BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu yang terencana, seperti yang diungkapkan Rusli Lutan dkk (1991:57)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN JENIS SCULLING SWEEP ROWING KAYAK CANOE CANOE POLO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

2015 PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I.PENDAHULUAN. perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi dalam bidang olahraga. Karena kondisi fisik merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, kondisi fisik seseorang dapat terlihat jelas pada kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang maka kondisi fisik perlu diperhatikan, karena dengan kondisi fisik yang baik maka seseorang pasti akan mampu melakukan setiap aktifitas hidupnya dengan baik pula. Berbicara tentang kondisi fisik tentu erat kaitannya dengan prestasi dalam suatu bidang olahraga. Agar prestasi seseorang atlet dapat meningkat maka, diperlukan seorang pelatih/instruktur yang memiliki pengetahuan, kemampuan, keterampilan, untuk menganalisis kekurangan dan kelebihan para atletnya. Hal ini disebabkan karakteristik setiap cabang olahraga yang pada umumnya sangat berbeda dalam berbagai hal antara lain ialah: kemampuan fisik, mental, teknik, usia, lingkungan dll. Kekurangan atau kelebihan seorang atlet dapat dijadikan sebagai acuan/awal untuk menyusun program latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga tersebut. Kondisi fisik yang baik harus dimiliki seorang atlet karena merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan dan penting sekali dalam mencapai prestasi yang tinggi. Disamping itu, kondisi fisik yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Dalam hal ini Harsono (1988: 153) mengatakan: 1

2 karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet Kondisi fisik yang baik akan berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan atlet, sebab akan membantu memperkembangkan kemampuan fungsional sistem tubuh. Berikut komponen - komponen kondisi fisik dasar yang di kemukakan oleh Dikdik Zafar (2007: 61) diantaranya adalah: 1. Kekuatan (strength) 2. Daya tahan (endurance) 3. Kelentukan (flexibility) 4. Kecepatan (speed) Dari beberapa penjelasan komponen kondisi fisik diatas, penulis akan meneliti salah satu aspek yaitu, daya tahan otot. Daya tahan secara umum adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relative lama. Daya tahan itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu. daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik. Daya tahan aerobik adalah suatu gerakan yang dilakukan dengan menggunakan oksigen. Daya tahan anaerobik adalah gerakan yang dilakukan tidak dengan menggunakan oksigen. Ballesteros (1983: 72). Namun di dalam latihan daya tahan tidak akan lepas dari kontraksi suatu otot atau sering juga disebut daya tahan otot. Selanjutnya adalah penjelasan mengenai daya tahan otot yang akan dikemukakan oleh Harsono (1988: 201). Daya tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu melakukan kontraksi berturut-turut atau mampu mempertahankan kontraksi statis dalam waktu yang cukup lama. Sehubungan

3 dengan adanya kontraksi yang dinamis dan statis yang di paparkan sebelumnya, H.Y.S. Santosa Giriwijoyo (2007: 173) menjelaskan tentang daya otot yang di bagi menjadi 2 yaitu: 1. Daya tahan statis: ialah kemampuan otot untuk mengembangkan ketegangan yang maksimal dan mempertahankannya dalam waktu yang maksimal. 2. Daya tahan dinamis: ialah kemampuan otot untuk mengulang kontraksi dengan frekuensi yang maksimal dam mempertahankannya dalam waktu yang maksimal, tanpa memperhatikan faktor beban luar (dengan ataupun tanpa beban). Maka, untuk meningkatkan daya tahan otot sangat diperlukan latihan kekuatan atau latihan beban. Karena latihan kekuatan merupakan dasar (basis) dari power dan daya tahan otot. Seperti yang telah dijelaskan oleh Harsono (2001: 24) Kekuatan (strength) adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan atau force terhadap suatu tahanan. Oleh karena itu, teknik sistem latihan, metode serta bentuk-bentuk latihan untuk mengembangkan kekuatan otot bisa digunakan dalam mengembangkan power dan daya tahan otot, hanya berbeda pada berat dan repetisi angkatannya saja. Untuk meningkatkan daya tahan otot dapat dilakukan dengan berbagai macam metode latihan, diantaranya adalah weight training (latihan beban). Harsono (1988: 185) menjelaskan weight training yaitu: latihan-latihan yang sistematis dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi, dalam suatu cabang olahraga dan sebagainya.

