam Akuntansi merupakan dasar dari pengerjaan Akuntansi pada tahapan berikutnya, dan jika terjadi satu kesalahan di salah satu tahapan pengerjaan Akuntansi, kesalahan tersebut akan menyebabkan terjadinya kesalahan lanjutan pada tahapan pengerjaan Akuntansi. Kemampuan dalam menerjemahkan bunyi transaksi juga menjadi salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh siswa, karena kesalahan dalam mengartikan bunyi transaksi akan mengakibatkan kesalahan pada tahapan-tahapan berikutnya. Akuntansi oleh American Accounting Association, sebuah asosisi Akuntan di USA diartiakn sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan

7 informasi Ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Fitria: 2013: 2). Hal tersebut menunjukan bahwa, untuk mampu mengusai Akuntansi tidaklah cukup hanya memiliki pemahaman pada konsep semata, tetapi juga dibutuhkan suatu kemampuan yang baik dalam mengidentifikasi, mengukur, menginterpretasi suatu transaksi keuangan dan kemudian menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan. Begitu pula dengan materi Akuntansi yang dipelajari siswa kelas XI IPS di semester genap yaitu Akuntansi Perusahaan Jasa. Sama halnya dengan materi Akuntansi secara umum, materi ini juga memiliki karakteristik yang sama yaitu berkelanjutan. Siswa pada materi ini mempelajari sub-sub materi yang juga akan menjadi landasan dari tahapan Akuntansi berikutnya, diantaranya mencatat transaksi ke dalam jurnal, kemudian mempostingnya ke dalam buku besar, membuat neraca saldo, dan tahapan-tahapan berikutnya. Sub materimateri tersebut memiliki karakteristik berkelanjutan, di mana tahapan pada sub materi suatu materi juga merupakan landasan dari tahapan Akuntansi berikutnya. Guru mata pelajaran mengatakan, pada hal tesebutlah siswa biasanya menemui kesulitan. Kemampuan tersebut sebenarnya sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mengerjakan tahapan-tahapan Akuntansi yang utamanya berada penulisan transaksi pada jurnal umum dan jurnal penyesuaian. Hal di atas menunjukan bahwa Akuntansi memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikuasai dan dibutuhkan banyak latihan untuk meguasainya.

8 Guru mata pelajaran Ekonomi juga sebenarnya telah menyadari hal tersebut. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam Akuntansi, guru biasanya memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa dan tersebut juga dilakukan oleh guru mata pelajaran Ekonomi di SMA N 1 Seputih Mataram. Berdasarkan wawancara, untuk mendorong siswa agar terus melakukan usaha untuk mengusai Akuntansi, guru biasanya mensiasati waktu belajar yang terbatas di sekolah dengan memberikan PR sebagai bahan latihan siswa di rumah. Namun, pada siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 tahun ajaran 2014/2015 masih juga ditemukan banyak siswa yang tidak dapat mencapai nilai KKM. Berdasarkan data hasil ujian tengah semester (UTS) siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 pada mata pelajaran Ekonomi di semester genap, hanya 20 dari 66 siswa atau sekitar 30,30% yang mampu mencapi standar nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berikut adalah tabel nilai UTS siswa tersebut: Tabel 3. Nilai UTS Ekonomi Semester Genap Siswa Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Negeri 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas Nilai Jumlah Keterangan <71 71 Siswa XI IPS 1 20 14 34 Kriteria Ketuntasan XI IPS 2 26 6 32 Minimal (KKM) Jumlah 46 20 66 yang ditetapkan Persentase 69,70% 30,30% 100% sekolah adalah 71 Sumber: Guru Bidang Studi Ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Seputih Mataram Hal di atas menunjukan bahwa masih terdapat masalah pada kemampuan siswa dalam mempelajari Akuntansi, dan permasalahan tersebut tentu akan mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Sesuai dengan yang

