BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis menduduki peringkat paling sulit yang dirasakan oleh siswa. Hal tersebut juga pernah diakui oleh Nurgiyantoro (2001:296) yang mengemukakan bahwa dibandingkan dengan tiga kemampuan lainya, kemampuan menulis lebih sulit untuk dikuasai, bahkan untuk penutur bahasa yang bersangkutan sekalipun. Demikian juga dengan hasil wawancara dengan beberapa guru bahasa Indonesia khusunya jenjang SMP yang menunjukkan bahwa umumnya hambatan atau kesulitan dalam pembelajaran menulis memang dialami siswa. Hambatan yang dimaksud di antaranya adalah siswa kesulitan dalam: (1) menemukan ide atau gagasan, (2) mengembangkan gagasan menjadi tulisan yang utuh, (3) menggunakan bahasa yang efektif, (4) mengaplikasikan EYD, dan (5) menulis kalimat dengan penggunaan kata dan struktur kalimat yang benar. Sulitnya menguasai kemampuan menulis bukanlah wacana baru dalam dunia pendidikan. Sudah banyak yang melakukan penelitian untuk menemukan alternatif jawaban sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Misalnya, penelitian mengenai karangan narasi yang dilakukan oleh Aprianti (2012) dengan judul Penerapan Strategi BBM dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh keterampilan menulis siswa yang rendah. Aprianti (2012:1) mengatakan bahwa rendahnya keterampilan menulis siswa dapat dilihat dari hasil karya tulis siswa, di antaranya bahasa yang digunakan kurang baik dan benar, kalimat yang dipakai kurang efektif, tulisan yang tidak sistematis, dan pemilihan diksi yang kurang tepat. Salah satu alasan mengapa fenomena tersebut terjadi dapat dikaitkan dengan yang pernah dijelaskan oleh Tarigan (2008:8) bahwa menulis bukanlah proses yang misterius, tetapi merupakan seni yang dapat diajarkan dan dipelajari, khususnya dalam pembelajaran bahasa yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Namun, menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan 1
2 khusus dan pengajaran langsung menjadi penulis. Dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa yaitu faktor kurangnya pengalaman dan latihan menulis di sekolah. Berkaitan dengan perihal pembelajaran menulis di sekolah, Yamin (2011: 5) pernah mengungkapkan sebuah konsep tentang proses KBM di kelas. Yamin mengungkapkan bahwa membelajarkan adalah membantu seseorang berpikir secara benar dengan membiarkan ia berpikir sendiri. Pendapat ini secara tidak langsung mengingatkan guru agar lebih berhati-hati dan kreatif memilih pendekatan, teknik/metode, dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam hal ini yang berkaitan dengan pembelajaran menulis. Memang, keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru memilih dan mengaplikasikan berbagai pendekatan, metode/teknik, dan media dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membuat siswa merasa aman serta bebas dari rasa takut. Guru harus bisa memberikan siswa pengalaman belajar yang tidak terlupakan dan membantu siswa merasa berhasil dalam mempelajari sesuatu. Dalam pelajaran menulis, guru harus bisa membuat siswa berhasil menulis sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa cara untuk meminimalisasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran menulis adalah memilih (1) pendekatan, (2) teknik/metode, dan (3) media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran menulis. Jika dikaitkan dengan beberapa permasalahan dalam pembelajaran menulis seperti yang disebutkan di atas, yang akan menampakkan kontribusi langsung dalam proses pembelajaran adalah perihal penggunaan teknik/metode pembelajaran, karena penggunaan suatu teknik/metode pembelajaran akan memengaruhi tahapan-tahapan dalam alur KBM di kelas. Hal tersebut akan berdampak langsung pada pengalaman belajar siswa dalam melakukan, menyerap, maupun memahami suatu konsep materi. Dilatarbelakangi oleh argumen tersebut,
3 sebagai pembuktian, dibutuhkan sebuah penilitian untuk melihat efektivitas penggunaan sebuah metode dalam pembelajaran menulis. Dalam penelitian yang akan dilakukan, kompetensi dasar yang akan dipilih adalah menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Kenyataannya, pada pembelajaran menulis petunjuk, tidak semua siswa mampu menceritakan sebuah petunjuk secara kronologi dengan bahasa yang baik dan benar. Akibatnya, sebuah petunjuk sukar untuk dipahami. Sementara itu, menulis dan memahami petunjuk merupakan aktivitas yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang dikenal dengan metode examples nonexamples. Jika diterjemahkan, metode tersebut menjadi metode contoh (dan) bukan contoh. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode ini berangkat dari contoh, baik itu contoh yang benar maupun contoh yang salah. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah dalam membandingkan dan memahami konsep yang berhubungan dengan penulisan sebuah petunjuk. Sebelumnya, penelitian perihal menulis petunjuk sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela pada tahun 2010 dengan judul Penggunaan Media Fingerpaint dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media Fingerpaint dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis petunjuk dengan urutan yang tepat dan bahasa yang efektif. Sementara itu, penerapan metode examples nonexamples dalam pembelajaran juga sudah pernah diteliti oleh Utami pada tahun 2011 dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Argumentasi dengan Metode Examples Nonexamples. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode examples nonexamples dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Penelitian lain yang juga terkait dengan metode ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Examples Nonexamples dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep HAM pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan oleh Dewi pada
