Keywords : N,P,K, farm fertilizer, pellets, corn plants, soil regosol

dokumen-dokumen yang mirip
Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH PEMBERIAN BRIKET KOTORAN KAMBING SEBAGAI PELEPAS LAMBAT PUPUK PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT DI TANAH REGOSOL SKRIPSI. Oleh: Nasrizal

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET AZOLLA-ARANG SEKAM GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN KOMPOS ECENG GONDOK PADA BUDIDAYA CABAI MERAH (Capsicum annuum L) DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS, BANTUL

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

UJI EFISIENSI PUPUK MAJEMUK DAN PUPUK TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L) PADA TANAH GAMBUT DAN MINERAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

KETERSEDIAAN UNSUR HARA TANAMAN SAWI DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAUN GAMAL PADA TANAH REKLAMASI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

Pengaruh Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica oleracea L.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PEMBERIAN KOMPOS PELEPAH SAWIT DAN PUPUK NPK MUTIARA PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP EFEKTIFITAS APLIKASI MIKORIZA PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata sturt) DI TANAH REGOSOL

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

APLIKASI TANAH PASIR GUNA PERBAIKAN MEDIA TANAM TANAH GAMBUT DALAM BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

PENGARUH PEMBERIAN NIGHSOIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAK CHOY (Brassica chinensis L)

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

Transkripsi:

1 PENGARUH IMBANGAN DOSIS PUPUK N, P, K DAN KOTORAN SAPI DALAM BENTUK PELET TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI TANAH REGOSOL * Oleh : Jefi Mohamad Qoris ** Mulyono*** dan Bambang Heri Isnawan A study, entitled dose of fertilizer N, P, K and farm manure in pellet form to the growth of maize ( Zea mays L. ) in soil regosol aims to determine the effect of the pellet fertilizer N, P, K ( KCL, SP36, Urea ) and farm manure to the growth of the corn crop and get the most appropriate balance of composted farm manure mixed with N, P, K ( KCl, SP36, Urea ) pellet and no pellets in the corn crop in the ground regosol was conducted from February to June 2016 in the Green House Faculty of Agriculture UMY. The research was conducted with the experimental method with single factor experimental design were arranged in a Completely Randomized Design (CRD). Factors that were tested, namely the balance of farm manure and N,P,K were pelletized consists of 6 treatments are P1 : Compost fertilizer 15 t / ha + 119.57 kg urea, SP36 66.67 kg, 50 kg KCl / ha pelletized. P2 : farm manure 20 t / ha + 76.08 kg Urea, SP36 38.88 kg, 41.6 kg KCl / ha pelletized. P3 : farm manure 25 t / ha + 32.61 kg Urea, SP36 11:11 kg, KCl 33.33 kg / hectare pelletized. P4 : farm manure 15 t / ha + 119.57 kg urea, SP36 66.67 kg, KCl 50 kg / hectare. P5 : farm manure 20 t / ha + 76.08 kg Urea, SP36 38.88 kg, 41.6 kg KCl / ha. P6 : farm manure 25 t / ha + 32.61 kg Urea, SP36 11:11 kg, KCl 33.33 kg / hectare. The results showed that there are parameters plant height and plant dry weight nonpelet fertilizer treatment with doses of N, P, K (32.61 kg Urea, SP36 11:11 kg, KCl 33.33 kg / ha) and farm manure 25 tonnes / hectare (P6) no significantly difference on the treatment P4 and P5, whereas for wet weight parameter non pellet plant fertilizer treatment with doses of N, P, K (hectare + 76.08 kg Urea, SP36 38.88 kg, 41.6 kg KCl / ha) and farm manure 20 tonnes / hectare (P5) had no significantly difference with treatment dn P4 P6 Keywords : N,P,K, farm fertilizer, pellets, corn plants, soil regosol PENDAHULUAN Jagung dapat dijadikan sebagai alternatif makanan pokok karena mempunyai beberapa keunggulan. Menurut Sugiyono et al. (2004) dalam Nur (2013) dilihat dari nilai gizinya, jagung mempunyai kadar protein lebih tinggi (9,5%) dibandingkan dengan beras (7,4%). Selain itu, kandungan mineral dan vitamin antara beras dan jagung juga hampir sama. Produksi jagung mempunyai kendala, salah satunya adalah tanah. Tanah merupakkan unsur penting dalam kehidupan semua mahluk hidup. Tanah dapat dugunakan untuk berbagai hal yang salah satunya digunakan sebagai media tumbuh tanamanan. * Disampaikan seminar hasil penelitian, pada hari Rabu 10 agutus 2016 ** Mahasiswa Prodi Agroteknologi UMY *** Dosen Prodi Agroteknologi UMY

