UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

ESTIMASI NILAI CTDI DAN DOSIS EFEKTIF PASIEN BAGIAN HEAD, THORAX DAN ABDOMEN HASIL PEMERIKSAAN CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6

ABSTRAK

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

UJI KESESUAIAN AKURASI DAN LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA PESAWAT CT-SCAN SUITABILITY ACCURACY AND LINEARITY OUTPUT RADIATION CT- SCAN TEST

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN KULIT PADA PASIEN THORAX TERHADAP DOSIS RADIASI DI UDARA DENGAN SUMBER RADIASI PESAWAT SINAR-X

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

PANDUAN UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

FAKTOR FANTOM DAN ESTIMASI DOSIS EFEKTIF DARI HASIL PENGUKURAN COMPUTED TOMOGRAPHY DOSE INDEX (CTDI) SKRIPSI

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

Analisis Dosis Serap CT Scan Thorax Dengan Computed Tomography Dose Index Dan Thermoluminescence Dosimeter

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Pengukuran Dosis Organ Sensitif Pada Pemeriksaan Computed Tomography (CT) Abdomen Menggunakan Fantom Rando

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN SINAR-X MEDIK RADIOGRAFI ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN PARAMETER DAN PROFIL DOSIS MENGGUNAKAN PHANTOM STANDAR DAN TIDAK STANDAR

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PERIKSA UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X

FAKTOR KOREKSI GEOMETRI DALAM PENGUKURAN DOSIS PADA PHANTOM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CTDI DI UDARA DAN CTDI PADA PHANTOM SKRIPSI

ANALISA CTDI PADA PERMUKAAN DAN PUSAT PHANTOM MENGGUNAKAN CT DOSE PROFILER

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

UJI KESESUAIAN CT NUMBER PADA PESAWAT CT SCAN MULTI SLICE DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Fisika SAMSUN

ANALISIS DISTRIBUSI COMPUTED TOMOGRAPHY DOSE INDEX (CTDI) PADA BODY PHANTOM

BAPETEN. Radiasi. Keselamatan. Pesawat Sinar X. Radiologi. Diagnostik. Intervensional.

UJI KESESUAIAN KUALITAS CITRA DAN INFORMASI DOSIS PASIEN PADA PESAWAT MAMMOGRAFI

a. bahwa uji kesesuaian pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan intervensional perlu dioptimalkan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 01-P /Ka-BAPETEN/ I-03 TENTANG PEDOMAN DOSIS PASIEN RADIODIAGNOSTIK

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

ANALISIS PENERIMAAN DOSIS RADIASI DI ORGAN MATA PADA PEMERIKSAAN NASOFARING MENGGUNAKAN CT SCAN

Studi Uniformitas Dosis Radiasi CT Scan pada Fantom Kepala yang Terletak pada Sandaran Kepala

PENENTUAN ESTIMASI ENTRANCE SKIN DOSE PADA PASIEN RADIOGRAFI DENTAL PANORAMIK SKRIPSI

The Method of CT Dosimetry Based on the CTDI (Computed Tomography Dose Index) for the Treatment of the Human's Head

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN

Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Hasil Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X

PENENTUAN CT DOSE INDEX (CTDI) UNTUK VARIASI SLICE THICKNESS DENGAN PROGRAM DOSXYZNRC

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

UJI KESESUAIAN SEBAGAI ASPEK PENTING DALAM PENGAWASAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X DI FASILITAS RADIOLOGI DIAGNOSTIK

Pengenalan perangkat lunak untuk survei data dosis pasien dalam rangka penyusunan Indonesia Diagnostic Reference Level (I-DRL) P2STPFRZR BAPETEN 2015

SKRIPSI NURIANI NAINGGOLAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

DOSIS RADIASI DAN FAKTOR RESIKO PADA PEMERIKSAAN COMPUTED TOMOGRAPHY SCAN WHOLE ABDOMEN 3 FASE SKRIPSI

PERBANDINGAN KUALITAS CITRA CT SCAN PADA PROTOKOL DOSIS TINGGI DAN DOSIS RENDAH UNTUK PEMERIKSAAN KEPALA PASIEN DEWASA DAN ANAK

