Kajian Teknis Pemanfaatan Bio-Massa Di Pabrik Pengolah Minyak Sawit Berkapasitas 30 Ton Perjam Dengan Sistem Kongenerasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

ANALISA BESAR PERPINDAHAN KALOR PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP INDUSTRI BIODIESEL PT. CILIANDRA PERKASA, DUMAI

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 800 KW TEKANAN 20 BAR PUTARAN 5000 RPM DIPABRIK KELAPA SAWIT

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit listrik yang sedang dikembangkan di Indonesia dikarenakan sumbernya yang

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

TURBIN UAP. Penggunaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

PENGARUH MOISTURE CONTENT EFB TERHADAP KURVA INPUT OUTPUT PLTBS

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER DI PTPN IV PKS BAH JAMBI DENGAN KAPASITAS 45 TON UAP/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

Analisis Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit (PLTBS) Pabatu PT Perkebunan Nusantara IV

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

OLEH : SIGIT P.KURNIAWAN

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

Pengaruh Feedwater Heater Terhadap Efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan Pemodelan Gate Cycle

BAB II LANDASAN TEORI

RATIH VOL.1 Edisi 1 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

Perancangan Siklus Rankine Organik Untuk Pemanfaatan Gas Buang Pada PLTU di Indonesia

PEMANFAATAN CANGKANG DAN SERABUT SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA PLTU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK MASYARAKAT KABUPATEN BUNGO

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Analisis Perhitungan Ekonomi dan Potensi Penghematan Energi Listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Pabrik Kelapa Sawit PT.

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR EFISIENSI TERMAL STEAM POWER PLANT DITINJAU DARI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR KEROSIN DAN CRUDE PALM OIL PADA FIRE TUBE BOILER

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

IDENTIFIKASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MANIS MATA (Studi Kasus di PT. Harapan Sawit Lestari Kalimantan Barat)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR TAKUMA N 1000 di PMKS-GM 1 DENGAN KAPASITAS 60 TON/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan memakai bahan bakar antara lain bahan bakar padat dan bahan bakar cair,

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Biomassa Sawit (PLTBS) Kapasitas 5 MW

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

ANALISA KARAKTERISTIK SERABUT SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PADA BOILER

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

Studi Pemanfaatan Limbah Sawit Sebagai Bahan Bakar PLTU Biomassa Di Kabupaten Landak

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

Transkripsi:

26 Kajian Teknis Pemanfaatan Bio-Massa Di Pabrik Pengolah Minyak Sawit Berkapasitas 30 Ton Perjam Dengan Sistem Kongenerasi Bangbang Hermanto KBK kontrol dan elektronika daya Jurusan Teknik Elektro Program studi Teknik Listrik Politeknik Negeri pontianak e-mail : ir.bangbang@gmail.com Abstract This thesis examines the potential of bio-mass waste generated from palm oil mills with a capacity of 30 tonnes which will be converted into heat energy for process and electrical energy to drive the motors, in which the two energy sources is a major requirement in the processing of palm oil. Number of factories operating in West Kalimantan is 28 mills with a total capacity of processing fresh fruit bunches by 1,190 tons / hour. Potential sources of renewable energy from waste bio-mass produced: 21.5% empty fruit bunches, fiber 12.5%, and 5.1% shell. From the calculation and field studies, the potential of solid waste are: fibers and fibers using super heat boiler obtained at 44.02% thermal efficiency, power output of 2,064 MW, and the power can be used for external plant of 1,464 mw.steam for the process, is obtained from the steam turbine output, which should be above one atm pressure then used non-condensing turbine one level, with the required generator capacity of 2.58 kva. Keywords cogeneration, super heat, thermal efficiency, type of turbine and generator capacity, fiber, shell. 1. Pendahuluan Kebijakan Pemerintah berkenaan dengan energi nasional adalah [1] : Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan masingmasing jenis energi terhadap konsumsi energi nacional, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari 5% (lima persen). Prakiraan pertumbuhan konsumsi energi listrik Kalimantan Barat rata-rata dari tahun 2011 sampai dengan 2025 adalah sebesar 10,75%, dimana tingkat rasio elektrifikasi pada tahun 2011 sebesar 55%, dengan demikian masih sekitar 45% penduduk Kalimantan Barat saat ini yang belum menikmati listrik ( sumber: RDKL PLN). Dan direncanakan pada tahun 2025 seluruh penduduk (100%) wilayah Kalimantan Barat dapat menikmati aliran listrik. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak sawit terdiri darri limbah padat yaitu: tangkos sebanyak 21,5 %, dengan nilai kalori 1.438,5 Kkal/kg (campuran 65%), serat sebesar 12,5 % dengan nilai kalori 2.709,3 Kkal/kg (campuran 10%), cangkang sebesar 5,1 % dengan niali kalori 4.498,7 Kkal/kg (campuran 10), dan sisanya berupa limbah cair (pome) 57% [5]. Untuk memproses buah sawit menjadi CPO diperlukan dua sumber energi yaitu: energi panas berupa uap (pada tekanan dan suhu tertentu) untuk proses dan energi listrik untuk menggerakan motor-motor. Dimana uap yang dihasilkan boiler pertama-tama digunakan untuk menggerakan turbin uap yang dikopel dengan generator akan menghasilkan energi listrik, kemudian uap yang keluar dari turbin akan dipergunakan untuk kebutuhan proses-proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyal sawit. Mengacu pada latar belakang yang disampaikan diatas, permasalahan yang akan diselesaikan pada penelitian ini adalah : Seberapa besar daya listrik yang dapat dibangkitkan baik untuk kebutuhan pabrik maupun kelebihanya untuk masyarakat sekitar, dengan memanfaatkan limbah bio-massa pabrik minyak sawit, sehingga akan menjadi alternatif untuk mengurangi atau bahkan menggantikan penggunaan sumber energi fosil yang tidak tergantikan dengan sumber energi yang ramah lingkungan dan dapat tergantikan. Ruang li ngkup dari penelitian dibatasi pada : pemilihan kapasitas boiler, analisa proses thermodinamika, menentukan jenis dan kapasitas turbin uap, menentukan kapasitas generator yang akan digunakan, limbahn yang digunakan adalah cangkang dan serat, karena nilai kalori tandan kosong rendah dan perlu proses pencacahan dan pengeringan sebelum digunakan. 2. Teori Dasar Sistem kogenerasi berkembang dari sistem pembangkit listrik tenaga uap, dimana sisa uap yang keluar dari turbin dimanfaatka kembali untuk membangkitkan listrik ataupun untuk prosese-proses tertentu. Kogenerasi adalah penggunaan satu masukan bahan bakar, yang akan menghasilkan secara bersamaan energi yang berguna berupa listrik dan panas. Untuk memproduksi energi listrik, pusat pembangkit tenaga uap pada umumnya akan menghasilkan limbah panas yang keluar dari sistem pembuanganya (exhaust). Dalam hal ini limbah panasnya adalah uap yang keluar dari turbin uap dan digunakan untuk proses-proses pada pabrik pengolah minyak sawit sebagaimana yang dijelaskan pada siklus turbin uap gambar 1. Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013

