PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI ZIRCALOY-4 MELALUI PEMADU TIMAH, TEMBAGA DAN NIOBIUM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

I. PENDAHULUAN. kelongsong bahan bakar, seperti sedikit mengabsorpsi neutron, kekerasan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KANDUNGAN Fe DAN Mo TERHADAP KETAHANAN KOROSI INGOT PADUAN ZIRLO-Mo DALAM MEDIA UAP AIR JENUH

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN OKSIDASI PADUAN ZIRCONIUM AKIBAT PENAMBAHAN UNSUR PEMADU TIMAH PUTIH, TEMBAGA DAN NIOBIUM

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

PENGARUH DEFORMASI DINGIN TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,3%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH TEMPERATUR ANIL TERHADAP JENIS DAN UKURAN PRESIPITAT FASE KEDUA PADA PADUAN Zr-1%Nb-1%Sn-1%Fe

PENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA REGANGAN DAN TEGANGAN SISA. PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-1%Fe

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KORELASI ANTARA PERSEN KANDUNGAN Si DENGAN LAJU KOROSI DALAM UAP AIR PADA INGOT PADUAN Zr-1,5w%Nb-Si

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISTIK MIKROSTRUKTUR DAN FASA PADUAN Zr- 0,3%Nb-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENGEROLAN DINGIN

SINTESIS PADUAN Zr-Sn-Mo UNTUK MENDAPATKAN BAHAN BARU KELONGSONG ELEMEN BAKAR NUKLIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

ANALISIS KOROSI PADUAN ZIRLO-Mo DALAM MEDIA NaCl MENGGUNAKAN METODE POLARISASI

Pengaruh reduksi tebal terhadap mikrostruktur dan kekerasan paduan Zr-0,4%Nb-0,5%Fe-0,5%Cr pasca pengerolan panas. Sungkono dan Siti Aidah

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

KARAKTERISASI PANAS JENIS ZIRCALOY-4 SN RENDAH (ELS) DENGAN VARIABEL KONSENTRASI Fe

PENGARUH UNSUR PEMADU Fe DAN PERLAKUAN PANAS PADA MIKROSTRUKTUR DAN SIFAT MEKANIK ZIRCALOY-4 Sn RENDAH (ELS)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS ENERGI AKTIVASI PRESIPITAT FASA KEDUA PADA PADUAN Zr 1%Nb 1%Sn 1%Fe DENGAN DIFRAKSI SINAR X

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

STUDI TENTANG PENGARUH NITROCARBURIZING DC-PLASMA TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Zr-4

PENGARUH PEMADU Mo PADA KEKUATAN MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-1% Sn-1% Nb-1% Fe

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

PENGARUH PERU BAHAN KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT PADUAN Zr-Nb-Si

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

PENGARUH DEFORMASI TERANIL PADUAN Zr-Nb-Sn-Fe PADA KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO AKIBAT PROSES ROL DAN LAS PADA PADUAN ZR-NB-MO-GE UNTUK MATERIAL KELONGSONG PLTN

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

DISTRIBUSI PERTUMBUHAN PRESIPITAT ZIRCALOY-4 PADA TEMPERATUR C

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

ANALISIS MIKROSTRUKTUR DAN KIMIA TERHADAP HASIL KOROSI PADA INGOT AlFeNiMg

ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ZrNbMoGe

PENGARUH PENGEROLAN PANAS TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,6Nb-0,5Fe-0,5Cr

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN

STUDI TENTANG PENGARUH NITROCARBURIZING DC- PLASMA TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL ZR-4

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

UJI KEKERASAN DAN PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR Zr-2 DAN Zr-4 PRA IRADIASI

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

EVALUASI KEKUATAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS TIG PADA PIPA ZIRCONIUM

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER

PENGARUH PROSES ROL DAN PERLAKUAN PANAS PADA INGOT BAJA TAHAN KARAT AUSTENIT YANG MENGANDUNG UNSUR Ti DAN Y TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

Pengaruh Solution treatment Singkat pada Paduan Al-Si-Mg : Sebuah Studi Awal

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

Futichah, Sungkono, Yatno Dwi Susanto, Djoko Kisworo, Mugiono

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

Diterima editor 17 Desember 2010 Disetujui untuk publikasi 16 Februari 2011

PENGARUH HIDROGEN TERHADAP KEKUATAN TARIK KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR BERBASIS PADUAN ZIRKONIUM