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI METODE KALIBRASI DETEKTOR BILIK IONISASI TIPE PENSIL DENGAN DAN TANPA KOLIMATOR SKRIPSI ANDREAS NAINGGOLAN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

LATAR BELAKANG Latar Belakang Kegiatan Litbangyasa

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH

ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Analisis Dosis Keluaran Radiasi Dengan Sumber Cs-137 Pada Proses Kalibrasi Pendosimeter. Muhijrah 1,Wira Bahari Nurdin, Bannu Abdul

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

Transkripsi:

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 2 PTKMR BATAN Jakarta e-mail : ivonnechirsnia@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan uji kesesuaian pada pesawat CT-Scan merek Philips Briliance 6 yitu uji kesesuaian akurasi tegangan, akurasi keluaran radiasi, linearitas keluaran radiasi, kualitas berkas sinar-x, posisi meja pemeriksaan, laser penanda dan kesesuaian dosis radiasi pasien. Pengujian dosis radiasi pasien digunakan fantom sebagai pengganti pasien. Hasil uji dibandingkan dengan nilai lolos uji Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011. Hasil yang diperoleh yaitu pesawat CT-Scan merek Philips Briliance 6 dalam kondisi andal dengan perbaikan. Kata kunci: BAPETEN, CT-Scan, fantom ABSTRACT The research about the compliance test on the CT-Scan Philips Briliance 6 which include compliance test voltage accuracy, radiation output accuracy, linearity of the output radiation, X-ray beam quality, poisition examination table, laser marker and the suitability dose examinations of the patient radiation of adults used phantom diameter of 10 cm, 16 cm and 32 cm has been done. Each test was compared with the value of the test pass BAPETEN Rule No. 9 of 2011. The results obtained by the CT-Scan Philips Briliance 6 was in good condition but need reparation. Keywords: BAPETEN, CT-Scan, phantom I. PENDAHULUAN Salah satu aplikasi sinar-x dalam bidang kesehatan adalah pemanfaatan CT-Scan untuk diagnosis penyakit. CT-scan digunakan karena lebih canggih, hemat waktu, dan kualitas citra (gambar) yang dihasilkan lebih jelas dibandingkan dengan pesawat sinar-x konvensional seperti roentgen, sehingga hasil diagnosis penyakit pasien lebih akurat. Selain dapat dimanfaatkan secara positif dan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan manusia, paparan radiasi sinar-x juga memiliki efek negatif jika digunakan dalam dosis radiasi yang berlebihan. Oleh karena itu perlu diketahui akurasi nilai dosis radiasi tertentu yang dapat diterima oleh manusia ketika melakukan pemeriksaan CT-Scan. Pada dasarnya sebelum pesawat CT-scan digunakan untuk mendiagnosis pasien, perlu dilakukan uji kesesuaian pada alat tersebut. Uji kesesuaian dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian yang fatal pada pasien. Uji kesesuaian diatur berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011. Kondisi Sumatera Barat yang berpotensi terjadi bencana alam seperti gempa dapat berakibat berkurangnya efisiensi kerja alat medis dirumah sakit seperti pesawat CT-Scan, sehingga uji kesesuaian perlu dilakukan untuk jaminan fungsi kerja alat. Dewi (2008) telah melakukan penelitian mengenai implementasi program QC (Quality Control) pada pesawat CT-Scan merek Philips Briliance 6 dan GE HiSpeed pada dua rumah sakit di Kota Padang Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua merek pesawat CT-Scan telah memenuhi standar minimum fungsi alat yang di rekomendasikan oleh Compliance Test pesawat CT-Scan radiation safety ACT 1975. Penelitian tentang pengaruh diameter fantom dan tebal slice terhadap nilai CTDI (Computed Tomography Dose Index) pada pemeriksaan CT-Scan telah dilakukan oleh Aprilyanti (2012) pada pesawat CT-Scan multi slice merek Phillips Briliance 6. Pada penelitian diketahui bahwa semakin besar diameter fantom, maka semakin kecil nilai CTDI. Pada penelitian ini dilakukan uji kesesuaian terhadap pesawat CT-Scan merek Philips Briliance 6 berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011. Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif bahwa setiap rumah sakit yang memiliki jasa medis yang 120

