PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET B

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2006

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Tahun 2017

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

UJIAN PRAKTIK. UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL Pendidikan Agama Islam SEKOLAH DASAR (SD) KEMENTERIAN AGAMA RI. Tahun Pelajaran 2011/2012

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

BAB II KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR ( USB PAI SD ) TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

RAMBU RAMBU PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Prinsip Pengembangan Kurikulum. Aris Fajar Pambudi

PROGRAM SEMESTER KELAS SEMESTER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI BSNP

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

AGAMA ISLAM KOMPETENSI YANG DIUJIKAN INDIKATOR

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

4. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Pro-

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

PERAN GURU BIDANG STUDI SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Sukanti dan Sumarsih. Abstrak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 8 ayat (3), Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat (4), Pasal 12 ayat (2), dan Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Isi Untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 1

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; Memperhatikan : Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0520/BSNP/I/2007 tanggal 23 Januari 2007. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C. Pasal 1 (1) Standar Isi Untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada program Paket A, Paket B, dan Paket C. (2) Standar Isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 April 2007 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO 2

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007 STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya akan disingkat sebagai UU Sisdiknas 20/2003. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga, dan olahkarya agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis masyarakat dan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, transparan, demokratis, dan berkesinambungan. Berdasarkan Penjelasan Pasal 17 dan Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program seperti Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs adalah program seperti Paket B, sedangkan pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C. Setiap peserta didik yang lulus ujian program Paket A, Paket B atau Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi. Status kelulusan Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dengan lulusan pendidikan formal dalam memasuki lapangan kerja. Dalam dokumen ini membahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi ini memuat: 3

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan acuan dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan; 2. Beban belajar bagi peserta didik pada program Paket A, Paket B, dan Paket C; 3. Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C, yang akan dikembangkan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tak terpisahkan dari standar isi; dan 4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada program Paket A, Paket B, dan Paket C. Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. 4

BAB II KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM A. Kerangka Dasar 1. Kelompok Mata Pelajaran Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C mencakup: a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. Kelompok mata pelajaran estetika; e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Cakupan Kelompok Mata Pelajaran No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 1 Agama dan Akhlak Mulia 2 Kewarganegaraan dan Kepribadian Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. 5

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket A setara SD/MI dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket B setara SMP/MTs dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket C setara SMA/MA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. 4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individu sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. 5 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada Paket A setara SD/MI dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada Paket B setara SMP/MTs dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportifitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada Paket C setara 6

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan SMA/MA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jalur, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 7

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menjamin relevansi program Paket A, Paket B, dan Paket C dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional mutlak harus dilaksanakan. e. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. h. Tematik Kurikulum dikembangkan dengan mengorganisasikan pengalamanpengalaman secara menyeluruh dalam tema-tema kontekstual yang mendorong terjadinya pengalaman belajar baru yang meluas dan tidak tersekat-sekat oleh pokok-pokok bahasan sehingga dapat mengaktifkan aktifitas mental peserta didik sekaligus aktifitas sosial yang menumbuhkan kerjasama. i. Partisipatif Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan agar tercipta rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam melaksanakannya. 3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsipprinsip sebagai berikut. a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, karakteristik, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh 8

kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (i) belajar bagaimana beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (ii) belajar memahami dan menghayati, (iii) belajar berbuat dan melaksanakan secara efektif, (iv) belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling menghargai, dan (v) belajar membangun dan menemukan jati diri, berdasarkan pemaknaan keimanan, pemahaman, perbuatan, dan kebersamaan. c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang demokratis, saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, (di depan memberikan contoh dan teladan, di tengah membangun semangat dan prakarsa di belakang memberikan daya dan kekuatan). e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. h. Kurikulum dilaksanakan secara fleksibel dalam ruang, waktu dan strategi pembelajaran, serta menghargai pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh dalam kehidupan. i. Kurikulum dilaksanakan secara konstruktif yang memberikan pengakuan bahwa peserta didik mempunyai pandangan sendiri terhadap dunia dan alam sekitarnya untuk membangun makna berdasarkan pengalaman individu dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu. j. Kurikulum dilaksanakan secara induktif dengan membangun pengetahuan melalui kejadian dengan fenomena empirik yang menekankan pada kemampuan belajar yang berbasis pengalaman langsung. 9