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM A356.0 DENGAN CARA MENAMBAHKAN Cu DAN PERLAKUAN PANAS T5

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

EFEK HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA KELONGSONG ZRY-4 AKIBAT PERLAKUAN PANAS

Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA

EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS

PENGARUH TEMPERATUR AGING TERHADAP PADUAN ALUMUNIUM SERI 6069 TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPACT. Abstrak

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

Transkripsi:

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI ZIRCALOY-4 MELALUI PEMADU TIMAH, TEMBAGA DAN NIOBIUM Sugondo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten e-mail:sugondo@batan.go.id (Diterima 20-4-2011, disetujui 27-06-2011) ABSTRAK PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI ZIRCALOY-4 MELALUI PEMADU TIMAH, TEMBAGA DAN NIOBIUM. Penelitian ini bertujuan untuk: pertama mengetahui pengaruh Sn terhadap mikrostruktur, kekerasan, dan ketahanan terhadap korosi Zircaloy-4; kedua mengetahui pengaruh substitusi Sn dengan Cu, dan penambahan Nb terhadap mikrostruktur, kekerasan dan ketahanan terhadap korosi Zircaloy-4. Ingot dibuat dengan tungku busur listrik dalam kondisi gas argon. Spesimen dianil pada suhu 1050 C (daerah β) dalam atmosfer gas argon selama 30 menit kemudian dicelup cepat ke dalam air (pencelupan cepat-β/ β-quenching). Setelah itu, penganilan dilakukan pada suhu 720 C selama 90 menit dalam atmosfer gas argon untuk mengurangi kekerasan spesimen agar tidak terjadi kerusakan pada mesin rol pada saat pengerolan, kemudian dilanjutkan dengan pengerolan dingin 10% pada suhu 300 C. Penganilan akhir dilakukan pada suhu 700 C selama 60 menit dalam atmosfer gas argon. Diperoleh hasil sebagai berikut: Penambahan Cu sebanyak 0,1% lebih dari cukup untuk menggantikan penurunan kekerasan akibat penurunan Sn dari 1,5 menjadi 0%. Sementara, penambahan Nb menyebabkan penurunan kekerasan. Ketahanan korosi Zircaloy-4 dapat ditingkatkan melalui substitusi Sn dengan Cu serta penambahan Nb, dengan sifat mekanik (kekerasan) yang sama. Komposisi paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb memiliki kekerasan dan ketahanan terhadap oksidasi optimum. KATA KUNCI: korosi, zircaloy-4, pemadu timah, pemadu niobium, pemadu tembaga, anil, celup cepat, pengerolan, Zr-0,2Fe-0,1Cr- 0,1Cu-0,1Nb, presipitat, kekerasan mikro, struktur mikro. ABSTRACT INCREASING CORROSION RESISTANCE ZIRCALOY-4 THROUGH TIN, COPPER AND NIOBIUM ALLOYING. The objectives of this research are (1) to know the effect of Sn on microstructure, hardness, and corrosion resistance of Zircaloy-4, and (2) to know the effect of substitution of Sn with Cu, and addition of Nb on microstructure, hardness, and corrosion resistance of zircaloy-4. The ingot was prepared by an electrical spark furnace in argon gas condition. The specimen was annealed at - -queched in water. After that, annealing was done at 720 C for 90 minutes in argon gas for reducing specimen hardness in order to prevent the rolling 14