9 dikatakan oleh Djaali (2008: 101) dimana dikatakan bahwa kemampuan belajar peserta didik akan sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Berhasil tidaknya pencapain tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut, dimana semua faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Untuk dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi, peneliti mencoba mencari informasi lapangan dari guru mata pelajaran Ekonomi dan siswa kelas XI IPS yang saat itu sedang mempelajari materi Akuntansi pada mata pelajaran Ekonomi. Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui bahwa banyak siswa yang kurang antusias dengan pembelajaran Akuntansi, guru mata pelajaran Ekonomi mengatakan bahwa jumlah siswa yang benar-benar serius dan antusias dalam proses pembelajaran Akuntansi jumlahnya tidak lebih dari 50% siswa. Kelas XI IPS 2 utamanya, guru mengatakan jumlah siswa yang benar-benar serius dan antusias dalam mempelajari Akuntansi jumlahnya kurang lebih sekitar 30% dan sisanya lebih banyak siswa yang hanya mempelajari Akuntansi dengan tingkat antusiasme yang biasa-biasa saja atau siswa yang cenderung kurang serius dan antusias dalam mempelajari Akuntansi. Selain itu, dalam penelitian pendahuluan peneliti juga melakukan survei sederhana kepada siswa kelas XII IPS. Pada penelitian pendahuluan tersebut, ditemukan banyak siswa yang mengatakan bahwa Akuntansi merupakan

10 materi pelajaran yang sulit untuk dikusai, dan juga lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan mata pelajaran dalam rumpun IPS lainnya seperti Sosiologi, Sejarah dan Geografi. Banyak siswa juga yang mengatakan bahwa dirinya sangat sulit untuk mengerjakan tugas-tugas Akuntansi tanpa kesalahan. Ketiga hal tersebut diungkapkan oleh lebih dari setengah jumlah siswa pada masing-masing kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2. Hal di atas merupakan penilaian siswa tentang suatu materi yang didasarkan atas kemampuan siswa tersebut dalam mengerjakan materi tersebut. Penilaian tersebut oleh Schunk dkk (2012: 66) dinamakan sebagai expectancy, yang diartiakan sebagai Keyakinan dan penilaian individu tentang kemampuan dirinya untuk berhasil melakukan sebuah tugas. Expectancy itu sendiri memiliki tiga komponen, yaitu expectancy for succes (keyakinan atau penilaian seseorang tentang keberhasilan dan seberapa berhasil dalam menguasai atau menyelesaikan sebuah tugas), task specific self-concept (penilaian evaluatif pribadi seseorang mengenai kemampuannya dalam mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas spesifik) dan perception of task difficulty (penilaian atau persepsi individu terhadap tingkat kesulitan tugas yang harus diselesaikannya). Berdasarkan temuan peneliti pada penelitian pendahuluan yang telah dipaparkan di atas, diketahui bahwa terdapat banyak siswa yang terindikasi memiliki expetancy yang rendah pada materi Akuntansi. Hal tersebut terutama terjadi pada komponen task specific self-concept dimana banyak siswa yang mengatakan bahwa kemampuannya masih kurang untuk mampu

11 menyelesaikan tugas-tugas Akuntansi tanpa melakukan kesalahan, dan pada komponen perception of task difficulty dimana banyak siswa yang mengatakan bahwa Akuntansi merupakan materi yang sangat, dan juga lebih sulit jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain dalam rumpun IPS seperti Sejarah, Sosiologi dan Geografi. Peneliti menduga hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal tersebut didasarkan atas penjelasan yang diberikan Schunk dkk (2012: 117) bahwa pada serangkaian penelitian yang dilakukan Eccles, Wigfield dkk Mereka secara konsisten menemukan bahwa expectancy yang dimiliki siswa akan berkaitan erat dengan prestasi aktual, seperti yang diukur melalui berbagai tes terstandarkan dan nilai akademis mata pelajaran. Expectancy yang dimiliki oleh siswa dikatakan akan mempengaruhi intensitas usaha belajar yang akan dilakukannya. Hal tersebut dijelaskan oleh Schunk dkk (2012: 89) bahwa Murid yang meyakini dirinya dapat mengerjakan sebuah tugas dan meyakini dirinya akan berkinerja baik [memiliki expectancy tinggi], lebih cenderung berprestasi pada level yang lebih tinggi, serta berusaha lebih keras dan bersikap gigih lebih lama pada tugas tersebut. Selain mendapatkan temuan tentang penilaian siswa terhadap kemampuannya (expectancy), peneliti juga mendapatkan beberapa informasi tentang sikap siswa dalam mempelajari Akuntansi. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi pada penelitian pendahuluan, diketahui bahwa banyak siswa yang tidak begitu tertarik pada materi Akuntansi. Hal tersebut

