BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Berdasarkan Undang-Undang RI No.20 tahun yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

BAB II KAJIAN TEORI. individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. 1. suatu hal/ beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. satu dari komponen tersebut maka tidaklah akan terjadi proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki peserta didik tersebut. Guru adalah orang yang paling berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mereka. Dalam Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan kembeli kode etik guru Indonesia yang akan menjadi arah atau pedoman bagi

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan setiap siswa, bahkan mempengaruhi berbagai aspek perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. akan cepat dicapai bila mana didukung oleh sumber daya alam yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Dalam hal ini guru bertanggung jawab memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang harus dimiliki masyarakat agar bisa bersaing adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab 2 Pasal 2 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta. dilaksanakan melalui wadah yang disebut dengan sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. Suatu format Undang-Undang 20 Tahun 23 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak menjadi dewasa. 1 Pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi manusia harus melalui proses yang panjang, dengan hasil (resultant) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang dilalui siswa dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. 2 Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu tugas guru yaitu guru harus memiliki kompetensi atau kemampuan profesional. Guru harus mengerjakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan firman ALLAH SWT dalam Q.S Az Zumar ayat 39: 1 Hasbullah, 1999, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, h. 1. 2 Ramayulis, 2002, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :Kalam Mulia, h. 17. 1

2 39. Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya Aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan mengetahui. 3 Ayat di atas menjelaskan tentang bekerjalah sesuai dengan keahliah atau kompetensi yang kita miliki. Karena Allah telah memberikan perintah agar kita bekerja sesuai keahlian kita. Agar kita mengetahui manfaat dan hikmah dari apa yang diprintahkan Allah Swt terhadap kita sebagai hambanya. Salah satu keahlian yang dimiliki seorang guru yaitu kompetensi professional, kompetensi ini adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. 4 Sardiman mengemukakan bahwa : Untuk dapat mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kompetensi atau kemampuan profesional, yaitu terpenuhinya sepuluh kompetensi guru, yang meliputi (1) Menguasai bahan, (2) Mengelola program belajar mengajar, (3) Mengelola kelas, (4) Penggunaan media atau sumber, (5) Menguasai landasan -landasan pendidikan, (6) Mengelola interaksi belajar mengajar, (7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran, (8) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah, (9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dan (10) Memahami prinsip -prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 5 3 Q.S Az- Zumar ayat: 39 4 Wina Sanjaya, 2010, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, h. 18. 5 Sardiman, 2004, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, h. 164.

3 Salah satu kompetensi guru yang harus dimiliki sebagai guru profesional yaitu mampu memanajemen atau mengelola kelas, di dalam manajemen kelas seorang guru juga harus memahami tentang psikologi pendidikan yang di dalamnya membahas tentang masalah psikologi siswa, yaitu salah satu yang harus dikuasai guru adalah mengetahui bagaimana minat belajar siswa pada bidang studi yang di ajarkannya. Guru harus mampu meningkatkan minat belajar atau keinginan belajar siswa, karena apabila siswa itu tidak memiliki minat atau keinginan untuk belajar maka tidak akan ada perubahan yang di dapat oleh siswa. karena keinginan untuk belajar untuk berubah itu harus datang dari dalam diri siswa sendiri sebagai mana firman Allah SWT dal Q.S Ar Rad ayat 11: 11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. 6 6 Q.S Ar- Rad ayat: 11

4 Ayat di atas menjelaskan tentang jika ingin merubah suatu keadaan maka harus datang dari diri sendiri sama halnya dengan keinginan atau minat dalam belajar maka harus datang dari dalam diri siswa tanpa ada yang menyuruh, karena apabila datang dari diri sendiri belajar akan terasa menyenangkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan peserta didik dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujun pembelajaran. 7 Tujuan dari pengelolaan kelas menurut Sudirman pada hakekatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. 8 Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Untuk itu seorang guru harus mengetahui prosedur menciptakan suasanan kelas, dengan demikian siswa 7 Zainal Asril, 2011, MicroTteaching, Jakarta: Raja Grafindo, h.72 8 Mudasir, 2011, Manajemen Kelas, Pekanbaru: Zanafa, h.18