memanfaatkan sumber radioaktif harus menjamin keamanan alat medis yang digunakan dengan melakukan uji kesesuaian alat medis demi keselamatan banyak orang. Uji kesesuaian sangat penting dilakukan, selain mematuhi peraturan yang telah diatur pemerintah, juga untuk meningkatkan pelayanan dan mutu rumah sakit. Peralatan medis yang memenuhi standar keamanan akan lebih dipercaya untuk digunakan oleh masyarakat, terutama masyarakat ilmiah yang semakin kritis terhadap jasa medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pesawat CT-Scan merek Philips Briliance 6 dengan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011. Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah lolos uji terhadap pesawat CT-Scan. II. METODE Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pesawat CT-Scan merek Philips Briliance 6 sebagai objek uji kesesuaian, detektor unfors-xi set yang terdiri dari detektor pencil ion chamber untuk mengukur dosis CTDI, detektor kv untuk mengukur tegangan pesawat CT-Scan dan unfors kv untuk menampilkan nilai yang terukur pada detektor, fantom PMMA (Polymethylmethacrylate) sebagai pengganti pasien. 2.1 Uji Kesesuaian Akurasi Tegangan Uji kesesuaian akurasi tegangan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan alat dan pengaturan parameter sesuai standar protokol uji 2. Detektor kv diletakkan pada pusat gantry CT-Scan menggunakan laser penanda 3. Tegangan divariasikan 90 kv, 120 kv, 140 kv 4. Eror data dihitung menggunakan persamaan 121 error kvp kvp set kvp set ukur.100 % 2.2 Uji Kesesuaian Akurasi Keluaran Radiasi Uji kesesuaian akurasi keluaran radiasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Detektor kv diposisikan berada pada pusat gantry CT-Scan menggunakan laser penanda dan dihubungkan dengan unfors display 2. Scanning dilakukan pada tegangan 120 kvp dan 100 mas 3. Hasil bacaan unfors display dinyatakan/dikonversikan hasilnya dalam mgy/100 mas 4. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan nilai lolos uji 2.3 Uji Kesesuaian Linearitas Keluaran Radiasi Uji kesesuaian linearitas keluaran radiasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Detektor kv di posisikan pada pusat gantry CT-Scan menggunakan laser penanda 2. Scanning dilakukan dengan tegangan 120 kvp dan rentang (100-300) mas 3. Nilai dosis radiasi yang terbaca pada alat unfors display diplot pada grafik linier dengan fungsi arus waktu 4. Nilai lolos uji linearitas keluaran radiasi dinyatakan dengan Coefisient of Linearity 5. Coefisient of Linearity dihitung menggunakan koefisien korelasi yang terdapat pada grafik 2.4 Uji Kesesuaian Kualitas Berkas Sinar-X (HVL, Half Value Layer) Uji kesesuaian kualitas berkas sinar-x dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Detektor kv diposisikan pada pusat gantry CT-Scan menggunakan laser penanda dan dihubungkan dengan unfors display 2. Scanning dilakukan pada tegangan 120 kvp 3. Hasil uji kesesuaian HVL langsung dibaca pada unfors display 2.5 Uji Kesesuaian Posisi Meja Pemeriksaan Uji kesesuaian posisi meja pemeriksaan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Penggaris ditempatkan pada penyangga meja pemeriksaan dan diberi tanda pada meja tersebut