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) machine not broken when it was rolling, and then to be continued with 10% cold rolling at a temperature of 300 C. Final annealing was performed at 700 C for 60 minutes in argon gas atmosphere. It was found that Cu addition as much as 0.1% was more than enough to overcome hardness decrease as an effect of Sn elimination from 1.5% to 0%. Meanwhile, Nb addition caused the hardness decrease. Corrosion resistance of Zircaloy-4 was increased by Sn substitution with Cu and Nb addition with the same mechanical properties. The alloy composition of Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb had optimum hardness and corrosion resistance. FREE TERMS: corrosion, zircaloy-4, tin alloying, niobium alloying, copper alloying, aneal, quenching, rolling, Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu- 0,1Nb, precipitate, microhardness, mistructure. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paduan zirkonium (Zicaloy) adalah bahan yang paling utama digunakan dalam industri nuklir. Dalam reaktor nuklir, Zircaloy diperlukan sebagai pelindung bahan bakar dari pendingin, pengungkung gas hasil fisi, pemindah panas, dan bahan struktur. Dengan demikian maka Zircaloy harus mempunyai sifat mekanik yang baik, tahan korosi, dan serapan netron rendah. Sebagai contoh, Zircaloy 2 digunakan untuk reaktor air didih (BWR) dan Zircaloy 4 digunakan untuk reaktor air bertekanan (PWR) dengan suhu kelongsong 349 C untuk PWR dan 390 C untuk BWR [1]. Bahan yang sesuai untuk digunakan sebagai kelongsong harus memenuhi 3 kategori sebagai berikut: (1) sifat nuklir meliputi tampang lintang serapan netron; (2) sifat metalurgi dan sifat fisik meliputi (a) kekuatan (strength) dan ketahanan terhadap creep, (b) ketahanan terhadap korosi, (c) kemampuan fabrikasi, (d) konduktivitas termal,(e) kecocokan (compatibility) dengan teras reaktor, dan (f) stabilitas terhadap radiasi tinggi; dan (3) pertimbangan ekonomi meliputi (a) ketersediaan dan (b) biaya [2]. Tetapi, adanya kecenderungan untuk meningkatkan derajat bakar bahan bakar (fuel burnup) dengan pendingin yang mengandung Li dengan konsentrasi yang tinggi pada PWR, maka perlu dilakukan peningkatan ketahanan terhadap oksidasi dari kelongsong bahan bakar [3]. Hal yang sama juga dikemukakan bahwa peningkatan derajat bakar bahan bakar (sampai 60 000 MWD/TU) [4] dan suhu operasi PWR yang tinggi (sampai 349 C) menyebabkan oksida yang terbentuk sangat tebal (~130 μm) pada kelongsong, sehingga harus dilakukan penggantian bahan bakar sebelum bahan bakar tersebut mencapai derajat bakar yang diinginkan, sehingga memberikan kerugian ekonomi. Pengembangan 15

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 paduan zirkonium yang memiliki ketahanan terhadap oksidasi yang lebih baik dari paduan zirkonium yang ada sekarang selain menguntungkan secara ekonomi juga meningkatkan keselamatan reaktor karena akan mengurangi jumlah kegagalan kelongsong pada saat terjadi transien dan LOCA (lost of coolant accident). Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan terhadap korosi Zircaloy-4 dapat ditingkatkan dengan menurunkan kandungan Sn (timah) [5]. Dilaporkan bahwa penurunan kandungan Sn dapat menyebabkan penurunan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength) dan kekuatan luluh (yield strength) dari Zircaloy-4. Penurunan kekuatan tarik maksimum dan kekuatan luluh Zircaloy-4 akibat penurunan kandungan Sn dapat diperbaiki dengan penambahan Cu (tembaga) [6]. Kandungan Cu sebanyak 0,1% mampu menggantikan kekuatan luluh dan kekuatan tarik maksimum Zircaloy-4 akibat penurunan kandungan Sn dari 1,0% menjadi 0. Dilaporkan pula bahwa paduan berbasis zirkonium dengan penambahan sedikit Nb (sekitar 0,05 0,2%) menunjukkan ketahanan terhadap korosi yang lebih baik dibandingkan dengan paduan berbasis zirkonium tanpa penambahan Nb (Niobium) [7]. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh substitusi Sn dengan Cu, dan penambahan Nb pada kekerasan dan ketahanan terhadap oksidasi Zircaloy-4. Penelitian ini bertujuan untuk: Pertama mengetahui pengaruh Sn terhadap mikrostruktur, kekerasan, dan ketahanan terhadap oksidasi Zircaloy-4. Kedua mengetahui pengaruh substitusi Sn dengan Cu, dan penambahan Nb terhadap mikrostruktur, kekerasan dan ketahanan terhadap oksidasi Zircaloy-4. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah diperoleh unsur-unsur pemadu yang optimum, sehingga didapatkan kelongsong bahan bakar yang memiliki ketahanan terhadap oksidasi yang lebih baik dibandingkan Zircaloy-4 konvensional dengan sifat mekanik yang sama. 1.2. Pengaruh Penambahan Tembaga (Cu) Cu termasuk penstabil fase-β. Diagram fase Cu-Zr diberikan pada Gambar L1.4 pada Lampiran 1. Dinyatakan bahwa presipitat yang ditemukan pada Zircaloy-4 dengan adanya penambahan Cu adalah (1) Zr(Fe,Cr) 2, (2) Zr(Fe,Cr,Cu) 2, dan (3) Zr(Cu) 2. Presipitat Zr(Fe,Cr) 2 diketahui merupakan fase Laves dengan struktur heksagonal C14. Presipitat Zr(Fe,Cr,Cu) 2 juga memiliki struktur heksagonal C14, sementara Zr(Cu) 2 ditemukan memiliki struktur tetragonal. Secara umum, paduan zirkonium dengan kandungan Cu yang lebih tinggi menunjukkan presipitat yang lebih besar dan fraksi luas yang lebih tinggi [3]. Pengaruh Cu pada presipitat adalah untuk membentuk presipitat 16