27 Gambar1. Sistem kogenerasi Dengan memanfaatkan sisa uap untuk proses tadi maka akan dapat dihemat pemakaian bahan bakar yang digunakan dan meningkatakan peluang efisiensi energi sebagaimana beberapa skenerio berikut: Gambar 2. Sistem kogenerasi Gambar 3. Skenerio 2 Peluang Efisiensi Energi Perhitungan seberapa besar listrik yang dapat dibangkitkan/dihasilkan jika sistem boiler menggunakan super heater dan boiler uap jenuh (saturated) diuraiakan sebagai berikut: 2.1 Sitem Boiler Uap Jenuh (Saturated) [2,4] Dari gambar.5, berdasarkan kurva T S, nilai steam ratio dapat ditentukan berdasarkan penurunan persamaan berikut: Gambar 4. Kurva T S untuk uap jenuh Dari gambar 3. terdapat 4 tahapan proses yaitu: Proses 1 ke 2 Proses penambahan temperatur air umpan sehingga mencapai temperatur penguapan. Proses penguapan pada ketel terjadi pada tekanan dan temperatur yang konsatan. Dalam teori termodinamika persamaan ini ditulis sbb: ( Q in Q out ) + ( W in W out ) = Massa Uap ( h awal h akhir ), (2.1) Dimana, Q in = panas yang masuk Q out = panas yang keluar W in = kerja yang dihasilkan W out = kerja yang diperlukan h awal = enthalpi pada saat awal masuk kondensor h akhir = enthalpi pada saat uap keluar kondensor Apabila, Q out = 0; W in 0; W out = 0, maka : Q in = Massa Uap ( h awal h akhir ), (2.2) Proses 2 ke 3 Proses ekpansi uap ideal yang terjadi pada turbin satu tingkat. Pada proses ekspansi ini maka: Q in = 0 Q out = 0 W in = 0 Maka berdasarkan persamaan (1) besarnya kerja yang dilakukan oleh turbin W out = Massa Uap ( h 2 h 3 ),, (2.3) Proses 3 ke 4 Proses pengembunan, terjadi setelah panas dipakai utuk keperluan proses, dimana temperatur lebih kecil dari 100º C, proses ini dinyataakan dalam persamaan: ( Q in Q out ) + ( W in W out ) = massa fluida ( h awal h akhir ) Dimana Q in = 0 W in = 0 W out = 0, -Q out = massa fluida ( h 4 h 3 ) (2.4) Proses 4 ke 1 Pada proses ini, Q in = 0 Q out = 0 W out = 0 Maka, W in = massa fluida ( h 1 h 4 ), (2.5) Dengan asumsi kerja yang diperlukan ponpa diabaikan maka h 1 = h 4, sehingga effisiensi thermal dari pembangkit listrik kogeneration η Th η Th = =, (2.6) Dan effisiensi pembangkit listrik (plant) kogenerasi dapat ditentukan dari persamaan berikut: η Plant = η Th x η mekanik x η generator, (2.7) 2.2. Sistem Boiler Dengan Super Heater Diagram siklus dengan super heater dapat dilihat pada Gambar.4 Sedikit berbeda dengan siklus yang tidak memakai super heater. Terdapat 5 kondisi, sehingga perhitungan effisiensi termalnya juga berbeda. Menetukan besarnya entalphi (kandungan panas) pada tiap-tiap kondisi uap h 1, h 2, h 3, dan h 4, dari diagaram siklus pembangkitan (power plant) dapat diambil data dari tabel.

