Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

dokumen-dokumen yang mirip
KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU BENDING CAPACITY OF BAMBOO REINFORCED CONCRETE PLATE

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH SEDERHANA DENGAN SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG BAMBU PETUNG NUSA PENIDA

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

PENGARUH VARIASI UKURAN TULANGAN DAN PENGGUNAAN KLEM SELANG TERHADAP KUAT CABUT TULANGAN BAMBU

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMAKAIAN KLEM SELANG TERHADAP BEBAN MAKSIMUM PADA SAMBUNGAN BALOK-KOLOM BETON BERTULANGAN BAMBU NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

ANALISIS DAN PENGUJIAN PERILAKU DARI VARIASI LUBANG PADA BATANG ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN LENTUR

KAPASITAS PELAT BETON BERTULANG KOMBINASI BAJA DAN BAMBU MENGGUNAKAN TEORI GARIS LELEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

KEKUATAN LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DAN BATA RINGAN TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI MUTU BETON PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PENGARUH JENIS KAIT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN PENGAIT PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN SEJAJAR

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Rojul Gayuh Leksono et al., Analisis dan Pengujian Batang Elemen Struktur Beton Bertulang Berlubang 1

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PERILAKU LENTUR KOLOM BETON PIPIH DENGAN TULANGAN BAMBU

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

REVIEW OF BAMBOO REINFORCEMENT USAGE ON PLATE CONCRETE WITH ADDITION OF HIGH AT MIDSPAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PELAT LANTAI DENGAN METODE ANALISIS DAN HASIL LAPANGAN

PONDASI PRACETAK BAMBU KOMPOSIT

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 2 CM TIAP JARAK 15 CM

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S)

Pengaruh variasi model sengkang terhadap kekuatan geser balok/kolom beton bertulang guna meningkatkan kekuatan elemen struktur gedung tahan gempa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANG BAMBU PETUNG POLOS

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU DENGAN BETON

UJI CABUT TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK KAIT DARI KLEM SELANG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

KAJIAN KUAT LENTUR PELAT BERTULANG BIASA DAN PELAT BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA TUMPUAN SEDERHANA. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PENGARUH PROSENTASE TULANGAN TARIK PADA KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SERAT KALENG BEKAS AKIBAT BEBAN LENTUR

PERBANDINGAN KUAT LENTUR SATU ARAH PELAT BETON TULANGAN BAMBU DENGAN PELAT BETON TULANGAN BAMBU ISI STYROFOAM PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR

Resty Rekmala., Pengujian Serta Analisis Perilaku Elemen Tekan Persegi Berkubang (Hollow) Terhadap 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM PADA BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENENTUAN LENDUTAN PELAT BETON BERTULANG BAMBU DAN BAJA DENGAN METODE ENERGI DAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM (DETERMINING THE DEFLECTION OF CONCRETE SLAB WITH BAMBOO REINFORCEMENT AND STEEL REINFORCEMENT BY ENERGY METHODS AND LABORATORY TEST) Jhohan Ardiyansyah, Hernu Suyoso, Ketut Aswatama Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 Email: : hernu.suyoso@gmail.com Abstrak Bambu merupakan bahan alternatif pengganti baja sebagai tulangan. Namun kuat tarik bambu tidak dapat disejajarkan dengan kuat tarik baja. Dalam penelitian ini tulangan bambu dikombinasikan dengan tulangan baja sebagai perkuatan pelat beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lendutan pelat beton bertulang bambu dan baja baik secara teoritis maupun uji laboratorium. Tulangan yang digunakan adalah bambu Ori dengan ukuran penampang 10 x 10 mm dan tulangan baja berukuran 6 mm. Benda uji pelat berukuran (750 x 750 x 50) mm dengan tumpuan sederhana di keempat sisinya. Mutu beton f c yang digunakan sebesar 24,369 Mpa. Benda uji dibuat menjadi dua perlakuan. Benda uji yang pertama adalah pelat beton bertulang bambu dan baja dengan variasi jarak antar tulangan sebesar 12 cm, 9 cm, 6 cm, dan 3 cm. Benda uji kedua adalah pelat beton bertulang baja dengan variasi jarak antar tulangan 24 cm, 18 cm, 12 cm, dan 6 cm. Semakin kecil jarak antar tulangan, maka semakin kecil lendutan yang terjadi karena pelat mengalami peningkatan kekakuan akibat adanya penambahan jumlah tulangan. Pengaruh penambahan tulangan bambu pada pelat beton bertulang baja dapat mengakibatkan lendutan yang besar. Kata Kunci : plat beton bertulang, bambu, lendutan, tulangan, kombinasi Abstract Bamboo is a alternative material to replace steel as reinforcement. However, tensile strength of bamboo can not be equated with steel tensile strength. In this research, bamboo reinforcement combined with steel reinforcement as concrete slab reinforcement. The purpose of this research is to analyze the deflection of concrete slab with bamboo reinforcement and steel reinforcement both theoretical and laboratory test. Reinforcement used is Ori bamboo with the cross-sectional size of 10 x 10 mm and 6 mm sized steel rebars. The slab s dimensions is (750 x 750 x 50) mm, f c = 24,369 Mpa, placed on four side simple support. Speciments have two treatments. The first is concrete slab with bamboo reinforcement and steel reinforcement with variation of the distance between the reinforcement by 12 cm, 9 cm, 6 cm, and 3 cm. The second is concrete slab with steel reinforcement with variation of the distance between the reinforcement by 24 cm, 18 cm, 12 cm, and 6 cm. The smaller the distance between the reinforcement the smaller the deflection, because the slab getting rigid conditon. Effect of the addition of bamboo reinforcement in concrete slab with steel reinforcement can cause large deflection. Keywords : reinforced concrete slab, bamboo, deflection, reinforcement, combination

