BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. semua kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan resiko dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen persediaan (inventory management) yang baik. merupakan kunci keberhasilan setiap perusahaan, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana. yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan karyawan tidak dapat diabaikan dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di PT.Astra International-Toyota Sales

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)

BAB I. Pendahuluan. Transaksi perusahaan merupakan penggerak Sistem Informasi Akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

MAKALAH. Internal Control. Adminitrasi Bisnis. Oleh: ANDY WIJAYA ( )

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

MAKALAH INTERNAL CONTROL

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidak pastian politik dan perekonomian dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian saat ini yang belum stabil, menuntut setiap perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum dari perusahaan adalah untuk mempertahankan laba agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BAPEPAM (2002) PT. KIMIA FARMA Tbk,(PT.KF)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan

FAJAR ADITYA RAHMAN Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang demikian cepat di Tanah Air menimbulkan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pengendalian internal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan dari penjualan kredit merupakan unsur penting yang berpengaruh terhadap laba bersih. Bila suatu perusahaan melakukan penjualan secara kredit, maka harus dihitung piutang yang ditimbulkan dari transaksi tersebut karena piutang merupakan unsur penting dari aktiva lancar. Piutang usaha merupakan salah satu aset terbesar bagi suatu perusahaan, karena dengan memberikan penjualan secara kredit akan mempermudah perusahaan untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. Penjualan secara kredit akan memberikan keuntungan yang lebih besar, hal ini disebabkan penjualan kredit menghendaki adanya laba yang lebih tinggi dibandingkan laba yang dikehendaki dalam penjualan tunai. Penjualan kredit semakin banyak dilakukan, baik dalam penjualan bahan baku, penjualan peralatan, penjualan kendaraan bahkan sampai pada penyewaan fasilitas yang berhubungan dengan operasi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Dibandingkan dengan penjualan kredit yang dilakukan pengecer, penjualan kredit yang dilakukan oleh grosir dan perusahaan yang memproduksi barang itu sendiri jauh lebih besar. Dalam penjualan kredit terdapat kemungkinan timbulnya piutang yang tidak tertagih, suatu piutang dapat diidentifikasikan sebagai piutang tak tertagih apabila telah jauh melewati tanggal jatuh temponya. Piutang tak tertagih merupakan suatu kerugian yang akan dicatat sebagai beban (expense), yaitu beban piutang tak tertagih (bad debt expense). Memberikan kepercayaan kepada debitur yang melakukan transaksi pembelian untuk menjadikan transaksi tersebut sebagai piutang bukanlah masalah yang mudah. Perusahaan harus menentukan bagaimana pengendalian terhadap piutang tersebut agar tidak menjadi beban perusahaan, dengan memperhitungkan bunga dan denda keterlambatan. Selain itu apakah debitur tersebut dapat dipercaya untuk melakukan pembelian secara kredit tersebut. Bahkan pada pengendalian di dalam organisasi, fungsi kreditur harus dibuat dengan baik.