4. Kesetaraan Tingkatan dan Derajat Kompetensi Struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C dilaksanakan dalam sistem tingkatan dan derajat yang setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan kompetensi masing-masing sebagai berikut: Program Paket A meliputi: Tingkatan 1 dengan derajat kompetensi Awal setara dengan kelas III SD/MI, menekankan pada kemampuan literasi dan numerasi (kemahirwacanaan bahasa dan angka), sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan, baik dalam bentuk huruf maupun angka. Tingkatan 2 dengan derajat kompetensi Dasar setara dengan kelas VI SD/MI, menekankan penguasaan fakta, konsep, dan data secara bertahap, sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan dengan menggunakan fenomena alam dan atau sosial sederhana secara etis, untuk memiliki keterampilan dasar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Program Paket B meliputi: Tingkatan 3 dengan derajat kompetensi Terampil 1 setara dengan kelas VIII SMP/MTs, menekankan pada penguasaan dan penerapan konsepkonsep abstrak secara lebih meluas dan berlatih meningkatkan keterampilan berpikir dan bertindak logis dan etis, sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan, serta memecahkan masalah dengan menggunakan fenomena alam dan atau sosial yang lebih luas. Tingkatan 4 dengan derajat kompetensi Terampil 2 setara dengan kelas IX SMP/MTs, menekankan peningkatan keterampilan berpikir dan mengolah informasi serta menerapkannya untuk menghasilkan karya sederhana yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, sehingga peserta didik mampu secara aktif mengekspresikan diri dan mengkomunikasikan karyanya melalui teks secara lisan dan tertulis berdasarkan data dan informasi yang akurat secara etis, untuk memenuhi tuntutan keterampilan dunia kerja sederhana dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Program Paket C meliputi: Tingkatan 5 dengan derajat kompetensi Mahir 1 setara dengan kelas X SMA/MA, diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian profesional. Tingkatan 6 dengan derajat kompetensi Mahir 2 setara dengan kelas XII SMA/MA, diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja 10

mandiri atau berwirausaha, bersikap profesional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. 5. Kedalaman Muatan Kurikulum Kedalaman muatan kurikulum pada program Paket A, Paket B, dan Paket C, dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan/ atau semester. SK dan KD mata pelajaran pada porgram Paket A, Paket B, dan Paket C mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan ke dalam SK dan KD masing-masing mata pelajaran pada pendidikan umum. SK dan KD tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan derajat menggambarkan bobot mata pelajaran, dan disajikan pada Lampiranlampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdiri atas: a. Lampiran 1 SK dan KD Program Paket A; b. Lampiran 2 SK dan KD Program Paket B; dan c. Lampiran 3 SK dan KD Program Paket C. 6. Perpindahan Jalur Pendidikan UU Sisdiknas 20/2003 Pasal 12 ayat (1) butir (e) menegaskan hak peserta didik untuk pindah antar jalur pendidikan. Sistem ini memungkinkan peserta didik pindah dari jalur pendidikan informal dan pendidikan formal ke jalur pendidikan nonformal atau sebaliknya. Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C memungkinkan peserta didik dari pendidikan informal dan pendidikan formal pindah ke program Paket A, Paket B, dan Paket C melalui proses alih kredit dengan menghitung Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang telah dicapai oleh peserta didik. Persyaratan alih kredit mempertimbangkan daftar riwayat hidup, capaian hasil belajar berupa transkrip, daftar nilai, raport, portofolio dan sejenisnya. Apabila persyaratan belum memenuhi perlu mengikuti tes penempatan yang memberikan pengakuan terhadap pembelajaran yang diperoleh secara mandiri dari pengalaman, pelatihan dan profesi. Ketentuan untuk alih kredit ini diatur dalam Panduan yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional. B. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Susunan mata pelajaran program Paket A, Paket B, dan Paket C terdiri atas berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga dan olahkarya, termasuk muatan lokal, keterampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian profesional. 11

Beban belajar program Paket A, Paket B, dan Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan atau kegiatan mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 35 menit untuk Paket A, 40 menit untuk Paket B, dan 45 menit untuk Paket C. Struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permen Diknas 23/2006 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program program Paket A, Paket B, dan Paket C, yaitu: a. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. b. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. c. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha. Pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dikembangkan melalui mata pelajaran keterampilan fungsional yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan secara terintegrasi dan/atau dalam bentuk mata pelajaran tersendiri. Muatan lokal merupakan kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran atau secara tersendiri sebagai mata pelajaran pilihan. Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa, kemandirian, tindakan, dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling. Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program Paket A, Paket B dan Paket C sebagaimana tersaji pada tabel berikut. 12