2 Didalam pupuk kandang sapi teradapat beberapa kandungan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Nina (2014) Pupuk kandang kotoran sapi juga mengandung 1,8-2,4% nitrogen, 1,0-1,2% fosfor (P205), 0,6-0,8% potassium (K 20). Pupuk pelet adalah salah satu alternatif pengubahan bentuk dari pupuk curah menjadi berbentuk pelet atau granul. Pupuk pelet mempunyai beberapa keunggulan, hal ini diungkapkan Isroi (2009), pupuk pelet memiliki keunggulan yang sama dengan POG, yaitu: kemudahan aplikasi, pengemasan, dan transportasi. Keunggulan yang lain adalah proses pembuatan yang lebih singkat dan mudah. Tanah regosol dengan tekstur kasar atau kandungan pasir tinggi akan mempunyai porositas yang baik karena didominasi oleh pori makro, namun mempunyai tingkat kesuburan rendah di mana unsur hara mudah tercuci (Darmawijaya, 1990 dalam June, 2011). Menurut Gunadi et.al. (2005) dalam June (2011) tanah regosol miskin akan bahan organik (0,95 %), dengan demikian kemampuan menyimpan air dan unsur hara sangat rendah, sedangkan keberadan bahan organik membantu mengimbagi beberapa sifat fisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik. Menurut Hardjowigeno (2003) dalam June (2011) pemberian bahan organik ke tanah akan berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara simultan. Pengaruhnya adalah memperbaiki aerase tanah, menambah kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air, meningkatkan daya sanggah tanah, sebagai sumber unsur hara dan sumber energi bagi mikroorganisme tanah. Salikin (2003) dalam June (2011) menambahkan bahwa pemberian dan pengembalian limbah organik berupa kotoran ternak (pupuk kandang), bahan organik sisa panen maupun limbah hasil pertanian pada lahan lahan pertanian, merupakan tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman yang diharapkan dapat mengurangi degradasi lahan, mendukung kemantapan peningkatan produktivitas lahan dan sistem pertanian akan terlanjutkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pupuk pelet dan non pelet N,P,K (KCL, SP36, Urea) dan kotoran sapi terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan mendapatkan imbangan paling tepat kotoran sapi yang dicampur dengan N,P,K (KCl, SP36, Urea) bentuk pelet dan tanpa pelet pada tanaman jagung di tanah regosol. TATA CARA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan September 2015-Desember 2015. Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu tanah Regosol, tanah lempung, kotoran sapi, benih jagung. Alat yang akan digunakan dalam penelitian adalah polybag, mesin pencetak pelet, sekop, cangkul, karung goni, timbangan elektrik, mistar, leaf area meter, green moisture meter.

3 Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode percobaan dengan rancangan percobaan faktor tunggal yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL). Faktor yang diujikan yaitu imbangan dosis pupuk kompos kotoran sapi dan NPK yang dipeletkan terdiri dari 6 perlakuan yaitu P1:Kompos kotoran sapi 15 ton/ hektar +urea 119,57 kg, SP36 66,67 kg, KCl 50 kg/ hektar dipeletkan. P2:Kompos kotoran sapi 20 ton/ hektar +Urea 76,08 kg, SP36 38,88 kg, KCl 41,6 kg/ hektar dipeletkan. P3:Kompos kotoran sapi 25 ton/ hektar +Urea 32,61 kg, SP36 11.11 kg, KCl 33,33 kg/ hektar dipeletkan. P4:Kompos kotoran sapi 15 ton/ hektar +urea 119,57 kg, SP36 66,67 kg, KCl 50 kg/ hektar. P5:Kompos kotoran sapi 20 ton/ hektar +Urea 76,08 kg, SP36 38,88 kg, KCl 41,6 kg/ hektar. P6:Kompos kotoran sapi 25 ton/ hektar +Urea 32,61 kg, SP36 11.11 kg, KCl 33,33 kg/ hektar. Pada penelitian ini terdapat 6 perlakuan dengan masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 kali sehingga total percobaan 18 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdapat 3 tanaman sampel dan 1 tanaman cadangan. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Variabel vegetatif. Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. Tabel 1. Rerata variabel vegetatif. Tinggi tanaman Jumlah Luas Berat Berat daun daun segar kering P1 = pelet dosis 15 ton/hektar 250,8 c 14,0 a 3364,0 a 339,5 d 98,5 b P2 = pelet dosis 20 ton/hektar 271,2 bc 14,0 a 3559,0 a 440,9 cd 123,3 b P3 = pelet dosis 25 ton/hektar 258,5 bc 15,0 a 4858,3 a 493,4 bc 127,2 b P4 = non pelet dosis 15 ton/hektar P5 = non pelet dosis 20 ton/hektar P6 = non pelet dosis 25 ton/hektar 284,0 ab 15,0 a 5660,7 a 583,9 ab 165,5 a 284,1 ab 14,0 a 4775,3 a 641,5 a 168,1 a 301,3 a 13,7 a 4428,7 a 576,7 ab 174,0 a

