Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SDN 2 Laemanta Menulis Karangan Deskripsi Melalui Metode Latihan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Meningkatkan Hasil Blajar Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas III SDN 1 Laemanta

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN I Tonggolobibi

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Peningkatan Kemempuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Di Kelas III SDN 025 Baruga

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Mensung Membuat Kalimat Tanya Dalam Bahasa Indonesia Melalui Metode Latihan

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 3 Kasimbar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Metode SAS Siswa Kelas I SDN Ambunu Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDK Siendeng Melalui Metode Diskusi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Gambar di Kelas IV SD Inpres 15 Wara Pantoloan

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas IV SDN Kolak Kecamatan Peling Tengah Kabupaten Banggai Kepulauan Dengan Penggunaan Metode Latihan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali

Peningkatan Kemampuan Siswa Membuat Kalimat Tanya melalui Teknik 5w 1h di Kelas IV SD Inpres Lobu Gio

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun Di Kelas IV SDN Pipikoro

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Penerapan Experiential Learning

Peningkatan Kemampuan Membaca Dan Menulis Dengan Menggunakan Kartu Huruf di Kelas I SDN 2 Wombo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Sains Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Lakea

Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode SAS Siswa Kelas II SDN No.2 Alindau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Sampaka Kec. Bualemo Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Jalha Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah penerapan tekhnik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar membaca puisi dengan menggunakan tekhnik pemodelan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa diambil dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I yang tuntas secara individu berjumlah 9 orang dari 14 siswa jumlah keseluruhan, sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal 64,28% dan daya serap klasikal sebesar 65%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 92,85% dan daya serap klasikal 90%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 70%. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan tekhnik pemodelan dapat ditingkatkan kemampuan siswa membaca puisi di kelas IV di SD Inpres 2 Kasimbar. Kata Kunci: Membaca Puisi, Teknik Pemodelan I. PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar, hal ini terlihat dalam standar kompentensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu kompentensi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas, 2006:43), khususnya keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa SD karena kemampuan membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan 168

belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bacaan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Siswa tersebut akan lamban sekali dalam menyerap pelajaran. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Pembelajaran membaca termasuk membaca puisi mutlak dilakukan karena memiliki manfaat yang dapat berguna bagi siswa dalam mengembangkan diri. Hal ini diperlukan pembelajaran membaca sejak usia dini. Melalui pembelajaran membaca puisi guru dapat berbuat dalam proses pengindonesiaan anak-anak Indonesia Untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi yang baik diperlukan penguasaan yakni keterampilan penyesuain suatu kalimat yang dibaca berdasarkan intonasinya, selain itu diperlukan cara membaca yang baik yang terdapat suatu tanda baca pada setiap kalimat, kemampuan siswa dalam membaca puisi yang dinilai pada lafal, intonasi, vokal, dan kelancaran serta dituntut kreativitas seorang guru dalam mengajarkan anak cara membaca puisi dengan benar sesuai dengan tujuan. Pengalaman peneliti pada pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khusus pokok bahasan membaca puisi di kelas IV, guru cenderung menggunakan metode ceramah pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap metode-metode pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap metode-metode pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Olehnya itu guru meningkatkan mutu pembelajarannya dengan memperhatikan rancangan pembelajaran yang baik, yakni memperhatikan tujuan, karakteristik murid, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pemebelajaran yang kurang 169

berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pokok bahasan membaca puisi, ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar siswa dan rendahnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Salah satu teknik pembelajaran yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan teknik pemodelan. Teknik ini dirancang agar murid termotivasi dan terlatih dalam membaca puisi. Dengan menggunakan teknik pemodelan siswa secara lansung mempragakan tatacara membaca puisi dengan baik dan benar sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan peneliti merasa perlu menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pemodelan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi di kelas IV. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul "Peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar membaca puisi melalui tehknik pemodelan ". Adapun masalah penelitian adalah apakah kemampuan membaca puisi siswa di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar dapat ditingkatkan melalui tehknik pemodelan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar melalui teknik pemodelan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1984:71) 170

Membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra (puisi) dengan bahasa lisan (Aftarudin, 1984:24). Membaca puisi sering diartikan sama dengan deklamasi. Membaca puisi dan deklamasi mengacu pada satu pengertian yang sama, yakni mengkomunikasikan puisi kepada para pendengarnya. Suharianto (dalam Mulyana, 1997:34) membatasi bahwa hakikat membaca puisi tidaklah berbeda dengan deklamasi, yaitu menyampaikan puisi kepada penikmatnya dengan setepat-tepatnya agar nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan maksud penyairnya Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Metode pembelajaran pada dasarnya adalah pengetahuan tentang cara-cara pembelajar dalam suatu kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun metode pemodelan menurut Sumiati dan Asra (2008: 16) Pemodelan, yaitu menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkan proses dan hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu model, bukan hanya berbentuk lisan. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru. Oleh karena itu guru hendaknya menunjukkan hal-hal yang penting dan mudah diterima siswa. Metode pemodelan merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang memang berkompeten dibidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitik beratkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dalam membaca puisi melalui teknik pemodelan yang dilakukan di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar. 1. Melakukan pengkondisian awal kelas; 2. Memberikan apersepsi kepada siswa; 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 171

4. Menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan indikator; 5. Memberikan contoh cara membaca dengan baik melalui teknik pemodelan; 6. Membagikan teks membaca puisi dan mempersilahkan model untuk memba cakannya (fase atensi); 7. Melatih dasar (ringan) seperti olah vokal, dan olah nafas, serta latihan konsen trasi (fase retensi); 8. Mengevaluasi siswa satu per satu untuk membaca puisi di depan teman-te mannya (fase reproduksi); 9. Memberikan motivasi kepada siswa saat membaca puisi di depan kelas (fase motivasi); 10. Memberikan pemantapan dengan menjelaskan isi dari puisi yang sudah dibaca; 11. Memberikan kesimpulan dari isi puisi yang dibaca; 12. Memberikan penilaian di akhir kegiatan pembelajaran Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan membaca puisi siswa kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar dapat ditingkatkan melalui tehnik pemodelan. II. METODELOGI PENELITIAN Desain atau model penelitian ini mengacu kepada model kemmis dan Mc Taggart (dalam Dahlai 2012:29) yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 2 Kasimbar. Sedangkan yang menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 14 orang yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013 / 2014. Rencana penelitian tindakan kelas ini pada persiapan awal peneliti merencanakan kegiatan dengan menyusun Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), penetapan waktu, cara penyajian, perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan partisipasi siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, mencantumkan alternatif tindakan yang hendak dicapai, menyusun 172

rencana tindakan serta menyiapkan pedoman pengamatan tentang meningkatkan kemampuan membaca puisi melalui tehknik pemodelan Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan presentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Daya Serap Individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut : DSI = x 100% dengan : X = Skor yang diperoleh siswa Y= Skor maksimal soal DSI = Daya Serap Individu Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65 % (Depdiknas,2001:37) Ketuntasan Belajar Klasikal Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sample dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut: KBK = x 100% dengan : N= Banyaknya siswa yang tuntas S= Banyaknya siswa seluruhnya KBK= Ketuntasan Belajar Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80% siswa telah tuntas secara individual. Daya Serap Klasikal Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut: DSK = x 100% dengan : P= Skor Total Persentase 173

I= Skor ideal Seluruh siswa DSK= Daya Serap Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentasi daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65 %. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data.adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi. a. Mereduksi Data Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. b. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi. sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan. Yang dimaksud dengan informasi adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, aktivitas atau kinerja siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari data hasil observasi. Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan adalah proses penampilan intisari terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data Menurut Depdiknas (2001: 20) indikator yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran yaitu jika daya serap individu memperoleh nilai minimal 65% dari skor ideal dan ketuntasan klasikal minimal 80%. 174