28 Gambar 5. Diagram T S dengan Supet Heater Dari gambar 5. terdapat 5 tahapan proses yaitu: Prose 1 ke 2 Kerja fluida (cairan) kerja pompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Proses 2 ke 3 Cairan bertekanan tinggi memasuki boiler yang dipanaskan pada tekanan konstan oleh sumber panas dari luar menjadi uap saturated kering (dry saturated vapor) Pfroses 3 ke 3 Uap mengalami pemanasan lanjut (super heater). Proses 3 ke 4 Uap saturated kering (dry saturated vapor) diekspansikan ke turbin, membangkitkan daya listrik, uap keluaran dari turbin tekanan dan temperaturnya akan turun dan beberapa kondensasi mungkin akan terjadi. Proses 4 ke 1 Uap basah memasuki kondenser, dimana terjadi kondensasi pada tekanan yang konstan menjadi cairan saturated Dengan menggunakan super heater, maka tekanan dan temperatur dapat dinaikan dan nilai entalphi pada masing-masing kondisi dapat diketahui dengan menggunakan tabel. 3.Perhitungan dan Analissa Mengacu pada kebutuhan uap untuk proses pengolahan minyak sawit pada Perusahaan Pengolah Minyak Sawit PT WBK, total uap yang diperlukan sebesar 17 ton atau 17.000 kg uap/jam dan data-data pendukung dan asumsi-asumsi untuk dasar perhitungan diuraikan sebagaimana tercantum berikut. Untuk tingkat efisiensi saluran dalam perpipaan sebesar 92,5%, maka kapasitas boiler paling sedikit sebesar: m Boiler = 17.000 x 100/92,5 = 18.378,4 kg uap/jam., = = 5,105 kg uap/detik ( ) Kadar uap residu boiler (blow down) = 5% Maka kandungan uap jenuh keluaran boiler (x) = 100% - 5% = 95% Efisiensi mekanik turbin (η Mekanik ) = 93% Efisiensi bolier (η Boiler ) = 85% Efisiensi total Generator = 92% (rugi gesek tembaga,rugi angin) 3.1 Perhitungan Menggunakan Boiler Uap Jenuh (saturated). Dengan memperhatikan pada tekanan uap jenuh (saturated) boiler sebesar 20 atm dan temperature/suhu uap jenuh keluaran boiler sebesar : 211,4 ºC, maka nilai entalpi dapat ditentukan dengan menggunakan Tabel 1. Dimana tabel ini memberikan data tekanan, suhu uap jenuh, kalor fasa cair, kalor penguapan, dan besar entalphi (kandungan panas) pada tekanan dan temperature tertentu. Data pada tabel ini akan digunakan untuk menghitung harga farameter-farameter yang dicari sebgaimana tahapan-tahapan berikut: Tahapan 1. Menentukan Nilai Besaran Besarnya tekanan dan temperature, menentukan besarnya entalphi pada masing-masing kondisi uap di h 1, h 2, h 3, dan h 4, sebaimana terlihat pada gambar 3.6. yaitu; Tekanan di titik 2 (P 2 ) = 20 atm, temperatur di titik 2 T 2 = 211,4 ºC, maka nilai entalphi h 2 sebesar 668,5 Kkal/kg. Untuk titik 1, tekanan = 3,5 atm,, dimana nilai ini ada diantara table 3 atm dan 4 atm, maka : Temperatur air umpan/pengisian boiler (temperature feed water boiler) = (132,9 + 142,9)/2 = 137,9 (ºC),,kandungan panas h 1 = Q W = (133,4 + 143,6)/2 = 138,5 Kkal/kg Nilai kalor penguapan (r) = (516,9 +509,8)/2 = 513,35 Kkal/kg Untuk titik 3, besarnya nilai entalpi h 3 = x r + (1 x)q W h 3 = ( 0,95 x 513,35) + (1 0,95) x 138,5 h 3 = 494,61 kkal/kg Besar entalpi h 1 = h 4 = kandungan panas air umpan boiler = 138,5 Kkal/kg. Tahapan 2. Menentukan efisiensi thermal (η Th ) Dari data-data yang yang diperoleh pada tahapan 1 maka besarnya efisiensi thermal dapat ditentukan dengna mengacu pada persamaan persamaan (6) yaitu: η Th = Kkal/kg. Maka: η Th =,,,, =, dimana h 1 = Q W = 138,5 = 0,32,81 x 100% = 32,81 %. Tahapan 3. Menentukan daya mampu yang dihasilkan turbin P T. Daya mampu yang dihasilkan turbin uap adalah: P T = Δh x m moiler x η Th x η mekanik Dimana besarnya Δh = h 2 h 3 (Kkal/kg) = 668,5 494,61 = 173,89 (Kkal/kg). Maka: P T = 173,89 x 5,105 x 0,2138 x 0,93 = 270,87 KW. Tahapan 4. Menentukan daya yang dihasilkan generator P G Daya yang dihasilkan generator P G = P T x η generator Maka P G = 270,87 kw x 0,92 = 249,2 KW. 3.2. Perhitungan Menggunakan Boiler Panas Lanjut (Super Heater) Tahapan 1. Menentukan Nilai Besaran Sebagaimana pada gambar 2.5 diagram siklus boiler panas lanjut ( super heater) terdiri dari 5 tahapan proses. Menentukan nilai entalphi (kandungan panas) pada setiap tahapan proses (kondisi uap) di h 1, h 2, h 3, dan h 4, steam-plant dengan super heater, datan uap jenuh dapat dilihat pada Tabel 2. Pada boiler dengan sistem