4 Dalam latihan weight training ada beberapa macam metode diantaranya set sistem, super set, burn out, multi-poundage, dan piramid. Dari beberapa metode latihan tersebut, penulis ingin meneliti dua metode latihan beban yang dianggap lebih sesuai dengan cabang olahraga bulutangkis yang membutuhkan daya tahan otot yang aerobik dan karena kedua metode ini dianggap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga penulis memilih metode ini untuk dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian. Kedua metode tersebut diantaranya adalah metode set sistem dan metode multi-poundage. Harsono (1988: 196) Menjelaskan tentang set sistem adalah suatu bentuk latihan beban dengan menggunakan 3 kali pengulangan (3 set) dalam setiap gerakan berapapun repetisinya. Dan metode mutli-poundage adalah suatu bentuk latihan beban yang pada pelaksanaannya tidak terdapat set. Harsono (1988: 197). Untuk meneliti kedua metode ini, penulis akan menggunakan atlet bulutangkis yang ada di Jawa Barat, khususnya pada PB. Mutiara Bandung. Alasan dasar dari penulis memilih atlet bulutangkis ini oleh karena terjadinya penurunan prestasi, yang penulis lihat secara empiris dari pengamatan dilapangan. Penulis memilih PB. Mutiara dikarenakan: PB. Mutiara adalah club yang mapan, memiliki prestasi yang baik dan club besar yang saat ini ada di Jawa Barat. Banyak hal yang harus dilakukan untuk menjadi seorang atlet bulutangkis yang professional. Selain kualitas teknik yang tinggi, kondisi fisik merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh atlet bulutangkis khususnya daya tahan otot, karena dengan memiliki daya tahan otot yang baik, maka atlet tersebut akan sulit untuk mengalami kelelahan terutama pada atlet yang sudah memasuki babak utama

5 (quarter final, semi final dan final). Karena untuk atlet yang mengikuti 2 nomor dalam satu pertandingan sering mendapatkan jadwal yang sangat padat, bahkan bisa 3 atau 4 kali bertanding dalam satu hari. Dengan memiliki daya tahan otot yang baik, maka penulis yakin atlet tersebut bisa memperbaiki performa sebelumnya. Kondisi fisik tentunya berkaitan dengan kebugaran jasmani. Menurut H.Y.S. Santosa Giriwijoyo (2007: 17) Kebugaran Jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan. Atau kata lain yaitu mampu melakukan aktifitas gerak dengan waktu yang sudah ditentukan dan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang selanjutnya dengan baik. 1.2 Rumusan Masalah Yang menjadi fokus masalah bagi penulis dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh latihan weight training dengan metode sistem set dan metode multi-poundage terhadap peningkatan daya tahan otot lengan pada atlet bulutangkis PB. Mutiara Bandung. Lebih lanjut penulis menuangkan permasalahan penelitian tersebut dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah latihan weight training dengan metode sistem set memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot lengan? 2. Apakah latihan weight training dengan metode multi-poundage memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan otot lengan? 3. Manakah metode latihan yang memberikan pengaruh lebih baik antara sistem set dengan multi-poundage terhadap peningkatan daya tahan otot lengan.

6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan weight training dengan metode sistem set dan metode multi-poundage terhadap peningkatan daya tahan otot lengan. Secara operasional tujuan dari penelitian ini ialah: 1. Untuk mengetahui hasil latihan weight training dengan metode sistem set terhadap peningkatan daya tahan otot lengan. 2. Untuk mengetahui hasil latihan weight training dengan metode multipoundage terhadap peningkatan daya tahan otot lengan. 3. Ada tidaknya perbedaan peningkatan daya tahan otot lengan antara atlet yang berlatih weight training dengan metode sistem set dan atlet yang berlatih weight training dengan metode multi-poundage. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian tentang kondisi fisik, dari aspek daya tahan otot lengan di Indonesia, khususnya atlet bulutangkis diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun manfaat secara praktis diantaranya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengetahui suatu metode yang tepat, sehingga kita dapat memahami perilaku setiap individu atlet.