Terjadinya krisis ekonomi global membuat perusahaan-perusahaan hampir di segala bidang melakukan efisisensi secara besar-besaran, seperti merumahkan bahkan memberhentikan para pegawainya. Menurut catatan International Labour Organization (ILO), memperkirakan pengangguran di Indonesia pada 2009 bisa bertambah 170.000 hingga 650.000 orang atau mengalami kenaikan sekitar 9%. Jumlah yang meningkat ini terjadi karena imbas krisis ekonomi global. Akibat krisis ekonomi global tersebut mengakibatkan penurunan penjualan yang juga dapat mempengaruhi perusahaan dalam membayar kewajibanya kepada kreditor. Pembayaran tersebut bisa menjadi terlambat dan dapat mempengaruhi cash flow kreditor, bahkan jika perusahaan tersebut gulung tikar (pailit), maka pembayaran yang bisa dianggap kreditur sebagai piutang tersebut akan menjadi tidak tertagih. Struktur pengendalian internal yang baik dan memadai dapat mencegah setiap kesalahan dan penyimpangan sehingga akan mengurangi resiko sampai dengan tingkat resiko terendah yang dapat diterima. Sistem pengendalian yang ada di perusahaan bukanlah dimaksudkan untuk meniadakan semua penyelewengan dan kesalahan, namun untuk menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batasbatas yang layak dan wajar sehingga dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Dengan adanya fenomena di atas, maka perusahaan harus teliti dalam melakukan suatu penjualan kredit. Perusahaan harus berupaya untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pembengkakan jumlah tunggakan piutang usaha yang berlarut-larut. Oleh karena itu penulis akan mencoba untuk menjelaskan secara lebih mendalam mengenai hal tersebut dalam penelitian ini. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna menyusun skripsi berjudul : Analisis Pengendalian Internal Atas Fungsi Organisasi Dalam Upaya Menekan Jumlah Tunggakan Piutang Usaha (Studi kasus pada PT Sarana Inti Persada di Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, masalah yang diidentifikasikan adalah apakah pengendalian internal atas fungsi-fungsi organisasi dapat menekan tunggakan piutang.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapat jawaban atas masalah yang sedang diteliti, sedangkan tujuan perusahaan yaitu untuk mengetahui dan mempelajari pengendalian internal dalam upaya menekan jumlah tunggakan piutang usaha. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun harapan penulis dalam pembuatan hasil penelitian ini adalah agar dapat berguna bagi : 1. Penulis. Proposal penelitian ini dapat membantu penulis untuk lebih memahami mengenai pengendalian internal dalam upaya menekan jumlah tunggakan piutang usaha, serta untuk memperoleh pemahaman lebih dalam dari teori yang diperoleh dengan kenyataan yang terjadi pada PT Sarana Inti Persada. 2. Perusahaan yang bersangkutan. Semoga penelitian ini bisa menjadi bahan masukan kepada PT Sarana Inti Persada dalam upaya menekan jumlah tunggakan piutang dalam kaitannya dengan pengendalian internal perusahaan. 3. Pihak lain. Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, baik itu untuk melakukan penelitian berikutnya maupun hanya untuk pendalaman materi yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.5 Kerangka Pemikiran Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang melaksanakan analisa atas seluruh aktivitas perusahaan. Fungsi ini sangat penting karena menghasilkan pertimbangan dan saran yang bermanfaat untuk perencanaan berikutnya. Dengan adanya pengendalian internal di perusahaan, maka diharapkan seluruh aktivitas dapat berjalan sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pengendalian internal diperlukan sebagai suatu alat yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam pengendalian tingkat piutang yang akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Pengertian pengendalian internal menurut The Committe Of Sponsoring Organization (COSO) yang dikutip oleh Bodnar dan Hopwood (2004:108) adalah sebagai berikut : Internal control is a process effected by an entity s board of director, management, and the other personal, designed to provide reasonable assurance regarding achievement of objectives in the following categories : 1. Reliability of financial reporting 2. Effectiveness and efficiency of operation, and 3. Complience with applicable laws and regulations Jadi pengendalian internal adalah proses yang dapat mempengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak. Definisi tersebut menunjukkan bahwa tujuan pengendalian internal adalah : 1. Keandalan laporan keuangan 2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan 3. Mendorong dipatuhi undang undang dan peraturan peraturan yang ditetapkan manjemen. Tujuan utama pengendalian internal dapat dicapai dengan di jalankannya komponen-komponen pengendalian internal. Komponen-komponen pengendalian internal menurut Bodnar dan hopwood (2004:108) adalah An Organization s internal control process consists of five elements; the control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring Jadi komponen proses pengendalian internal terdiri dari lima komponen, yaitu lingkungan kontrol, penilaian risiko, aktivitas kontrol, informasi dan komunikasi, dan monitoring. Pengendalian internal dapat melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran paling serius terhadap pengendalian internal adalah penggelapan oleh karyawan. Penggelapan oleh karyawan (employee fraud) adalah tindakan disengaja