Jumlah Daun(Helai) TINGGI TANAMAN (cm) 4 400,00 350,00 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MINGGU KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 Gambar 1 tinggi tanaman pada berbagai perlakuan 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MINGGU KE - Gambar 2 jumlah daun pada berbagai perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 P6 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan terbaik tinggi tanaman didapat pada perlakuan pupuk non-pelet dengan dosis 25 ton/h (P6) yaitu 301,3 cm meskipun tidak berbeda nyata dengan perlauan pupuk non pelet dengan dosis 15 ton/hektar (P4) yaitu 284,0 dan dosis 20 ton/hektar (P5) yaitu 284,1 ton/hektar. Hal ini diduga perlakuan pupuk non pelet dapat terserap dengan baik jika dibanding dengan perlakuan pupuk pelet. Menurut Sarief (1986) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup pada saat pertumbuhan vegetatif, maka proses fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga proses pembelahan, pemanjangan, dan differensiasi sel akan berjalan lancar sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman mulai umur 12 minggu pada perlakuan P6 yaitu perlakuan pupuk non pelet dengan dosis N,P,K dan kotoran sapi 25 ton/hektar lebih tinggi dari perlakuan lain. Bedasarkan tabel 1 menujukkan rerata jumlah daun yang dihasilkan dari semua perlakuan baik pupuk yang dipelet (P1, P2, P3) maupun non-pelet (P4, P5, P6) ini tidak berbeda nyata. Diduga jumlah daun yang terbentuk lebih dominan dipengaruhi oleh faktor genetik dari tanaman tersebut yaitu sifat yang diturunkan dari induknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Gardener et al (2991) dalam Selly

(2011) pada beberapa komponen pengamatan seperti laju pemanjangan batang dan jumlah daun tanaman, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan. Grafik pengamatan jumlah daun gambar 2 yang diamati setiap satu minggu satu kali, menunjukkan bahwa jumlah daun minggu ke 13-15 pada perlakuan pada perlakuan pupuk pelet-kotoran sapi dengan dosis 25 ton/hektar dan N,P,K (Urea 32,61 kg, SP36 11.11 kg, KCl 33,33 kg/ hektar) (P3) lebih banyak daripada perlakuan lain. Hal ini dikarenakan pupuk pelet yang diapliakasikan yang bersifat slow realese sehingga unsur hara yang terserap untuk daun juga sedikit demi sedikit, dengan demikian daun yang kering lebih lama bahkan lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk non-pelet. Menurut Syarifuddin dkk (2007), gejala kekurangan atau kelebihan N pada tanaman jagung dapat diidefitikasikan melalui warna daun. Kekurangan N mengakibatkan klorosis pada daun (berwarna kuning pada daun)sebaliknya kelebihan N membuat daun berwarna hijau gelap. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa luas daun dengan berbagai perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Dengan demikian maka perlakuan penggunaan pupuk organik kotoran sapi baik yang dipelet ataupun non pelet dengan berbagai macam dosis tidak memberikan pengaruh terhadap luas daun. Hal ini diduga pemberian dosis pada masing-masing perlakuan sudah mampu mencukupi ketersidaan unsur hara untuk pembentukan luas daun. Menurut Muhammad (2014), Semakin banyak makanan maka daun akan lebih lebar jika dibandingkan dengan daun yang zat haranya kurang. Berdasarkan hasil sidik ragam berat segar tanaman yang ditunjukan pada tabel 4, perlakuan terbaik terdapat pada pupuk nonpelet N,P,K-kotoran sapi dengan dosis 20 ton/hektar (P5) yaitu 641,5. Pada perlakuan P5 menunjukkan berat segar tanaman yang nyata lebih tinggi daripada perlakuan P1, P2, P3 walaupun perlakuan P5 menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 dan P6. Hal itu diduga karena pemberian dosis pupuk yang tinggi akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Manuhuttu dkk (2014), mengatakan bahwa berat segar tanaman juga dipengaruhi oleh keadaan hara yang tersedia dalam media tanam. Berdasarkan hasil sidik ragam berat kering tanaman yang ditunjukkan pada tabel 5 bahwa perlakuan P4, P5, P6 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata namun, ke 3 perlakuan nyata lebih berat daripada perlakuan P1, P2, P3 (pelet). Berat kering tanaman dapat menunjukkan bahwa seberapa banyak unsur hara yang terserap oleh tanaman. Lakitan (1996) juga menyatakan bahwa unsur hara yang diserap tanaman, baik yang digunakan dalam sintesis senyawa organik maupun yang tetap dalam bentuk ionic dalam jaringan tanaman akan memberikan kontribusi terhadap pertambahan berat tanaman 5