12 dikatakan oleh guru mata pelajaran Ekonomi dimana dikatakan bahwa jumlah siswa yang benar-benar serius dan antusias dalam proses pembelajaran Akuntansi jumlahnya tidak lebih dari 50% siswa. Kelas XI IPS 2 utamanya, guru mengatakan jumlah siswa yang benar-benar serius dan antusias dalam mempelajari Akuntansi jumlahnya kurang lebih sekitar 30% dan sisanya lebih banyak siswa yang hanya mempelajari Akuntansi dengan tingkat antusiasme yang biasa-biasa saja atau sedang dan juga siswa yang cenderung kurang terlalu serius dan antusias dalam mempelajari Akuntansi. Selain itu, dalam survei sederhana yang dilakukan oleh peneliti banyak siswa yang mengatakan bahwa pada Akuntansi diperlukan usaha belajar yang lebih banyak dan waktu belajar yang lebih lama untuk dapat menguasainya. Begitu pula jika dibandingkan dengan materi lain dalam mata pelajaran rumpun IPS lainnya, seperti Sejarah, Geografi dan Sosiologi, siswa mengatakan dibutuhkan usaha dan waktu belajar yang lebih banyak dan lebih lama untuk dapat mengusai Akuntansi, dimana dua hal tersebut diungkapkan oleh lebih dari setengah jumlah siswa pada masing-masing kelas XI IPS. Siswa dalam mengikuti proses belajar di sekolah, tidak hanya mempelajari materi Akuntansi saja. Siswa juga mempelajari mata pelajaran lain di sekolah dan tidak tidak jarang juga siswa diberikan tugas-tugas (PR) untuk bahan latihan belajar di rumah. Hal tersebut sudah merupakan kewajiban dari seorang siswa. Oleh karena itu, untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik hendaknya siswa dapat mengatur waktunya dengan baik.

13 Bagi siswa yang kurang mampu membagi waktunya dengan baik pada kondisi tersebut, banyaknya waktu dan usaha yang diperlukan untuk mampu menguasai Akuntansi juga sangat memungkinkan menjadikan materi Akuntansi menjadi materi yang kurang bernilai/berarti bagi siswa, yang kemudian hal tersebut dapat mengakibatkan siswa tidak mengupayakan usaha belajar yang optimal untuk menguasai materi Akuntansi. Temuan peneliti pada survei pada penelitian pendahuluan yang telah dijelaskan di atas adalah suatu bentuk sikap yang mencerminkan penilaian siswa tentang seberapa bernilainya materi Akuntansi bagi dirinya. Penilaian tersebut oleh Schunk (2012: 67) dinamakan sebagai task value, yang didefinisikan sebagai Keyakinan siswa mengenai alasan dirinya mungkin akan melakukan sebuah tugas. Task value oleh Schunk dkk dijelaskan memiliki empat komponen yaitu: Attainment value (seberapa penting untuk berkinerja baik pada sebuah tugas), intrinsic value (kesenangan yang dialami siswa dalam mengerjakan sebuah tugas disebut juga interest), utility value ( nilai kegunaan sebuah tugas bagi individu sehubungan tujuan mendatang yang dimilikinya, termasuk tujuan karier) dan cost belief ( persepsi aspek negatif dari keterlibatan dalam sebuah tugas atau disebut juga persepsi siswa tentang biaya yang harus ia korbankan dari keterlibatan dalam sebuah tugas) (Schunk dkk, 2012: 78). Berdasarkan temuan peneliti pada penelitian pendahuluan yang telah dijelaskan diatas, ditemukan adanya banyak siswa yang terindikasi memiliki task value yang rendah tentang materi Akuntansi. Indikasi tersebut terutama ditemukan pada komponen attainment value, intrinsic value dan cost belief. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti, banyak ditemukan siswa yang terindikasi memiliki attainment value dan interest yang

14 rendah pada materi Akuntansi, dimana banyak siswa yang tidak menempatkankan pengusaan pada materi Akuntansi sebagai hal yang sangat penting (attainment value). Hal itu ditunjukan oleh lebih sedikitnya siswa yang benar-benar serius dan antusias dalam mempelajari Akuntansi. Hal tersebut adalah indikasi attainment value intrinsic value siswa yang rendah pada materi Akuntansi. Selain itu pada komponen cots belief banyak siswa juga yang mengatakan bahwa untuk menguasai Akuntansi diperlukan usaha dan waktu belajar yang lebih, hal tersebut menunjukan adanya cost belief yang tinggi pada diri siswa terhadap Akuntansi. Hal tersebut oleh peneliti diduga juga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal tersebut didasarkan pada penjelasan Schunk dkk (2012: 94) terkait dengan komponen dari task value yang menyatakan bahwa Setiap komponen [dari task value] dapat memengaruhi perilaku berprestasi, seperti pilihan, kegigihan, dan prestasi aktual. Jadi, berdasarkan penjelasan tersebut rendahnya task value siswa terhadap Akuntansi diduga akan berpengaruh pada kurangnya kegigihan dan usaha belajar yang dilakukan siswa dan hal tersebut tentu juga akan berpengaruh pada lebih rendahnya hasil belajar yang akan diperoleh siswa. Berdasarkan uraian-uraian tentang temuan peneliti pada penelitian pendahuluan dan tinjauan peneliti dari beberapa teori di atas, maka peneliti menduga bahwa expectancy dan task value yang dimiliki siswa berpengaruh pada hasil belajar pada materi Akuntansi yang diperoleh siswa. Namun, untuk