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Inpres 2 Kasimbar pada siswa kelas IV. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar. Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, untuk mengetahui kemampuan membaca puisi siswa, maka penulis melakukan tes awal, dengan melihat kemabali kemampuan siswa membaca puisi sebelum diberikan contoh. Dari penelitian tersebut peneliti memperoleh hasil pra tindakan dengan jumlah siswa sebanyak 14 orang. Tabel 1. Daya Serap Individu Pra Tindakan No Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Skor Penghayatan Intonasi Pelafalan Vokal Mimik penilaian Keterangan 1. An - 10 10 10 10 40 Tidak Tuntas 2. M. Aty 10 10-10 10 40 Tidak Tuntas 3. Rt 10 10 20 10 10 60 Tidak Tuntas 4. Pi Ri 20 10 20 10 20 80 Tuntas 5. Rn Mi 10 10-10 10 40 Tidak Tuntas 6. Arh 10 10 20-10 50 Tidak Tuntas 7. M. Is 10 10 10-10 40 Tidak Tuntas 8. Ki 10 10 10 10 10 50 Tidak Tuntas 9. Ri Ai 20 10 20 10 10 70 Tuntas 10. Ik - 10 10 10 10 40 Tidak Tuntas 11. An 10 20 20 10 20 80 Tuntas 12. Ji 10 10 10 10 10 50 Tidak Tuntas 13. Ha - - 10 20 10 40 Tidak Tuntas 14. Di 10 10-10 10 40 Tidak Tuntas Jumlah 720 2 orang siswa tuntas Daya Serap Klasikal = 720/1400 x 100% 51,42% Ketuntasan Belajar Klasikal = 2/14 x 100% 14,28% Kriteria Sangat Kurang Hasil belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan, sebagai besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. hal tersebut tampak bahwa ketuntasan siswa secara klasikal baru mencapai 14,28% sedangkan presentase daya serap klasikal; hanya mencapai 51,42%. Dari data hasil tes awal tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa dalam membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar 175

masih rendah. hal tersebut merupakan salah satu acuan peneliti menggunakan teknik pemodelan dalam melaksanakan penelitian. Untuk mengetahui hasil observasi dalam pembalajaran dengan teknik pemodelan maka digunakan lembar observasi yang didalamnya terdapat beragam komponen yang dijadikan patokan bagi guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun yang berperan penting dalam tercapainya proses pembelajaran tersebut adalah seorang guru, karena guru merupakan fasilitator, motivator, dan pengelola dalam suatu proses pembelajaran. Berdasrkan beberapa komponen pengamatan hasil observasi guru (peneliti) dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, adapun hasil observasi dari kegiatan guru (peneliti) pada siklus pertama pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 1 Memotivasi siswa 2 Melakukan tanya jawab 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menuliskan dan menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan membaca puisi 5 Memberikan contoh dengan menggunakan takhnik pemodelan membaca puisi yang baik dan benar 6 Meminta beberapa siswa untuk membaca puisi sesuai dengan h yang diberikan oleh guru 7 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ap hal-hal yang belum dipahami 8 Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah kan 9 Memberikan evaluasi 10 Merangkum materi pelajaran Jumlah skor maksimal = 40 Skor Perolehan = 25 Presentase = 25/40 x 100% = 62,5% Kategori = Kurang Berdasarkan tebel di atas, dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV 176