PENDAHULUAN Pelat adalah salah satu bagian sistem struktur terpenting dalam bangunan bertingkat, jembatan dan bangunan-bangunan lain. Fungsi pelat dalam sistem struktur suatu bangunan adalah memikul langsung beban hidup bangunan dan kemudian diteruskan pada balok dan kolom. Pada bangunan gedung, pelat terbuat dari beton dengan tulangan baja. Tulangan baja dipilih karena sifat beton yang tidak mampu menahan gaya tarik, sedangkan baja memiliki kuat tarik yang tinggi sehingga tulangan baja tersebut berfungsi untuk menahan gaya tarik yang dialami oleh beton. Akan tetapi harga baja relatif mahal dan bahannya pun merupakan bahan tambang yang tidak dapat diperbarui, sehingga perlu adanya bahan alternatif untuk mengurangi penggunaan baja. Bambu merupakan salah satu bahan alternatif pengganti baja sebagai tulangan. Bambu dapat tumbuh dengan cepat, mudah diperoleh, dapat diperbarui dan mempunyai kuat tarik yang bagus. Bambu merupakan bahan bangunan yang biasa digunakan sebagai tiang, tangga, dinding, atap, kursi dan masih banyak lagi manfaatnya yang lain. Menurut Sharma (1987) dalam Dharma Putra dkk. (2007) di dunia terdapat lebih dari 1250 spesies bambu dan yang ada di Asia Tenggara dan Asia Selatan sekitar 80% dari keseluruhan spesies bambu yang ada di dunia. Sedangkan jenis bambu yang ada di Indonesia diantaranya bambu kuning, bambu tutul, bambu petung dan beberapa jenis bambu lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Morisco (1966) kuat tarik bambu mencapai 1280 kg/cm. Dalam penelitian Dharma Putra dkk. (2007) menyebutkan bahwa tulangan bambu mampu menjadi alternatif penggati tulangan baja, karena bambu memiliki kuat tarik dan kuat lentur yang cukup baik yang mampu mengimbangi sifat getas beton. Tetapi kuat tarik bambu tidak dapat disejajarkan dengan kuat tarik baja, ditambah lagi pada bambu terdapat nodia atau buku-buku yang akan mengurangi kekuatan tarik bambu disebabkan terdapat diskontinuitas serat bambu pada daerah tersebut. Untuk mendapatkan kekuatan maksimal pada pelat, dalam penelitian ini tulangan bambu dikombinasikan dengan tulangan baja. Pada penelitian ini, perhitungan secara teoritis menggunakan metode pendekatan yang berdasarkan prinsip energi yaitu metode Ritz dan metode Galerkin. Menurut Szilard (1974) keuntungan menggunakan metode Ritz terletak pada relatif mudahnya penanganan kondisi tepi yang rumit dan mampu mendapatkan ketepatan yang tinggi dalam analisis lendutan. Sedangkan metode Galerkin dapat diterapkan pada berbagai masalah seperti teori lendutan kecil dan besar, terutama untuk penyelesaian persamaan diferensial dengan koefisien yang variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa besar lendutan pelat beton bertulang bambu dan baja dan membandingkan besar lendutan pelat beton bertulang bambu dan baja dengan pelat beton bertulang baja. METODOLOGI PENELITIAN Bahan-Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Semen: semen merk Holcim b. Aggregat halus: pasir dari Lumajang c. Aggregat kasar: kerikil dengan diameter maksimum 10 mm d. Tualngan: bambu ori berukuran (10x10x74) mm dan baja tulangan dengan diameter 6 mm Metode Pengambilan Sampel dan Data Pengambilan sampel dan data dilakukan dengan membuat sejumlah benda uji dalam bertuk pelat dengan ukuran (75x75x5) cm dan silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pelat yang diuji ditumpu dengan tumpuan sederhana pada keempat sisinya dengan jarak dari tumpuan ke tumpuan adalah 65 cm. Proporsi campuran yang digunakan adalah perbandingan berat yang setara dengan perbandingan volume 1 semen : 1,5 pasir : 2,5 kerikil dengan fas 0,6. Perlakuan yang dilakukan terhadap benda uji berbentuk pelat adalah yang pertama pelat beton bertulang bambu dan baja dibuat 4 variasi jarak antar

