BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak


BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian adalah Diabetes Melitus (DM). Di Indonesia DM merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). DM adalah salah satu penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus DM di Indonesia yang berada di urutan ke- 4 setelah negara India, China dan Amerika dengan jumlah Diabetesi sebesar 8,4 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa sekarang ada sekitar 230 juta penderita diabetes. Setiap tahunnya akan bertambah hingga 3 % atau sekitar 7 juta jiwa. Berdasarkan studi populasi penderita diabetes melitus di berbagai negara, Indonesia menempati posisi keempat dengan jumlah penderita sekitar

8,4 juta pada tahun 2000. Diperkirakan, prevalensi diabetes akan terus meningkat bersamaan dengan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan. Pada tahun 2030 di India diprediksi terdapat penderita DM 79,4 juta orang, Cina 42,3 juta, AS 30,3 juta, dan Indonesia 21,3 juta orang. Diabetes Melitus merupakan penyakit penyebab kematian nomor 6 di Indonesia dengan jumlah proporsi kematian sebesar 5,8 % setelah stroke, TB, Hipertensi, cedera dan Perinatal (Riskesdas, 2007). DM disebabkan karena adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya di dalam tubuh manusia. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan tersebut ada yang tidak diketahui (idiopatik) dan ada yang disebabkan oleh gaya hidup/lifestyle seperti pola makan tidak sehat (kurang mengkonsumsi sayur dan buah) serta kurangnya aktifitas fisik dan kegemukan (Kemenkes, 2010). Diabetes Mellitus (DM) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang dapat dilatar belakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan resistensi insulin [Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)]. Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbulah penyakit yang dinamakan dengan Diabetes Mellitus (DM) atau Penyakit Gula atau Penyakit Kencing Manis (Bustan, 2000). Seseorang dikatakan sebagai penyandang Diabetes Melitus bila pada pemeriksaan laboratorium kimia darah, konsentrasi glukosa darah dalam

keadaan puasa (GDP) pagi hari > 126 mg/dl atau glukosa darah sewaktu (GDS) melebihi 200 mg/dl. Seseorang bisa mengalami Diabetes selama bertahun-tahun tanpa mengetahui bahwa orang tersebut sudah terkena DM. Konsentrasi glukosa darah yang tinggi dapat merusak bagian / organ tubuh. Oleh karena itu pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin. Pengendalian DM dilakukan dengan mengusahakan agar konsentrasi glukosa darah mendekati normal sehingga dapat menghentikan atau memperlambat kerusakan pada mata, syaraf, dan ginjal (Goeteng, 2013). Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dalam buku Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus edisi ketiga tahun 2002 menyebutkan, pada tahun 1980 prevalensi diabetes di Indonesia sekitar 1,5-2,3 persen pada penduduk usia 15 tahun ke atas. Pada umumnya prevalensi di daerah pedesaan (rural) lebih rendah dibandingkan kawasan urban. Diperkirakan, prevalensi diabetes di Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 0,7% sedangkan prevalensi DM D/G (Diagnosa oleh tenaga kesehatan atau dengan Gejala) sebesar 1,1%. Prevalensi DM menurut provinsi, berkisar antara 0,4% di Lampung hingga 2,6% di DKI Jakarta. Terdapat 13 provinsi yang mempunyai prevalensi DM lebih tinggi dari angka nasional yaitu 5,7%. Prevalensi penyakit diabetes di Pulau Jawa adalah 4,03% dari jumlah penduduk seluruh Pulau Jawa, yang terdiri dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten. Di Jawa

Tengah, prevalensi diabetes ditemukan lebih besar dari wilayah lainnya (7,8%). Di DI Yogyakarta prevalensi diabetes sebesar 5,4%, sedangkan Jawa Timur prevalensi diabetes sebesar 6,8%, DKI Jakarta 6,6%, Banten 5,3%, prevalensi diabetes paling rendah ditemukan di Jawa Barat yaitu sebesar 4,2%. Diabetes Melitus merupakan gejala-gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia), jumlah hormon insulin yang kurang atau jumlah insulin cukup tetapi kurang efektif (resistensi insulin) merupakan penyebab meningkatnya kadar glukosa darah, sehingga kadar glukosa darah yang tinggi dalam tubuh tidak dapat diserap semua dan tidak dapat digunakan sebagai bahan energi dalam sel tubuh terutama sel otot. Akibatnya seseorang akan kekurangan energi sehingga merasa cepat lelah, banyak makan tetapi berat badan malah menurun, banyak minum dan sering buang air kecil (Waspadji, 2007). Diabetes Mellitus menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh penyakit Diabetes Mellitus. Di Amerika, angka kematian akibat Diabetes Melitus mencapai 200.000 jiwa per tahun. Diabetes juga memberikan pengaruh beban ekonomi yang besar untuk pengobatannya (Tandra, 2007). Ada beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit Diabetes Melitus, antara lain riwayat keluarga, obesitas atau kegemukan, usia, kurangnya aktifitas fisik, merokok, stres, hipertensi, kehamilan, dan yang paling penting adalah pola makan (Dyah, 2011). Berdasarkan data Riskesdas 2007, ada beberapa jenis makanan dan minuman beresiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita suatu