2. Penanda pada meja pemeriksaan tersebut diatur ke posisi nol pada penggaris dan dicatat bacaan pada konsol pesawat CT-Scan 3. Meja pemeriksaan digerakkan melalu konsol pesawat CT-Scan dan dibandingkan jarak yang ditempuh oleh meja antara skala penggaris dengan bacaan konsol pesawat CT-scan 2.6 Uji Kesesuaian Laser Penanda Uji kesesuaian laser penanda melalui tahapan sebagai berikut: 1. Fantom CT-Scan di posisikan di pusat gantry dan laser penanda pada CT-Scan dinyalakan 2. Tiga buah timah solder ditempelkan pada permukaan fantom tepat pada garis jatuhnya sinar laser penanda, satu di bagian atas dan dua di bagian tepi-tepi fantom 3. Dilakukan scanning pada fantom dengan ketebalan slice minimum (1,5 mm) dan dilihat gambar yang dihasilkan 2.7 Uji Kesesuaian Dosis Radiasi Pasien Uji kesesuaian dosis radiasi pasien melalui tahapan berikut: 1. Fantom diposisikan pada pusat gantry CT-Scan menggunakan laser penanda 2. Pencil ion chamber dimasukkan ke dalam lubang yang berada di tengah fantom 3. Parameter yang diperlukan sebelum proses scan dicatat, seperti kvp dan mas 4. Proses scanning dilakukan 5. Dilakukan juga scan untuk posisi pencil ion chamber pada lubang tepi fantom 6. Pengukuran dosis radiasi udara pada pusat gantry dilakukan dengan menggantungkan pencil ion chamber di pusat gantry 1 2 CTDI CTDI 100. c CTDI 100. p 7. CTDIw dihitung dengan persamaan 3 3 DLP dan DLP dihitung dengan persamaan 10 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji kesesuaian dibandingkan dengan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011. Berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 Pasal 30 yang menyatakan 3 kondisi pesawat CT-Scan setelah dilakukan uji kesesuaian yaitu, kondisi pesawat CT-Scan dinyatakan andal, apabila memenuhi nilai lolos uji dari seluruh parameter uji kesesuaian yang dilakukan. Kondisi pesawat CT-Scan dinyatakan andal dengan perbaikan, apabila sebagian memenuhi nilai lolos uji dari parameter uji kesesuaian, tetapi tidak memenuhi nilai lolos uji pada parameter yang lainnya. Kondisi pesawat CT-Scan dinyatakan tidak andal, apabila tidak memenuhi nilai lolos uji dari seluruh parameter uji kesesuaian. 3.1 Uji Kesesuaian Akurasi Tegangan Berdasarkan penelitian uji kesesuaian akurasi tegangan pesawat CT-Scan diperoleh data yang ditunjukkan Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 terdapat nilai error (%) pada masing-masing tegangan pesawat CT-Scan. Nilai tegangan yang terbaca pada alat ukur detektor kv, tidak jauh berbeda dengan nilai tegangan yang diatur pada konsol pesawat CT-Scan. Tegangan yang diatur pada konsol dan tegangan yang dikeluarkan setelah proses scanning dilakukan idealnya adalah sama, dan seharusnya tidak akan terjadi pengurangan nilai tegangan atau kelebihan nilai tegangan seperti 122 CTDI W x Tabel 1 Data hasil uji kesesuaian akurasi tegangan dan nilai lolos uji berdasarkan Peraturan Kepala Bapeten Nomor 9 Tahun 2011 No kvp set (kv) kvp ukur (kv) Nilai error (%) 1 90 91,3 1,53 2 120 119,5 0,56 3 140 139,7 0,71 Nilai lolos uji Error, e 6% y