tulangan yaitu 3 cm, 6 cm, 9 cm, dan 12 cm. Yang kedua adalah pelat beton bertulang baja dibuat 4 variasi jarak antar tulangan yaitu 6 cm, 12 cm, 18 cm, dan 24 cm. Selain pengujian di laboratorium juga dilakukan perhitungan lendutan pelat beton secara teori berdasarkan metode Ritz dan metode Galerkin. Karena kondisi batas berupa tumpuan sederhana maka persamaan lendutan yang sesuai adalah : w(x,y) = k.sin m. π. x n.π. y. sin a a Dimana m dan n adalah fungsi kontinu yang masing-masing memenuhi paling tidak kondisi tepi geometris dan mampu menyatakan lendutan bidang pusat (m = 1,3,5,.. n = 1,3,5,..), x dan y adalah koordinat perletakan dial gauge, a adalah panjang dimensi pelat yang ditinjau dan k adalah konstanta yang harus ditentukan. Nilai konstanta k dalam metode Ritz dapat ditentukan dari prinsip energi potensial minimum : HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuat Tekan Beton Benda uji dibuat sebanyak 5 silinder. Proporsi campuran yang digunakan adalah perbandingan berat yang setara dengan perbandingan volume 1pc : 1,5ps : 2,5kr dengan fas 0,6. Kuat tekan silinder yang didapat akan dipakai pada analisa pelat, kuat tekan beton rata-rata didapat sebesar f c 24,369 Mpa. Pengujian Lendutan Pelat Data yang diamati pada pengujian ini adalah lendutan pelat di setiap interval beban merata sebagian yang dipikul oleh pelat. Dari hasil pengamatan diperoleh hubungan antara beban dan lendutan yang terjadi pada pelat seperti pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5. Dimana energi potensial total (Π) memiliki persamaan : (Szilard, 1974:194) Sedangkan konstanta k dalam metode Galerkin dapat ditentukan dari persamaan variasional dasar: (Szilard, 1974:202) Dalam kasus pelat dalam penelitian ini menjadi, bagian pertama dari persamaan variasional adalah Dan bagian variasional adalah kedua dari persamaan Gambar 1. Grafik lendutan pelat saat tanpa tulangan analisa teori adalah 0,113 mm dan hasil pengujian adalah 0,12 mm. Sedangkan lendutan maksimum hasil analisa teori 2,828 mm dan hasil pengujian adalah 2,585 mm. Hasil perhitungan secara teori dibandingkan dengan hasil pengujian di laboratorium.