penyakit, yakni jenis makanan atau minuman manis, makanan asin, makanan berlemak, jeroan, makanan dibakar atau dipanggang, minuman berkafein, dan bumbu penyedap. Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk mengetahui Hubungan status gizi dan konsumsi Makanan beresiko terhadap penyakit Diabetes Mellitus pada usia 55-64 tahun di Pulau Jawa ( Analisis Data Riskesdas 2007). 2. Identifikasi Masalah Diabetes Mellitus disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, pekerjaan dan pendidikan, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi adalah obesitas, aktivitas fisik, hipertensi, dan pola makan (Dyah, 2011). Diabetes mellitus berkaitan dengan pola makan atau kebiasaan makan. Pada masalah ini, variabel dependentnya adalah diabetes mellitus yang dipengaruhi oleh variabel independent berupa konsumsi makanan beresiko (minuman manis, makanan asin, makanan berlemak, diawetkan, jeroan, minuman berkafein, dan bumbu penyedap) dan status gizi. 3. Pembatasan Masalah Karena penyakit diabetes mellitus (variabel dependent) disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, pekerjaan, pendidikan (faktor yang tidak dapat dimodifikasi), serta faktor yang

dapat dimodifikasi antara lain, obesitas, aktivitas fisik, hipertensi dan pola makan, maka penelitian ini membatasi variabel independent pada pola konsumsi makan. Data variabel independent tersebut merupakan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007. Penulis memiliki sejumlah keterbatasan, terutama waktu, biaya, tenaga. Menyadari kondisi tersebut dan terutama sesuai dengan kaidah keilmuan, maka permasalahan penelitian ini dibatasi hanya pada masalah hubungan status gizi dan konsumsi makanan beresiko dengan kejadian Diabetes Mellitus pada usia 55-64 tahun di Pulau Jawa. 4. Perumusan Masalah Diabetes Mellitus menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius untuk ditangani, karena jika tidak terkendali akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Faktor gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan diabetes. Kedua hal ini merupakan faktor yang dapat diubah, dengan cara mengubah gaya hidu ke arah gaya hidup sehat. Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di seluruh pulau di Indonesia. Menurut badan pusat statistik tahun 2010, jumlah penduduk di seluruh Pulau Jawa mencapai 136.643.762,45 juta jiwa yang terdiri dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten, sehinggadiprediksikan jumlah penderita Diabetes Melitus juga tinggi. Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah

status gizi dan pola konsumsi makanan beresiko berhubungan terhadap kejadian Diabetes Mellitus pada usia 55-64 tahun di Pulau Jawa. 5. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan status gizi dan konsumsi makanan beresiko dengan kejadian Diabetes Mellitus pada usia 55-64 tahun di Pulau Jawa 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan status gizi di Pulau Jawa. b. Mengidentifikasi jenis makanan beresiko (manis, asin, yang diawetkan, penyedap, berlemak, jeroan, kafein). c. Menganalisis hubungan status gizi dengan kejadian melitus pada usia 55-64 di Pulau Jawa. d. Menganalisis hubungan makanan beresiko dengan kejadian Diabetes Melitus pada usia 55-64 di Pulau Jawa. 6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan pada upaya pencegahan dan penanggulangan Diabetes Mellitus pada lanjut usia sehingga kualitas kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.

2. Manfaat bagi pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan bagi para praktisi kesehatan maupun mahasiswa gizi mengenai hubungan status gizi dan konsumsi makanan beresiko dengan kejadian Diabetes Mellitus pada usia 55-64 tahun di Pulau Jawa (Analisis Data Sekunder Riskesdas tahun 2007). 3. Manfaat bagi Peneliti a. Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah. b. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Mellitus dan komplikasinya.