BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

HUBUNGAN ANTARA KEANGGOTAAN ASURANSI KESEHATAN DAN KEBIASAAN MEROKOK

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. oleh status kesehatan, pendidikan dan tingkat pendapatan perkapital.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Pemerataan akses pelayanan rawat jalan di berbagai wilayah Indonesia Mardiati Nadjib, author

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa siapa

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang permasalahan kesehatan merupakan dua dari 17 Tujuan

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

KURIKULUM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIKES HELVETIA MEDAN KURIKULUM MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi Setiap orang berhak

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan termasuk salah satu sasaran Millennium Development Goals (MDGs) dalam

BAB I PENDAHULUAN. virus dari golongan Arbovirosis group A dan B. Di Indonesia penyakit akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Otonomi Daerah, Bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh

3.2. Analisis Perubahan RSB Astanaanyar Menjadi RS Khusus Ibu dan Anak Astanaanyar

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE DINAS KESEHATAN KABUPATEN ENDE PUSKESMAS KOTARATU. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU Nomor : / / / / 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan Negara. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs) dengan tujuan yan terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi Human Immunodeficiency Virus- Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), Tuberculosis (TB) dan Malaria serta penyakit lainnya dan yang tidak terkait secara langsung yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (Dinkes Prov. Jatim, 2011:1).

digilib.uns.ac.id2 Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi disebuah Negara akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan penduduknya dan berkaitan erat pula dengan kemampuan Negara tersebut untuk mengembangkan pelayanan kesehatan maupun kegiatan-kegiatan lain disektor kesehatan. Kebijaksanaan dibidang kesehatan dan pelaksanaannya juga sangat dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi secara makro. Program-program kesehatan hendaknya dipandang sebagai suatu strategi yang menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dari suatu penduduk. Strategi tersebut membutuhkan pilihan program-program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan secara efisien, misalnya, pengembangan jaringan pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur air bersih, peningkatan gizi masyarakat, imunisasi dan sebagainya. Faktor kesehatan dilihat dari perspektif ekonomi berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia (quality of human resources) itu sendiri. Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) akan ditentukan oleh status kesehatan, pendidikan dan tingkat pendapatan per kapita (Ananta dan Hatmadji, 1985:22). Indikator kualitas sumber daya manusia dalam kegiatan perekonomian secara tidak langsung juga akan berimbas pada tinggi rendahnya produktifitas sumber daya manusia, dalam hal ini khususnya produktifitas tenaga kerja. Teori ekonomi mikro tentang permintaan (demand) jasa pelayanan kesehatan menyebutkan bahwa harga berbanding terbalik dengan jumlah permintaan jasa pelayanan kesehatan. Teori ini mengatakan bahwa jika jasa pelayanan kesehatan merupakan normal good, makin tinggi income keluarga maka makin besar demand terhadap jasa pelayanan kesehatan tersebut. Jenis jasa pelayanan

digilib.uns.ac.id3 kesehatan tersebut merupakan inferior good, meningkatnya pendapatan keluarga akan menurunkan demand terhadap jenis jasa pelayanan kesehatan tersebut (Folland et al., 2001:25). Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Andersen dkk (1975:115), membagi faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan menjadi tiga yaitu: 1) Faktor predisposing atau kecenderungan individu dalam menggunakan pelayanan kesehatan yang di tentukan oleh serangkaian variabel seperti keadaan demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan), keadaan sosial (pendidikan, ras, jumlah keluarga, agama, etnik, pekerjaan), sikap/kepercayaan yang muncul (terhadap pelayana kesehatan, terhadap tenaga kerja, perilaku masyarakat terhadap sehat dan sakit). 2) Faktor pendukung, yaitu faktor yang menunjukkan kemampuan individu dalam menggunakan pelayanan kesehatan, yang ditunjukkan oleh variabel sumber pendapatan keluarga, sumber daya yang ada di masyarakat yang tercermin dari ketersediaan kesehatan termasuk jenis dan rasio masing-