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) biner Zr(Cu) 2 atau untuk menggantikan Fe atau Cr pada presipitat Zr(Fe,Cr) 2 sehingga meningkatkan ukuran dan fraksi luas presipitat [3]. Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Cu pada sifat tarik dan untuk menemukan kandungan Cu optimum yang dapat menggantikan penurunan kekuatan sehubungan dengan pengurangan kandungan Sn yang diketahui memperbaiki ketahanan terhadap oksidasi. Pengaruh Cu dalam meningkatkan kekuatan tarik maksimum lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh Sn [6]. Kandungan Cu sebanyak 0,1% mampu menggantikan penurunan kekuatan luluh dan kekuatan tarik maksimum Zircaloy-4 akibat penurunan kandungan Sn dari 1,0 menjadi 0%. Kelarutan Cu pada suhu kamar dihitung sekitar 5 x 10-47 %, yang berarti bahwa kandungan Cu sebanyak 0,1% jauh di atas batas kelarutan Cu pada suhu kamar. Peningkatan kekuatan dengan bertambahnya kandungan Cu diyakini disebabkan oleh pengaruh pengerasan presipitasi oleh Cu [6]. Dilaporkan bahwa pada autoclave berisi air bebas mineral pada suhu 360 C dan tekanan 180 bar selama 100 hari, pertambahan berat paduan Zr-1,5Sn-0,2Cr-0,1Fe-xCu meningkat dengan bertambahnya kandungan Cu dari 0,1 ke 0,5%. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya hambatan listrik dengan bertambahnya kandungan Cu. Adanya fraksi volum presipitat dalam jumlah besar tampaknya menyediakan jalur untuk perpindahan elektron sehingga meningkatkan hantaran elektron dan laju oksidasi. Walaupun demikian, spesimen yang tidak mengandung Cu menunjukkan pertambahan berat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan spesimen dengan kandungan Cu 0,1%. Hal yang sama juga ditunjukkan pada paduan Zr-1,0Sn-0,2Cr-0,1FexCu. Pertambahan berat minimum akibat oksidasi didapatkan pada kandungan Cu 0,1%. Penambahan Cu kurang dari 0,2% dapat memperbaiki ketahanan terhadap oksidasi paduan zirkonium. 1.3. Pengaruh Penambahan Niobium (Nb) Pada konsentrasi Nb 0,1-0,5% ditemukan Zr-Nb pada matriks, sedangkan pada konsentrasi lebih besar dari 0,5% ditemukan Zr-Nb pada presipitat [8]. Namun dilaporkan bahwa Nb pada konsentrasi 0,1% juga ditemukan pada presipitat. Ditemukan juga presipitat Zr(Cr, Fe, Nb) 2 dengan struktur kristal heksagonal pada spesimen 0,5Sn-0,1Fe-0,2Cr-0,1Nb. Ketahanan terhadap korosi Zircaloy-4 dapat ditingkatkan dengan penambahan unsur pemadu seperti Nb. Dikemukakan bahwa penambahan sedikit Nb (sekitar 0,05-0,2%) dapat mengurangi pertambahan berat (weight gain) sampai tingkat yang signifikan, sementara penambahan Nb lebih besar 17