5 dapat belajar dengan suasanan yang tenang dan aman sekaligus dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam belajar. 9 Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan diatas dapat penulis simpulkan ada keterkaitan pengaruh antara kemampuan guru dalam manajemen kelas/mengelola kelas terhadap minat belajar siswa. Manajemen kelas yang dilakukan oleh guru dengan baik dan dapat menciptakan suasana dan kondisi belajar yang efektif akan mampu meningkatkan keinginan minat belajar siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 pekanbaru dapat diamati kompetensi manajemen kelas yang dimiliki guru pendidikan Agama sudah baik, hal ini dapat dilihat dari cara guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan manajemen kelas yang baik, dengan harapan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meningkat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan observasi dapat di lihat rendahnya minat belajar siswa hal ini dapat dilihat darin gejala-gejala sebagai berikut : 1. Ada siswa yang datang terlambat ketika mengikuti proses belajar mengajar. 2. Ada siswa yang bermain-main dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung. 9 Ibid, h. 69

6 3. Ada siswa yang berbicara dan mengganggu temannya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 4. Ada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru 5. Ada siswa kurang semangat dalam mengikuti pelajaran dikarenakan suasana yang tidak nyaman. 6. Ada siswa yang tidak lancar membaca Al Quran di awal mulai pembelajaran. Berdasarkan gejala-gejala diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Kompetensi Guru dalam Manajemen Kelas terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Pekanbaru B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka peneliti merasa perlu untuk menegaskan istilah-istilah sebagai berikut : 1. Kompetensi Kompetensi ialah secara harfiah dapat diartikan sebagai kecakapan atau kemampuan. Dalam bahasa arab kompetensi disebut dengan kafaah,dan juga alahliya, yang berarti memiliki kompetensi dan keterampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan atau otoritas untuk melakukan sesuatu dalam ilmunya itu. 10 2. Manajemen kelas 37. 10 Nasrul HS, 2012, profesi dan Etika Keguruan, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, h.

7 Manajemen kelas adalah seni atau praksis ( praktek dan strategi )kerja, yaitu guru bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain (semisal bekerja dengan sejawat atau siswa sendiri ) untuk mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 11 3. Minat Belajar C. Permasalahan Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas,tanpa ada yang menyuruh. 12 Jadi minat belajar yang dimaksud disini yaitu rasa ketertarikan siswa terhadap kemauan belajar siswa. 1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan diatas maka terdapat beberapa identifikasi permasalahan. Identifikasi permasalahan tersebut diantaranya adalah: a. Bagaimanakah minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? b. Apa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? c. Bagaimanakah kompetensi manajemen kelas yang dimiliki guru Pendidikan Agama islam? 11 Sudarwan Danim, 2002, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, h. 167. 12 Djaali, 2012, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 121.

8 d. Apakah ada pengaruh kompetensi manajemen kelas yang dimiliki guru Pendidikan Agama Islam terhadap minat belajar siswa? 2. Batasan Masalah Dari identifikasi permasalahan diatas tampak begitu luas dan besarnya cakupan permasalahan yang muncul. Maka perlu dibuat batasan permasalahan yang mana saja yang akan diteliti. Maka peneliti membatasi penelitian ini pada Apakah ada pengaruh kompetensi guru dalam manajemen kelas terhadap minat belajar siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Apakah ada pengaruh kompetensi guru dalam manajemen kelas terhadap minat belajar siswapada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Pekanbaru. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru dalam manajemen kelas terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Pekanbaru.. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

9 a. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Pekanbaru. b. Bagi guru, diharapkan bisa memahami dan mendalami pengetahuan serta pengalaman dalam mengantarkan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan baik melalui peningkatan kompetensi keguruan terutama kompetensi pedagogik dan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas guru itu sendiri di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Pekanbaru. c. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas khusus pada mata pelajaranpendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Pekanbaru. d. Bagi peneliti, untuk melengkapi persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam pada program studi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jenjang strata satu (S1) di UIN Suska Riau.