SD Inpres 2 Kasimbar. Adapun kriteria penilaian yaitu skor 1 kategori kurang, skor 2 kategori cukup, skor 3 kategori baik, dan skor 4 kategori sangat baik. Berdasarkan hasil observasi kemampuan guru dalam proses pembelajaran menggunakan tekhnik pemodelan dalam dalam membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasumbar, dari beberpa aspek yang diamati oleh observer terdapat 5 aspek dengan kriteria cukup dan terdapat 5 aspek dengan kriteria baik. Sehingga, presentase yang diperoleh guru pada siklus 1 adalah 62,5% dengan predikat kurang. Melihat presentase hasil observasi guru yang belum berhasil, maka penilaian observasi guru dilanjutkan pada tindakan siklus ke 2. Selain itu, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Pada pelaksanaan observasi ini, peneliti mengunakan lembar observasi untuk menilai siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Penilaian tersebut dilakukan untuk mengetahui keseriusan siswa dan penilaian pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 1 Termotivasi dalam mengikuti kegaiatan pembelajaran 2 Aktif dalam kegiatan tanya jawab 3 Memperhatian tujuan pembelajaran yang disampaikan 4 Mencatat bagian-bagian terpenting dalam membaca puisi 5 Memperhatikan guru dalam membaca puisi dengan tekhnik pemodelan 6 Memperagakan cara membaca puisi sesuai dengan contoh yeng telah diberikan oleh guru 7 Menyanykan hal-hal yang belum dipahami dalam membaca puisi 8 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah diikuti 9 Kesungguhan dalam mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan oleh guru 10 Merangkum meteri pelajaran Jumlah skor maksimal = 40 Skor Perolehan = 24 Presentase = 24/40 x 100% = 60% Kategori = Kurang 177

Berdasarkan tebel di atas, dapat diperoleh gambaran tentang kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar. Adapun kriteria penilaian yaitu skor 1 kategori kurang, skor 2 kategori cukup, skor 3 kategori baik, dan skor 4 kategori sangat baik. Hasil yang didapatkan siklus I yaitu 60%. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa masih berada dalam kriteria kurang disebabkan siswa belum sepenuhnya mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dari 10 aspek aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang diamati. Dalam hal ini terdapat 6 aspek dengan kriteria cukup dan 4 aspek dengan kriteria baik. Sehingga proses pembelajaran perlu direfleksi kembali agar pada pertemuan Hasil kemampuan siswa membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar pada siklus I. Tabel 4. Tabel Daya Serap Individu Sikslus I No Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Skor Penghayatan Intonasi Pelafalan Vokal Mimik penilaian Keterangan 1. An 20 10 20 10 20 80 Tuntas 2. M. Aty 10 10-10 10 40 Tidak Tuntas 3. Rt 10 10 20 10 10 60 Tidak Tuntas 4. Pi Ri 20 10 20 10 20 80 Tuntas 5. Rn Mi 10 10 20 10 20 70 Tuntas 6. Arh 10 10 20-10 50 Tidak Tuntas 7. M. Is 20 10 20 20 10 70 Tuntas 8. Ki 20 20 10 20 10 80 Tuntas 9. Ri Ai 20 10 20 10 10 70 Tuntas 10. Ik - 10 10 10 10 40 Tidak Tuntas 11. An 10 20 20 10 20 80 Tuntas 12. Ji 10 10 20 10 20 70 Tuntas 13. Ha - - 10 20 10 40 Tidak Tuntas 14. Di 20 10 10 20 10 80 Tuntas Jumlah 910 9 orang siswa tuntas Daya Serap Klasikal = 910/1400 x 100% 65% Ketuntasan Belajar Klasikal = 9/14 x 100% 64,28% Kriteria Kurang 178

Tabel 5. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Aspek Perolehan Hasil 1 Skor Tertinggi 80 2 Skor terendah 40 3 Skor rata-rata 65 4 Jumlah siswa 14 orang 5 Banyaknya siswa yang tuntas 9 orang 6 Presentase ketuntasan klasikal 64,28% 7 Presentase daya serap klasikal 65% Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis pengumuman di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar dapat dijelaskan yakni skor tertinggi yang diperoleh siswa 80 dan skor terendah 40 dan setelah dirata-ratakan, diperoleh nilai rata-rata yaitu 65. Jumlah siswa yang tuntas 9 orang dari 14 orang siswa sehingga presentase ketuntasan klasikal mencapai 64,28% dengan daya serap klasikal 65%, sehingga aspek perolehan tersebut perlu ditingkatkan pada siklus II sehingga mencapai indikator yang ditetapkan yakni minimal 65% untuk presentase daya serap klasikal dan minimal 80% untuk presentase ketuntasan klasikal. Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, telah ditemukan ada beberapa kelamahan yang menjadi penyebab tindakan siklus I belum berhasil, yaitu: 1) Siswa masih banyak yang bermain dalam kelas atau menggangu temannya ketika kegitan pembelajaran sedang berjalan 2) Perhatian siswa masih terfokus pada kegiatan yang terjadi diluar kelas. 3) Siswa masih banyak keluar masuk kelas. 4) Siswa masih malu-malu bertanya terhadap hal-hal yang belu dipahamai 5) Guru belum tampil sempurna dalam melaksanakan teknik pemodelan. Dari hasil refleksi yang terjadi pada tindakan siklus I, ditemukan beberapa kelemahan yang menjadi aktivitas pembelajaran belum meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan. Olehnya itu, apa yang menjadi kelamahan disiklus I akan diperbaiki pada tindakan siklus II. 179