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 dari 0,2% dapat meningkatkan pertambahan berat. Hasil ini diperoleh pada pengujian menggunakan autoclave berisi uap air pada suhu 300 C dan tekanan 10,3 MPa selama 300 hari. Hal yang sama juga diperoleh bahwa penambahan Nb meningkatkan ketahanan terhadap korosi [7]. Dilaporkan bahwa kekuatan tarik meningkat dengan naiknya kandungan Nb sampai 0,5%, tetapi hampir tidak menunjukkan peningkatan yang nyata dengan penambahan Nb lebih lanjut. Kejenuhan pada kekuatan pada konsentrasi lebih besar dari 0,5% diduga berkaitan dengan pengendapan Nb. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Nb pada konsentrasi lebih besar dari 0,5% ditemukan pada presipitat. Mereka juga menemukan bahwa peningkatan kekuatan akibat penambahan Nb tidak cukup untuk menggantikan penurunan kekuatan akibat pengurangan kandungan Sn. II. TATA KERJA Unsur-unsur pemadu dicampur dengan zirkonium sesuai komposisi (Tabel-1) yang diinginkan lalu dikompaksi, sehingga bentuknya menjadi seperti koin. Koin ini kemudian dilebur pada tungku peleburan busur menggunakan elektroda tungsten (non-consumable) dalam atmosfer gas argon dengan melakukan pengulangan peleburan (remelted) sebanyak 3 kali, pengulangan ini bertujuan untuk meningkatkan homogenitas spesimen. Ingot berbentuk kancing (button type) hasil proses peleburan busur dihilangkan bagian atasnya menggunakan mesin pemotong, kemudian digerinda dengan kertas abrasif grit 180 dan 320 sehingga bentuknya menjadi rata. Lalu, spesimen dilubangi untuk mempermudah penanganan pada proses-proses selanjutnya. Spesimen dianil pada suhu 1050 C (daerah β) dalam atmosfer gas argon selama 30 menit kemudian dicelup cepat ke dalam air (pencelupan cepatβ). Setelah itu, penganilan dilakukan pada suhu 720 C selama 90 menit dalam atmosfer gas argon untuk mengurangi kekerasan spesimen agar tidak terjadi kerusakan pada mesin rol pada saat pengerolan, kemudian dilanjutkan dengan pengerolan dingin 10% pada suhu 300 C. Penganilan akhir dilakukan pada suhu 700 C selama 60 menit dalam atmosfer gas argon. 18

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) Tabel 1. Komposisi kimia spesimen (dalam %berat). No spesimen Unsur pemadu Sn Fe Cr Cu Nb 1 1,5 0,2 0,1 0 0 2 0 0,2 0,1 0 0 3 0 0,2 0,1 0,1 0 4 0 0,2 0,1 0,1 0,1 5 0 0 0 0,1 0,1 6 Zirkonium murni 7 Zircaloy-4 konvensional Sisanya presentase seimbang dengan zirkonium (%) III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Mikrostruktur Mikrograf SEM zirkonium murni spesimen 6 (Gambar 1) memperlihatkan perubahan yang signifikan pada struktur basket-weave pada substrat logam. Perubahan ini menunjukkan pertumbuhan butir rekristalisasi. Gambar 1 juga menunjukkan bahwa lamela α pada zirkonium murni memiliki karakteristik yang berbeda dengan lamela α pada paduan zirkonium, yaitu pada spesimen ini batas lamela tidak dihiasi oleh presipitat.ditunjukkan mikrostruktur substrat logam pada oksida, terlihat perubahan yang signifikan pada struktur basket-weave pada gambar-1, tanda (a) adalah plat yang saling berpotongan satu sama lain (struktur basket-weave). Dinyatakan bahwa presipitat yang ditemukan pada Zircaloy-4 dengan adanya penambahan Cu adalah (1) Zr(Fe,Cr) 2, (2) Zr(Fe,Cr,Cu) 2, dan (3) Zr(Cu) 2 [6]. Pada penelitian ini, Cu juga ditemukan pada presipitat (Tabel 2). Mikrograf SEM spesimen 3 dan 5 (Gambar 2 dan 3) menunjukkan adanya alur (groove) pada permukaan spesimen. Ditunjukkan pada Gambar 2, tanda (a) adalah cacat permukaan, dan tanda (b) adalah batas lamela struktur basket-weave dengan presipitat terletak pada batas lamela. Gambar 3 menunjukkan presipitat kurang efektif dalam menghambat pergerakan batas 19

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 butir, tanda (a) adalah pertemuan antara tiga batas butir, tanda (b) adalah cacat permukaan. Berdasarkan hasil perhitungan ZAF pada spesimen 4, alur diketahui memiliki komposisi sama dengan komposisi matrik logam (Tabel 2). Disimpulkan bahwa alur yang terbentuk pada permukaan spesimen tersebut merupakan cacat permukaan (surface flaw). Gambar 1. Mikrograf SEM zirkonium murni. Gambar 2. Mikrograf SEM paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu. 20

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) Gambar 3. Mikrograf SEM paduan Zr-0,1Cu-0,1Nb. Tabel 2. Perhitungan ZAF untuk berbagai lokasi pada Gambar 3. Notasi a Lokasi Matriks %Berat Zr Nb Cr Fe Cu 94,17 5,63 0,11 0,09-93,86 6,06 0,08 - - b Cacat permukaan 93,40 6,44 0,16 - - c Batas butir 92,65 6,16 0,18-1,02 90,42 6,16 0,93 1,60 0,89 Seluruh permukaan 93,52 6,06 0,12 0,31 - Pada Tabel 2 terlihat bahwa kandungan unsur di berbagai lokasi umumnya berbeda dengan jumlah unsur yang ditambahkan pada spesimen 4. Perbedaan ini timbul karena informasi komposisi yang diperoleh dengan EDS bersifat kualitatif (dan semi-kuantitatif). Sementara program koreksi untuk analisis kuantatif menghasilkan kesalahan 10-100%. 21