Tabel 2 Struktur Kurikulum Paket A Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 1 / Derajat Awal Setara Kelas I - III Tingkatan 2 / Derajat Dasar setara Kelas IV- VI Jumlah 1. Pendidikan Agama 9 9 18 2. Pendidikan Kewarganegaraan 9 9 18 3. Bahasa Indonesia 15 15 30 4. Matematika 15 15 30 5. Ilmu Pengetahuan Alam 12 12 24 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 18 7. Seni Budaya 6 6 12 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 6 6 12 9. Keterampilan Fungsional *) 9 9 18 10 Muatan Lokal **) 6 **) 6 **) 12 **). 11. Pengembangan Kepribadian Profesional 6 6 12 Jumlah 102 102 204 Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran **) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati. 13

Tabel 3 Struktur Kurikulum Paket B Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 3 / Derajat Terampil 1 Setara Kelas VII- VIII Tingkatan 4 / Derajat Terampil 2 Setara Kelas IX Jumlah 1. Pendidikan Agama 4 2 6 2. Pendidikan Kewarganegaraan 4 2 6 3. Bahasa Indonesia 8 4 12 4. Bahasa Inggris 8 4 12 5. Matematika 8 4 12 6. Ilmu Pengetahuan Alam 8 4 12 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8 4 12 8. Seni Budaya 4 2 6 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga 4 2 6 dan Kesehatan 10. Keterampilan Fungsional *) 4 2 6 11. Muatan Lokal **) 4 **) 2 **) 6 **) 12. Pengembangan Kepribadian Profesional 4 2 6 Jumlah 68 34 102 Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran **) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati. 14

Tabel 4 Struktur Kurikulum Paket C (Program IPA) Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara Kelas X Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 setara Kls XI-XII Jumlah 1. Pendidikan Agama 2 4 6 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 4 6 3. Bahasa Indonesia 4 8 12 4. Bahasa Inggris 4 8 12 5. Matematika 4 8 12 6. Fisika 2 8 10 7. Kimia 2 8 10 8. Biologi 2 8 10 9. Sejarah 1 2 3 10. Geografi 1-1 11 Ekonomi 2-2 12 Sosiologi 2-2 13 Seni Budaya 2 4 6 14 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 4 6 15. Keterampilan Fungsional *) 4 *) 8 *) 12 *) 16. Muatan Lokal **) 2 **) 4 **) 6 **) 17. Pengembangan Kepribadian Profesional 2 4 6 Jumlah 40 82 122 Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran **) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati. 15

Tabel 5 Struktur Kurikulum Paket C (Program IPS) Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara Kelas X Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 Setara Kelas XI- XII Jumlah 1. Pendidikan Agama 2 4 6 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 4 6 3. Bahasa Indonesia 4 8 12 4. Bahasa Inggris 4 8 12 5. Matematika 4 8 12 6. Fisika 2-2 7. Kimia 2-2 8. Biologi 2-2 9. Sejarah 1 3 4 10. Geografi 1 7 8 11. Ekonomi 2 8 10 12. Sosiologi 2 8 10 13. Seni Budaya 2 4 6 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 4 6 15. Keterampilan Fungsional *) 4 *) 8 *) 12 *) 16. Muatan Lokal **) 2 **) 4 **) 6 **) 17. Pengembangan Kepribadian Profesional 2 4 6 Jumlah 40 82 122 Keterangan: *) Pilihan mata pelajaran **) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati. 16

