1 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN DAN KELENTUKA(FLEKSIBILITY) OTOT PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGODEDALI SURABAYA Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA ABSTRAK Lansia mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun, meskipun aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak otot. Sekalipun lansia dengan gangguan kesehatan kronis atau hanya menderita gejala proses penuaan melakukan latihan fisik di pinggang. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan sakroiliakal. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Rancangan pra eksperimen menggunakan " One Group pra Test and Post Test design ". Sampel sebanyak 2 responden, pengambilan menurut kriteria inklusi. Variabel independen adalah latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung dan variabel dependen adalah tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah. Pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia dengan P =, dan nilai signifikan,5 menunjukkan H1 diterima untuk menunjukkan adanya pengaruh dari latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia karena latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung membantu efek otot fleksi lansia dari spasme otot jadi dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Diharapkan penelitian ini digunakan respons dan yang mana kebanyakan lansia untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kata kunci:latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung, nyeri punggung bawah, lansia ABSTRACT The elderly lessen their physical activities after pension, although daily activity need many muscle. Even elders with chronic health disorder or just suffering symptom of aging process admit do physical exercise in hip. Low back pain is feeling of area pain inbone lumbal sakral and sakroiliakal. Purpose of this study was explaining influence strength and flexibility exercise to degradationof low back pain of elderly in Nursing Home Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Design was Pre Experimental by using " One Group pra Test and Post Test design ". Number of sample 2 respondent, take according inclusion criteria. The sampling used purposive sampling. Independent Variable was strength and flexibility exercise and dependent variable was low back pain for elderly. Data collection used interview. Data analyze used Wilcoxon Signed Rank Test. Result showed that strength and flexibility exercise to decrease low back pain for elderly with p value =, and significant value,5 meaning H1 accepted to mean the existence of influence of practice of strength and flexibility exercise to decrease of low back pain for elder. Giving of practice of strength and flexibility exercise can decrease low back painin for elder because of strength and flexibility exercise assist elderly flexy muscle effect of muscle spasm so that can decrease low back pain. For research inherein after expected touse responder which is more with in old one stoget result of accurate. Key word: strength and flexibility exercise, Low BackPain, Elderly
2 PENDAHULUAN Penduduk lansia merupakan salah satu kelompok penduduk yang potensial menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu pada usia dekade kedua dan insiden tinggi dijumpai pada dekade kelima (Mardjono & Sidharta, 28). Menurut The International for the Study of Pain (IASP), yang termasuk diciptakan suatu kondisi fisik maupun low back pain adalah nyeri yang dibatasi nonfisik yang kondusif untuk pembinaan kesejahteraannya. Pada hakikatnya, kaum lansia di berbagai negara termasuk Indonesia tidak hanya diharapkan berumur panjang, namun juga dapat menikmati masa tuanya dengan sehat, bahkan berdaya guna bagi pembangunan. Salah satu masalah fisik sehari hari yang sering ditemukan pada lansia adalah nyeri punggung bawah atau LBP (Bandiyah, 29). Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang (Idyan,27). LBP merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan usia. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan mereka daerah superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosessus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang ditarik dari vertebrata thorakal terakhir, daerah inferior oleh garis transversal imajiner melalui ujung processus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang di tarik dari batas lateral spina lumbalis (Guyton,24). Pada studi pendahuluan di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 2 February 215 terdapat 5 orang lansia yang terdapat mengalami nyeri punggung bawah 3 dari lansia mengatasi nyeri dengan mengkonsumsi obat dan 2 diantaranya diabiarkan saja atau dibawa tidur, tetapi sangat jarang untuk melakukan
3 latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung secara otomatis akan melatih kekuatan otot punggung dan otot panggul, kemudian otot menjadi kuat dan lentur sehinnga nyeri akibat spasme otot ditekan sedemikianrupa. Keterangan K : Subjek ( Lansia) O : Observasi (tingkat nyeri sebelum latihan) I : Intervensi (intervensi senam) OI : Observasi (observasi tingkat nyeri sesudah) Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah probality sampling tipe random sampling yaitu dengan cara semua METODE PENELITIAN Desain ini adalah untuk pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah lansia didata terlebih dahulu untuk mengatahui tingkat nyerinya punggung bawah. Setelah itu hasil yang diperoleh untuk lansia yang menderita nyeri punggung pada lansia, menggunakan desain pra bawah diberi perlakuan terapi. Variabel eksperimen dengan rancangan One Group pra Test and Post Test design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi setelah intervensi. independen pada penelitian ini adalah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat nyeri punggung bawah pada lansia. Instrument yang digunakan pada penelitian Subjek Pra Perlakuan Pasca_tes K O I OI Waktu 1Waktu 2 Waktu 3 ini adalah wawancara dan lembar observasi skala nyeri (VAS). Wawancara yang berisi :
