Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Latihan Fleksi William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia RW 2 Desa Kedungkandang Malang

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN LOW BACK PAIN PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANGSERANG KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA

PENURUNAN KELUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA MELALUI SENAM LANSIA DECREASING JOINT PAIN TO ELDERLY THROUGH ELDERLY EXERCISE ABSTRAK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

PERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

PENGARUH RUTINITAS SENAM REMATIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI

PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

PENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING)

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

BAB I PENDAHULUAN. LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara

PENGARUH SENAM TERA TERHADAP KADAR GULA DARAH LANSIA DENGAN DIABETES MELITUS DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI GRAHA WERDHA MARIE JOSEPH PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

BAB I PENDAHULUAN. seimbang akan mempengaruhi rasio lingkar pinggang pinggul menjadi

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pre-test and post-test with control group

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

Transkripsi:

1 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN DAN KELENTUKA(FLEKSIBILITY) OTOT PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGODEDALI SURABAYA Joel karo karo STIKES HANG TUAH SURABAYA ABSTRAK Lansia mengurangi kegiatan fisik mereka sesudah pensiun, meskipun aktivitas sehari-hari membutuhkan banyak otot. Sekalipun lansia dengan gangguan kesehatan kronis atau hanya menderita gejala proses penuaan melakukan latihan fisik di pinggang. Nyeri punggung bawah ialah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan sakroiliakal. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap penurunan tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Rancangan pra eksperimen menggunakan " One Group pra Test and Post Test design ". Sampel sebanyak 2 responden, pengambilan menurut kriteria inklusi. Variabel independen adalah latihan Kekuatan dan kelentukan otot punggung dan variabel dependen adalah tingkat nyeri pada lansia dengan nyeri punggung bawah. Pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data menggunakan Tes Wilcoxon Signed Rank. Hasil menunjukkan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia dengan P =, dan nilai signifikan,5 menunjukkan H1 diterima untuk menunjukkan adanya pengaruh dari latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung untuk menurunkan nyeri punggung bawah terhadap lansia karena latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung membantu efek otot fleksi lansia dari spasme otot jadi dapat menurunkan nyeri punggung bawah. Diharapkan penelitian ini digunakan respons dan yang mana kebanyakan lansia untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kata kunci:latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung, nyeri punggung bawah, lansia ABSTRACT The elderly lessen their physical activities after pension, although daily activity need many muscle. Even elders with chronic health disorder or just suffering symptom of aging process admit do physical exercise in hip. Low back pain is feeling of area pain inbone lumbal sakral and sakroiliakal. Purpose of this study was explaining influence strength and flexibility exercise to degradationof low back pain of elderly in Nursing Home Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Design was Pre Experimental by using " One Group pra Test and Post Test design ". Number of sample 2 respondent, take according inclusion criteria. The sampling used purposive sampling. Independent Variable was strength and flexibility exercise and dependent variable was low back pain for elderly. Data collection used interview. Data analyze used Wilcoxon Signed Rank Test. Result showed that strength and flexibility exercise to decrease low back pain for elderly with p value =, and significant value,5 meaning H1 accepted to mean the existence of influence of practice of strength and flexibility exercise to decrease of low back pain for elder. Giving of practice of strength and flexibility exercise can decrease low back painin for elder because of strength and flexibility exercise assist elderly flexy muscle effect of muscle spasm so that can decrease low back pain. For research inherein after expected touse responder which is more with in old one stoget result of accurate. Key word: strength and flexibility exercise, Low BackPain, Elderly

2 PENDAHULUAN Penduduk lansia merupakan salah satu kelompok penduduk yang potensial menjadi masyarakat rentan, sehingga perlu pada usia dekade kedua dan insiden tinggi dijumpai pada dekade kelima (Mardjono & Sidharta, 28). Menurut The International for the Study of Pain (IASP), yang termasuk diciptakan suatu kondisi fisik maupun low back pain adalah nyeri yang dibatasi nonfisik yang kondusif untuk pembinaan kesejahteraannya. Pada hakikatnya, kaum lansia di berbagai negara termasuk Indonesia tidak hanya diharapkan berumur panjang, namun juga dapat menikmati masa tuanya dengan sehat, bahkan berdaya guna bagi pembangunan. Salah satu masalah fisik sehari hari yang sering ditemukan pada lansia adalah nyeri punggung bawah atau LBP (Bandiyah, 29). Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang (Idyan,27). LBP merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan usia. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan mereka daerah superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosessus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang ditarik dari vertebrata thorakal terakhir, daerah inferior oleh garis transversal imajiner melalui ujung processus spinosus dari vertebrata sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal yang di tarik dari batas lateral spina lumbalis (Guyton,24). Pada studi pendahuluan di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 2 February 215 terdapat 5 orang lansia yang terdapat mengalami nyeri punggung bawah 3 dari lansia mengatasi nyeri dengan mengkonsumsi obat dan 2 diantaranya diabiarkan saja atau dibawa tidur, tetapi sangat jarang untuk melakukan

