TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN. Hedi Ardiyanto Hermawan

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

Dasar Melatih. Indah prasetyawati tri purnama sari Fik uny Materi 4

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

KOMPONEN-KOMPONEN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

KEIATAN BELAJAR SASARAN OLAHRAGA PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Pengertian Pembinaan/latihan

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, disiplin dan ketaqwaan. Di era

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

OLAHRAGA KESEHATAN BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

TEORI LATIHAN. Devi Tirtawirya, M.Or. Danang Wicaksono, M.Or TIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA


BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari aktifitas olahraga aerobik yang memasyarakat adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

ISBN : PROCEEDING asmnal PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Yogyakarta, 12 Mei 2012 Hotel Quality

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

TAHAPAN LATIHAN JANGKA PANJANG 25/04/2010 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

PELATIHAN FISIK DAYA TAHAN ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. meja menjadi populer pada tahun 1920-an dan klub-klub bermunculan di. Tenis meja adalah cabang olahraga yang sangat mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

Program Latihan Renang

Transkripsi:

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan individual yang mengarah kepada ciriciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

SISTEMATIKA PROSES KEPELATIHAN INPUT PROSES OUTPUT Atlet Pelatih Pembina lainnya Metode Latihan Fasilitas dan Perlengkapan Latihan Program latihan Sistem Evaluasi Dukungan Dana/Lembaga Prestasi Maksimal

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip Kesiapan Prinsip Partisipasi Aktif Berlatih Prinsip Multilateral Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Prinsip Individualisasi Prinsip Beban Lebih (Overload) Prinsip Peningkatan Prinsip Variasi Prinsip pemanasan dan pendinginan Prinsip latihan jangka panjang Prinsip Kembali Asal (Reversibility).

Prinsip Kesiapan Nilai latihan tergantung pada kesiapan secara fisiologis individu atlet Kesiapan itu datang bersama dengan kematangan Latihan harus disesuaikan dengan kesiapan atletnya, baik dari usia, tingkat kemampuan dan kematangan. latihan untuk atlet muda (Anak-anak dan Remaja awal) harus difokuskan kepada pengembangan keterampilan dan menggembirakan

Prinsip Partisipasi Aktif Berlatih 1. Aktivitas selama latihan (pertemuan) Informasi tentang latihan Cara-cara pemecahan masalah dan mengembangkan kreativitas 2. Aktivitas selama tidak latihan (diluar pertemuan rutin) Mengawasi pola kehidupan atlet Memberikan supervisi

Prinsip Multilateral Sebagai dasar yang kuat untuk mulai memperkembangkan kemampuan seseorang Keserasian semua organ dan sistem tubuh serta proses fisiologis dan psikologisnya Sangat penting dikondisikan bagi anak-anak yang sedang tumbuh. Jangan terlalu cepat membatasi atlet dengan program latihan yang menjurus kepada perkembangan spesialisasi yang sempit yang terlalu dini

Prinsip Multilateral Jenjang Pembinaan Prestasi Puncak Spesialisasi Multilateral

Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Prinsip latihan yang lebih kompleks yang didasarkan pada kemantapan perkembangan menyeluruh Latihan-latihan cabang olahraga Latihan-latihan pengembangan fisik menyeluruh dan kemudian ke khusus

Gambaran Umur Permulaan Latihan Olahraga, Spesialisasi, dan Pencapaian Prestasi Tinggi Cabang Olahraga Permulaan Latihan Usia Spesialisasi Usia Pencapaian Olahraga (tahun) Prestasi Tinggi (Usia) (tahun) Atletik 10 12 13-14 18-23 Basketball 7 8 10-12 20-25 Tinju 13-14 15-16 20-25 Balap Sepeda 14-15 16-17 21-24 Loncat Indah 6-7 8-10 18-22 Anggar 7-8 10-12 20-25 Senam (Wanita) 6-7 10-11 14-18 Senam (laki-laki) 6-7 12-14 18-24

Gambaran Umur Permulaan Latihan Olahraga, Spesialisasi, dan Pencapaian Prestasi Tinggi Cabang Olahraga Permulaan Latihan Usia Spesialisasi Usia Pencapaian Olahraga (tahun) Prestasi Tinggi (Usia) (tahun) Mendayung 12-14 16-18 22-24 Sepakbola 10-12 11-13 18-24 Renang 3-7 10-12 16-18 Tenis 6-8 12-14 22-25 Bulutangkis 6-9 12-15 20-28 Volleyball 11-12 14-15 20-25 Angkatbesi 11-13 15-16 21-28 Gulat 13 14 15-16 24-28

Prinsip Individualisasi Didasarkan atas fakta bahwa setiap orang harus diperlakukan secara individual sesuai dengan kemampuan, potensi, cara belajar, dan cabang olahraganya. Prinsip latihan individualisasi akan efektif apabila memperhatikan : Analisis secara umum kapasitas kerja dan perkembangan kepribadiannya Kemampuan beradaptasi dari setiap atlet Kekhususan organisme wanita dengan struktur anatomis serta biologis

Prinsip Beban Lebih (Overload) Prinsip ini menggambarkan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan berulang kali dengan itensitas yang cukup tinggi Peningkatan beban yang terus menerus Jangan memberikan beban latihan yang terlalu berat, yang diperkirakan tidak mungkin akan dapat diatasi oleh atlet

Prinsip Peningkatan Peningkatan kinerja atlit merupakan pengaruh langsung dari kuantitas dan kualitas kerja yang diperoleh karena latihan Mulai dari tingkat pemula sampai ke tingkat tinggi, beban kerja latihan harus bertambah secara bertahap dan berangsur. Selalu terkait dengan tiga faktor utama, yaitu Frekuensi latihan, intensitas latihan, dan waktu latihan atau durasi