hasil penelitian. Pada kenyataannya keadaan ideal sangat sulit dicapai karena ketika pesawat CT-Scan melakukan proses scanning terjadi pengurangan efisiensi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja pesawat CT-Scan yaitu pemakaian pesawat CT-Scan secara berulang-ulang, kestabilan tegangan listrik yang digunakan serta kondisi alam yang berpotensi terjadi bencana seperti gempa. Hal ini menyebabkan pesawat CT-Scan bekerja tidak optimal. 3.2 Uji Kesesuaian Keluaran Radiasi Berdasarkan uji kesesuaian keluaran radiasi pesawat CT-Scan, diperoleh data keluaran radiasi atau dosis radiasi yang dipaparkan pesawat CT-Scan pada tegangan 120 kv dan arus 100 mas adalah sebesar 1,761 mgy. Nilai lolos uji keluaran radiasi berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 yaitu konstan dalam rentang (20-40) mgy/mas pada tegangan 120 kv dan arus 100 mas. Nilai lolos uji dinyatakan dalam satuan mgy/mas, sedangkan hasil keluaran radiasi yang diperoleh dalam mgy. Untuk itu hasil keluaran radiasi yang diperoleh dikonversikan dalam bentuk mgy/mas, sehingga diperoleh hasil 0,01761 mgy/mas. Berdasarkan nilai lolos uji Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011, hasil keluaran radiasi pesawat CT-Scan yang diperoleh masih memenuhi nilai lolos uji. Nilai keluaran radiasi yang diperoleh seharusnya berada pada rentang (20-40) mgy/mas, namun keadaan demikian tidak tercapai karena parameter lolos uji kesesuaian akurasi keluaran radiasi juga berhubungan dengan pengaturan arus dan tegangan yang seharusnya konstan pada tegangan 120 kv dan arus 100 mas. Sehingga dapat dikatakan bahwa tegangan dan arus pada pengaturan pesawat CT- Scan Philips Briliance 6 tidak konstan yang berpengaruh pada nilai keluaran radiasi yang tidak akurat. Tetapi nilai yang diperoleh tidak melebihi dari nilai lolos uji. 3.3 Uji Kesesuaian Akurasi Linearitas Keluaran Radiasi Pada penelitian uji kesesuaian akurasi linearitas keluaran radiasi, diperoleh data seperti ditunjukkan Tabel 2. Tabel 2 Data hasil uji kesesuaian linearitas keluaran radiasi dan nilai lolos uji berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 No kvp set (kv) mas set (mas) Dosis radiasi (mgy/mas) 1 120 100 0,01761 2 120 150 0,01768 3 120 300 0,01754 Berdasarkan Tabel 2 terdapat variasi arus yang dialirkan pada pesawat CT-Scan yaitu 100 mas, 150 mas, dan 300 mas, sedangkan untuk tegangan diatur tetap pada 120 kv. Hal ini dilakukan untuk menilai dan mengamati kelinearan keluaran radiasi pada saat arus yang diatur berubah-ubah. Nilai lolos uji untuk linearitas keluaran radiasi adalah CL 0.1. CL adalah Coefisient of Linearity yang menyatakan nilai lolos uji diperoleh berdasarkan Gambar 1. Gambar 1 Grafik linearitas keluaran radiasi 123

Nilai R yang diperoleh yaitu 0,7204165 sedangkan nilai lolos uji Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 untuk uji linearitas keluaran radiasi diketahui bahwa nilai yang diperkenankan yaitu CL 0,1 sedangkan nilai R yang diperoleh yaitu 0,7204165. Dari Gambar 1 yaitu grafik linearitas keluaran radiasi diketahui bahwa nilai dosis radiasi tidak linear terhadap arus yang diberikan pada pesawat CT-Scan. Arus yang diatur pada pesawat CT-Scan seharusnya sama dengan arus sebenarnya yang mengalir pada pesawat CT-Scan. 3.4 Uji Kesesuaian Kualitas Berkas Sinar-X Pada saat penelitian uji kesesuaian kualitas berkas sinar-x, dilakukan variasi arus dan tegangan, tapi tidak dilakukan pengulangan. Data hasil uji kesesuaian kualitas berkas sinar-x ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Data hasil uji kesesuaian kualitas berkas sinar-x dan nilai lolos uji berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 tahun 2011 No kvp set (kv) mas set (mas) HVL terukur mmal 1 90 100 6,7 2 120 300 8,4 3 140 500 9,2 Nilai lolos uji HVL 3,8 mmal Berdasarkan Peraturan Kepala Bapeten Nomor 9 Tahun 2011, nilai lolos uji yang diperkenankan untuk HVL (Half Value Layer) adalah HVL 3,8 mmal. Ketika tegangan dan arus yang diberikan berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil, HVL yang berfungsi memberikan penahan atau filter pada pesawat CT-Scan nilainya juga berubah. Perubahan yang linear membuat kualitas berkas sinar-x yang terdapat pada pesawat CT-Scan akan optimal, karena HVL mampu menyerap dan mengeluarkan berkas sinar-x sesuai dengan tegangan dan arus yang dibutuhkan. 3.5 Uji Kesesuaian Posisi Meja Pemeriksaan Data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 4 yang menunjukkan bahwa selisih antara posisi meja ketika digerakkan melalui konsol dengan yang terukur melalui penggaris adalah nol untuk tiga kali pengulangan. Artinya tidak ada pergeseran yang berlebih atau berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa posisi meja pemeriksaan pesawat CT-Scan Philips Briliance 6 tepat pada posisi nya. Baik pada saat tidak bekerja maupun pada saat digerakkan untuk melakukan proses scanning. Nilai lolos uji yang diperkenankan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 adalah z 0,5 mm, sedangkan data yang diperoleh z= 0. Berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan penelitian, uji kesesuaian posisi meja pemeriksaan masih memenuhi nilai lolos uji. Tabel 4 Data hasil uji kesesuaian posisi meja pemeriksaan dan nilai lolos uji berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 No Pergeseran meja pada Pergeseran meja pada Selisih ( z) (mm) konsol (z 1 ) (mm) penggaris (z 2 ) (mm) 1 10 10 0 2 2 2 0 3 3 3 0 Nilai lolos uji z 0,5 mm 3.6 Uji Kesesuaian Laser Penanda Data uji kesesuaian laser penanda ditunjukkan Tabel 5. Laser penanda berfungsi untuk menandai posisi organ yang akan diberi pemeriksaan CT-Scan, sehingga sangat penting memastikan posisi laser penanda pada saat scanning adalah tepat mengenai organ. Nilai lolos uji untuk uji kesesuaian laser penanda yang di perkenankan Peraturan Kepala BAPETEN 124