3 latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung. Pemberian latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung secara otomatis akan melatih kekuatan otot punggung dan otot panggul, kemudian otot menjadi kuat dan lentur sehinnga nyeri akibat spasme otot ditekan sedemikianrupa. Keterangan K : Subjek ( Lansia) O : Observasi (tingkat nyeri sebelum latihan) I : Intervensi (intervensi senam) OI : Observasi (observasi tingkat nyeri sesudah) Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah probality sampling tipe random sampling yaitu dengan cara semua METODE PENELITIAN Desain ini adalah untuk pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah lansia didata terlebih dahulu untuk mengatahui tingkat nyerinya punggung bawah. Setelah itu hasil yang diperoleh untuk lansia yang menderita nyeri punggung pada lansia, menggunakan desain pra bawah diberi perlakuan terapi. Variabel eksperimen dengan rancangan One Group pra Test and Post Test design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi setelah intervensi. independen pada penelitian ini adalah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung pada lansia di Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat nyeri punggung bawah pada lansia. Instrument yang digunakan pada penelitian Subjek Pra Perlakuan Pasca_tes K O I OI Waktu 1Waktu 2 Waktu 3 ini adalah wawancara dan lembar observasi skala nyeri (VAS). Wawancara yang berisi :

4 usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah diderita. berusia 6-74 tahun dan 8 orang (42,1%) berusia 45-59 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.2 Data Umum penelitian ini adalah lansia yang berjumlah 19 orang. Di dalam data umum akan disajikan tabel karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat pekerjaan, penyakit yang pernah di derita, 1. usia responden Tabel 5.1 Tabel karakteristik usia responden Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 45-59 tahun 8 42.1 6-74 tahun 75-9 tahun 11 57.9 >91 tahun Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 11 orang (57,9%) 2. jenis kelamin Tabel 5.2 Tabel karakteristik jenis kelamin Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Laki-laki Wanita 19 1 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 19 orang (1%) berjenis kelamin wanita. 3. riwayat pekerjaan Tabel 5.3 Tabel karakteristik pekerjaan Lansia di Panti Jompo Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Pegawai 3 15.8 Swasta 5 26.3 Petani 6 31.6 tidak bekerja 5 26.3 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 6 orang (31,6%)

5 sebagai petani, 5 orang (26,3%) sebagai swasta, 5 orang (26,3%) tidak bekerja, 3 orang (15,8%) sebagai pegawai. 4. riwayat penyakit Tabel 5.4 Tabel karakteristik penyakit Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Diabetes 5 26.3 mellitus Rematik 7 36.8 Hipertensi 7 36.8 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat hipertensi, 7 orang (36,8%) mengalami riwayat penyakit rematik, 5 orang (26,3%) mengalami riwayat diabetes melitus. 5. nyeri yang diderita Tabel 5.5 Tabel karakteristik nyeri yang diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 Kaki 7 36.8 Tangan 5 26.3 Punggung 7 36.8 Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada kaki, 7 orang (36,8%) mengalami nyeri pada punggung, 5 orang (26,3%) mengalami nyeri pada tangan. 6. sebab nyeri Tabel 5.6 Tabel karakteristik sebab nyeri diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 berjalan jauh 9 47.4 duduk terlalu 4 21.1 lama berdiri terlalu 6 31.6 lama Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 9 orang berjalan jauh (47,4%), 6 orang (31.6%) berdiri lama, 4 orang (21.1%) duduk terlalu lama. 7. pelaksanaan nyeri Tabel 5.7 Tabel karakteristik pelaksanaan nyeri Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215

