BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar keterampilan dalam berbahasa sejatinya mengasah keterampilan membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya dengan ketiga lainnya dengan cara yang beraneka ragam, biasanya melalui hubungan uratan yang teratur mula mula meyimak, berbicara, membaca, dan menulis. (Tarigan 2008:1). Kemampuan yang paling sulit dikuasai dalam berbahasa adalah keterampilan menulis. Dijelaskan dalam Tarigan (2008:3), menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, Dalam kegiatan menulis harus pandai memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan tidak datang otomatis tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis juga sangat penting ditumbuhkan dalam suatu bangsa, seperti yang dijelaskan Tarigan (2008:4). Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu cirri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Pada kenyataannya menurut beberapa penelitian sebelumnya, kemampuan menulis siswa masih tergolong rendah, dibuktikan dengan hasil penelitian Amalia Hayati (2012), yang berjudul Pengaruh Metode Copy The Master Terhadap Kemampuan Menulis Cerita Pendek Oleh Siswa Kelas X SMA Nusantara Lubukpakam Tahun Pembelajaran 2012/2013 dinyatakan masih tergolong kurang. 1

2 Nilai rata-rata yang dicapai sebesar 63,67%. Artinya, siswa SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam belum mampu dalam pembelajaran menulis cerpen karena nilai ratarata tersebut masih termasuk ke dalam kategori kurang. Selain itu, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah tersebut tidak tercapai, dengan rician kategori baik sebanyak 8 siswa atau 26,67%, kategori cukup sebanyak 20 siswa atau 66,67%, dan kategori kurang sebanyak 2 siswa atau 6,67%. Hal ini juga sesuai dengan data observasi Harijanti dalam artikel penelitian Amalia tahun 2012 bahwa data observasinya tentang hasil prestasi peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama pokok bahasan menulis cerita pendek masih kurang, hanya sekitar 53% sehingga banyak siswa yang belum memenuhi standar kelulusan minimal. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa kemampuan menulis sastra dianggap kurang penting Didukung lagi oleh hasil penelitian yang Prengky Manihuruk yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Media Blog Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Pematang Siantar Tahun Pembelajaran 2012/2013 Berdasarkan hasil penelitian dari 30 orang siswa hanya 8 orang atau 26,67% berada dalam kategori baik, 15 orang dalam kategori baik dan 7 orang dalam kategori cukup. Indra Nur Hilal juga membuktikan dalam hasil penelitiannya yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction (PBI) Dan Model Sinektik Pada Siswa SMA Kelas X Di SMA Negeri 2 Rembang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012 kemampuan siswa dalam rata rata 68, 68 masih dalam kategori cukup.

3 Keterampilan menulis dianggap tidak penting dan tidak menarik, padahal kreativitas menulis sangat berguna dikuasai oleh siswa karena dengan menguasai keterampilan menulis dapat menggali kecerdasan emosional. Dibuktikan dengan hasil penelitian Novianti dengan judul, Menggali Kecerdasan Spiritual Siswa Melalui Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Berdasarkan Inspirasi Lagu-Lagu Populer dapat menggali kecerdasan emosional anak seperti menciptakan generasi yang Visioner, Segala yang dilakukan orientasinya jauh kedepan, tangguh, tidak mudah menyerah, berputus asa serta dapat mengintegrasikan nilai-nilai kepada siswa (Jurnal Ilmiah Kebahasaaan dan Kesastraan, Nomor 2 Volume IX, 2011, hlm. 37-43). Berdasarkan uraian di atas, masih dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran menulis, cerpen khususnya yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan untuk aktif dan terampil dalam menuangkan ide-idenya secara tertulis sehingga menyajikan tulisan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian lebih lanjut, dalam meningkatkan hasil belajar menulis cerpen, penulis menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ). Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) baik digunakan untuk menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis. Sebagai landasannya yaitu sebelumnya model ini pernah dipergunakan dalam penelitian Rina Sylviana yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini

4 menyatakan nilai rata-rata dalam menulis paragraf argumentasi 74,13. Nilai rata-rata dari hasil penelitian tersebut termasuk dalam kategori baik. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ) bukanlah model pembelajaran yang baru dalam dunia pendidikan, model pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk menarik perhatian siswa dalam kegiatan menulis yaitu merangsang siswa untuk aktif dalam belajar karena siswa ditantang untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Siswa juga meraskan langsung manfaat pembelajaran Karena berpijak pada kenyataan atau masalah yang ada pada saat ini. Model pembelajaran ini juga merangsang kepekaan siswa karena mereka akan mengobservasi lingkungan sekitar untuk menemukan suatu permasalahan. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan model yang menggunakan masalah yang nyata, proses untuk siswa belajar, baik ingatan maupun keterampilan berpikir kritis. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis cerpen. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan masalah (problem) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa menemukan masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis, melakukan penyelidikan, menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, menyimpulkan alternatif

5 pemecahan masalah secara kolaboratif, dan melakukan pengujian hasil pemecahan masalah untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Dalam pelajaran bahasa Indonesia (khususnya menulis) model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk menciptakan dan mengembangkan suatu ide yang dapat dikembangkan menjadi sebuah cerpen. Oleh karena itu, model pembelajaran ini efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Thahar (2008:9) menjelaskan, Fiksi (termasuk cerpen) berangkat dari fakta yang terhimpun dalam pengalaman batin seorang pengarang, lalu dikreasikan kembali dengan imajinasinya sehingga menjadi sesuatu yang hidup, suatu kenyataan yang baru disebut fiksi. Jadi, dengan model pembelajaran berbasis masalah ini siswa dibantu untuk menemukan ide tulisan yang berupa fakta dan dikembangkan secara imajinasi untuk menciptakan suatu konflik yang dibangun dalam cerita yang dibimbing secara mandiri oleh guru yang membimbing. Atas paparan informasi di atas, dan setelah penulis memahami model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terhadap Kemampuan Menulis cerpen Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

6 B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan hal yang sangat mendasar dan sangat penting dari sebuah penelitian. Identifikasi masalah juga di perlukan agar penelitian lebih terarah. Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yaitu : 1. kurangnya minat dan motivasi siswa dalam menulis cerpen, 2. siswa kesulitan dalam memunculkan ide dan mengembangkan ide cerita, 3. siswa menganggap materi dan tugas menulis cerpen sebagai hal yang kurang menarik dan sukar, 4. model yang biasa diterapkan guru belum efektif meningkatkan kemampuan menulis siswa, 5. guru yang mengajar cenderung hanya paham kajian secara teoretis tidak menjadi pegiat sehingga pembelajaran hanya sebatas tahu tidak menjadi suatu keterampilan dan tidak dapat berbagi pengalaman tentang manfaat serta kesulitan dalam menulis cerpen, 6. penguasaan kaidah bahasa tulis siswa tergolong rendah sehingga membuat siswa kesulitan saat akan menulis cerpen.

7 C. Batasan Masalah Batasan masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hasil yang lebih baik dan terperinci, serta dapat dipertanggungjawabkan, maka penelitian ini hanya dibatasi dan difokuskan pada keterampilan menulis cerpen, peningkatan kemampuan menulis cerpen, dan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)? 3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berpengaruh terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016?

8 E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dengan menggunakan model konvensional. 2. Untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). 3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) lebih efektif dibanding model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 21 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

9 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, manfaat hasil penelitian ini akan diuraikan berikut ini. 1. Manfaat Teoretis a. Sebagai masukan bagi siswa agar menulis cerpen berorientasi dengan permasalahan, mengubah suatu permasalahan dalam bentuk cerpen sehingga dapat melatih cara berfikir kritis. b. Sebagai masukan dan pengembangan wawasan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis cerpen dengan model pembelajaran berbasis masalah. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis cerpen. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa memperoleh pengalaman, lebih termotivasi dan kreatif dalam menuangkan gagasannya dalam menulis cerpen. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat menambah referensi bagi guru bahasa Indonesia dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen. c. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.