I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB. I PENDAHULUAN. SMK Negeri 03 Payakumbuh merupakan salah satu Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN, LINGKUNGAN KELUARGA MELALUI MOTIVASI TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA. (Artikel Skripsi) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

DAFTAR ISI Halaman Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu kelompok sesuai

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini belum stabil serta dampak dari krisis global mengakibatkan banyaknya masalah ekonomi yang muncul di Indonesia, salah satunya adalah tingginya tingkat pengangguran. Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Hal ini bisa dilihat dari data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (2013) bahwa angka pengangguran di Indonesia per Agustus 2013 melonjak 7,39 juta jiwa dari Agustus 2012 sebanyak 7,24 juta jiwa. Belum ada solusi yang baik untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pemerintah saat ini belum mampu menyediakan banyak lapangan kerja. Namun, pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran. Oleh karena itu, pemerintah harus memikirkan solusi lain untuk mengurangi angka pengangguran yang ada di negara kita ini. Mengingat saat ini untuk mencari pekerjaan sangat sulit, menyebabkan banyaknya lulusan SMK yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan

2 tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia. Ibid., menyatakan bahwa jumlah pengangguran terbuka yang ada di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen dari total angkatan kerja sebanyak 118,2 juta jiwa. Hal ini membuktikan bahwa angka pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Ketersediaan lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada saat ini menyebabkan banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan. Sedikitnya lapangan pekerjaan berdampak pada banyaknya jumlah angka pengangguran. Salah satu upaya untuk mengatasi meningkatnya jumlah angka pengangguran saat ini adalah dengan cara berwiraswasta. Berwiraswasta merupakan salah atau solusi untuk mengurangi angka pengangguran. Ditinjau dari kemandirian berwiraswasta akan memberikan peluang untuk diri sendiri dalam mendapatkan penghasilan dan mencapai kesuksesan. Dilihat dari segi sosial berwiraswasta akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan dan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan penciptaan kekayaan dan nialai tambah melalui gagasan baru, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan ini menjadi kenyataan (Ropke dalam Suryana dan Bayu, 2010: 25).

3 Lembaga pendidikan formal dan nonformal merupakan suatu wadah untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wiraswasta yang sukses. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang menyiapkan siswa agar memiliki kepribadian yang bermoral dan beretika sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan memiliki keahlian yang handal di bidangnya, menyiapkan siswa agar mampu menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi, menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja, dan memberikan peluang masa depan yang lebih baik, jika tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau perguruan tinggi. Kehadiran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pencetak tenaga ahli menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang jurusan yang diselenggarakan di sekolah yang khusus mengajarkan satu bidang keahlian secara spesialis ini, berbagai macam jurusan dikelompokan menurut kebutuhan industri yang membutuhkan tenaga menengah spesialis atau ahli dibidang tertentu, hal ini juga mampu memberikan siswa peluang yang lebih banyak mendalami bidang ilmu tertentu dengan maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan pihak sekolah menengah kejuruan adalah dengan memberikan mata pelajaran Kewirausahaan. Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat, berwirausaha dalam

4 bidangnya, menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya, dan mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. Mata pelajaran Kewirausahaan yang dipelajari siswa/siswi SMK saat ini sangat diperlukan demi menunjang tujuan SMK yaitu menyiapan lulusan yang siap kerja dan siap terjun kemasyarakat. Selain mata pelajaran produktif/keahliannya, mata pelajaran kewirausahaan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan yang menjadi bekal untuk para peserta didik agar dapat mengelola usahanya secara mandiri. Pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam sekolah menengah kejuruan adalah salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan perilaku wirausaha. Siswa SMK sekarang dituntut supaya dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya untuk mendukung maupun menciptakan kegiatan berwirausaha. Sekarang siswa SMK diharapkan sebagai agent of change yang dapat berguna di dalam pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai. Salah satu upaya untuk menghadapi hal tersebut adalah dengan menumbuhkan minat siswa dalam berwirausaha. Minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Menurut Shaff (dalam Alma, 1994: 34) menyatakan bahwa, faktorfaktor yang mempengaruhi minat siswa dalam berwirausaha, yaitu faktor dari dalam (subyektif) dan faktor dari luar (obyektif). Faktor dari dalam (subyektif) meliputi; pembawaan/bakat, tingkat perkembangan/ pengalaman,