6 mendengarkan 3 15.8 musik meminum obat 9 47.4 nyeri mengubah 7 36.8 posisi yang tidak nyeri Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 9 orang meminum obat nyeri (47,4%), 7 orang (36,8%) mengubah posisi yang tidak nyeri, 3 orang (15.8%) mendengarkan musik. 5.1.3 Data Khusus Data khusus menyajikan tentang karakteristik nyeri responden sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan kelentukan diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya. 1. pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) Tabel 5.8 Tabel karakteristik pre latihan kekuatan dan kelentukan (sebelum) diderita Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 nyeri ringan 1 52.6 nyeri sedang 8 42.1 nyeri berat nyeri paling hebat 1 5.3 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari Hargodedali Surabaya, 1 orang mengalami nyeri ringan (52,6%), 8 orang (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami berat. 2. post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah) Tabel 5.9 Tabel karakteristik post latihan kekuatan dan kelentukan (sesudah) Lansia di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada tanggal 26 Mei 3 Juni 215 tidak nyeri 5 26.3 nyeri ringan 13 68.4 nyeri sedang nyeri berat nyeri paling 1 5.3 hebat Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 19 responden di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya, 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri

7 sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri berat. terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah i punggung bawah sebelum an kekuatan dan kelentukan punggung 3. Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah pada pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Tabel 5.1 Pengaruh latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung sebelum dan sesudah di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya pada Tanggal 26 Mei 215-3 Juni 215, dengan jumlah responden 2 orang. Nyeri punggung bawah sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung N Median (minimun-maksimum) pada pada lansia sebelum dan sesudah 19 2 (2-4), dilakukan terapi.yang ditunjukkan pada Nyeri punggung bawah sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung 19 2 (1-3) informasi rerata sebelum dan sesudah Tabel 5.11 Hasil analisis uji wilcoxon dengan tambahan informasi rerata dan simpang baku dilakukan terapi bahwa ada pengaruh ( <,5). Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign Test pada tabel 5.11 juga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri punggung bawah diberikan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung (2,1 > 1,79). 5.2.3 Pengaruh nyeri punggung sebelum N Median Rerata s.b. (minimun-maksimum) dan sesudah dilakukan latihan kekuatan 19 2 (2-4) 2,1,612, dan kelentukan otot punggung pada i punggung bawah sebelum an kekuatan dan kelentukan 19 1 (1-3) 1,79,535 lansia di panti Tresna Werdha punggung Hargodedali Surabaya Uji wilcoxon Dari hasil penelitian dapat diketahui Berdasarkan hasil tabel 5.1 dapat bahwa nilai rerata nyeri punggung pada disimpulkan bahwa -value =,, hal ini lansia sebelum latihan kekuatan dan menunjukkan bahwa Pengaruh latihan kelentukan otot punggung yaitu 2,1 dan kekuatan dan kelentukan otot punggung

8 rerata nyeri punggung bawah pada lansia sesudah latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung menjadi 1,79. Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas nyeri punggung pada lansia sebelum latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah nyeri ringan 1 responden (52.6%), 8 responden (42,1%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami hebat. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung adalah 13 orang mengalami nyeri ringan (68,4%), 5 orang (26,3%) nyeri sedang, 1 orang (5.3%) mengalami nyeri hebat. Penguatan otot juga dapat memberikan kebugaran tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh (Ambar, 29).Dengan melakukan olahraga dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional. Bahkan dari berbagai penelitian penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner (Darmojo 2). Latihan kekuatan dan kelentukan/ olah raga dapat menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi berhubungan dengan aktivitas nitrit oksida (NO) meskipun dengan pertambahan umur terjadi penurunan aktivitas NO, tapi dengan aktivitas fisik teratur bisa memproduksi NO yang ada dalam tubuh yang bisa merileksasikan pembuluh darah sehingga bisa melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah. aliran darah yang bersifat bergelombang yang mendorong produksi nitrit oksida (NO) serta merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive relaxing factor (EDRF), yang merileksi dan melebarkan pembuluh darah (Dede, 22). Latihan kekuatan dan kelentukan /olah raga pada penderita DM menunjukan bahwa latihan Latihan kekuatan akan mengalami mekanisme regulasi dan kelentukan otot punggung /olah raga dapat mengeliminasi berbagai resiko ambilan glukosa disebabkan adanya pelepasan bradikinin yang dipacu oleh