4 usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah diderita. berusia 6-74 tahun dan 8 orang (42,1%) berusia 45-59 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.2 Data Umum penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 19 orang. Di dalam data umum akan disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah di derita, 1. usia responden Tabel 5.1 Tabel karakteristik usia responden Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 45-59 tahun 8 42.1 6-74 tahun 75-9 tahun 11 57.9 >91 tahun Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 11 orang (57,9%) 2. jenis kelamin Tabel 5.2 Tabel karakteristik jenis kelamin Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Laki-laki Wanita 19 1 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 19 orang (1%) berjenis kelamin wanita. 3. riwayat pekerjaan Tabel 5.3 Tabel karakteristik pekerjaan Lansia di Panti Jompo Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Pegawai 3 15.8 Swasta 5 26.3 Petani 6 31.6 tidak bekerja 5 26.3 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 6 orang (31,6%)
5 sebagai petani, 5 orang (26,3%) sebagai swasta, 5 orang (26,3%) tidak bekerja, 3 orang (15,8%) sebagai pegawai. 4. riwayat penyakit Tabel 5.4 Tabel karakteristik penyakit Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Diabetes 5 26.3 mellitus Rematik 7 36.8 Hipertensi 7 36.8 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat hipertensi, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat penyakit rematik, 5 orang (26,3%) mengalami riwayat diabetes melitus. 5. nyeri yang diderita Tabel 5.5 Tabel karakteristik nyeri yang diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Kaki 7 36.8 Tangan 5 26.3 Punggung 7 36.8 Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada kaki, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada punggung, 5 orang (26,3%) mengalami nyeri pada tangan. 6. sebab nyeri Tabel 5.6 Tabel karakteristik sebab nyeri diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 berjalan jauh 9 47.4 duduk terlalu 4 21.1 lama berdiri terlalu 6 31.6 lama Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 9 orang berjalan jauh (47,4%), 6 orang (31.6%) berdiri lama, 4 orang (21.1%) duduk terlalu lama. 7. pelaksanaan nyeri Tabel 5.7 Tabel karakteristik pelaksanaan nyeri Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215
6 mendengarkan 3 15.8 musik meminum obat 9 47.4 nyeri mengubah 7 36.8 posisi yang tidak nyeri Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 9 orang meminum obat nyeri (47,4%), 7 orang (36,8%) mengubah posisi yang tidak nyeri, 3 orang (15.8%) mendengarkan musik. 5.1.3 Data Khusus Data khusus menyajikan tentang karakteristik nyeri responden sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan kelentukan diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. 1. pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) Tabel 5.8 Tabel karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 nyeri ringan 1 52.6 nyeri sedang 8 42.1 nyeri berat nyeri paling hebat 1 5.3 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 1 orang mengalami nyeri ringan (52,6%), 8 orang (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami berat. 2. post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah) Tabel 5.9 Tabel karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah) Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 tidak nyeri 5 26.3 nyeri ringan 13 68.4 nyeri sedang nyeri berat nyeri paling 1 5.3 hebat Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri
7 sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri berat. terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah i punggung bawah sebelum an kekuatan dan kelentukan punggung 3. Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Tabel 5.1 Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung sebelum dan sesudah di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada Tanggal 26 Mei 215-3 Juni 215, dengan jumlah responden 2 orang. Nyeri punggung bawah sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung N Median (minimun-maksimum) pada pada lansia sebelum dan sesudah 19 2 (2-4), dilakukan terapi.yang ditunjukkan pada Nyeri punggung bawah sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung 19 2 (1-3) informasi rerata sebelum dan sesudah Tabel 5.11 Hasil analisis uji wilcoxon dengan tambahan informasi rerata dan simpang baku dilakukan terapi bahwa ada pengaruh ( <,5). Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign Test pada tabel 5.11 juga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah diberikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung (2,1 > 1,79). 5.2.3 Pengaruh nyeri punggung sebelum N Median Rerata s.b. (minimun-maksimum) dan sesudah dilakukan latihan kekuatan 19 2 (2-4) 2,1,612, dan kelentukan otot punggung pada i punggung bawah sebelum an kekuatan dan kelentukan 19 1 (1-3) 1,79,535 lansia di panti Tresna Werdha punggung Hargodedali Surabaya Uji wilcoxon Dari hasil penelitian dapat diketahui Berdasarkan hasil tabel 5.1 dapat bahwa nilai rerata nyeri punggung pada disimpulkan bahwa -value =,, hal ini lansia sebelum latihan kekuatan dan menunjukkan bahwa Pengaruh latihan kelentukan otot punggung yaitu 2,1 dan kekuatan dan kelentukan otot punggung
