BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku lebih buruk. Menurut Jerome Bruner dalam Trianto (2010:

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR PASSING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI KETERAMPILAN DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Chaplin (1997 : p. 34) ability (kemampuan, ketangkasan, untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui test.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pembelajaran Di Dalam pembelajaran guru harus memahami dan menguasai materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pembelajaran yang matang oleh guru. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dari nilai yang baru. Pada awal proses pembelajaran guru sebaiknya mengetahui kemampuan dasar dan karakteristik siswa karena sebagai modal utama penyampaian bahan belajar dan indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sukintaka (2001: 29), Pembelajaran mengandung pengertian bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi disamping itu, juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip Andun Sudijandoko (2010: 1), mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan siswa mampu mengembangkan intelektualnya dan mampu menguasai materi pelajaran keterkaitan dengan pembelajaran 6

lain adalah proses belajar lari agar siswa memperoleh pengertian, kecakapan, ketangkasan atau keterampilan tentang gerak dasar lari yang diajarkan. 2. Gerak Dasar Lari a. Pengertian Gerak Dasar Gerak dasar bagi anak-anak merupakan kebutuhan yang sangat penting, oleh sebab itu mereka harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan keterampilan geraknya. Gerak dasar lari merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan motorik mereka dan dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas gerak lain yang lebih kompleks. Menurut Gabbard, LeBlanc, dan Lowy dalam Sukintaka (1992:49), gerak dasar adalah merupakan dasar untuk macam-macam keterampilan dan merupakan gerak alami yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan secara sadar dan akan menunjukkan keterampilan bertahap, tiga jenis gerak yaitu: 1) Lokomotor. Merupakan aktivitas perpindahan seseorang dari suatu tempat ketempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang sebagai hasil beberapa tahap kematangan namun berlatih dan memperoleh pengalaman merupakan sesuatu yang penting untuk mencapai kematangan, contoh: jalan, lari, lompat, loncat dan guling. 2) Nonlokomotor. Disebut juga sebagai keterampilan yang stabil, merupakan gerakan yang sedikit atau bahkan tidak bergerak bila dipandang dari satu pangkal gerak contoh: menekuk, mengayun, mengulur, bergoyang, berputar, meliuk, mendorong, mengangkat dan mendarat. 3) Manipulasi. Melibatkan kontrol objek utama, dengan tangan dan tungkai. Ada dua klasifikasi yaitu: a) Menerima: menangkap dan menghentikan. b) Memberi: melempar, memukul dan menyepak. 7

b. Pengertian Lari Lari adalah suatu kemampuan yang ditandai proses memindahkan posisi tubuhnya, dari suatu tempat ke tempat lainnya (Yudha M Saputra, 2004: 39). Menurut Sugito, Bambang Wijanarko, Ismaryati (1993: 42), Lari adalah suatu cara menggerakkan badan ke depan, dengan melangkahkan kaki kanan dan kaki kiri berganti-ganti. Lari adalah lompatan yang berturut-turut didalamnya terdapat suatu fase. Fase ini kedua kaki tidak menginjak/menumpang pada tanah, jadi lari berbeda dengan jalan. Gerak lari secara keseluruhan dimulai dari saat kaki mulai melangkah menyentuh tanah, dan sampai menyentuh tanah lagi (HM. Yusuf Adisasmita, 1992: 38). Diskripsi lari pada lari yang baik diutarakan oleh Wickstrom dalam Sukintaka (1992: 54), sebagai berikut: 1) Badan diatur condong ke depan seimbang dengan pola langkah yang dilakukan. 2) Kedua lengan diayun secara luas dalam garis vertical dan seirama dengan gerakan kaki yang berlawanan. 3) Kaki tumpu bersentuhan dengan tanah dengan rata, dan hamper di bawah titik berat badan. 4) Lutut pada kaki tumpu ditekuk secara halus setelah kaki tumpu itu bersentuhan dengan tanah. 5) Perentangan tungkai yang bersentuhan dengan tanah pada pinggul, lutut, dan pergelangan kaki mendorong badan kearah depan, dan mengangkat kaki yang bukan kaki tumpu. 6) Lutut pada kaki diayunkan kedepan dengan cepat, sampai setinggi lutut mereka terangkat, bersamaan dengan itu terjadi penekukan tungkai bagian bawah sehingga tumit dekat dengan pantat. 3. Pengertian Aktivitas Perlombaan Aktivitas perlombaan dan berolahraga bagi anak menjadi media pendidikan jasmani dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang menyeluruh, oleh karena fungsi dan tujuan pendidikan jasmani adalah menumbuhkembangkan seluruh potensi yang ada pada peserta didik 8