6 b. Variabel generatif. Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas berat segar bunga, berat kering bunga, panjang bunga, dan jumlah malai. Tabel 2. Variabel generatif. Berat segar bunga Berat kering bunga Panjang bunga Jumlah malai P1 = pelet dosis 15 ton/hektar 3,2 a 1,3 a 25,3 a 11,7 a P2 = pelet dosis 20 ton/hektar 2,9 a 1,4 a 22,4 a 14,7 a P3 = pelet dosis 25 ton/hektar 3,9 a 1,8 a 24,9 a 13,7 a P4 = non pelet dosis 15 ton/hektar 6,9 a 3,5 a 36,5 a 11,0 a P5 = non pelet dosis 20 ton/hektar 4,7 a 2,0 a 26,3 a 12,0 a P6 = non pelet dosis 25 ton/hektar 5,2 a 2,5 a 26,9 a 11,7 a Pada tabel 2 menunjukkan bahwa hasil berat segar bunga pada semua perlakuan tidak berbeda nyata. Dengan demikian perlakuan pupuk pelet maupun non pelet tidak berpengaruh pada parameter berat segar bunga. hal ini diduga pemberian unsur hara dan air yang sama pada tiap perlakuan sehingga menunjukan hasil yang tidak beda nyata. Sarief (1986) mengatakan bahwa unsur phospor ini mempunyai peranan yang lebih besar pada pertumbuhan generatif tanaman, terutama pada pembungaan, pembentukan tongkol dan biji. Pada tabel 2 berat kering bunga menunjukkan hasil bahwa antar perlakuan tidak berbeda nyata. Dengan demikian pemberian pupuk yang dapat dijadikan asupan hara bagi tanaman tidak berpengaruh pada parameter berat kering bunga. Pada tabel 2 rerata panjang bunga dapat dilihat semua sampel perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Diduga tanaman jagung mengalami proses fotosintesis dengan baik dimana akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada fase generatif atau dengan kata lain mempengaruhi proses pembentukan dan panjang bunga. dengan demikian semua perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Pada tabel 9 rerata jumlah malai bunga bahwa semua sampel perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini diduga tercukupinya unsur hara yang diperlukan oleh tanaman jagung dan proses fotosintesis yang berlangsung dengan baik. Hal ini juga didukung oleh sidik ragam jumlah daun dan luas daun yang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Pernggunaan pupuk nonpelet N,P,K dan kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat segar tanaman dan berat kering tanaman; dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, luas daun, berat segar bunga, berat kering bunga, panjang bunga dan jumlah malai. 2. Pada parameter tinggi tanaman perlakuan pupuk nonpelet dengan dosis N,P,K (Urea 32,61 kg, SP36 11.11 kg, KCl 33,33 kg/ hektar) dan kotoran sapi 25 ton/hektar (P6) walaupun tidak berpengaruh nyata pada perlakuan

7 P4 dan P5, sedangkan untuk parameter berat basah tanaman perlakuan pupuk non pelet dengan dosis N,P,K (hektar +Urea 76,08 kg, SP36 38,88 kg, KCl 41,6 kg/ hektar ) dan kotoran sapi 20 ton/hektar (P5) tidak berpengaruh nyata dengan perlakuan P4 dn P6 b. Saran Untuk mengathui penggunaan pupuk pelet yang lebih optimal perlu dilakukan penelitian sampai dengan hasil tanaman (panen). Selain itu perlu dilakukan uji lapangan untuk mengatahui pengaruh penggunaan pupuk pelet yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Isroi. 2009. Pupuk organik pelet (POP). June, A.P. 2011. Perbaikan Sifat Fisik Tanah Regosol Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brasica Juncea. L) Akibat Pemberian Bokashi Ela Sagu Dan Pupuk Urea Lakitan, B.1996. fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Raja Grafindo persada. Jakarta. Manuhuttu, A.P, rehatta, H. Kailola,J.J.G. 2014. Pengaruh konsentrasi pupuk hayati bioboost terhadap peningkatan produksi tanaman selada (lactuca sativa. l). Muhammad, R. 2014. Plastisitas Nina, R. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Pada Tanah Humus. Nur, A. 2013. Teknologi farmasi pada tepung jagung. Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Selly, R.S. 2011. Keragaan fenotipe tanaman jagung hasil persilangan : studi heritabilitas beberapa sifat tanaman. Syafruddin, S. Saenong, dan Subandi. 2007. Pemantauan kecukupan hara N berdasarkan bagan warna daun.