9 insulin pada otot yang sedang bergerak, sehingga ambilan glukosa oleh otot bertambah dan ambilan glukosa oleh otot yang tidak berkontraksi ikut meningkat (Short et al., 23) sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Salah satu manfaat olahraga adalah perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. ( Margatan, 2). Manfaat dari latihan peregangan adalah mengoptimalkan gerak otot dan sendi, meningkatkan kebugaran jasmani, mengurangi risiko cidera otot dan sendi, dan mengurangi ketegangan dan nyeri otot. (Depkes, 23). 5.2 Keterbatasan Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Pada penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah: 1. Pengumpulan data memungkinkan responden menjawab dengan tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud karena faktor usia sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif. 2. Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain subyek penelitian yang digunakan sejumlah 2 lansia. Jumlah tersebut termasuk kecil bila digunakan untuk menganalisis populasi PENUTUP Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian. 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil temuan hasil penelitian dan hasil pengujian pada pembahasan yang dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat nyeri punggung bawah lansia sebelum mengikuti latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung di panti jompo

1 Hargodedali Surabaya lebih dominan mengalami nyeri ringan dan dan nyeri sedang. 2. Setelah dilakukan latihan kekuatan dan kelentukan otot punggung ada dampak penurunan nyeri sedang ke nyeri lebih ringan 3. Ada pengaruh latihan dan kekuatan dan kelentukan otot punggung terhadap tingkat nyeri di panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya 6.2 Saran 1. Bagi (Lansia) Sebaiknya lebih memahami pentingnya untuk latihan dan kelentukan otot punggung dan memahami manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri punggung bawah. 2. Bagi Profesi Sebagai perawat dapat menegembangkan dan berpartisipasi dalam meningkatan pelayanan komunitas gerontik untuk mengetahui pentingnya berolah raga dalam penururan tingkat nyeri 3. Bagi instansi (Panti Tresna Werdha Hargodedali Surabaya) Perlu memerhatikan kondisi lansia dan mendengarkan keluhan setiap lansia agar selalu membina lansia dalam meghadapi masalah, khususnya dalam penanganan nyeri untuk mendungkung sarana dan prasarana dalam melakukan olah raga. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menjadikan mengembangkan dan sebagai alat literatur selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Alter, M.J. (28). 3 Teknik Peregangan Olahraga. Jakarta: Rajagrafindo Persada Bandiyah, S. (29). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Muha Medika. Bimaariotejo. (29). Low-Back-Pain. Http//:www.orthoinfoaaos.org. Diunduh 25 February 215. Bull, E., & Archard, G. (25). Simple Guide: Nyeri Punggung. Jakarta: Erlangga.

11 Dahlan, S. M. (211). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Davies, K. (27). Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. Jakarta: Erlangga. Karim. F. (25). Panduan Kesehatan Olah Raga Bagi Petugas Kesehatan Depkes RI Jakarata: Salemba Lumbantobing, S.M, dan Arjatmo, T. 29. Nyeri Pinggang III: Penatalaksanaan. FK UI. Jakarta. Nugroho. A. (28). Hidup Sehat Di Usia Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka Nursalam. (28). Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Prasetyo, S. N. (21). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Graha Ilmu: Yogyakarta. Stanley, Mickey. (26). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Sunarto, (25). Latihan pada Penderita Nyeri Punggung Bawah. Medika Jwalita ed.iii Tamher. S. Noorkasimi (29). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Tunjung, R. (29). Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas. Watson. (25). Perawatan Lansia Jakarta : EGC Wicaksono. F. (211). Pendidikan Jasmani Olah Raga Dan Kesehatan. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing Widodo. (21). Lansia: Sehat dan Bugar. Yogyakarta: Kreasi Wacana Putri, P. 21. Pengaruh Postur dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah. http://eprints.undip.ac.id/23653/ 1/Putri_P.pdf. Diakses 3April 215 Setiadi. (27). Metodologi Penelitian. Jogjakarta : Graha Ilmu Setya. S. (21). Konsep Dan Proses KePerawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu Sidharta, P. (25). Sakit Neuromuskoleskeletal. PT Dian Rakyat. Jakarta.