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 3.2. Kekerasan Tabel 3 memperlihatkan kekerasan mikro masing-masing spesimen pada bagian transversal sebelum uji korosi. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kekerasan mikro paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu paling tinggi, diikuti oleh paduan Zr-1,5Sn-0,2Fe-0,1Cr, paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb, dan paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr. Pada penelitian ini, zirkonium murni memiliki kekerasan mikro yang lebih besar dibandingkan dengan paduan Zr-0,1Cu- 0,1Nb dan Zircaloy-4 konvensional. Sementara itu, kekerasan mikro yang paling rendah ditunjukkan oleh Zircaloy-4 konvensional. Kekerasan spesimen pada bagian transversal sebelum uji korosi diberikan pada Tabel 3. Urutan kekerasan dari masing-masing spesimen pada bagian transversal sebelum uji oksidasi adalah sebagai berikut: 3>1>4>2>6>5>7. Telah diketahui bahwa penurunan kandungan Sn dapat menyebabkan penurunan sifat mekanik dari Zircaloy-4 [9]. Pada penelitian ini, penghilangan kandungan Sn juga menyebabkan penurunan pada sifat mekanik. Kekerasan spesimen 2 (tanpa kandungan Sn) adalah 199 HV 100 lebih rendah jika dibandingkan spesimen 1 (Zircaloy-4) yaitu 221 HV 100. Ditemukan bahwa pengaruh Cu dalam meningkatkan kekuatan tarik maksimum lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh Sn [6]. Kandungan Cu sebanyak 0,1% mampu menggantikan penurunan kekuatan luluh dan kekuatan tarik maksimum Zircaloy-4 akibat penurunan kandungan Sn dari 1,0 menjadi 0%. Dilaporkan bahwa kekuatan tarik maksimum paduan 0,2Cr-0,1Fe- 0,1Nb-xSn-Zr meningkat dari 384 MPa menjadi 463 MPa, sementara kekuatan tarik maksimum spesimen dengan rasio Fe/Cr = 2 meningkat dari 484 MPa menjadi 593 MPa dengan bertambahnya kandungan Cu dari 0 menjadi 0,1%. Selain itu, dikemukakan pula bahwa Cu meningkatkan sifat mekanik paduan berbasis zirkonium dengan pengerasan presipitasi. Pada penelitian ini, penambahan Cu sebanyak 0,1% dapat menggantikan penurunan kekerasan akibat penurunan kandungan Sn dari 1,5 menjadi 0%. Kekerasan spesimen 2 meningkat dari 199 HV 100 menjadi 237 HV 100 dengan penambahan Cu. Pada penelitian ini, Cu juga ditemukan pada presipitat (Tabel 2). Dengan demikian, disimpulkan bahwa peningkatan kekerasan pada spesimen dengan penambahan Cu (spesimen 3) disebabkan oleh pengerasan presipitasi. 22

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) Tabel 3. Kekerasan mikro masing-masing spesimen pada bagian transversal sebelum uji korosi. Spesimen Paduan N Bilangan Kekerasan Vickers (VHN) 1 Zr-1,5Sn-0,2Fe-0,1Cr 1 221 2 Zr-0,2Fe-0,1Cr 1 199 3 Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu 1 237 4 Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb 1 217 5 Zr-0,1Cu-0,1Nb 1 168 6 Zr murni 1 185 7 Zircaloy-4 konvensional 1 160 N adalah banyaknya penekanan Sifat mekanik paduan berbasis zirkonium dapat ditingkatkan dengan penambahan Nb. Pada penelitian ini, penambahan Nb pada paduan Zr-0,2Fe- 0,1Cr-0,1Cu (spesimen 3) menyebabkan penurunan kekerasan. Kekerasan spesimen 3 turun dari 237 HV 100 menjadi 217 HV 100 dengan penambahan Nb [7]. 3.3. Ketahanan Korosi Pertambahan berat spesimen setelah uji oksidasi ditunjukkan pada Tabel 4. Pada penelitian ini, paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb memiliki ketahanan terhadap oksidasi paling baik (pertambahan berat paling kecil) dibandingkan dengan Zircaloy-4 konvensional dan paduan berbasis zirkonium yang lain. Paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu menunjukkan ketahanan terhadap oksidasi yang relatif sama dengan paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pertambahan berat kedua paduan tersebut hanya berbeda sedikit. 23