Kurva Tiga Tahapan Akibat dari Suatu Ukuran Perangsangan yang Tetap Rangsangan yang tetap Plateau Peningkatan Penurunan Waktu

Prinsip Variasi Makin sering dilakukan pengulangan latihan, biasanya akan muncul kebosanan dalam berlatih Perlu disediakan model dan ragam latihan untuk memungkinkan penggantian dan variasi latihan yang berkala Latihan divariasikan agar atlet merasa bahwa ada suatu yang baru untuk dijalani, agar prestasi dapat meningkat Untuk menghindari kebosanan latihan

Prinsip pemanasan dan pendinginan Pemanasan harus selalu didahului dengan beberapa aktivitas yang kegunaannya adalah untuk : (1) peningkatan temperatur tubuh, (2) peningkatan pernapasan dan denyut jantung, dan (3) menjaga ketegangan dari otot, tendon (urat), ligamen (ikatan sendi) Aktivitas dalam pemanasan terdiri dari latihan peregangan, senam, dan aktivitas olahraga khusus yang secara berangsurangsur intensitasnya ditingkatkan Lamanya pemanasan setiap kali latihan, efektifnya dapat diperoleh dengan waktu 10 15 menit melalui kegiatan aerobik dengan intensitas sedang Pendinginan tujuannya adalah untuk menghentikan penyebab dari aktivitas tenaga yang telah dikeluarkan, seperti penggumpalan darah, sirkulasi yang lambat, dan keterlambatan pemulihan Dianjurkan agar atlet harus selalu melakukan pendinginan dengan waktu 10 15 menit melalui bentuk aktivitas aerobik ringan setelah mengikuti suatu masa latihan

Prinsip latihan jangka panjang Latihan jangka panjang merupakan karakteristik serta tuntutan dari gaya latihan modern Latihan jangka panjang harus didasarkan atas pengetahuan yang selalu berkembang secara ilmiah maupun pengalaman Dalam latihan jangka panjang selalu mempertimbangkan kemajuan secara berangsur-angsur, pertumbuhan dan pengembangan, penguasaan keterampilan, belajar strategi, dan pemahaman aktivitas olahraga secara keseluruhan Pelatih jangan menuntut atlet muda berbakat dengan secara paksa diarahkan ke spesialisasi cabang olahraga terlebih dahulu.

Prinsip latihan jangka panjang Penyusunan suatu rencana jangka panjang harus mempertimbangkan 4 faktor utama, antara lain : Jumlah tahun latihan yang sistematik yang diperlukan untuk atlet berbakat dalam meraih prestasi tinggi. Usia rata-rata untuk memperkirakan prestasi tinggi dapat dicapai Tingkat kemampuan alami dari atlet berbakat untuk memulai menjalankan programnya. Usia pada periode latihan spesialisasi baru dimulai oleh atlet berbakat.

Prinsip Kembali Asal (Reversibility). Akibat pemberhentian latihan akan berdampak terhadap pengembalian kondisi tubuh atlet ke keadaan semula, sehingga kondisinya tidak meningkat. Peningkatan prestasi secara progresif akan diperoleh apabila atlet berlatih secara kontinu. Atlet-atlet elit biasanya berlatih sedikitnya 5 hari dalam seminggu pagi dan sore (10 sesi).

KOMPONEN-KOMPONEN LATIHAN Volume latihan Intesitas latihan Kepadatan latihan Kompleksitas latihan Kualitas latihan Variasi dalam latihan.

Volume Latihan Ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set, dan panjang jarak yang ditempuh Dalam latihan harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dua jenis volume (1) volume relatif dan (2) volume absolut.

Intensitas Latihan Secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan (repetition), serta kadar dari repetisi Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut nadi dengan rumus : Denyut nadi maksimal (DNM) = 220 - umur (dalam tahun) Takaran intensitas latihan : 1. Untuk olahraga prestasi: antara 80% - 90% dari DNM 2. Untuk olahraga kesehatan : antara 70% - 85% dari DNM Lamanya berlatih di dalam training zone : 1. Untuk olahraga prestasi : 45-120 menit 2. Untuk olahraga kesehatan : 20-30 menit.

Kepadatan Latihan Waktu latihan sebaiknya adalah pendek akan tetapi berisi dan padat dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat Apabila waktu latihan berlangsung terlalu lama dan terus melelahkan maka bahayanya adalah bahwa atlet akan memandang setiap latihan sebagai suatu siksaan.

Kompleksitas Latihan Kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan Penguasaan keterampilan yang diperoleh melalui kompleksitas yang tinggi dapat menjadi sumber keinginan dan tekanan persyarafan

Kualitas Latihan latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan atlet Koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan Pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai kedetail-detail gerakan Prinsip-prinsip overload diterapkan, baik dalam segi fisik maupun mental atlet.

Prestasi Atlet Kemampuan dan kepribadian pelatih Hasil-hasil riset KUALITAS LATIHAN Fasilitas dan Peralatan Pertandingan Bakat Kemampuan atlet Motivasi

Variasi dalam Latihan Untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebosanan berlatih ini, pelatih harus kreatif dan pandai-pandai mencari dan menerapkan variasi-variasi dalam latihan Variasi-variasi latihan yang dikreasi dan diterapkan secara cerdik akan dapat menjaga terpeliharanya fisik maupun mental atlet

FAKTOR-FAKTOR LATIHAN Latihan fisik : perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amat peting,karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan yang sempurna. Latihan teknik : latihan untuk mempermahir gerakan yang diperlukandalam cabang olahraga. Latihan taktik : Latihan untukmenumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlet. Latihan mental : latihan guna mempertinggi efisiensi mental atlet, terutama bila atlet berada dalam situasi stress yang komplek.