Nomor 9 Tahun 2011 adalah ( laser ) tebal slice minimum pada pesawat CT-Scan. Nilai ketepatan posisi laser penanda pesawat CT-Scan Philips Briliance 6 yang tidak memenuhi nilai lolos uji, dapat diakibatkan oleh posisi pesawat CT-Scan berpindah. Posisi laser penanda akan berpengaruh terhadap kualitas citra, sehingga juga berpengaruh terhadap ketepatan diagnosis penyakit. Tabel 5 Data uji kesesuaian laser berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 No Panjang penyimpangan citra ( laser ) (mm) 1 3 2 3 3 3 Nilai lolos uji ( laser ) tebal slice minimum 3.7 Uji Kesesuaian Dosis Radiasi Pasien 3.7.1 Uji Kesesuaian Dosis Radiasi Pasien menggunakan Fantom Diameter 10 cm Fantom diameter 10 cm mewakili organ kepala anak kecil. Pada penelitian data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 6, dan diperoleh hasil perhitungan nilai DLP (Dose Length Product). Nilai DLP menyatakan total panjang scan yang dilakukan pada saat pemeriksaan CT- Scan, tapi BAPETEN tidak mengeluarkan nilai lolos uji DLP yang diperkenankan untuk pemeriksaan kepala anak kecil. Hal ini dikarenakan seharusnya pemeriksaan CT-Scan pada anak kecil tidak boleh dilakukan, karena berbahaya bagi kesehatan. Seperti yang diketahui bahwa semakin kecil diameter organ yang menerima dosis radiasi, maka akan semakin besar dosis radiasi yang diterima. Tabel 6 Data hasil uji kesesuaian dosis radiasi pasien menggunakan fantom diameter 10 cm kvp set (kv) mas set (mas) 120 200 Slice (mm) CTDI w (mgy) DLP (mgy) 1,5 54,89 329,34 3 52,85 317,1 4,5 51,16 306,96 9 49,81 298,86 3.7.2 Uji Kesesuaian Dosis Radiasi Pasien Menggunakan Fantom Diameter 16 cm Uji kesesuaian dosis radiasi pasien menggunakan fantom diameter 16 cm mewakili organ kepala dewasa diperoleh data seperti ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 Data hasil uji kesesuaian dosis radiasi pasien menggunakan fantom diameter 16 cm dan nilai lolos uji kvp set (kv) mas set (mas) 120 200 Slice (mm) CTDI w (mgy) DLP (mgy.cm) 1,5 44,67 268,02 3 41,76 250,56 4,5 39,45 236,7 9 38,58 231,48 Nilai lolos uji 60 1050 Nilai DLP yang diperoleh pada penelitian telah memenuhi lolos uji yang ditetapkan. Diameter organ yang semakin besar akan menyebabkan dosis radiasi yang diterima organ semakin kecil, karena permukaan yang besar akan membuat medan dosis radiasi menjadi lebih besar. Nilai panjang scann atau DLP menyatakan panjang organ yang dilakukan pemeriksaan CT-Scan, sehingga nilai DLP perlu lolos uji agar dosis radiasi yang diterima oleh organ pemeriksaan CT-Scan tidak berlebihan dan menyebar pada bagian lain. 125