15 memperoleh kebenaran ilmiah atas dugaan tersebut, diperlukan suatu pengujian yang dapat menguji kebenaran tersebut secara ilmiah. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hal tersebut dan mengajukan penelitian dengan judul Pengaruh expectancy dan task value terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada penelitian pendahuluan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Hasil belajar Ekonomi yang rendah pada banyak siswa khususnya pada materi Akuntansi. 2. Sering ditemukannya siswa yang tidak mampu menyelesaikan tugas/latihan/ulangan Akuntansi secara tuntas, masih ditemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugastugas Akuntansi. 3. Siswa yang benar-benar serius dan benar-benar antusias serta benar-benar ingin menguasai materi Akuntansi secara umum jumlahnya masih lebih sedikit, lebih banyak siswa yang keseriusan dan antusiasmenya dalam mempelajari Akuntansi pada derajat biasa-biasa saja serta kurang serius dan kurang antusias dalam mempelajari Akuntansi. Hal ini mungkin

16 diakibatkan dari dianggap sulitnya materi Akuntansi oleh sebagian besar siswa. 4. Adanya indikasi permasalah mengenai expectancy siswa pada materi Akuntansi, antara lain: a. adanya indikasi kecenderungan task specific self-concept (penilaian evaluatif pribadi seseorang mengenai kemampuannya dalam menyelesaikan suatu tugas) siswa yang rendah pada materi Akuntansi; b. adanya indikasi kecenderungan perceived of task difficulty (persepsi tentang tingkat kesulitan suatu tugas) siswa yang tinggi pada materi Akuntansi. 5. Adanya indikasi permasalah mengenai task value siswa pada materi Akuntansi, antara lain: a. adanya indikasi kecenderungan attainment value (penilaian tentang mengenai seberapa pentingnya suatu tugas) siswa yang rendah pada siswa tentang materi Akuntansi; b. adanya indikasi kecenderungan intrinsic value (penilaian tentang mengenai seberapa manarik suatu tugas) siswa yang rendah pada siswa tentang materi Akuntansi; c. Adanya indikasi kecenderungan cost belief (penilaian tentang cost atau biaya/pengorbanan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas) siswa yang tinggi pada siswa tentang materi Akuntansi.

17 1.3 Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh expectancy (X1) dan task value (X2) terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Negeri 1 Seputih Mataram tahun ajaran 2014/2015 (Y). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi Akuntansi yang dipelajari pada semester genap yaitu materi Akuntansi Perusahaan Jasa. Selain itu, hasil belajar pada penelitian ini hanya dibatasi pada ranah kognitif. Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini lebih terarah. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah: 1. Apakah ada pengaruh expectancy terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh task value terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh expectancy dan task value terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015?

18 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh expectancy terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh task value terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh expectancy dan task value terhadap hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015. 1.6 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Mendukung atau menolak grand teory yang dikemukakan oleh para ahli dan memperkaya ilmu pendidikan bagi mahasiswa pendidikan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. b. Untuk menambah refrensi, bahan literatur atau pustaka, khususnya tentang tentang permasalahan yang terkait. c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.

19 2. Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagi pihak Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendarahaan bahan bacaan dan bahan kajian tentang permasalahan yang terkait b. Bagi pihak sekolah. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para guru mata pelajaran Ekonomi dalam meningkatkan tingkat keterlibatan, daya juang dan upaya-upaya belajar siswa serta kesadarannya tentang pentingnya penghayatan atas tujuan-tujuan pembelajaran. c. Bagi siswa SMA N 1 Seputih Mataram Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada siswa bahwa keyakinan, penghayatan serta usaha yang baik akan membantunya dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Objek Penelitian Hasil belajar Ekonomi pada materi Akuntansi, expectancy dan task value siswa. 2. Subjek Penelitian Siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 semester genap. 3. Tempat Penelitian SMA Negeri 1 Seputih Mataram. 4. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun 2014/2015. 5. Bidang Ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini menyangkut bidang kependidikan.