Tabel 6 Struktur Kurikulum Paket C (Program Bahasa) Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1 Setara Kelas X Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 Setara Kelas XI- XII 1. Pendidikan Agama 2 4 6 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 4 6 Jumlah 3. Bahasa Indonesia 4 10 14 4. Bahasa Inggris 4 10 14 5. Matematika 4 6 10 6. Fisika 2-2 7. Kimia 2-2 8. Biologi 2-2 9. Sejarah 1 4 5 10. Geografi 1-1 11. Ekonomi 2-2 12. Sosiologi 2-2 13. Antropologi - 4 4 14. Sastra Indonesia - 8 8 15. Bahasa Asing - 8 8 16. Seni Budaya 2 4 6 17. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 4 6 18. Keterampilan Fungsional *) 4 *) 8 *) 12 *) 19. Muatan Lokal **) 2 **) 4 **) 6 **) 20. Pengembangan Kepribadian Profesional 2 4 6 Jumlah 40 82 122 Keterangan: *) **) Pilihan mata pelajaran Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati. Dalam struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C terdapat mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan mata pelajaran lain yang tidak diujikan secara nasional. Mata pelajaran yang diujikan secara nasional adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut. 17

Tabel 7 Mata Pelajaran Ujian Nasional Paket A, Paket B, dan Paket C No. Mata Pelajaran Paket A Paket B Paket C IPS IPA Bahas a 1. Pendidikan Kewarganegara an X X - - - 2. Bahasa X X X X X Indonesia 3. Bahasa Inggris - X X X X 4. Matematika X X - X - 5. IPA X X - - - 6. IPS X X - - - 7. Fisika - - - X - 8. Kimia - - - X - 9. Biologi - - - X - 10. Sejarah - - X - X 11. Geografi - - X - - 12. Ekonomi - - X - - 13. Antropologi - - - - X 14. Sosiologi - - X - - 15. Sastra Indonesia - - - - X 16. Bahasa Asing - - - - X 18

BAB III BEBAN BELAJAR, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN, DAN KALENDER PENDIDIKAN A. Beban Belajar Beban belajar program Paket A, Paket B, dan Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Pembelajaran pada program Paket A, Paket B, dan Paket C dilakukan dengan pendekatan induktif, tematik, dan berbasis kecakapan hidup. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan. Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik. Ketuntasan belajar merupakan pencapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai hasil belajar yang dapat diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Maju berkelanjutan merupakan pencapaian kompetensi secara bertahap menuju ketuntasan belajar dari suatu kompetensi ke kompetensi berikutnya. Tingkat penguasaan kompetensi individu secara tuntas dalam maju berkelanjutan menentukan jenis dan tingkat kompetensi berikutnya serta bahan belajar lainnya yang harus ditempuh. Satuan Kredit Kompetensi merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. Kemudian keseluruhan SKK untuk mencapai SKL program Paket A, Paket B, dan Paket C di distribusikan per semester. Satuan Kredit Kompetensi dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Penentuan dan pengakuan bobot SKK hasil alih kredit memperhatikan tingkat kompetensi berdasarkan hasil belajar sebelumnya yang diperoleh melalui tes, portofolio, transkrip, sertifikat, raport, surat penghargaan, surat keterangan tentang berbagai keikutsertaan dalam pelatihan, pagelaran, pameran, lomba, olimpiade dan kegiatan unjuk prestasi lainnya. Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang sulit, penguatan motivasi, dan peningkatan ketuntasan belajar, serta penilaian hasil belajar. Dengan demikian kegiatan tatap muka sangat menerapkan pendekatan partisipatif (andragogi) yang tidak ditekankan pada transfer pengetahuan dan keterampilan. 19

Praktek keterampilan merupakan kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dan kepribadian profesional yang pada gilirannya dapat mewujudkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup meliputi kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi intelektual dan kompetensi vokasional. B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan silabus program Paket A, Paket B dan Paket C ditetapkan oleh Dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan sesuai dengan tingkat kewenangannya, berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan. KTSP dan silabus program Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan berdasarkan panduan penyusunan KTSP program Paket A, Paket B, dan Paket C. C. Kalender Pendidikan Kalender program Paket A, Paket B, dan Paket C merupakan pengaturan kegiatan pembelajaran dalam satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, hari libur nasional, dan ujian nasional. Kalender pendidikan ini merupakan ramburambu bagi penyelenggara program Paket A, Paket B, dan Paket C untuk mengatur kegiatan pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didik. 1. Permulaan tahun ajaran dimulai bulan Juli setiap tahun. 2. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan masing-masing dengan memperhatikan beban belajar dan cara menempuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3. Minggu efektif belajar merupakan penjadwalan layanan tutorial dalam rangka pendalaman materi belajar yang disediakan oleh lembaga penyelenggara. 4. Waktu pembelajaran efektif diperhitungkan sesuai dengan waktu pencapaian SKK masing-masing kurikulum program program Paket A, Paket B, dan Paket C. 5. Hari libur nasional yang dimaksud sesuai dengan ketetapan. 6. Ujian nasional dilaksanakan dalam dua periode setiap tahun sesuai dengan prosedur operasional standar (POS) ujian nasional. MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. BAMBANG SUDIBYO 20

Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di Satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang pendidikan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: 1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi; 2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; 3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul 21

dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur pendidikan, orang tua peserta didik dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. B. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Paket A bertujuan untuk: 1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; 2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas kependidikan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Al-Qur an dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 5. Tarikh dan Kebudayaan Islam Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. D. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran 1. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam Al-Qur an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al- Alaq 2. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar 3. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku tercela 22

4. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji 5. Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan menceritakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam keh E. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkatan : I Derajat : Awal Setara : Kelas I s.d III SD/MI Bobot SKK : 9 Standar Kompetensi Al Qur an 1. Menghafal Al Qur an surat pendek pilihan 2. Menghafal Al Qur an surat-surat pendek pilihan Kompetensi Dasar 1.1 Melafalkan QS Al-Fatihah dengan lancar 1.2 Menghafal QS Al-Fatihah dengan lancar 2.1 Menghafal QS Al-Kautsar dengan lancar 2.2 Menghafal QS An-Nashr dengan lancar 2.3 Menghafal QS Al- Ashr dengan lancar 3. Menghafal Al Qur an 3.1 Mengenal huruf Hijaiyah 3.2 Mengenal tanda baca (harakat) 4. Membaca Al Qur an surat pendek pilihan 5. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 6. Mengenal ayat-ayat AlQur an Aqidah 7. Mengenal Rukun Iman 4.1 Membaca huruf hijaiyah bersambung 4.2 Menulis huruf hijaiyah bersambung 5.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 5.2 Menulis kalimat dalam Al Qur an 6.1 Membaca huruf Al Qur an 6.2 Menulis huruf Al Qur an 7.1 Menunjukkan ciptaan Allah SWT melalui ciptaan-nya 7.2 Menyebutkan enam Rukun Iman 7.3 Menghafal enam Rukun Iman 23

Standar Kompetensi 8. Mengenal dua kalimat syahadat 9. Mengenal Asmaul Husna 10. Mengenal Asmaul Husna 11. Mengenal sifat wajib Allah 12. Mengenal sifat mustahil Allah Ahlak 13. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar 8.1 Melafalkan syahadat tauhid dan syahadat rasul 8.2 Menghafal dua kalimat syahadat 8.3 Mengartikan dua kalimat syahadat 9.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna 9.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna 10.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna 10.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna 11.1 Menyebutkan lima sifat wajib Allah 11.2 Mengartikan lima sifat wajib Allah 12.1 Menyebutkan sifat mustahil Allah SWT 12.2 Mengartikan sifat mustahil Allah SWT 13.1 Membiasakan perilaku jujur 13.2 Membiasakan perilaku bertanggung jawab 13.3 Membiasakan perilaku hidup bersih 13.4 Membiasakan perilaku disiplin 14. Membiasakan perilaku terpuji 15. Mencontoh perilaku terpuji 14.1 Menampilkan perilaku rajin 14.2 Menampilkan perilaku tolong-menolong 14.3 Menampilkan perilaku hormat terhadap orang tua 14.4 Menampilkan adab makan dan minum 14.5 Menampilkan adab belajar 15.1 Menampilkan perilaku rendah hati 15.2 Menampilkan perilaku hidup sederhana 15.3 Menampilkan adab buang air besar dan kecil 24

Standar Kompetensi 16. Membiasakan perilaku terpuji 17. Membiasakan perilaku terpuji 18. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar 16.1 Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada tenaga kependidikan 16.2 Menampilkan perilaku sopan dan santun kepada tetangga 17.1 Menampilkan perilaku percaya diri 17.2 Menampilkan perilaku tekun 17.3 Menampilkan perilaku hemat 18.1 Menampilkan perilaku setia kawan 18.2 Menampilkan perilaku kerja keras 18.3 Menampilkan perilaku penyayang terhadap hewan 18.4 Menampilkan perilaku penyayang terhadap lingkungan Fiqih 19. Mengenal tatacara bersuci (thaharah) 20. Mengenal Rukun Islam 21. Membiasakan bersuci (thaharah) 19.1 Menyebutkan pengertian bersuci 19.2 Mencontoh tatacara bersuci 20.1 Menirukan ucapan Rukun Islam 20.2 Menghafal Rukun Islam 21.1 Menyebutkan tata cara berwudlu 21.2 Mempraktekkan tata cara berwudlu 22. Mengenal tatacara wudhu 22.1 Membiasakan wudhu dengan tertib 22.2 Membaca do a setelah berwudlu 23. Menghafal bacaan shalat 23.1 Melafalkan bacaan shalat 23.2 Menghafal bacaan shalat 25

