IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan suatu penghidupan manusia, namun disisi lain. Alam dapat

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN GURU DALAM MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Geografi INDAH PURNAMASARI A

PENGARUH PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BANJIR TERHADAP MINAT BELAJAR PRAMUKA SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

PERAN SIMULASI TERHADAP KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SMP N 1 KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. hari hujan. (Surakarta Dalam Angka, 2007) masyarakat di Kelurahan Nusukan memiliki ciri sebagaimana masyarakat

PENGETAHUAN SISWA TENTANG MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SMK MUHAMMADIYAH 01 WEDI KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI. GunaMencapai Derajat

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

ANGGI PRATIWI A

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR KELAS VII DAN KELAS VIII DI SMP N23 SURAKARTA

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA KELAS X IPS TENTANG MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh :

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 2 BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA PALUR KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hujan yang terus-menerus mengguyur hampir seluruh wilayah di Indonesia

PENGARUH AKTIVITAS MERESPON PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD N KAGOKAN 01 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

PEMETAAN SEKOLAH SMA/SMK BERDASARKAN KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI PERANAN UNIT BANTUAN PERTOLONGAN PRAMUKA (UBALOKA) KWARTIR CABANG 11

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. persawahan adalah 546 Ha dan sisanya seluas 1377 Ha untuk pemukiman,

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bencana banjir termasuk bencana terbesar di dunia. Data Guidelines for Reducing Flood

BAB III METODE PENELITIAN

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUB-TEMA POTENSI DAN SEBARAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO. ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Diajukan Oleh : AGUNG TRIYONO A 610090007 Kepada : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014 1

2

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Agung Triyono, A610090007, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana banjir dan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana bajir di SMP N 2 Kartasura. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan siswa sebagai populasinya. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dan kuisioner. Pengujian data mnggunakan uji validitas, uji reabilitas dan uji normalitas. Uji validitas menggunakan metode uji butir soal, uji reabilitas menggunakan metode tes awal-akhir, serta uji normalitas dengan menggunakan metode kolmogrov smirnov. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana bajir di SMP N 2 kartasura termauk dalam kategori siap bencana. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase siswa terhadap pengetahuan bencana banjir mencapai 48%.. 2) Kesiapsiagaan siswa terhadap banjir di SMP N 2 Kartasura juga dapat dikatakan sangat siap, hal ini ditunjukkan dengan adanya prosentase mencapai 42%. 3) Kebijakan dan panduan sekolah terhadap bencana banjir di SMP N 2 Kartasura adalah kurang siaga bencana. Kata kunci: Bencana, Pengetahuan Bencana Banjir, Kesiapsiagaan Bencana banjir PENDAHULUAN Negara kesatuan republik indonesia bertanggung jawab melindungi segenap bangsa indonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk perlindungan terhadap bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang berada pada letak geografis, geologis, hidrologis, dan demografis bencana. Banyak ancaman bencana yang terjadi di indonesia, hal ini terjadi karena letak indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng besar diantaranya adalah eurasia, pasifik, dan indo australia. Selain ancaman bencana yang ditimbulkan dari letak geografis, indonesia juga berpotensi bencana yang dapat merusak struktur dan infra struktur serta sumber daya manusia yang ada di indonesia. Kompleksitas masyarakat Indonesia dari segi demografi dan ekonomi juga berpengaruh besar terhadap terjadinya 1

bencana yang ada di indonesia. Penggundulan hutan, pengkikisan daerah perbukitan, pembakaran hutan, pengrusakan lingkungan, pembuangan sampah secara tidak teratur merupakan berbagai penyebab bencana diantaranya adalah bencana banjir. Menurut Krishna S. Pribadi,2008 banjir adalah suatu kejadian saat air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. Selain itu banjir menurut Preparadnes assessment tools for indnesia menyatakan bahwa banjir terjadi karena adanya faktr hujan, faktor hancurnya retensi daerah aliran sungai, faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai, dan faktor kesalahan tata wilayah serta pembangunan sarana prasarana. Banjir biasanya terjadi saat aliran air melebihi volume air yang dapat ditampung dalam sungai, danau, drainase, rawa dan lain sebagainya. Banjir disebut pula sebagai suatu keadaan aliran permukaan yang relatif tinggi dan tidak tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran drainase. Menurut Krishna S. Pribadi, 2008 banjir kota adalah banjir yang terjadi di wilayah perkotaan. Banjir perkotaan terjadi karena berkurangnya lahan kosong yang dapat berfungsi sebagai daerah penyerap air hujan. Aliran drainase yang tidak efektif juga sangat mempengaruhi terjadinya banjir kota. Pada umumnya lahan kosong yang ada diperkotaan berubah menjadi rumah, gedung, perumahan, jalan, tempat parkir dan lain sebagainya sehingga daerah resapan air atau aliran drainase sangat terganggu sehingga terjadilah banjir. Khususnya di lokasi sekitar SMP N 2 Kartasura aliran drainase yang seharusnya menuju kesungai kini menuju ke aliran drainase sebelah selatan yang kapasitas aliran airnya lebih kecil dari pada kapasitas yang ada di sungai sebelah utara SMP N 2 Kartasura. Banyaknya kerugian yang terjadi pada saat terjadinya banjir sangat mempengaruhi pada semua aspek kehidupan baik ekonomi, sosial atau yang lain termasuk mengganggu aktifitas kegiatan belajar mengajar. Bencana merupakan gejala alam yang tidak dapat dicegah namun dapat diperkecil tingkat resiko bencananya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pengetahuan pendidikan tentang pentingnya penanganan resiko bencana khususnya bencana banjir. Kapasitas masyarakat yang mempunyai tingkat pengetahuan pendidikan penanganan resiko bencana yang tinggi maka dapat di simpulkan bahwa tingkat resiko bencana yang terjadi semakin berkurang. Banyak masyarakat yang 2