digilib.uns.ac.id4 masing pelayanan dan tenaga kesehatannya dengan jumlah penduduk, kemudian harga pelayanan kesehatan yang memadai dan sesuai dengan kemampuan mereka. 3) Faktor kebutuhan, yaitu faktor yang menunjukkan kemampuan individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Kemampuan ini ditunjukkan dengan adanya kebutuhan karena alasan yang kuat seperti pendekatan terhadap penyakit yang dirasakan serta adanya jawaban atas penyakit tersebut dengan cara mencari pelayanan kesehatan. Pelayanan terhadap suatu penyakit termasuk bagian dari kebutuhan. Fuchs (1998), Dunlop dan Zubkoff (1981) dalam Laksono (2005:23) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan kesehatan yaitu: kebutuhan berbasis fisiologis, penilaian pribadi akan status kesehatan, variabel-variabel ekonomi tarif, penghasilan masyarakat, adanya asuransi kesehatan dan dan jaminan kesehatan, variabelvariabel demografis dan umur, dan jenis kelamin. Pemanfaatan unit pelayanan kesehatan relatif masih rendah. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2010 menunjukkan bahwa 63,2% penderita yang ditemukan sakit sudah berobat; 24,2% penderita berobat ke Puskesmas, 8,9% ke praktek dokter, 8,1% ke praktek para medis dan 13,9% berusaha mengobati sendiri. Derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan menjadi lebih baik kualitasnya oleh Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Dinas Kesehatan dengan terus berusaha mendekatkan pelayanan kepada masyarakat secara lebih merata.

digilib.uns.ac.id5 Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Madiun sebanyak 26 Puskesmas, 58 Puskesmas Pembantu, 122 Polindes dan 92 Ponkesdes. Terdiri dari 4 Puskesmas Rawat Inap PONED, 1 Puskesmas PONED Non Rawat Inap, 21 Puskesmas Non Rawat Inap, 1 Puskemas Pembantu Gawat Darurat dan Observasi. Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Madiun tahun 2012 per hari adalah untuk rawat jalan sebanyak 1678 dan rawat inap sebanyak 7 dan jiwa 42 orang (LKPJ Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012). Peneliti tertarik untuk meneliti tentang permintaan masyarakat terhadap pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Kabupaten Madiun dikarenakan banyak berdiri sarana pelayanan kesehatan swasta yang akan bersaing dengan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama menjelang diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) tanggal 1 Januari 2014 oleh Pemerintah, maka dari itu perlu adanya analisis yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Kabupaten Madiun. Penelitian ini akan melihat sejauh mana pengaruh beberapa faktor seperti pendapatan, biaya atau harga kunjungan, jarak, pendidikan, jenis penyakit dan waktu pelayanan dapat mempengaruhi permintaan jasa pelayanan kesehatan di Kabupaten Madiun. Oleh karena itu penelitian ini berjudul Analisis Permintaan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat.

digilib.uns.ac.id6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh antara pendapatan, biaya kunjungan, jarak, pendidikan, jenis penyakit, waktu pelayanan, umur, jenis kelamin, kelengkapan fasilitas dan pemeriksaan dokter pada permintaan masyarakat terhadap pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Madiun? 2. Bagaimana trend kunjungan masyarakat terhadap Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Kabupaten Madiun? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis dan mengukur besarnya pengaruh pendapatan, biaya kunjungan, jarak, pendidikan, jenis penyakit, waktu pelayanan, umur, jenis kelamin, kelengkapan fasilitas dan pemeriksaan dokter pada permintaan masyarakat terhadap pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Madiun. 2. Untuk mengetahui trend kunjungan masyarakat terhadap Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di Kabupaten Madiun.

digilib.uns.ac.id7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana perilaku dan pilihan yang dilakukan oleh individu atau keluarga untuk mencapai status kesehatan yang optimum yang tercermin pada pemanfaatan (utilization) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun. b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi tentang permasalahan kesehatan pada umumnya dan pelayanan pusat kesehatan masyarakat pada khususnya. c. Bagi pembuat kebijakan, Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah Kabupaten Madiun khususnya Dinas Kesehatan untuk menentukan kebijakan pengembangan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). 2. Manfaat Iptek Penelitian ini akan memberikan sumbangan pustaka dan bukti empiris bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada masalah Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).