29 panas lanjut maka pada tekanan yang sama, suhu dinaikan menjadi 400ºC. Tekanan di titik 2 (P 2 ) = 20 atm, temperatur di titik 2 T 2 = 211,4 ºC, maka nilai entalphi h 2 sebesar 668,5 kkal/kg Untuk titik 3, tekanan = 20 atm, dan temperature di titik 3 (panas lanjut) (T 3 ) = 400 ºC dimana nilai enthalpy h 3 = 774,7 Kkal/kg. Untuk titik 1, tekanan (P 1 ) = 3,5 atm. Temperatur panas air umpan boiler =137,9 (ºC), Kandungan panas (kalor), h 1 = Q W = 138,5 Kkal/kg.dan nilai kalor penguapan r = 513,35 Kkal/kg. Untuk titik 4, besar entalpi h 4 = x r + (1 x)q W, H 4 = ( 0,95 x 513,35) + (1 0,95) x 138,5 = 494,61 Kkal/kg Enthalpi h 1 = h 5 = kandungan panas air umpan boiler = 138,5 Kkal/kg. Tahapan 2. Menentukan efisiensi thermal (η Th ) Dari data-data yang yang diperoleh pada tahapan 1 maka besarnya fisiensi thermal dapat ditentukan dengna mengacu pada persamaan persamaan (6) yaitu: η Th = kkkal/kg. Maka: η Th =,,,, =, dimana h 1 = Q W = 138,5 x 100% = 44,02 %. Tahapan 3. Menentukan daya mampu yang dihasilkan turbin P T. Daya mampu yang dihasilkan turbin uap adalah: P T = Δh x m moiler x η Th x η mekanik Dimana besarnya Δh = h 3 h 4 (Kkal/kg) = 774,7-494,61 = 280,09 (Kkal/kg). Maka: P T = 280,09 x 5,05 x 0,3767 x 0,93 = 500,92 KW. Tahapan 4. Menentukan daya yang dihasilkan generator P G Daya yang dihasilkan generator P G = P T x η generator Maka P G = 500,92 kw x 0,92 = 460,85 KW. 3.3. Analisa Bahan Bakar Bio-mass yang Diperlukan. Jumlah bahan bakar (bio-massa) yang diperlukan untuk mensuplay kebutuhan boiler sesuai dengan kebutuhan proses pabrik pengolahan minyak sawit besarnya ditentukan oleh sistem boiler yang dipergunakan sebagaimana analisa berikut: Kapasitas keluaran boiler (m moiler ) = x η Boiler Jumlah Kalori bio-mass = Kapasitas keluaran boiler (mboiler)x h boiler ηboiler 1.Menggunakan Boiler Saturated, dimana: Δh Boiler (saturated) = h 2 h 3 (kkal/kg) = 668,5 494,61 = 173,89 (kkal/kg) m moiler = 18.378,4 kg/jam (uap) η Boiler = 85% = 0,85 Maka :.,, ( Jumlah Kalori bio-mass = ), = 3.759.788 Kkal/Jam Dari data pendahuluan diketahui bahwa volume limbah untuk produksi 30 ton/jam: cangkang sebesar: ( 5,1 % x 30.000 kg) = 1530 kg/jam, dengan nilai kalori 4.498,7 Kkal/kg, maka potensi kalori tersedia sebesar : 1530 kg/jam x 4.498,7 Kkal/kg = 6.883.011 Kkal/jam. Dan limbah serat yang dihasilkan sebesar: ( 12,5 % x 30.000 kg) = 3.675 kg/jam, dengan nilai kalori 2.709,3 Kkal/kg, maka potensi kalori tersedia sebesar : 3.675 kg/jam x 2.709,3 Kkal/kg = 9.956.677,5 Kkal/jam. Jumlah bahan bakar cangkang yang diperlukan = 3.759.788 /4.498,7 (kkal/jam)/(kkal/kg) = 835,75 kg/jam. Jumlah bahan bakar serat yang diperlukan = 3.759.788 /2.709,3 (kkal/jam)/(kkal/kg) = 1.387,73 kg/jam. 2. Menggunakan Boiler Sistem Panas Lanjut (super heater). Dimana: Δh Boiler = h 3 h 4 = 774,7-494,61 = 280,09 (Kkal/kg). m moiler = 18.378,4 kg/jam (uap) η Boiler = 85% = 0,85.,, ( Jumlah Kalori bio-mass = ) = 6.065.007, Kkal/jam.. Jumlah bahan bakar cangkang yang diperlukan =.6.065.007 /4.498,7 (Kkal/jam)/(Kkal/kg) = 1.348,17 kg/jam. Jumlah bahan bakar serat (shell) yang diperlukan = 6.065.007 /2.709,3 (kkal/jam)/(kkal/kg) = 2.238,59 kg/jam. 3.4 Analisa Potensi Daya Listrik Berdasarkan Limbah Yang Tersedia. Dari perhitungan 3.1 dan 3.2 dengan menggunakan boiler super heater daya yang dihasilkan lebih tinggi, maka dalam analisa ini digunakan boiler super heater. 1. Untuk bahan bakar cangkang saja potensi daya listrik yang dihasilkan: P G (Potensial) =.. P G (Potensial) = x 460,8 KW.. P G (Potensi) = 843,67 KW 2. Untuk bahan bakar serat saja: P G (Potensi) = = ( ) =.., x 460,8 KW.. P G (Potensial) = P G (Potensl) = 1.220,42 Kw atau 1,22 MW. 3. Kapasitas generator yang harus disediakan dengan asumsi cos = 0,8 adalah: 1,22/0,8 = 1,525 KVA 3.5. Analisa Ketersediaan Daya Listrik Untuk Pihak Luar. Dari analisa 4. menggunakan bio-massa serat menghasilkan daya listrik yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan bio-massa cangkang. Dan daya listrik yang diperlukan pabrik pengolah minyak sawit sebesar 600 KW (sumber: PT WBK), maka daya yang tersedia untuk pihak luar sekitar pabrik adalah sebesar: ( 1.220,42 600 ) KW = 620,42 KW. Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013