melalui aktivitas jasmani, termasuk juga dalam hal mengembangkan kemampuan sosial anak. Alfermann (1999: 374), menyatakan bahwa Physical education is a natural practice ground for social interaction and an opportunity for observing social processes. These are seen within groups as well as between groups. Alferman menegaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan dasar latihan yang alamiah bagi interaksi social dan kesempatan untuk mengamati proses-proses sosial yang terjadi, baik di dalam kelompok maupun antar kelompok. Sejalan dengan pendapat Alferman, Lutan (2001: 35), juga mengemukakan bahwa pendidikan jasmani memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. Lebih lanjut Lutan mengemukakan bahwa manfaat dari segi sosial akan banyak diperoleh melalui program pendidikan jasmani, sebab melalui aktivitas jasmani atau olahraga seseorang memperoleh kesempatan untuk bergaul, berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Sikap dan perilaku yang sesuai norma atau nilai dan direstui dalam kehidupan social dapat dibina dengan aktivitas jasmani, khususnya aktivitas jasmani yang dilakukan secara berkelompok sebagai sarana terjadi dan terjalinnya interaksi sosial di antara para pelakunya. Aktivitas jasmani yang dilakukan dapat berupa hasil rekayasa lingkungan pembelajaran penjas, misalnya guru menciptakan suasana pertandingan bola voli dengan menekankan tugas dan peran siswa secara tegas sebagai pemain, pelatih, wasit, hakim garis, atau pendukung setiap regu. Melalui 9

identifikasi terhadap karakter siswa telah muncul beberapa cara mengajar penjas. Mosston dan Ashworth (1994: 128), mengemukakan dua bentuk cara mengajar penjas yaitu direct teaching styles (gaya mengajar langsung) dan indirect teaching styles (gaya mengajar tidak langsung). Pendapat Suherman (1998: 130), menyebut direct teaching sebagai traditional approach (pendekatan tradisional) dan indirect teaching sebagai cognitive approach (pendekatan kognitif). Metode mengajar penjas terus berkembang dan kemudian melahirkan metode yang masih berlandaskan kepada metode sebelumnya yang terdiri dari dua bagian yaitu Traditional Teaching Method atau metode tradisional dan Creative Movement Teaching Method (Theodorakou & Zervas, 2003: 95). Metode mengajar tradisional dan creative movement yang dikembangkan diyakini mampu mengembangkan aspek fisik dan kognitif serta aspek psikissosial seperti self esteem (Theodorakou & Zervas, 2003: 91), dan melalui bermain dalam program penjas yang mampu berkontribusi dalam membangun self confidence (Gruber, 1986; Bunker, 1991; dalam Theodorakou & Zervas, 2003: 93). Hasil-hasil penelitian tersebut semakin memberikan gambaran bahwa metode dan pendekatan mengajar penjas telah memberikan pengaruh positif dalam proses mengembangkan beberapa aspek sosial seorang anak seperti selfesteem. Esensi perlombaan harus dipahami oleh guru penjas karena pada kenyataannya perlombaan lebih disenangi dalam waktu yang relatif lama, mempengaruhi kepribadian dan kehidupan manusia (Sukintaka, 1992: 1). Pendapat Hurlock (1987) yang dikutip Sukintaka (1992: 33), menyatakan bahwa dengan aktivitas perlombaan bersama anak lain, anak-anak belajar 10