5 pendidikan, keadaan fisik/psikis, kemauan dan ketertarikan. Sedangkan faktor dari luar (obyektif) meliputi; lingkungan keluarga/sekolah, kesempatan dan rangsangan. Berdasarkan kurikulum yang berlaku, pendidikan di SMK 70 persen praktik dan 30 persen teori, pembelajarannya berbasis praktik, baik di sekolah maupun magang ke industri. Dengan demikian, seharusnya tamatan atau lulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dapat memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik sebagai pekerja maupun wirusahawan dibandingkan dengan siswa tamatan SMA. Namun, kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang lebih memilih menganggur dan menunggu adanya ketersediaan lapangan pekerjaan daripada membuka lapangan kerja atau berwirausaha setelah mereka lulus dari SMK. Maka untuk menumbuhkan minat berwirausaha generasi muda, dibutuhkan hal yang menunjang agar minat berwirausaha pada generasi muda tumbuh. Salah satu hal yang bisa menunjang tumbuhnya minat berwirausaha pada generasi muda yaitu pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan Ade Suyitno (dalam Alma, 2013:3) bahwa pendidikan kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi/niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya diwujudkan dalam perilaku kreatif, inovatif, dan berani mengelola resiko. Di Indonesia, kewirausahaan sebagai suatu mata pelajaran yang pada awalnya hanya diberikan pada jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saja. Padahal sudah seharusnya kewirausahaan harus dipelajari sejak

6 dini. hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Eman Suherman (dalam Alma, 2008:66) bahwa kewirausahaan harus dipelajari sejak dini, karena kewirausahaan mengandung nilai-nilai ideal dan semangat menuju kesuksesan bagi hidup dan kehidupan seseorang. Hasil belajar kewirausahaan ialah wirausaha. Jadi, menanamkan jiwa wirausaha sebaiknya sudah diawali sejak anak-anak melalui lembaga pendidikan. Pemberian mata pelajaran kewirausahaan diketahui merupakan upaya sistematis dunia pendidikan untuk meningkatkan kemampuan daya pikir, sikap, dan keterampilan siswa supaya sejak awal memiliki jiwa dan semangat enterpreneurship (kewirausahaan) yang baik. Melalui pengajaran kewirausahaan, siswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini. Persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan juga memiliki peranan untuk menumbuhkan minat berwiraswasta untuk siswa. Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang berupa stimulus, yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk diseleksi, diorganisasikan sehingga menimbulkan penafsiran atau penginterpretasian yang berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman sebelumnya. Persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia luar individu (lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan sistem

7 sensorik alat indera sebagai penghubung, dan dinterpretasikan oleh sistem syaraf di otak. Kewirausahaan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menciptakan suatu kegiatan usaha dengan kreativitas dan inovasi tinggi untuk menemukan hal yang berbeda dari yang lainnya dengan mengggunakan waktu dan modal, serta mampu menerima resiko apapun. Melalui kewirausahaan diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat Indonesia khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan, hal penting yang dapat menunjang minat siswa dalam berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga. Peran keluarga sangat lah penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi siswa. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak dini dalam lingkungan keluarga. Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha memberikan inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Fleksibilitas dan kemandirian dari wirausahawan telah mendarah daging pada anak sejak dini. Anak terinspirasi untuk berwirausaha karena melihat kesungguhan dan kerja keras ayah dan ibunya dalam menjalankan usahanya yang menghasilkan keuntungan. Anak

8 juga terinspirasi karena memang dilatih sejak kecil, diminta membantu mulai dari pekerjaan yang ringan atau mudah sampai yang rumit dan komplek. Terlatih dan terinspirasi sehingga mempengaruhi minatnya dalam berwirausaha. Melalui keluarga pola pikir kewirausahaan terbentuk. Minat berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga wirausahawan. Kenyataannya, sebagian besar lingkungan keluarga belum kondusif dalam pembentukan minat anak dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: keterbatasan pengetahuan orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi PNS atau karyawan lebih aman daripada menjadi wirausahawan, tidak ada model wirausahawan dalam keluarga, dan lain sebagainya. Motivasi juga merupakan hal penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha dalam diri siswa. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2008:3). Untuk menumbuhkan minat berwirausaha dalam diri siswa dibutuhkan motivasi yang dapat menunjang kegiatan berwirasusaha, motivasi tersebut dapat berupa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, dapat timbul dengan tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu itu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya. Motivasi intrinsik bisa disebut juga sebagai motivasi diri. Oleh

9 karena itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan motivasi diri dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka dalam berwirausaha. SMK Negeri 4 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di provinsi Lampung. SMK Negeri 4 Bandar Lampung merupakan sekolah yang unggul dalam bidang manajemen dan bisnis yang memiliki 6 program keahlian, yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, pariwisata, perbankan dan teknik komputer jaringan. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 4 Bandar Lampung yang menjadi mata pelajaran pokok semua program kejuruan yang ada. Mata pelajaran kewirausahaan diharapkan dapat membantu siswa untuk membuka pola pikir dan minat siswa untuk berwiraswasta setelah mereka lulus sekola. Akan tetapi, siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung banyak yang masih lebih memilih untuk bekerja di instansi pemerintahan atau perusahaan swasta serta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwiraswasta. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah Lulusan SMK Negeri 4 Bandar Lampung Pada Periode 2010-2012 Lulusan yang bekerja Lulusan Tahun Jumlah Alumni A B C Jumlah lulusan yang bekerja Persentase 2010/2011 350 3 100 27 130 37,14% 2011/2012 372 3 92 21 116 31,18% 2012/2013 431 5 134 48 187 43,39% Sumber : BKK (Bursa Kerja Khusus) SMK Negeri 4 Bandar Lampung Keterangan : A = Bekerja di Instansi Pemerintahan B = Bekerja di Perusahaan / Swasta C = Usaha Mandiri

