BAB I PENDAHULUAN Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2001, hlm. 22

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak

BAB V PENUTUP. mekanisme dan perhitungan return dihitung dengan sistem bunga. berbunga yang telah ditetapkan oleh bank atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 yang disusul dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. perubahan Undang-Undang perbankan melalui Undang-Undang Nomor 10. produk perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

NAMA : KAMMILAH KELAS : 3EB08 NPM : FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mana sistem operasionalnya sesuai dengan syariat Islam. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

KARTU KREDIT (SUATU TINJAUAN SYARIAT ISLAM)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia selama ini, tentu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. barang, barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa. Transaksi semacam ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syari ah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2015, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti ini dikenal dengan gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

PENGGUNAAN KARTU KREDIT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Selain itu pasca fatwa MUI tentang

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. akses kredit/pembiayaan. Infrastruktur ini mempertukarkan informasi kredit

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter tahun 1997, Perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

Dian Anggraheni Widyaningrum NIM : C

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Kegiatan perekonomian yang sehari-hari dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari tulisan ini adalah : a. Apa itu Syariah Charge Card? b. Apa dasar hukumnya?

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara, bank sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

adanya kaitan antara hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk kerja lain untuk satuan waktu yang sama (J. Ravianto, 1995 : 11).

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. demi menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa 1. Sehingga akan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan produktivitas. Di antara hal penting di zaman modern ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah transaksi ekonomi telah digunakan berbagai sarana pembayaran, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern. Sebelum dikenalnya uang, transaksi dilakukan dengan barter. Akibat kesulitan dalam kesamaan keinginan terhadap jenis barang yang akan ditukar (double coincidence of wants), lahirlah uang sebagai media perantara pertukaran yang paling efisien dan efektif. Uang telah dikenal luas dalam penggunaanya dalam suatu sistem ekonomi dan dianggap sebagai kebutuhan pokok dalam setiap transaksi ekonomi. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata uang pun memiliki hambatan dalam penggunaannya. Penggunaan uang dalam jumlah besar membawa resiko ketika uang harus dibawa, yaitu munculnya resiko perampokan, pencurian dan pemalsuan. Akibatnya, penggunaan uang tunai semakin berkurang. Akhirnya, lahir kartu plastik yang lebih dikenal dengan kartu kredit (credit card) menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran. 1 Kartu kredit adalah uang plastik yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan yang memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas suatu transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga atau sekaligus pada waktu yang ditentukan. 2 Pada abad modern dan serba canggih ini, alat pembayaran yang efektif dan efisien sangatlah dibutuhkan pada transaksi jual beli, orang yang akan berbelanja tidak perlu lagi membawa uang dalam jumlah yang 1 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Rajawali Press, 2001, hlm. 301 2 Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2001, hlm. 22 1

2 besar tetapi cukup dengan membawa selembar plastik berukuran kecil yang disebut kartu kredit (credit card). 3 Penggunaan kartu kredit yang dirasa lebih aman dan praktis dengan berbagai fungsinya yang semakin bertambah, menjadikan alat bayar baru ini semakin berkembang pesat, khususnya di perkotaan yang terdapat banyak tempat publik dan layanan masyarakat seperti tempat perbelanjaan, perhotelan, restoran, tempat hiburan dan jasa publik lainnya. Sebagai alat pembayaran modern, maka cukup dengan menggesek kartu untuk mendebit nilai transaksi yang diinginkan. Pesatnya dinamika perkembangan lembaga keuangan dan pesatnya pembangunan, maka kemudahan dalam bertransaksi merupakan kebutuhan pokok dan penting untuk menunjang aktifitas manusia. Akibatnya peredaran kartu kredit semakin luas dan bahkan memiliki berbagai fungsi dan kemudahan dalam mendapatkan dan menggunakannya. 4 Melihat kompleksnya masalah yang timbul dari penerbitan kartu kredit konvensional membuat optimis kalangan ekonom muslim akan banyaknya potensi perpindahan kartu kredit konvensional ke kartu kredit yang berpola syariah. 5 Dan pada saat ini jenis kartu kredit yang beredar sudah ada beberapa yang menggunakan sistem syariah. Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI pada tahun 2006 mengeluarkan fatwa tentang kartu kredit syariah. Fatwa No. 54/DSN-MUI/X/2006 mengenai syariah card (kartu kredit syariah) landasan bagi perbankan syariah untuk mengeluarkan produk kartu kredit di Indonesia. Namun unit usaha syariah yang mengimplementasikan fatwa ini hanya Danamon Syariah dengan Dirham Card, dan BNI Syariah dengan Hasanah Card. Dengan dalih mengakomodasi demand pasar. Sedangkan bank syariah lainnya sampai saat ini belum mengeluarkan produk kartu kredit. Di antara 3 Kasmir, Op Cit, hlm. 302-303 4 Johannes Ibrahim, Kartu Kredit Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, Jakarta: PT. Refika Aditama, 2001, hlm. 16 5 Kasmir, Op Cit, hlm. 302-303