Adapun hasil yang diperoleh pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II sama dengan siklus I yaitu sebagai berikut: Sesuai dengan hasil observasi siklus pertama, maka guru harus melakukan refleksi untuk menindaklanjuti tindakan pada tahap kedua karena belum mencapai target observasi yang maksimal. Adapun hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua tahap guru. Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 1 Memotivasi siswa 2 Melakukan tanya jawab 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menuliskan dan menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan m membaca puisi 5 Memberikan contoh dengan menggunakan takhnik delan dalam membaca puisi yang baik dan benar 6 Meminta beberapa siswa untuk membaca puisi sesuai dengan h yang diberikan oleh guru 7 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dap hal-hal yang belum dipahami 8 Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan 9 Memberikan evaluasi 10 Merangkum materi pelajaran Jumlah skor maksimal = 40 Skor Perolehan = 36 Presentase = 36/40 x 100% = 90% Kategori = Sangat Baik Berdasarkan tebel di atas, dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II dikelas IV SD Inpres 2 Kasimbar. Hal ini dilihat dari aspek-aspek yang diobservasi tidak ada yang dinilai dengan kategori cukup yaitu skor 2 dan kategori kurang dengan skor 1. Sementara yang bernilai baik dengan skor 3 terdapat empat aspek, dan yang bernilai sangat baik ada enam aspek. Dengan melihat aspek kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran di atas mengalami peningkatan, dari siklus I yaitu 90%. 180

Selanjutnya dilakukan perencanaan pada siklus kedua, karena pada siklus pertama hasil kemampuan membaca puisi pada siswa masih ada yang mendapat nilai cukup atau hasil yang didapat tidak memuaskan atau tidak tuntas. Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 1 Termotivasi dalam mengikuti kegaiatan pembelajaran 2 Aktif dalam kegiatan tanya jawab 3 Memperhatian tujuan pembelajaran yang disampaikan 4 Mencatat bagian-bagian terpenting dalam membaca puisi 5 Memperhatikan guru dalam membaca puisi dengan tekhnik pemodelan 6 Memperagakan cara membaca puisi sesuai dengan contoh yeng telah diberikan oleh guru 7 Menyanykan hal-hal yang belum dipahami dalam membaca puisi 8 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah diikuti 9 Kesungguhan dalam mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan oleh guru 10 Merangkum meteri pelajaran Jumlah skor maksimal = 40 Skor Perolehan = 35 Presentase = 35/40 x 100% = 87,5% Kategori = Baik Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat siswa sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pelakasanaan tindakan siklus II, yaitu ada lima aspek yang bernilai baik dengan skor 3 dan lima aspek lainnya bernilai sangat baik dengan skor 4 sehingga setelah dirata-ratakan aspek yang diobservasi pada penilaian aktivitas siswa siklus II yaitu 87,5% dengan kategori baik, dengan perolehan persentase tersebut suda mencapai indikator yang diharapkan maka tidak perlu lagi dilanjutkan kesiklus berikutnya. Hasil evaluasi kemampuan siswa membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar pada siklus kedua. 181