3.7.3 Uji Kesesuaian Dosis Radiasi Pasien Menggunakan Fantom Diameter 32 cm Uji kesesuaian dosis radiasi pasien menggunakan fantom diameter 32 cm yang mewakili organ perut. Data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 8, dan dapat diketahui bahwa nilai DLP untuk semua variasi slice pada pemeriksaan bagian perut orang dan hasil yang diperoleh memenuhi nilai lolos uji. Nilai lolos uji yang diperkenankan adalah 780 (mgy.cm). Pada penelitian digunakan fantom berdiameter 32 cm dengan dosis radiasi yang diterima semakin kecil dan nilai panjang scan yang diterima juga lebih kecil. Tabel 8 Data hasil uji kesesuaian dosis radiasi pasien menggunakan fantom diameter 32 cm dan nilai lolos uji mas kvp set (kv) set (mas) Slice (mm) CTDI w (mgy) DLP (mgy.cm) 1,5 15,59 93,54 120 200 3 14,88 89,28 4,5 14,7 88,2 9 14,58 87,48 Nilai lolos uji 35 780 IV. KESIMPULAN Hasil uji kesesuaian pesawat CT-Scan Philips Briliance 6 secara umum diperoleh seperti pada Tabel 9. Setelah dilakukan pengujian terhadap pesawat CT-Scan Philips briliance 6 dapat disimpulkan bahwa keadaan pesawat CT-Scan dalam kondisi andal dengan perbaikan. Tabel 9 Hasil uji kesesuaian pesawat CT-Scan Phillips Brilliance 6 dan nilai lolos uji berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 No Uji kesesuaian Hasil uji kesesuaian Nilai lolos uji Keterangan Akurasi error = 1,53 % pada 1 error 6 % Lolos uji tegangan tegangan 90 kv 0,01761 mgy/mas pada (20-40) mgy/mas Akurasi keluaran 2 tegangan 120 kv, arus pada tegangan 120 Lolos uji radiasi 100 mas kv, arus 100 mas 3 4 Linearitas keluaran radiasi Kualitas berkas sinar-x CL = 0,7240165 CL 0,1 Tidak lolos uji HVL = 6,70 mmal pada tegangan 90 kv, arus 100 mas HVL 3,8 mmal Lolos uji 5 Posisi meja pemeriksaan z = 0 mm z 0,5 mm lolos uji 6 Laser penanda Laser = 3 mm Laser 1,5 mm Tidak lolos uji Fantom diameter 10 cm, DLP = 329,34 mgy.cm 7 Dosis radiasi pasien Fantom diameter 16 cm, DLP = 268,02 mgy.cm 1050 mgy.cm Lolos uji Fantom diameter 32 cm, DLP = 93,54 mgy.cm 780 mgy.cm Lolos uji 126

DAFTAR PUSTAKA Aprilyanti, D.D., 2013, Pengaruh diameter phantom dan tebal slice terhadap nilai CTDI pada pemeriksaan pesawat CT-Scan, Skripsi, Fmipa, Unand, Padang. Dewi, M., 2008, Implementasi Pogram QC (Quality Control) Pada Pesawat CT- Scan, Skripsi, Fmipa, Unand, Padang. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 9 Tahun 2011 tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Indonesia, http://www.bapeten.go.id, diakses pada tanggal 27 oktober 2012. 127