7 b. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang dapat menambah perbendaharaan ilmu di bidang olahraga bulutangkis. c. Bagi seorang pelatih, merupakan salah satu bahan perbaikan proses dalam latihan. d. Bagi para peneliti sebagai usaha untuk memperluas dan memperdalam ilmu. e. Bagi golongan ilmuwan, akan menambah khasanah perbendaharaan serta pengetahuannya. 2. Manfaat Praktis a. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh latihan weigth training dengan menggunakan set sistem dan metode multi-poundage terhadap peningkatan daya tahan otot lengan atlet bulutangkis. b. Sebagai informasi tambahan bagi semua insan pendidik, khususnya untuk pelatih - pelatih di club. c. Untuk mengetahui metode yang paling tepat dalam meningkatkan daya tahan otot lengan yang dapat digunakan saat melakukan latihan beban (weight training). 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan serta untuk memperoleh data yang akurat dan spesifik, maka dalam hal ini penulis membatasi

8 masalah yang akan dibahas dengan mengklasifikasikan ke dalam dua variabel diantaranya: 1. Variabel bebas yaitu, yang mempengaruhi. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah latihan weight training dengan metode sistem set ( X 1 ) dan metode multi-poundage ( X 2 ). 2. Variabel terikat adalah, yang dipengaruhi. Dalam hal ini variabel terikatnya adalah daya tahan otot lengan ( Y ). 3. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi yaitu atlet bulutangkis PB. Mutiara Bandung dan yang menjadi sampel adalah atletatlet putra. 1.6 Batasan Istilah 1. Weight training Latihan-latihan yang sistematis dimana beban hanya di pakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu seperti memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga dan sebagainya. Harsono (1988: 185). Weight training adalah salah satu cara latihan untuk meningkatkan kekuatan. Dengan adanya tahanan dalam setiap latihan, maka akan membantu untuk merangsang otot sehingga volume otot seseorang akan bertambah, tentunya dengan intensitas dan volume yang sesuai kemampuan individu.

9 2. Metode sistem set Sistem set yaitu suatu bentuk latihan beban dengan menggunakan 3 kali pengulangan (3 set) dalam setiap gerakan. Harsono (1988 : 196). Metode set sistem ini sering digunakan dalam latihan beban, karena dianggap paling efektif dalam meningkatkan kekuatan. Karena pengulangan dan juga set yang lebih banyak dibandingkan metode latihan beban lainnya. 3. Metode multi-poundage Mutli-poundage adalah suatu bentuk latihan beban yang dilakukan tanpa adanya set. Harsono (1988 : 197). Metode ini dilakukan hanya sampai repetisi ke 20. Jadi tanpa adanya set, namun pengulangan bisa dilakukan dalam jumlah banyak. Akan tetapi volume dalam metode ini di mulai dari 5 repetisi yang apabila dalam intensitas, maka akan mencapai 75%. 4. Daya tahan Daya tahan kekuatan (muscle endurance) mengacu pada suatu kelompok otot yang mampu melakukan kontraksi yang berturut-turut untuk waktu yang lama, atau juga mampu mempertahankan kontraksi statis untuk waktu yang lama. Dikdik Zafar Sidiq (2007: 63). 5. Kekuatan Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Dikdik Zafar Sidiq (2007: 61)

10 6. Latihan Latihan adalah suatu proses aktivitas tubuh yang dilakukan secara sistematis, bertahap, terus menerus, dan beban aktivitasnya meningkat teratur. Dikdik Zafar Sidiq (2007: 4) 7. Metode Metode dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.