belummengetahui pentinggnya penanganan tentang resiko bencana baik yang ada di dunia pendidikan atau dunia non pendidikan. Sekolah yang mempunyai tingkat resiko bencana sebaiknya warga sekolah yang ada mempunyai pengetahuan penanganan terhadap bencana yang tinggi. Selain itu fasilitas sekolah juga diharapkan mampu menangani kejadian banjir jika suatu saat terjadi. Kondisi sekolah atau tata sekolah diharapkan mampu memberi Dampak positif bagi warga sekolah agar sadar terhadap bencana banjir. Pengetahuan tentang penanggulangan bencana banjir sebaiknya diketahui oleh siswa secara menyeluruh baik B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data pada peneliti ini adalah penyebaran angket atau kuisioner, observasi dan dokumentasi. Apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlangsung dan disamping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi (tentang bahanbahan yang ditulis oleh atau tentang subyek). a. Studi Pustaka Studi perpustakaan dilakukan untuk membacadalam bentuk buku, majalah secara pengetahuan ataupun secara sikap. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan atau pembelajaran kepada siswa tentang penanggulangan bencana banjir. Cara yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana banjir dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi tentang bencana banjir. Dalam identifikasi itu nantinya siswa diharapkan memberikan informasi kepada peneliti tentang siaga bencana baik dalam wujud kuisioner ataupun angket yang telah di sediakan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana banjir yang ada di sekolah. maupun tulisan lain yang diterbitkan secara umum yang berkenan dengan topic penelitian pendidikan melek geografi, teknik ini digunakan untuk pengambilandata sekunder. Data yang didapat adalah teori-teori maupun yang digunakan sebagai acuan kerangka pemikiran penelitian. b. Kuisioner (angket) Metode ini digunakan untuk mengukur terhadap melek geografi terhadap karakteristik bencana banjir serta media yang didapat selain di sekolah dan 3

Frekuensi IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA pengetahuan mengenai lingkungan sehingga dengan melihat pemahaman masing masing individu dengan menggunakan kuisioner dapat dilihat realistis dalam kemampuan melek geografi c. Dokumentasi Dokumentasi pengambilan gambar maupun data yang digunakan untuk memperkuat hasil dari observasi atau kuisioner. Dokumentasi digunakan juga sebagai pembukti kebenaran yang diambil daerah penelitian. d. Wawancara Pengambilan data dengan wawancara berguna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang sudah dilakukan untuk mengetahui faktor strategis yang lain yang tidak tertulis atau hal-hal yang ditunjukkan pihak sekolah dalam mendukung melek geografi C. HASIL Data tersebut diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh responden yaitu para siswa SMP N 2 Kartasura. Data yang digunakan kualitatif dankuantitatif. 1. Pengetahuan siswa dalam menghadapi bencana banjir Berdasarkan hasil tabulasi yang dilakukan maka diperoleh skor tertinggi 100 dan skor terendah 0. Dan nilai standart deviasi (SD) adalah hasil pengelompokan dengan interval yang dilakukan terhadap data pengetahuan siswa terhadap bencana dipaparkan pada histogram gambar Pengetahuan siswa terhadap bencana banjir maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa atau frekuensi yang tertinggi terletak pada interval 65 79 Gambar 3. Histogram Pengetahuan Siswa Terhadap Bencana Banjir. PENGETAHUAN SISWA TERHADAP 60 40 20 0 0-39 40-54 55-64 65-79 80-100 Interval Sumber: Olah data primer Jadi dengan demikian jika dilihat dari tingkatan kesiapsiagaan yang terdapat dilipiunesco tingkat pengetahuan siswa terhadap bencaa banjir digolongkan dalam kriteria siap dalam 4