menetapkan hubungan sosial, menemukan dan menyelesaikan masalah sampai hubungan ini meningkat. Melalui aktivitas perlombaan inilah bentuk-bentuk permainan yang dilakukan oleh anak semakin beragam. Bentuk perlombaan merupakan hasil kesepakatan atau keputusan bersama di antara para pelaku yang ikut lomba dengan cara menentukan aturanaturan perlombaan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan masingmasing kepentingan para pelakunya, terutama adalah ciri atau karakter pelaku perlombaan Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan, jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik,merupakan suatu aktifitas. Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Badudu (1996: 27), aktivitas adalah kegiatan, keaktifan, atau kesibukan. Perlombaan adalah kegiatan cabang olahraga untuk meningkatkan kemampuan atau prestasinya dalam bentuk perlawanan tidak langsung, tetapi searah, tanpa adegan kontak fisik seperti menjatuhkan atau menyerang Iawan. Masing-masing peserta pada posisi yang sendiri. Dalam perlombaan setiap atlet berlomba melawan diri sendiri atau memperbaiki prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Cabang olah raga yang dilombakan terdiri dari cabang olahraga terukur dan cabang olah raga dinilai. Jadi aktivitas perlombaan adalah segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik untuk meningkatkan kemampuan atau prestasinya dan membantu pembentukan jasmani. Dalam 11

perlombaan setiap anak berlomba melawan diri sendiri atau memperbaiki prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Bentuk lomba sangat tepat bila anak mengetahui tentang kemampuannya, sehingga anak mencari kesempatan untuk memperlihatkan identitasnya. Sumadi Suryabrata (1982: 25), mengatakan semenjak anak mengalami perkembangan bahasanya, maka sampailah anak pada penyadaran dirinya atau tahap pada saat anak menemukan dirinya sebagai subjek. Mereka akan menyadari atau menemukan bahwa dirinya merupakan subjek yang lain (orang dewasa). Sebagai subjek mereka merasa mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu dan kebebasan untuk menolak sesuatu. Pengenalan dirinya dan penguasaan beberapa ketrampilan gerak mengakibatkan anak ingin memperlihatkan kemampuannya atau memperlihatkan identitasnya. Masa ini akan ditemui pada saat anak telah menduduki kelas III dan IV. Keadaan ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi guru pendidikan jasmani untuk menggunakan pembelajaran dalam bentuk penyajian lomba. Bentuk penyajian lomba dapat bertujuan untuk perorangan maupun kelompok, dan bertujuan untuk pembentukan jasmani misalnya untuk penguatan otot, kelentukan, atau daya tahan otot dan ketrampilan teknik berolahraga seperti melempar, menembak dalam bolabasket atau menggiring. 4. Karakteristik Siswa SD Kelas V Dalam menentukan pembelajaran yang tepat dan bahan ajar yang berguna bagi anak, maka seorang guru pendidikan jasmani perlu 12

mengetahui tahap perkembangan anak, kemampuan anak, kesukaan anak, dan tujuan yang harus dicapai. Menurut Sukintaka (1992: 4), tahap perkembangan anak pada siswa SD kelas V mempunyai beberapa karakteristik yaitu : a. Jasmani : 1) Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah. 2) Waktu reaksi makin baik. 3) Koordinasi makin baik. 4) Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan bagian anggota atas. b. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan keterampilan antara anak laki-laki dan perempuan. c. Psikis atau mental : 1) Kesenangan pada permainan pada bola makin bertambah. 2) Menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisasi. 3) Beberapa anak mudah menjadi putus asa dan akan berusaha bangkit bila tidak sukses. 4) Mulai mengerti tentang waktu dan menghendaki segala sesuatunya selesai pada waktunya. d. Sosial dan fungsional : 1) Ingin mengetahui segalanya. 2) Mau mengerjakan pekerjaan bila didorong oleh orang dewasa. 3) Merasa sangat puas bila dapat menyelesaikan, mengatasi, dan mempertahankan sesuatu atau tidak berbuat kesalahan, karena mereka akan merasa tidak senang kalau kehilangan atau berbuat kesalahan. 4) Kerja sama meningkat terutama sesame anak laki-laki. Kualitas kepemimpinan mulai nampak. 5) Senang pada kelompok dan ambil bagian dalam membuat rencana serta mampu memimpin. 6) Menyukai pada kegiatan kelompok, melebihi individu. Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui oleh para guru, khususnya guru penjas SD agar lebih mengetahui keadaan dan kebutuhan siswanya sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya adalah sebagai berikut: Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain, hal ini menuntut guru SD untuk melaksanakan pembelajaran 13

