Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)

IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

1-1.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. oleh Siti nandiroh,haryanto tahun 2009 dengan objek penentuan rute

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Algoritma dijkstra ditemukan oleh Edger Wybe Dijkstra merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. informasi geografi seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Tabel Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa. se-tingkat provinsi di Indonesia yang merpakan peleburan dari

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Oleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012

BAB II DASAR TEORI Rumah Sakit. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi di bidang geografis, informasi dapat ditampilkan dengan lebih

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perancangan dan Pembuatan Sistem Billing Warnet Terpusat dengan Fitur Pencarian Lokasi Terdekat Berbasis SMS dan Web

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJUK RUTE ANGKUTAN KOTA(ANGKOT) DI KOTA MALANG BERBASIS GIS PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tinjauan pustaka merupakan acuan utama pada penelitian. beberapa studi yang pernah dilakukan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan proses perencanaan wilayah dan kota adalah Geographic

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. posisinya sebagai penghasil terbesar komoditi tersebut di tataran nasional serta

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE DJIKSTRA PADA SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JALUR TRANSPORTASI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. AKAKOM yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan Yang dimana

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

BAB I PENDAHULUAN DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk jiwa. Menurut dinas

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara

PENDAHULUAN BAB Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh

BAB 1 PENDAHULUAN. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Mudik merupakan salah satu kegiatan tahunan yang terjadi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG)

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. umum, ditemukan kesulitan untuk memilih kendaraan umum mana saja. kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi

GPS(GLOBAL POSITIONING SYSTEM) DALAM GRAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU PUSAT KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS (Studi Kasus Kota Balikpapan)

Transkripsi:

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial Dosen Pembimbing : Dr. Ing Adang Suhendra SSi, SKom, MSc Nama : Idham Pratama Abstract Aplikasi ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang spesifik dari suatu peta. Sehingga aplikasi ini bisa menentukan jalur terpendek antara dua lokasi aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web, sehingga dapat diakses dengan mudah melalui internet. Dalam aplikasi ini, peta yang ada merupakan peta yang dipindai. Setelah melakukan pemindaian, kemudian dilakukan pengolahan data peta dengan menggunakan GIS. Untuk mengolah data peta tersebut digunakan software GIS yang pada aplikasi ini menggunakan Quantum GIS. Pemilihan software ini dikarenakan bersifat open source, yang software-nya sendiri dapat di-download gratis melalui situs resmi Quantum GIS. Pada aplikasi ini, penulis melakukan dijitasi data berupa data spasial titik dan data spasial garis yang digunakan untuk merepresentasikan lokasi pada peta. Proses dijitasi data spasial menghasilkan data non-spasial yang merupakan basis data dari data spasial. Pada aplikasi ini software basis data yang digunakan adalah PostgreSQL dengan bantuan PostGIS. Kedua software ini merupakan software open source, yang bisa di-download dengan mudah dari situs resmi kedua software tersebut. Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan software GIS, aplikasi ini ditampilkan dalam bentuk halaman web. Sebagai tampilan web, digunakan bantuan Php yang juga merupakan software open source. Aplikasi ini dapat dengan mudah diakses dengan mudah melalui internet oleh siapa saja sehingga dapat memudahkan untuk mencari rute terpendek untuk lokasi yang spesifik.

Pendahuluan Seiring perkembangan teknologi, terutama bidang komputer, membuat kebutuhan komputer semakin meningkat. Komputer sangat bermanfaat sebagai sember informasi melalui media internet. Banyak sekali informasi yang bisa didapatkan melalui internet. Salah satunya adalah informasi mengenai suatu daerah. Dalam kesempatan ini, penulis membuat aplikasi penunjuk arah suatu daerah yang bisa diakses melalui internet. Aplikasi ini merupakan aplikasi penunjuk arah untuk rute terpendek. Peta yang dipakai adalah Jakarta Selatan, yang selanjutnya bisa dikembangkan pada peta-peta lain. Peta Jakarta Selatan pada aplikasi ini merupakan hasil pemindaian dari peta asli yang selanjutnya dapat diolah dengan menggunakan softwaresoftware pembantu. Software-software yang dipakai dalam aplikasi ini bersifat open source, yang artinya dapat kita download gratis pada situs resminya. Aplikasi ini diharapkan dapat menampilkan rute terpendek antara dua lokasi didalam peta. Untuk menampilkan rute terpendek ini, penulis hanya menggunakan lokasi-lokasi yang disimbolkan dengan titik hanya dengan pengolahan jarak pada peta hasil pemindaian dengan bantuan software GIS, bukan dengan jarak sesungguhnya. Untuk permasalahan rute terpendek sendiri, penulis menggunakan algoritma yang sudah umum digunakan untuk permasalahan rute terpendek, yaitu algoritma Dijkstra. Algoritma ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya Edsger Dijkstra. Algoritma ini merupakan algoritma rakus (greedy algorithm) dalam memecahkan permasalah jarak terpendek. Aplikasi ini berbasis web, artinya dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun, selama masih terdapat jaringan internet. User yang ingin mengetahui jarak terpendek dari suatu lokasi menuju lokasi lainnya, dapat melihat secara langsung melalui internet. Selain kemudahan akses, aplikasi ini juga dapat dinikmati cuma-cuma dikarenakan software yang dipakai bersifat open source, tanpa perlu mengeluarkan biaya apapun.