3 banyaknya alasan dan faktor keengganan perbankan syariah mengeluarkan produk kartu kredit kebanyakan adalah karena kartu kredit bisa menjadikan masyarakat muslim menjadi konsumtif, boros dan tidak produktif yang tidak sesuai ajaran Islam. 6 Selain itu yang menjadi landasan hukum diperbolehkan penggunaan syariah card (kartu kredit syariah) adalah Q.S Al-Baqarah ayat 280. Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 280 : Artinya : Dan Jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua uang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (QS. Al-Baqarah : 280) Dalam konteks bisnis dan keuangan syariah, maqashid syariah mensinergikan antara nash dan kepentingan pasar, memastikan bahwa kepentingan pasar adalah kepentingan yang sebenarnya, dan kepentingan bisnis adalah kepentingan jangka panjang. Dan tujuan penetapan hukum atau yang sering dikenal dengan istilah maqashid syariah merupakan salah satu konsep penting dalam kajian hukum Islam. Karena begitu pentingnya maqashid syariah tersebut, para ahli teori hukum menjadikan maqashid syariah sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh mujtahid yang melakukan ijtihad. Adapun inti dari teori maqashid syari'ah adalah untuk mewujudkan kebaikan sekaligus menghindarkan keburukan, atau menarik manfaat dan menolak madharat. Istilah yang sepadan dengan inti dari maqashid syariah tersebut adalah maslahat, karena penetapan hukum dalam Islam harus bermuara kepada maslahat. 7 6 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-produk dan Aspek Hukumnya, Jakarta: Kencana Pranamedia Group, 2004, hlm. 458 7 Khoirul Umam, Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, 2001, hlm. 127

4 Dipilihnya kartu kredit Hasanah Card sebagai objek penelitian karena memiliki perbedaan dibandingkan kartu kredit konvensional. Salah satunya adalah dasar hukum yang digunakan selain mengacu pada Undang-Undang Perbankan (UUP), ju ga pada Undang-Undang Perbankan Syariah (UUPS), dan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang menggunakan prinsip syariah dan bertujuan untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai jaminan atas setiap transaksi pembelian barang dan jasa. BNI mengeluarkan 3 tipe Hasanah Card yaitu Classic, Gold, dan Platinum. Dan dibawah ini merupakan data anggota Hasanah Card di BNI Syariah Cabang Kudus dari tahun 2009 sampai tahun 2015. Dimana 5% penggunanya berdomisili di Kudus dan 95% berdomisili di Semarang dan sekitarnya. Adapun daftar anggota Hasanah Card Bank BNI cabang Kudus adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Daftar Anggota Hasanah Card NO TYPE Total 1 Classic 71 2 Gold 178 3 Platinum 13 Total 262 Sumber : Bank BNI Syariah Cabang Kudus Berdasarkan tabel 1.1 yakni data pengguna Hasanah Card yang menunjukkan bahwa pengguna Hasanah Card masih relatif sedikit. Karena banyak masyarakat masih menyamakan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank konvensional dengan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank syariah. Yang umumnya kartu kredit bisa menjadikan masyarakat menjadi lebih konsumtif, boros dan tidak produktif yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tentang etika dan akhlak. Karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai sistem penggunaan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank syariah inilah yang menimbulkan keingintahuan peneliti mengakaji lebih dalam tentang

5 penggunaan kartu kredit syariah yang berdampak maslahah sebagai tujuan pensyariatan atau sebaliknya. Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk membahas judul tentang: ANALISIS PENGGUNAAN HASANAH CARD DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian adalah pokok permasalahan yang akan dibahas atau dikaji. Dalam penelitian ini memfokuskan pada penggunaan kartu kredit Hasanah Card dalam perspekif maqashid syariah, sehingga dapat membantu orang-orang memahami secara baik penggunaan kartu kredit sehingga bisa menggunakannya sesuai dengan ajaran Islam. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi penggunaan kartu kredit Hasanah Card di BNI Syariah cabang Kudus? 2. Apakah penggunaan kartu kredit Hasanah Card di BNI Syariah cabang Kudus sesuai dengan maqashid syariah? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi penggunaan kartu kredit Hasanah Card di BNI Syariah cabang Kudus 2. Untuk mengetahui penggunaan kartu kredit Hasanah Card di BNI Syariah cabang Kudus sesuai dengan maqashid syariah E. Manfaat Penelitian Selain terdapat tujuan penelitian seperti yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian yaitu secara

6 teoritis dan praktis. Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah: 1. Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi para pembaca dalam bidang ekonomi, serta memberi pengetahuan mengenai penggunaan kartu kredit syariah Hasanah Card pada pihak-pihak yang terkait. b. Penelitian ini diharapkan akan dapat dikembangkan untuk penelitian yang akan datang khususnya penelitian tentang penggunaan kartu kredit syariah Hasanah Card. 2. Praktis Adapun manfaaat secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi: a. Bagi Instansi (Bank) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempertahankan dan merealisasikan kepatuhan prinsip syariah terhadap produk kartu kredit Hasanah Card khususnya, serta perekonomian Islam pada umumnya. b. Bagi Nasabah Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih salah satu produk kartu kredit yang sesuai syariah. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi atau penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran serta garis-garis besar dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan penulis susun:

7 1. Bagian Muka Bagian muka ini, terdiri dari : halaman sampul, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman moto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, abstrak, daftar isi. 2. Bagian Isi Pada bagian isi terdapat lima bab yang saling terkait, antara bab satu dengan bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini membahas tentang teori bank syariah, syariah card, konsumsi dalam Islam, maqashid syariah, penelitian terdahulu, serta kerangka berfikir. Bab III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, dan analisis data. Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, data hasil penelitian dan analisis data. Bab V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup. 3. Bagian akhir Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan, dan lampiran-lampiran