untuk menipu majikan demi keuntungan pribadi. Sebagai contoh individu yang bertanggung jawab menangani penjualan harus dipisahkan dari individu yang menangani akuntansi untuk piutang dan persetujuan kredit. Dengan begitu, fungsi akuntansi dan persetujuan kredit bertindak sebagai pemeriksa independen atas fungsi penjualan. Karyawan yang menangani akuntansi untuk piutang tidak boleh terlibat dalam penagihan piutang. Pemisahan fungsi-fungsi ini mengurangi kemungkinan terjadinya dan penyalahgunaan dana. Prinsip-prinsip pengendalian internal dapat digunakan untuk membentuk pengendalian dalam rangka melindungi piutang. Seperti, fungsi persetujuan kredit, fungsi penjualan, fungsi akuntansi, dan fungsi penagihan harus dipisahkan. Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fess (2005; 392) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan istilah piutang adalah sebagai berikut : Piutang (Receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan Tidak ada satu pun ketentuan umum yang dapat digunakan untuk menentukan kapan suatu piutang menjadi tidak tertagih. Jika seorang debitor gagal untuk membayar piutang sesuai kontrak penjualan ataupun belum dibayar saat jatuh tempo, tidak berarti bahwa utang utang tersebut tidak akan dapat ditagih. Bangkrutnya debitor adalah salah satu petunjuk yang paling signifikan mengenai tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang. Petunjuk lainnya meliputi penutupan bisnis pelanggan atau gagalnya upaya penagihan setelah dilakukan beberapa kali usaha. Pengertian mengenai istilah piutang tak tertagih dikemukakan para ahli yang pada intinya mempunyai kesamaan pendapat, untuk lebih jelas dapat disebutkan pengertian piutang tak tertagih menurut Kieso dan Weygand (2000; 424), yaitu : Suatu piutang tak tertagih adalah kerugian pendapatan yang memerlukan, melalui ayat pencatatan yang tepat didalam perkiraan penurunan dalam perkiranaan harta piutang dan penurunan yang berkaitan dalam laba dan equitas pemegang saham.

Secara umum, suatu piutang diindikasikan sebagai piutang tak tertagih apabila telah jauh melewati tanggal jatuh temponya, piutang yang telah ditentukan sebagai piutang tak tertagih merupakan suatu kerugian yang harus dicatat sebagai beban (expense), yaitu beban piutang tak tertagih (bad debt expense) dalam laporan laba rugi, semua penghapusan ini harus dicatat dengan tepat dan teliti karena berhubungan langsung dengan laporan keuangan yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Salah satu pengendalian yang penting adalah berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan. Penelitian ini pernah dilakukan oleh Agustin Dini Hariyanti yang lulus pada tahun 2008 dengan judul "Manfaat Pengendalian Internal Dalam meminimalisasi Jumlah Tunggakan Piutang Usaha. Dari judul tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal mempunyai manfaat dalam meminimalisasikan jumlah tunggakan piutang usaha yang diterapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Bulungan, karena perusahaan tersebut menerapkan prosedur-prosedur atau prinsipprinsip pengendalian internal yang kuat atas piutang rekening air seperti ; pembuatan rekening air dilakukan oleh bagian khusus, adanya pemisahan fungsi pegawai yang menangani bagian pencatatan piutang dengan bagian penagihan dan bagian penerimaan kas, digunakan dokumen dan pencatatan yang cukup, bagian pencatatan piutang tidak ikut serta dalam kegiatan penagihan, penghapusan piutang air dilakukan dengan mendapat persetujuan dari pejabat dan pencatatan data piutang air dilakukan segera mungkin. Dalam pelaksanaannya prosedur piutang air telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Bulungan, sehingga prosedur tersebut dapat berjalan dengan baik. Dari hasil rujukan diatas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengendalian internal dalam menekan jumlah tunggakan piutang usaha. Perbedaan dari judul yang penulis teliti terletak pada lokasi dan waktu dilakukannya penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas penulis dapat mengemukakan hipotesis bahwa Pengendalian internal atas fungsi-fungsi organisasi yang di jalankan secara memadai dapat menekan jumlah tunggakan piutang usaha

1.6 Metodologi Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian menyangkut masalah yang diteliti, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Nazir (2003:54) menyatakan bahwa: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu peninjauan secara langsung ke perusahaan yang sedang diteliti dengan maksud untuk memperoleh gambaran keadaan objek yang sebenarnya. Data yang diperoleh merupakan data primer, yang penulis dapatkan melalui : a. Pengamatan (Observasi) Yaitu serangkaian kegiatan yang dilaksanakan penulis dengan jalan mengamati langsung sumber dara yang di analisis dengan maksud untuk mengetahui kelancaran aktivitas dalam perusahaan b. Interview (Wawancara) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung atau relevan dengan objek yang penulis teliti. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teoritis yang dapat dijadikan pedoman di dalam membandingkan antara teori yang didapat dengan praktek, yaitu dengan cara: a. Membaca literature yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti b. Membaca buku-buku, catatan-catatan kuliah serta tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi untuk masalah yang diteliti, penulis mengadakan penelitian di PT Sarana Inti Persada yang berlokasi di jalan Jakarta No 25A Bandung. Adapun waktu penelitian yang dilakukan penulis adalah mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan April 2009.