4 tahun 2010. Hasilnya adalah sebagian besar kesulitan siswa dalam memahami konsep HAM dapat teratasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan sebuah eksperimen dengan mencobakan metode examples nonexamples pada pembelajaran menulis petunjuk. Penulis memutuskan untuk melakukan penilitian dengan judul Penerapan Metode Examples Nonexamples dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014). B. Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Siswa mengalami kesulitan dalam menguraikan ide menjadi tulisan dengan bahasa yang baik dan benar. b. Siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan petunjuk melakukan sesuatu secara rinci dan tepat. c. Siswa mengalami kesulitan dalam merangkai bahasa yang efektif. 2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut. a. Kemampuan yang menjadi fokus penelitian adalah kemampuan menulis khusunya menulis petunjuk dengan urutan yang tepat dan bahasa yang efektif. b. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode examples nonexamples. Di dalam pelaksanaannya, metode tesebut menggunakan media foto/gambar yang dijadikan sebagai contoh dari konsep materi yang akan diajarkan. 3. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
5 a. Bagaimanakah kemampuan siswa menulis petunjuk sebelum menggunakan metode examples nonexamples? b. Bagaimanakah kemampuan siswa menulis petunjuk sesudah menggunakan metode examples nonexamples? c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis petunjuk sebelum dan sesudah menggunakan metode examples nonexamples? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk: a. mendeskripsikan kemampuan siswa menulis petunjuk sebelum menggunakan metode examples nonexamples. b. mendeskripsikan kemampuan siswa menulis petunjuk sesudah menggunakan metode examples nonexamples. c. mendeskripsikan perbedaan antara kemampuan siswa menulis petunjuk sebelum dan sesudah menggunakan metode examples nonexamples. D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Manfaat teoretis yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberi manfaat bagi perkembangan metode pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis petunjuk. Dari penelitian ini akan terlihat kelebihan dan kelemahan metode examples nonexamples jika digunakan dalam pembelajaran menulis petunjuk atau kompetensi dasar yang hampir sama dengan menulis petunjuk. 2. Praktis a. Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan pengalaman yang berharga dalam menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang keilmuan khusunsnya dalam menerapkan dan mendeskripsikan pengaruh metode examples nonexamples dalam pembelajaran menulis petunjuk.
6 b. Guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah menambah referensi baru yang dapat digunakan sebagai suatu alternatif metode dalam pembelajaran menulis petunjuk untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah. c. Siswa. Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah mendapat pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan dengan menggunakan metode examples nonexamples serta diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis. E. Definisi Operasional Dalam bagian ini, akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitain ini sebagai berikut. 1. Metode examples nonexamples adalah sebuah metode alternatif yang diambil dari sebuah contoh kasus yang sesuai dengan KD. Metode ini lebih dikenal dengan metode examples nonexamples. Prinsip dasar metode ini yaitu menampilkan contoh yang benar dan contoh yang salah berkenaan dengan sebuah kasus dengan harapan bahwa siswa akan mampu memilah dan membedakan mana konsep yang benar dan mana konsep yang salah. Contoh yang salah ditampilkan sebagai pembanding sekaligus untuk memperjelas konsep yang benar. Dalam penelitian ini, konsep yang akan ditanamkan kepada siswa adalah konsep mengenai tulisan petunjuk atau yang lebih dikenal dengan prosedur komples. Dalam pelaksanaannya, metode ini sangat dipengaruhi oleh komponen utamanya yaitu berupa media yang digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran yaitu berupa gambar atau contoh kasus. 2. Pembelajaran menulis petunjuk merupakan proses yang dilakukan oleh pembelajar atau siswa untuk dapat menulis petunjuk sesuai dengan syaratsyarat yang tergambar di dalam KD. Tulisan petunjuk itu sendiri termasuk ke
7 dalam jenis tulisan eksposisi yang bertujuan untuk menginformasikan langkahlangkah pembuatan atau penggunaan sesuatu kepada orang lain agar lebih mudah dipahami. Oleh karena itu, urutannya harus runtut dan bahasanya harus efektif.