30 4. Kesimpulan 1. Boiler dengan sistem uap panas lanjut efisiensinya lebih tinggi dibandingkan dengan boiler sitem uap jenuh. Maka boiler yang digunakan dipilih boiler dengan sistem panas lanjut (super heater), efisiensi termal yang dihasilkan sebesar 44,02 %. Dimana kapasitas boiler 18.378,4 kg uap/jam, dengan tekanan 20 atm dan suhu 400ºC 2. Turbin yang digunakan adalah jenis turbin non condensing satu tingkat, hal ini mengingat tekanan uap keluaran turbin harus diatas 1 atm untuk dapat dipergunakan pada proses-proses pengolahan minyak sawit.. 3. Berdasarkan kebutuhan pabrik untuk proses saat ini sebesar 17 ton atau 17.000 kg uap/jam, maka kebutuhan bahan bakar bio-masaa (dengan boiler super heater) yang dihasilkan dari limbah pabrik masih mencukupi yaitu jika cangkang saja sebesar 1.348,17 kg/jam. Yang dihasilkan pabrik sebesar 1.530 kg/jam. Demikian juga jika menggunakan limbah serat saja yang diperlukan sebesar 2.238,59 Kg/jam.Yang dihasilkan pabrik tersedia sebesar: 3.675 Kg/jam. 4. Dengan memanfaatkan seluruh limbah bio-massa serat dengan boiler panas lanjut, potensi daya listrik yang akan dihasilkan dan memungkinkan dimanfaatkan masyarakat sekitar pabrik sebesar: 620,42 KW 5. Kapasitas generator yang harus disediakan sebesar 1,525 KVA. Biografi. Bangbang Hermanto, lahir di Tasikmalaya, Indonesia pada 4 April 1963. Memperoleh gelar Insinyur (Ir) pada tahun 1993 dari Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tangjungpura, Pontianak Indonesia. Sejak tahun 1994 sampai sekarang menjadi staf pengajar pada Politeknik Negeri Pontianak pada Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Kontrol dan Elektronika Daya. Referensi. [1]. Per-Pres R.I. No.5 tahun 2005, Tentang Kebijakan Energi Nasional [2]. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asiawwwenergyefficiencyasia.org @UNEP. [3]. Raliance Energi (Anil Dhirubhai Ambani Group), Coogeneration, CHP As a Future Power & Heart. [4]. Sudirman Palaloi, Tahapan Mendisain Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Balai Besar Teknologi Energi (B2PT)- BPPT Puspitek Tanggerang 15134. [5].Manual Books,Power Station Desain & Operation, Pabrik Minyak Sawit PT. BPJ, Sintang. Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013

Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013 31