yang bermuatan permainan. Guru SD seyogyakarta merancang model pembelajaran yang ada unsur permainannya. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak bergerak atau berpindah. Karakter yang ketiga anak senang bekerja dalam kelompok. Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar atau bekerja dalam kelompok, missal membentuk kelompok 4-5 orang untuk menyelesaikan tugas secara kelompok. Karakteristik yang keempat adalah senang melakukan/memperagakan secara langsung. Anak disuruh langsung mempraktikkan apa yang diajukan guru. Tugas perkembangan anak akan muncul pada saat tertentu dari perkembangan individu, jika berhasil merasa senang akan melaksanakan tugas berikutnya dan kalau gagal merasa tidak bahagia sulit menghadapi tugas berikutnya. B. Kerangka Berpikir Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak-anak. Apalagi bermain yang dikemas dalam suatu perlombaan sangat mendorong pertumbuhan dan perkembangan keterampilan gerak anak. Melalui perlombaan, anak akan mendapat pengalaman belajar yang sangat berharga. Pengalaman itu berupa hubungan sosial untuk menggungkap perasaannya terhadap sesama teman dan menyalurkan bakatnya. Guru diharapkan dapat melahirkan ide mengenai kegiatan bermain untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar pada anak, termasuk didalamnya gerak dasar lari. Agar perlombaan memberikan sumbangan yang positif bagi 14

peningkatan pembelajaran gerak dasar lari, maka guru dituntut dapat merancang kegiatan bermain yang menarik, menyenangkan dan mengandung unsur-unsur peningkatan gerak yang menunjang keterampilan gerak dasar lari. Melalui aktivitas perlombaan siswa mengalami suasana kompetitif. Adanya sifat kompetitif ini membawa siswa merasa tertantang untuk memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap problem yang ia temui dalam perlombaan. Terciptanya situasi yang kompetitif ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk melakukan aktivitas gerak dengan sebaikbaiknya. Serta mendorong anak untuk memperlihatkan kemampuannya atau memperlihatkan identitasnya. Keadaan ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi guru pendidikan jasmani untuk menggunakan pembelajaran dalam bentuk penyajian lomba. Aktivitas perlombaan bagi anak merupakan kegiatan yang menyenangkan. Guru perlu mencoba mengadakan pembaharuan dalam pembelajaran, dengan menyesuaikan karakteristik siswa sehingga siswa lebih tertarik untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Anak akan merasa senang jika melakukan kegiatan yang sifatnya menggembirakan. Pembelajaran gerak dasar lari dapat dilakukan dengan bentuk lain yang menyerupai dan mengarah pada pembentukan gerak lari. Bentuk pembelajaran seperti ini dapat dilakukan dalam bentuk perlombaan sehingga akan menggembirakan anak. Anak-anak senang bermain, dan ketika bermain anak melakukannya dengan gembira, bebas, lepas dari segala rintangan dan tekanan. Dengan menggunakan permainan siswa tidak merasa telah melakukan latihan yang dapat meningkatkan kemampuan fisik yang dapat membantu meningkatkan kemampuan gerak dasar lari pada siswa. 15