10 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa siswa lulusan tahun pelajaran 2010/2011 yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta sebanyak 130 siswa dengan persentase sebesar 37,14% pada tahun pelajaran 2011/2012 terjadi penurunan sebesar 5,96% dari tahun pelajaran 2010/2011 yaitu sebanyak 14 siswa atau 31,18%, dan pada tahun pelajaran 2012/2013 terjadi peningkatan dengan jumlah siswa yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta yaitu sebesar 12,21% dari tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebanyak 187 siswa atau 43,39%. Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahawa masih banyak siswa lulusan SMK yang setelah lulus tidak melanjutkan untuk bekerja dan berwiraswasta karena lebih dari 50% dari jumlah siswa yang lulus lebih memilih untuk melanjutkan kejenjang perguruan tinggi atau menganggur. Jadi, dapat dilihat bahwa minat berwirausaha siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung masih sangat rendah. Hal ini sangat disayangkan karena melihat dari standar kompetensi yang ditetapka pada mata pelajaran kewirausahaan yaitu merencanakan pengelolaan usaha kecil, bertujuan untuk mengenali, memahami serta mengidentifikasi mengenai pengelolaan usaha kecil. Berdasarkan uraian di atas, maka peneltian ini dimaksudkan untuk mengkaji tentang Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Melalui Motivasi Diri Terhadap Minat Bewiraswasta Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

11 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Keaktifan dan partisipasi siswa masih rendah dalam mengikuti pelajaran kewirausahaan di sekolah. 2. Kurangnya minat siswa dalam berwiraswasta karena siswa lebih tertarik bekerja di perusahaan dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 3. Pemahaman siswa tentang berwiraswasta masih rendah. 4. Kebanyakan siswa merasa tidak memiliki kemampuan dan keterampilan untuk berwiraswasta. 5. Kesiapan dan mental yang dimiliki siswa masih kurang untuk memasuki dunia usaha dan menjadi wiraswasta. 6. Guru kurang memberikan pemahaman kepada siswa mengenai kewirausahaan sebagai bekal untuk memasuki dunia usaha. 7. Masih banyak siswa yang kurang sadar akan manfaat berwiraswasta. 8. Siswa kurang memiliki motivasi untuk menjadi wirausahawan setelah lulus dari SMK. 9. Kurang mendukungnya lingkungan keluarga dalam aktivitas berwiraswasta sehingga siswa minat siswa untuk menjadi wiraswasta masih rendah.

12 C. Pembatasan Masalah Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan, lingkungan keluarga dan motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Sesuai dengankajian tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan (X 1 ), lingkungan keluarga (X 2 ), motivasi diri (X 3 ), dan minat berwiraswasta siswa (Y). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

13 4. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 5. Apakah ada pengaruh motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 6. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 7. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 8. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 9. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

14 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan di atas maka tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 4. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

15 7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 8. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 9. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan sumbangan referensi dan memperkaya teori yang mempengaruhi minat berwiraswasta dan dapat dijadikan bahan penelitian yang lebih mendalam untuk penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga hasilnya dapat lebih sempurna. b. Bagi peneliti kependidikan lainnya, diharapkan dapat digunakan sebagai literatur dalam penelitian yang lebih lanjut yang relevan di masa mendatang.

16 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat referensi guna tercapainya visi dan misi SMK Negeri 4 Bandar Lampung untuk membentuk siswa agar memiliki minat berwiraswasta yang tinggi. b. Bagi Guru Dapat memberikan saran kepada guru dalam pengelolaan kelas yang mampu mendorrong ke arah pembentukan wirausahawan ataupun bisa dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk memperdalam keterampilan yang dimilikinya. c. Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan dapat merubah pola pikir orang tua untuk lebih mengarahkan dan menuntun anaknya agar dapat menjadi anak yang lebih kreatif dan memiliki keterampilan yang dapat menjadi bekal di masa depannya. d. Bagi Siswa Dapat membantu siswa merubah pola pikirnya bahwa berwiraswasta lebih memiliki keuntungan yang besar dibandingkan dengan bekerja di instansi pemerintahan atau perusahaan swasta.

17 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini dalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian Pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian Pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Tempat Penelitian Temapat penelitian ini adalah SMK Negeri 4 Bandar Lampung 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah Tahun Pelajaran 2013/2014.