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 Tabel 4. Pertambahan berat spesimen setelah uji oksidasi dalam air bebas mineral pada suhu 360 C dan tekanan 10 bar selama 70 jam. Berat (g) Spesimen Paduan Luas Permukaan (mm 2 ) Sebelum uji oksidasi Sesudah uji oksidasi Pertambahan Berat (mg/dm 2 ) 1 Zr-1,5Sn-0,2Fe- 0,1Cr 758,3855 4,8887 4,8909 29,0090 2 Zr-0,2Fe-0,1Cr 774,0578 5,7000 5,702 25,8379 3 4 Zr-0,2Fe-0,1Cr- 0,1Cu Zr-0,2Fe-0,1Cr- 0,1Cu-0,1Nb 681,3913 4,2959 4,2961 2,9352 755,5680 5,3682 5,3684 2,6470 5 Zr-0,1Cu-0,1Nb 758,9899 4,5117 4,5135 23,7157 6 Zr murni 346,8400 1,5730 1,5767 106,6774 7 Zircaloy-4 konvensional 498,2446 1,7720 1,7732 24,0846 Ketahanan terhadap korosi menurun secara nyata pada paduan Zr- 0,1Cu-0,1Nb, diikuti oleh Zircaloy-4 konvensional, paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr, dan paduan Zr-1,5Sn-0,2Fe-0,1Cr. Sementara ketahanan terhadap oksidasi yang paling buruk diperlihatkan oleh zirkonium murni. Urutan pertambahan berat spesimen setelah uji oksidasi adalah sebagai berikut: 6>1>2>7>5>3>4. Seperti yang dapat dilihat, perbedaan pertambahan berat antara spesimen 1, 2, 5, dan 7, serta spesimen 3 dan 4 tidak menunjukkan perbedaan yang besar, terutama perbedaan pertambahan berat antara spesimen 3 dan 4. Hal ini terjadi karena rendahnya tekanan pada saat uji oksidasi (10 bar) dan waktu uji oksidasi yang tidak lama (70 jam). Walaupun demikian, dikemukakan bahwa pada PWR semua faktor (seperti peningkatan suhu logam dengan bertambahnya ketebalan lapisan oksida yang diakibatkan oleh fluks panas dan rendahnya konduktivitas ZrO 2, adanya LiOH, perubahan kimia air pada reaktor karena adanya maloperasi, dan lain-lain) yang berpengaruh terhadap ketebalan oksida bekerja secara bersamaan, dan cenderung saling meningkatkan laju korosi, sehingga tidak ada jalan lain untuk mempertahankan operasi reaktor selain menekan pertumbuhan oksida sejak awal operasi. 24

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) Telah diketahui bahwa ketahanan terhadap oksidasi Zircaloy-4 dapat diperbaiki dengan menurunkan kandungan Sn. Pada penelitian ini, penurunan kandungan Sn dari 1,5 menjadi 0% juga menunjukkan hasil yang sama. Pertambahan berat paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr (specimen 2) lebih rendah dibandingkan paduan Zr-1,5Sn-0,2Fe-0,1Cr (spesimen 1). Penambahan Cu kurang dari 0,2% dapat memperbaiki ketahanan terhadap oksidasi paduan zirkonium. Hal yang sama juga diperoleh pada penelitian ini, yaitu penambahan Cu pada spesimen 2 menghasilkan ketahanan terhadap oksidasi yang lebih baik. Juga bahwa penambahan sedikit Nb (sekitar 0,05-0,2%) mengurangi pertambahan berat (weight gain) Zircaloy-4 sampai tingkat yang signifikan [7]. Pada penelitian ini, spesimen dengan penambahan Nb (spesimen 4) juga menunjukkan ketahanan terhadap oksidasi yang lebih baik dibandingkan spesimen yang sama tanpa kandungan Nb (spesimen 3). Walaupun demikian, penambahan Cu dan Nb saja tanpa adanya kandungan Fe dan Cr (spesimen 5) menurunkan ketahanan terhadap oksidasi. Pertambahan berat spesimen 5 meningkat secara signifikan dengan penghilangan kandungan Fe dan Cr. Zirkonium murni (spesimen 6) menunjukkan ketahanan terhadap oksidasi yang paling buruk di antara semua spesimen. Pertambahan berat spesimen ini jauh lebih besar dibandingkan spesimen-spesimen yang lain. Oksidasi zirkonium murni pada air bersuhu tinggi dapat menyebabkan oksidasi pemisahan (breakaway oxidation) [10]. Hal tersebut dapat diatasi dengan penambahan unsur-unsur transisi seperti Fe, Cr dan Ni. penambahan unsurunsur transisi seperti Fe, Cr, Cu dan Nb dapat memperbaiki sifat ketahanan terhadap oksidasi zirkonium murni. Pada penelitian ini, pertambahan berat spesimen 7 (Zircaloy-4 konvensional) lebih rendah jika dibandingkan dengan spesimen 1 (Zircaloy-4 yang dibuat pada penelitian ini). Telah diketahui bahwa ketahanan terhadap korosi Zircaloy sangat dipengaruhi oleh perlakuan termo-mekanik. Dengan demikian, disimpulkan bahwa perbedaan pertambahan berat antara spesimen 7 dengan spesimen 1 disebabkan oleh perbedaan perlakuan termo-mekanik, dan perlakuan termo-mekanik yang biasa digunakan pada industri menghasilkan ketahanan terhadap oksidasi yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan termo-mekanik yang dilakukan pada penelitian ini. 25