8 rerata nyeri punggung bawah pada lansia sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung menjadi 1,79. Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas nyeri punggung pada lansia sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah nyeri ringan 1 responden (52.6%), 8 responden (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami hebat. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri hebat. Penguatan otot juga dapat memberikan kebugaran tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh (Ambar, 29).Dengan melakukan olahraga dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional. Bahkan dari berbagai penelitian penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner (Darmojo 2). Latihan kekuatan dan kelentukan/ olah raga dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi berhubungan dengan aktivitas nitrit oksida (NO) meskipun dengan pertambahan umur terjadi penurunan aktivitas NO, tapi dengan aktivitas fisik teratur bisa memproduksi NO yang ada dalam tubuh yang bisa merileksasikan pembuluh darah sehingga bisa melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah. aliran darah yang bersifat bergelombang yang mendorong produksi nitrit oksida (NO) serta merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive relaxing factor (EDRF), yang merileksi dan melebarkan pembuluh darah (Dede, 22). Latihan kekuatan dan kelentukan /olah raga pada penderita DM menunjukan bahwa latihan Latihan kekuatan akan mengalami mekanisme regulasi dan kelentukan otot punggung /olah raga dapat mengeliminasi berbagai resiko ambilan glukosa disebabkan adanya pelepasan bradikinin yang dipacu oleh
9 insulin pada otot yang sedang bergerak, sehingga ambilan glukosa oleh otot bertambah dan ambilan glukosa oleh otot yang tidak berkontraksi ikut meningkat (Short et al., 23) sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Salah satu manfaat olahraga adalah perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. ( Margatan, 2). Manfaat dari latihan peregangan adalah mengoptimalkan gerak otot dan sendi, meningkatkan kebugaran jasmani, mengurangi risiko cidera otot dan sendi, dan mengurangi ketegangan dan nyeri otot. (Depkes, 23). 5.2 Keterbatasan Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Pada penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah: 1. Pengumpulan data memungkinkan responden menjawab dengan tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud karena faktor usia sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif. 2. Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain subyek penelitian yang digunakan sejumlah 2 lansia. Jumlah tersebut termasuk kecil bila digunakan untuk menganalisis populasi PENUTUP Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian. 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil temuan hasil penelitian dan hasil pengujian pada pembahasan yang dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat nyeri punggung bawah lansia sebelum mengikuti latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung di panti jompo
1 Hargodedali Surabaya lebih dominan mengalami nyeri ringan dan dan nyeri sedang. 2. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung ada dampak penurunan nyeri sedang ke nyeri lebih ringan 3. Ada pengaruh latihan dan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya 6.2 Saran 1. Bagi (Lansia) Sebaiknya lebih memahami pentingnya untuk latihan dan kelentukan otot punggung dan memahami manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri punggung bawah. 2. Bagi Profesi Sebagai perawat dapat menegembangkan dan berpartisipasi dalam meningkatan pelayanan komunitas gerontik untuk mengetahui pentingnya berolah raga dalam penururan tingkat nyeri 3. Bagi instansi (Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya) Perlu memerhatikan kondisi lansia dan mendengarkan keluhan setiap lansia agar selalu membina lansia dalam meghadapi masalah, khususnya dalam penanganan nyeri untuk mendungkung sarana dan prasarana dalam melakukan olah raga. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadikan mengembangkan dan sebagai alat literatur selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Alter, M.J. (28). 3 Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: Rajagrafindo Persada Bandiyah, S. (29). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Muha Medika. Bimaariotejo. (29). Low-Back-Pain. Http//:www.orthoinfoaaos.org. Diunduh 25 February 215. Bull, E., & Archard, G. (25). Simple Guide: Nyeri Punggung. Jakarta: Erlangga.
11 Dahlan, S. M. (211). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Davies, K. (27). Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. Jakarta: Erlangga. Karim. F. (25). Panduan Kesehatan Olah Raga Bagi Petugas Kesehatan Depkes RI Jakarata: Salemba Lumbantobing, S.M, dan Arjatmo, T. 29. Nyeri Pinggang III: Penatalaksanaan. FK UI. Jakarta. Nugroho. A. (28). Hidup Sehat Di Usia Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka Nursalam. (28). Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Prasetyo, S. N. (21). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Graha Ilmu: Yogyakarta. Stanley, Mickey. (26). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Sunarto, (25). Latihan pada Penderita Nyeri Punggung Bawah. Medika Jwalita ed.iii Tamher. S. Noorkasimi (29). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Tunjung, R. (29). Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas. Watson. (25). Perawatan Lansia Jakarta : EGC Wicaksono. F. (211). Pendidikan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing Widodo. (21). Lansia: Sehat dan Bugar. Yogyakarta: Kreasi Wacana Putri, P. 21. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah. http://eprints.undip.ac.id/23653/ 1/Putri_P.pdf. Diakses 3April 215 Setiadi. (27). Metodologi Penelitian. Jogjakarta : Graha Ilmu Setya. S. (21). Konsep Dan Proses KePerawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu Sidharta, P. (25). Sakit Neuromuskoleskeletal. PT Dian Rakyat. Jakarta.