Pembahasan Aplikasi ini merupakan aplikasi GIS berbasis web. Pada aplikasi ini, dipilih QuantumGIS sebagai software pengolah data yang berupa peta, dikarenakan software ini bersifat open source. QuantumGIS digunakan untuk dijitasi data dari peta Jakarta Selatan yang telah dipindai. GIS sendiri terdiri dari dua model data yaitu data spasial dan data non-spasial. Data spasial yang terdapat dalam aplikasi ini adalah : 1. Data spasial titik. Dalam perancangan data spasial titik dalam aplikasi ini adalah menentukan titik-titik yang merupakan penunjuk suatu lokasi. Titik ini menunjukkan lokasi geografi berdasarkan sistem koordinat. Dalam aplikasi ini terdapat 55 titik yang merepresentasikan lokasi yang unik. Dengan koordinat inilah nanti diharapkan dapat mencari jalur terpendek dari satu titik ke titik lainnya. 2. Data spasial garis. Dalam perancangan data spasial garis dalam aplikasi ini adalah untuk menghubungkan antar data spasial titik. Garis merupakan objek yang hanya menghubungkan dua titik. Dalam aplikasi ini terdapat 62 garis yang saling menghubungkan titik satu dengan titik yang lainnya, sehingga membentuk suatu graph tertutup. Garis dalam aplikasi ini tidak digunakan untuk mengukur jarak, dan hanya merupakan alat bantu penunjuk jalur mana saja yang harus dilalui. Data non spasial dalam aplikasi SIG ini adalah data-data yang terdapat dalam tabel. Data ini disimpan dengan menggunakan bantuan software postgresql. Terdapat dua buah tipe data non-spasial, yaitu data yang berhubungan langsung dengan data spasial dan yang tidak berhubungan langsung dengan data spasial. Data non-spasial yang berhubungan langsung dengan data spasial disimpan dalam tabel suatu tabel atribut. Tabel atribut merupakan tabel yang secara otomatis terbentuk pada setiap pembuatan data spasial. Tabel ini digunakan untuk menyimpan atribut-atribut milik data spasial. Minimal terdapat satu atribut yang

pada setiap tabel, yaitu atribut bentuk (shape) yang menunjukkan bentuk representasi grafis dari data yang bersangkutan. Berdasarkan data spasial yang dibuat, maka terbentuk dua tabel atribut yaitu tabel tb_titik dan tabel tb_garis. Pada aplikasi GIS ini juga terdapat data non-spasial yang tidak berhubungan langsung dengan data spasial. Tabel ini merupakan tabel yang digunakan untuk menjelaskan tabel data non-spasial yang berhubungan langsung dengan data spasial. Terdapat dua tabel yang tidak berhubungan langsung dengan data nonspasial dalam aplikasi GIS ini yaitu tabel tb_titik1_detail dan tabel tb_connection. Aplikasi ini menggunakan algoritma Dijkstra untuk menentukan rute terpendek. Algoritma ini digunakan untuk sebuah graf berarah dengan sisi-sisi yang bernilai tak-negatif. Pada aplikasi ini, lokasi-lokasi (titik-titik) pada peta dilambangkan sebagai vertices, sedangkan jarak antar lokasi tersebut dilambangkan sebagai bobot sisi (edge weights), sehingga algoritma Dijkstra bisa dipakai. Pada algoritma ini, panjang lintasan antar lokasi dihitung, yang kemudian diambil jarak terpendek antar dua lokasi tersebut. Proses aplikasi GIS ini dapat digambarkan seperti gambar berikut. QuantumGIS Proses Dijkstra Database menggunakan PostGIS dan PostgreSQL Tampilan End User

Implementasi Antar muka pada aplikasi ini merupakan tampilan halaman web. Web ini mampu menampilkan peta yang terdapat nilai masukkan. Nilai masukkan ini berupa lokasi awal dan lokasi tujuan. Ketika permintaan rute terpendek diproses, aplikasi ini akan menampilkan jalur mana yang akan diambil. Tampilan halaman web ketika proses input dimasukkan

Kesimpulan Aplikasi ini mampu memberikan peta Jakarta Selatan dengan antarmuka berupa web yang digunakan untuk menentukan arah pada Jakarta Selatan. Aplikasi ini juga mampu menampilkan rute terpendek yang dapat dipilih dari suatu lokasi ke lokasi lainnya. Pada aplikasi ini, penulis menyarankan supaya aplikasi ini dapat dikembangkan lagi, bukan hanya sebatas peta Jakarta Selatan. Selain itu, aplikasi ini juga dapat dikembangkan bukan hanya penunjuk arah untuk jalan-jalan protokol, tetapi juga dapat digunakan untuk jalan yang relatif kecil. Aplikasi ini juga dapat dikembangkan dengan memperhitungkan kodisi secara real, dalam artian kondisi kemacetan, lampu merah dan kondisi jalan. Atau bahkan mungkin, aplikasi ini dapat dikembangkan secara real-time, dengan bantuan satelit seperti GPS (Global Positioning System)