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 7 No. 1 Januari 2011: 1-73 ISSN 1907 2635 IV. KESIMPULAN 1. Penambahan Cu sebanyak 0,1% sangat baik untuk menggantikan penurunan kekerasan akibat penurunan Sn dari 1,5 menjadi 0%. Sementara itu penambahan Nb menyebabkan penurunan kekerasan. 2. Ketahanan korosi Zircaloy-4 dapat ditingkatkan melalui substitusi Sn dengan Cu serta penambahan Nb, dengan sifat mekanik (kekerasan) yang sama. 3. Komposisi paduan Zr-0,2Fe-0,1Cr-0,1Cu-0,1Nb memiliki kekerasan dan ketahanan terhadap oksidasi optimum. V. DAFTAR PUSTAKA 1. Lambert, J.D.B. & STRAIN R. (1985). Oxide Fuels, vol. 10 A, in, Materials Science and Technology, (p.121). Germany: VCH. 2. Pemsler, J.P., Cladding Materials in Nuclear Reactor Fuel Elements Metallurgy and Fabrication, (Kaufmann, A., Ed.), p.231. New York: John Wiley & Sons. 3. Hong, H.S., Moon, J.S., Kim, S.J., Lee, K.S. (2001). Investigation on the Oxidation Characteristics of Copper-added Modified Zircaloy-4 Alloys in Pressurized Water at 360 C. Journal of Nuclear Materials, 297, 113-119. 4. Cox, B. (1988). Degradation of Zirconium Alloys in Water-Cooled Nuclear Reactors. The Metallurgical Society, Inc: Proceeding of the Third International Symposium on Environmental Degradation of Materials in Nuclear Power Systems-Water Reactors, Pennysilvania, (pp.65-76). 5. Limbäck, M., Krammen, M.A., Rudling, P., Pati, S.R., Garde, A.M. (1994). Corrosion and Hydriding Performance of Zircaloy-2 and Zircaloy- 4 Cladding Materials in PWRs. American Nuclear Society: Proceeding of ANS International Topical Meeting on Light Water Reactor Performance, West Palm Beach, La Grange Park, ILL (pp. 286-295). 6. Hong, H.S., Kim, H.S., Kim, S.J., Lee, K.S. (2000). Effects of Copper Addition on the Tensile Properties and Microstructures of Modified Zircaloy-4. Journal of Nuclear Materials, 280, 230-234. 7. Isobe, T. & Matsuo, Y. (1991). Development of Highly Corrosion Resistant Zirconium-Base Alloys, Zirconium in the Nuclear Industry: 9 th International Symposium, Kobe, Japan, American Society for Testing and Materials, Pennysilvania, ASTM-STP 1132, 346-367. 8. Hong, H.S., Kim, S.J., Lee, K.S. (1996). Effects of Alloying Elements on the Tensile Properties and Oxidation Behaviour of Modified Zircaloy-4 in 360 C water. Journal of Nuclear Materials, 238, 211-217. 26

ISSN 1907 2635 Peningkatan Ketahanan Korosi Zircaloy-4 Melalui Pemadu Timah, Tembaga dan Niobium (Sugondo) 9. ------------, (1998). Waterside Corrosion of Zirconium Alloys in Nuclear Power Plants, IAEA-TECDOC-996, Vienna: IAEA. 10. Cox, B. (2005). Some Thoughts on the Mechanisms of In-reactor Corrosion of Zirconium Alloys. Journal of Nuclear Materials, 336, 331-368. 27