Gambar 4. Grafik lendutan pelat dengan jarak antar tulangan 9 cm Gambar 2. Grafik lendutan pelat dengan jarak antar tulangan 3 cm analisa teori adalah 0,040 mm dan hasil pengujian adalah 0,175 mm. Sedangkan lendutan maksimum hasil analisa teori 1,004 mm dan hasil pengujian adalah 3,1 mm. Gambar 3. Grafik lendutan pelat dengan jarak antar tulangan 6 cm analisa teori adalah 0,069 mm dan hasil pengujian adalah 0,23 mm. Sedangkan lendutan maksimum hasil analisa teori 1,745 mm dan hasil pengujian adalah 2,86 mm. analisa teori adalah 0,098 mm dan hasil pengujian adalah 0,235 mm. Sedangkan lendutan maksimum hasil analisa teori 2,472 mm dan hasil pengujian adalah 3,235 mm. Gambar 6. Grafik lendutan pelat dengan jarak antar tulangan 12 cm analisa teori adalah 0,110 mm dan hasil pengujian adalah 0,165 mm. Sedangkan lendutan maksimum hasil analisa teori 1,660 mm dan hasil pengujian adalah 1,97 mm. Berdasarkan grafik-grafik pelat beton bertulang bambu dan baja di atas menunjukkan bahwa semakin besar jarak antar tulangan pada pelat (hingga pelat tanpa tulangan), maka lendutan hasil pengujian yang terjadi semakin mendekati lendutan hasil analisa teori. Hal ini

dikarenakan semakin besar jarak antar tulangan pada pelat maka pelat beton semakin mendekati homogen. Grafik-grafik di atas juga menunjukkan bahwa semakin kecil jarak antar tulangan maka semakin kecil lendutan yang terjadi. Perbandingan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja dengan Pelat Beton Bertulang Baja Dalam penelitian ini pelat beton bertulang bambu dan baja dibandingkan dengan pelat beton bertulang baja untuk mengetahui pengaruh dari tulangan bambu jika dikombinasikan dengan tulangan baja dalam suatu pelat beton. Perbandingan dua kondisi pelat beton tersebut dilakukan baik pada hasil analisa teori maupun hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12, dan Gambar 13. Gambar 7. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 3 cm pada hasil analisa teori Gambar 8. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 6 cm pada hasil pengujian Gambar 6. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 3 cm pada hasil pengujian Gambar 9. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 6 cm pada hasil analisa teori

Gambar 10. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 9 cm pada hasil pengujian Gambar 13. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 12 cm pada hasil analisa teori Berdasarkan grafik-grafik di atas, menunjukkan bahwa lendutan pelat beton bertulang bambu dan baja lebih besar daripada lendutan pelat beton bertulang baja. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tulangan bambu jika dikombinasikan dengan tulangan baja akan mengakibatkan pelat beton memiliki lendutan yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh modulus elastisitas bambu lebih kecil dibandingkan modulus elastisitas baja dan modulus elastisitas beton itu sendiri. Gambar 11. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 9 cm pada hasil analisa teori KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan : Gambar 12. Perbandingan lendutan saat jarak antar tulangan 12 cm pada hasil pengujian a. Semakin kecil jarak antar tulangan, maka semakin kecil lendutan yang terjadi karena pelat mengalami peningkatan kekakuan akibat adanya penambahan jumlah tulangan. b. Lendutan pelat beton bertulang bambu dan baja lebih besar daripada lendutan pelat beton bertulang baja. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh penambahan tulangan bambu jika dikombinasikan dengan tulangan baja dapat mengakibatkan besarnya lendutan suatu pelat beton.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. [5]. [6]. DAFTAR PUSTAKA [1]. [2]. [3]. [4]. Budi, Gatot Setya. 2011. Pengujian Kuat Tarik Dan Modulus Elastisitas Tulangan Baja (Kajian Terhadap Tulangan Baja Dengan Sudut Bengkok 45, 90, 135) Morisco, 1999, Rekayasa Bambu. Yogyakarta : Nafiri Offset. Nawy, E.G. 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Bandung : PT Eresco. Ngudiyono. 2011. Pengaruh Korosi Tulangan Baja Terhadap Kuat Lekat Balok Beton [7]. [8]. Bertulang. Jurnal Teknik Rekayasa, Vol. 12 No 1 Juni 2011. Putra, D. Sedana, I.W. dan Santika, K.B. 2007. Kapasitas Lentur Pelat Beton Bertulangan Bambu. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.11, No. 1, Januari 2007. Szilard, R. 1989. Teori dan Analisis Pelat Metode Klasik dan Numerik. Terj. Wira. Jakarta : Erlangga. Timoshenko, S. dan S.Woinowsky-Krieger. 1988. Teori Pelat dan Cangkang. Edisi Kedua. Terj. S. Hindarko. Jakarta : Erlangga. Wonlele, T. Dewi S.M. dan Nurlina S. Penerapan Bambu Sebagai Tulangan Dalam Struktur Rangka Batang Beton Bertulang. Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 7, No. 1, 2013.