Standar Kompetensi 24 Membiasakan shalat secara tertib 25 Melaksanakan shalat dengan tertib 26 Melakukan shalat fardhu Kompetensi Dasar 24.1 Mencontoh gerakan shalat 24.2 Mempraktekkan shalat secara tertib 25.1 Menghafal bacaan shalat 25.2 Menampilkan keserasian gerakan dan bacaan shalat 26.1 Menyebutkan shalat fardhu 26.2 Mempraktikkan shalat fardhu Tingkatan : II Derajat : Dasar Setara : Kelas IV s.d VI SD/MI Bobot SKK : 9 Standar Kompetensi Al Qur an 1. Membaca surat-surat Al Qur an 2. Membaca surat-surat Al Qur an 3. Mengartikan Al Qur an surat pendek pilihan 4. Mengartikan Al Quran Surat pendek pilihan 5. Mengartikan Al Qur an Surat pendek pilihan 6. MengartikanAl Quran Ayat-ayat pilihan Kompetensi Dasar 1.1 Membaca QS Al-Fatihah dengan lancar 1.2 Membaca QS Al-Ikhlas dengan lancar 2.1 Membaca QS Al-Kautsar dengan lancar 2.2 Membaca QS An-Nashr dengan lancar 2.3 Membaca QS Al- Ashr dengan lancar 3.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun 3.2 Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-Kafirun 4.1 Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil 4.2 Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil 5.1 Membaca QS Al-Qadr dan QS Al- Alaq ayat 1-5 5.2 Mengartikan QS Al-Qadr dan QS Al- Alaq ayat 1-5 6.1 Membaca QS Al-Maidah ayat 3 dan Al- Hujurat ayat 13 6.2 Mengartikan QS Al-Maidah ayat 3 dan Al- Hujurat ayat 13 26

Aqidah 7. Mengenal sifat jaiz Allah SWT 7.1 Menyebutkan sifat jaiz Allah SWT 7.2 Mengartikan sifat jaiz Allah SWT Standar Kompetensi 8. Mengenal Malaikat dan tugasnya 9. Mengenal kitab-kitab Allah SWT 10. Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT 11. Meyakini adanya Hari Akhir 12. Meyakini adanya Qadha dan Qadar Tarikh 13. Menceritakan kisah Nabi Kompetensi Dasar 8.1 Menjelaskan pengertian Malaikat 8.2 Menyebutkan nama-nama Malaikat 8.3 Menyebutkan tugas-tugas Malaikat 9.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT 9.2 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT 9.3 Menjelaskan Al-Qur an sebagai kitab suci terakhir 10.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT 10.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul 10.3 Membedakan Nabi dan Rasul 11.1 Menyebutkan nama-nama Hari Akhir 11.2 Menjelaskan tanda-tanda Hari Akhir 12.1 Menunjukkan contoh-contoh Qadha dan Qadar 12.2 Menunjukkan keyakinan terhadap Qadha dan Qadar 13.1 Menceritakan kisah Nabi Adam AS 13.2 Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW 13.3 Menceritakan perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW 14. Menceritakan kisah Nabi 14.1 Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS 14.2 Menceritakan kisah Nabi Ismail AS 27