frekuensi IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA menghadapi bencana banjir berdasarkan pengetahuan terhadap bencana banjir. 2. Sikap siswa dalam menghadapi bencana banjir Berdasarkan hasil tabulasi yang dilakukan maka diperoleh skor tertinggi 100 dan skor terendah 55. Dan nilai standart deviasi (SD) adalah.hasil pengelompokan dengan interval yang dilakukan terhadap data pengetahuan siswa terhadap bencana dipaparkan pada table 2. Untuk lebih jelasnya tabel 4 maka penulis sajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut SIKAP SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA 50 0 0-39 40-54 55-64 65-79 80-100 interval Sumber: Olah data primer Dari tabulasi atau histogram gambar 4diatas dapat dilihat frekuensi yang paling rendah terdapat pada interval pertama dan kedua sedangkan frekuensi yang tertinggi terdapat pada interval 80 100. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap siswa dalam menghadapi bahwa sikap siswa dalam menghadapi bencana banjir di SMP negeri 2 Kartasura adalah sangat siap. Dari tabulasi atau histogram gambar 4diatas dapat dilihat frekuensi yang paling rendah terdapat pada interval pertama dan kedua sedangkan frekuensi yang tertinggi terdapat pada interval 80 100. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap siswa dalam menghadapi bencana banjir di SMP negeri 2 Kartasura adalah sangat siap. D. KESIMPULAN Pembahasan analisis data yang dibahas pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengetahuan siswa terhadap bencana banjir Setelah melakukan analisis data serta melewati beberapa proses maka hasil pengetahuan siswa terhadap bencana banjir di SMP N 2 Kartasura adalah sebagai berikut. Pada interval 0 39 atau dalam kategori belum siap ada 10% siswa, interval 40 54 atau dalam kategori kurang siap ada 14% siswa, interval 55 64 atau dalam kategori hampir 5

siap ada 23% siswa, interval 65 79 atau dalam kategori siap ada 48% siswa, interval 80 100 atau dalam kategori sangat siap ada 5% siswa. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana banjir di SMP N 2 Kartasura adalah termasuk kategorisiapbencana.hal ini didukung dengan adanya temuan dilapangan yang mendukung tentang pengetahuan siswa tentang bencana banjir yaitu siswa mengetahui tentang pengetahuan banjir. 2. Sikap siswa terhadap bencana banjir Setelah melakukan analisis data serta beberapa proses maka hasil sikap siswa terhadap bencana banjir adalah sebagai berikut. Pada interval 0 39 atau dalam kategori belum siap ada 0% siswa, interval 40 54 atau dalam kategori kurang siap ada 0% siswa, interval 55 64 atau dalam kategori hampir siap ada 20% siswa, interval 65 79 atau dalam kategori siap ada 38% siswa, interval 80 100 atau dalam kategori siap ada 42% siswa. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap bencana banjir di SMP N 2 Kartasura adalah termasuk dalam kategori sangat siap bencana.hal ini juga didukung dengan temuan dilapangan yang menyebutkan bahwa sikap siswa dalam menghadapi bencana sudah mengerti, salah satu contoh siswa membuang sampah pada tempatnya dan lain sebagainya. Setelah melakukan pengelompokan serta analisis data dari masing-masing variabel maka dari variabel pertama yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan dan sikap siswa terhadap resiko bencana banjir di SMP N 2 Kartasura, maka dapat disimpulkan bahwa para siswa siap bencana dengan perolehan frekuensi sebanyak 54%. Hal ini juga didukung dengan adanya data berikut. Interval 0 39 ada 0% siswa, interval 40 54 ada 9% siswa, interval 55 64 ada 17% siswa, interval 65-79 ada 54% siswa, interval 80 100 ada 20% siswa. Dengan demikian frekuensi 54% menjadi nilai tertinggi dari yang lainnya sehingga menjadi hasil dari variabel ini. Variabel ini didapat dari penggabungan antara pengetahuan 6

dan sikap siswa terhadap bencana banjir. 3. Kebijakan dan Panduan sekolah terhadap bencana banjir Kebijakan dan peraturan yang telah diteliti di SMP N 2 Kartasura dengan menggunakan beberapa teknik pengambilan data serta proses analisis data maka dapat disimpulkan bahwa SMP N 2 Kartasura memiliki nilai 50% tentang kebijakan serta panduan sekolah terhadap bencana banjir. Dengan adanya nilai tersebut maka diimplikasikan kedalam klasifikasi kesiapsiagaan maka termasuk dalam kategori kurang siagabencana.hal ini juga dilihat dari data yang diperoleh dilapangan yang menunjukkan kurangnya antisipasi bencana yang diwujudkan dalam bentuk tulisan atau yang lainnya. Kebijakan dan panduan sekolah terhadap bencana hanya sekedar wacana yang tak terealisasi. 7

DAFTAR PUSTAKA Herdiansyah, haris. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba Humanika. Ibal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta. Ghalia Indonesia. Irawan, Soehartono. 2008. Metode Penelitian sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya JC Gaillard, Ben Wisner. 2012. The Routledge Hardbook of Hazard and Disaster Risk reduction. Routledge Krishna, S Pribadi, Engkon K. Kertapati, Diah Kusumastuti, Hamzah Latief,Hendra Grandis, Eng Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen, Harman Ajiwibowo, Retno Dwi S, Ayu Krishna Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Pendidikan Siaga Bencana. Bandung:Institut Teknologi Bandung. Muh Pabundu Tika. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Mustofa, bisri. 2010. Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka Nick Carter. 1991. Lipi Unesco. 2006 Sugeng Tri Utomo, Deputi Kesiapsiagaan dan Pengurangan Resiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumarwoto, otto. 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Suyono, Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-undang republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.2007. Penanggulangan Bencana. Jakarta 8