Tabel 8. Tabel Daya Serap Individu Siklus II No Nama Siswa Aspek Penilaian Skor Skor Penghayatan Intonasi Pelafalan Vokal Mimik penilaian Keterangan 1. An 20 20 20 20 20 100 Tuntas 2. M. Aty 20 20 10 20 20 90 Tuntas 3. Rt 20 20 20 20 20 100 Tuntas 4. Pi Ri 20 20 20 10 20 90 Tuntas 5. Rn Mi 20 20 20 20 20 100 Tuntas 6. Arh 20 10 20 10 20 80 Tuntas 7. M. Is 20 20 20 20 10 90 Tuntas 8. Ki 20 20 20 20 20 100 Tuntas 9. Ri Ai 20 20 20 20 10 90 Tuntas 10. Ik 20 20 20 10 10 80 Tuntas 11. An 10 20 20 20 20 90 Tuntas 12. Ji 20 20 20 20 20 100 Tuntas 13. Ha 10 10 10 20 10 60 Tidak Tuntas 14. Di 20 20 10 20 20 90 Tuntas 1260 13 orang Jumlah siswa tuntas Daya Serap Klasikal = 1260/1400 x 100% 90% Ketuntasan Belajar Klasikal = 13/14 x 100% 92,85% Kriteria Sangat Baik Tabel 9. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Aspek Perolehan Hasil 1 Skor Tertinggi 100 2 Skor terendah 60 3 Skor rata-rata 90 4 Jumlah siswa 14 orang 5 Banyaknya siswa yang tuntas 13 orang 6 Presentase ketuntasan klasikal 92,85% 7 Presentase daya serap klasikal 90% Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar dapat dijelaskan yakni skor tertinggi yang diperoleh siswa 100 dan skor terendah 60 dan setelah dirata-ratakan, diperoleh nilai rata-rata yaitu 90. Jumlah siswa yang tuntas 13 orang dari 14 orang siswa sehingga presentase ketuntasan klasikal mencapai 92,85% dengan daya serap klasikal 90%, sehingga aspek perolehan tersebut dikategorikan berhasil karena 182

telah mencapai indikator yang ditetapkan yakni minimal 65% untuk presentase daya serap klasikal dan minimal 80% untuk presentase ketuntasan klasikal. Dengan perolehan nilai rata-rata 90 dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa Kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar dalam membaca puisi sudah meningkat. Dengan demikian, hasil persentase telah memenuhi standar indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan melihat analisis data maka peneliti tidak perlu lagi melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas ini semua kriteria aktivitas guru dan siswa serta anlisis data pada kemampuan siswa membaca puisi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pada indikator kinerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan kemampuan siswa membaca puisi bagi siswa kelas IV dapat terjadi karena penerapan yeknik pemodelan yang memudahkan siswa memahami cara membaca puisi dengan baik dan benar. Selain itu, siswa mendapat peluang besar untuk mengasah pengetahuan yang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa peluang keberhasilan belajar membaca tidak hanya dimiliki oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja, tetapi siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan bahkan untuk siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendahjuga dapat meraih keberhasilan walaupun tidak bisa menyamai secara tuntas siswa yang kemampuannya tinggi. Sehingga untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, dalam pembelajaran yang semestinya menggunakan metode yang memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal, didukung dengan penggunaan media yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang disertai dengan penggunaan media yang tepat sekaligus dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pada siklus I, pembelajaran telah dilaksanakan dengan mengacu pada rencana penbelajaran, namun terjadi kekurangan di dalamnya. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam KBM. Guru kurang memotivassi siswa sehingga siswa kurang antusias dalam belajar. Adanya 183

kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran, berdampak langsung pada aktivitas siswa, di mana siswa kurang bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, kurang memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru, kurang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, demikian pula pada saat dilaksanakannya peraktik membaca puisi, kemampuan siswa membaca puisi dengan beberapa penilaian yang dinilai masih kurang, dikarenakan pada saat guru memberikan contoh dengan teknik pemodelan dalam membaca puisi sebagian banyak siswa belum memperhatikan dengan baik. Kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, yang telah diuraikan diatas, mengakibatkan kurang maksimalnya kemampuan siswa dalam membaca puisi. Dari hasil individu dalam membaca puisi, nilai tertinggi 80, sedangkan nilai terendahnya 40. Pada tindakan siklus ada 5 orang siswa yang nilainya tidak memenuhi standar ketuntasan minimal yaitu 65 dengan demikian pada siklus ini ada 5 orang siswa yang dinyatakan tidak tuntas. Sebagian siswa yang tidak tuntas secara tidak langsung mempengaruhi presentase ketuntasan belajar klasikal 64,28% yang masuk dalam kategori kurang, namun peneliti tidak hanya berhenti sampai disitu saja, meskipun pada siklus 1 masuk dalam kategori kurang peneliti harus tetap melakukan perbaikan untuk mencapai hasil yang lebi baik lagi. Sehingga dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus II, guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki segala kekurangan pada siklus I, seperti mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu dengan jelas. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaanpartanyaan yang dapat membuka cakrawala berpikir siswa, sehingga pada siklus ini siswa lebih siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, dan lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya pada kegiatan membaca puisi, sehingga semua siswa aktif dalam diskusi. Adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus ini berpengaruh langsung pada hasil belajar siswa, dimana skor tertinggi mencapai nilai 100 dan skor terendah 60 oleh 1 orang siswa. Meskipun masih ada siswa 184

yang belum tuntas tetapi secara klasikal hasil yang diperoleh telah mencapai standar ketuntasan belajar klasikal yang berada dalam kategori sangat baik yaitu 92,85%. Pada siklus II semua aspek kegiatan guru dan kegiatan aktivitas siswa dinilai baik bahkan ada yang dinilai sangat baik dengan perolehan skor total pada aktivitas siswa diperoleh presentase 87,5% yang masuk dalam kategori baik. Sedangkan presentase yang diperoleh guru yaitu 90% masuk kategori sangat baik. Hasil penelitian dengan menerapkan teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca puisi di kelas IV SD Inpres 2 Kasimbar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan aktivitas pembelajaran dengan teknik pemodelan dapat memainkan banyak peran dalam pengajaran, selain itu memberikan motivasi terhadap siswa dengan hasil belajar yang rendah, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta penyimpanan materi lebih lama. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Meningkatkan kemampuan siswa SD Inpres 2 Kasimbar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya membaca puisi maka seorang guru (peneliti) harus jeli melihat metode yang tepat digunakan untuk pembelajaran, karena guru tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga harus berperan penting untuk peningkatan kemampuan siswa dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Dalam pembelajaran menulis pengumuman guru (peneliti) memilih metode yang tepat guna meningkatkan hasil yang diperoleh siswa. Hal ini dapat dilihat dengan penerapan metode pemodelan yang didalamnya terdapat teknik modeling atau peniruan. Sesuai hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2014, taraf penguasaan materi pada siklus pertama mencapai 65% dan ketuntasan klasikal 64,28% kemudian dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus kedua yang dilaksanakan pada tanggal 28 januari 2014 taraf penguasaan meningkat 90% dan ketuntasan klasikal 92,85% ini menunjukan bahwa dengan metode pemodelan pembelajaran membaca puisi di elas IV SD Inpres 2 Kasimbar dapat meningkat. 185

Saran Untuk mencapai sasaran pembelajaran membaca puisi, sebaiknya guru mengguanakan metode yang tepat. Diharapkan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menjadikan metode teknik pemodelan sebagai pilihan dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas khususnya pembelajaran membaca puisi. DAFTAR PUSTAKA Aftarudin, 1984. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Berbagai Pendekatan, metode, tehnik dan media pengajaran.. Bandung: Pustaka Setia Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika Depdiknas. 2001. Prosedur Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta. Tarigan, 1984. Teknik membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa SD, Karya Tulis Ilmiah, Watampone Mulyana, 1997. Saya Senang Berbahasa Indonesia, Jakarta Erlangga. Sumiati dan Asra.2008. Tehnik Pembeljaran yang Efektif digunakan Dalam Pembelajaran di SD. Jakarta: PT Bumi Aksara. 186