Standar Kompetensi 15. Menceritakan kisah Nabi 16. Menceritakan kisah Sahabat Nabi 17. Menceritakan kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kadzab 18. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan kaum Anshar Kompetensi Dasar 15.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS 15.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS 15.3 Menceritakan kisah Nabi Isa AS 16.1 Menceritakan kisah Khalifah Abubakar RA 16.2 Menceritakan kisah Umar bin Khattab RA 17.1 Menceritakan perilaku Abu Lahab dan Abu Jahal 17.1 Menceritakan perilaku Musailamah Al Kadzab 18.1 Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin 18.2 Menceritakan perjuangan kaum Anshar 19. Membiasakan perilaku terpuji 20. Membiasakan perilaku terpuji 21. Membiasakan perilaku terpuji 22. Membiasakan perilaku terpuji Akhlak 23. Menghindari perilaku tercela 19.1 Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS 19.2 Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW 20.1 Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS 20.2 Meneladani Nabi Ismail AS 21.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS 21.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS 21.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS 22.1 Meneladani perilaku Khalifah Abubakar RA 22.2 Meneladani perilaku Umar bin Khattab RA 23.1 Menghindari perilaku dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal 23.2 Menghindari perilaku bohong seperti Musailamah Al Kadzab 28

Standar Kompetensi 24. Membiasakan perilaku terpuji Fiqih 25. Mengenal ketentuanketentuan shalat 26. Melaksanakan dzikir dan do a 27. Mengumandangkan adzan dan iqamah Kompetensi Dasar 24.1 Meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik 24.2 Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik 25.1 Menyebutkan rukun shalat 25.2 Menyebutkan sunnat shalat 25.3 Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat 25.4 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat 26.1 Melakukan dzikir setelah shalat 26.2 Membaca do a setelah shalat 27.1 Melafalkan lafal adzan dan iqamah 27.2 Mengumandangkan adzan dan iqamah 28. Mengenal puasa wajib 28.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan 28.2 Menyebutkan hikmah puasa 29. Mengenal ibadah pada bulan Ramadhan 30. Mengetahui kewajiban zakat 29.1 Melaksanakan tarawih di bulan Ramadhan 29.2 Melaksanakan tadarrus Al-Qur an 30.1 Menyebutkan macam-macam zakat 30.2 Menyebutkan ketentuan zakat fitrah F. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ini menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Seluruh materi SK dan KD pada masingmasing tingkatan/derajat dibagi ke dalam satuan kredit kompetensi (SKK) secara seimbang sebanyak yang ditentukan untuk tingkatan/derajat kompetensi yang dimaksud. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. 29

02. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, Satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Penerapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK), sangat tepat dalam rangka mewujudkan model PAK yang bertujuan mencapai transformasi nilai-nilai kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar memberikan ruang yang sama kepada setiap peserta didik dengan keunikan yang berbeda untuk mengembangkan pemahaman iman kristiani sesuai dengan pemahaman, tingkat kemampuan serta daya kreativitas masing-masing. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen bukanlah standar moral Kristen yang ditetapkan untuk mengikat peserta didik, melainkan dampingan dan bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan perjumpaan dengan Tuhan Allah untuk mengekspresikan hasil perjumpaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar memahami, mengenal dan bergaul dengan Tuhan Allah secara akrab karena seungguhnya Tuhan Allah itu ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka. Dia adalah Sahabat dalam Kehidupan Anak-anak. Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK) seperti yang tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas. 30

Pada dasarnya PAK dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), yang disajikan dalam dua aspek, aspek ALLAH TRITUNGGAL (ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS) dan KARYANYA, dan aspek NILAI-NILAI KRISTIANI. Secara holistik, pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada dogma Allah Tritunggal dan karya-nya. Pemahaman terhadap Allah Tritunggal dan karya-nya harus tampak dalam nilai-nilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK dibatasi hanya pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan peserta didik, terutama dalam pengayaan nilai-nilai iman kristiani. Dogma yang lebih spesifik dan mendalam diajarkan di dalam gereja. Fokus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berpusat pada kehidupan manusia (life centered). Artinya, pembahasan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar didasarkan pada kehidupan manusia, dan iman Kristen berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia. Pembahasan materi sebagai wahana untuk mencapai kompetensi, dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu manusia sebagai ciptaan Allah, selanjutnya keluarga, teman, lingkungan di sekitar peserta didik, setelah itu barulah dunia secara keseluruhan dengan berbagai dinamikanya. B. Tujuan dan Fungsi 1. Mata pelajaran PAK di Paket A bertujuan: a. Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya- Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam hidupnya b. Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya c. Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik. 2. Fungsi a. Memampukan peserta didik memahami kasih dan karya Allah dalam kehidupan sehari-hari b. Membantu peserta didik mentransformasikan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari C. Ruang Lingkup Ruang lingkup PAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus) dan karya-nya 31