BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok menimbulkan masalah kesehatan meliputi penyakit kronis dan degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan keguguran, mengancam kehamilan (Pemprov Bali, 2011). Selain itu terpapar asap rokok selama hamil dapat menyebabkan prematur, gangguan perkembangan tumbuh janin dan berat bayi lahir rendah (Aditama, 2006) Perokok dapat dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif; perokok aktif adalah orang yang merokok dan secara langsung menghisap asap rokok, sedangkan perokok pasif merupakan orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok (Pemprov Bali, 2011). Secara nasional prevalensi perokok aktif di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2007 sebesar 29,2% dan di Provinsi Bali sebesar 24,9%. Jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 36,5% secara nasional dan 28% di Provinsi Bali pada tahun 2013. Rerata batang rokok yang dihisap dalam sehari di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus) dan di Provinsi Bali sebanyak 12,0 batang (Kemenkes 2013). Prevalensi perokok pasif di Indonesia juga sangat besar prevalensinya. Data dari Global Youth Tobacco Survey(GYTS) menunjukkan 68,8 % remaja yang terpapar
asap rokok di dalam rumah dan 72,4 % memiliki orang tua yang merokok. Berdasarkan data Global adult Tobacco Survey (GATS) diantara orang dewasa terdapat 51,3% atau sekitar 14,6 juta terpapar asap rokok di tempat kerja, 42,4% diantaranya adalah wanita. Wanita yang terpapar asap rokok dirumah sebesar 78,4%, 76,2% terpapar di restoran, 62,4% pada angkutan umum, 55,4% di gedung-gedung pemerintah atau kantor dan 16,5% pada fasilitas kesehatan (WHO, 2011). Wanita yang menjadi perokok pasif akan menghirup bahan atau partikel yang berbahaya bagi kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan 56% area memiliki kualitas udara di atas standard yang ditetapkan oleh WHO sehingga kawasan dengan kualitas paling baik adalah hotel dan paling buruk adalah bar atau karaoke, jadi kawasan merokok harus berada di luar gedung atau di ruangan terbuka (BTCI, 2014). Dampak dari asap rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok tetapi juga pada orang lain disekitar perokok. Perempuan yang yang tinggal bersama orang yang merokok mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, asthma, berbagai penyakit saluran pernafasan dan juga termasuk gangguan pada kehamilan dan janin (Pemprov Bali, 2011). Ibu hamil yang terpapar asap rokok mempunyai dampak bagi kandungannya. Data dari Surgeon General Report menyatakan bahwa paparan asap rokok terhadap ibu hamil menyebabkan prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan sindrom kematian mendadak pada bayi (CDC, 2006). Dampak asap rokok di perkuat dengan hasil penelitian Musrifa (2014) tentang ibu hamil mempunyai bayi yang meninggal sebelum usianya mencapai 7hari dengan OR= 2,758 ; 95% CI : 0,72-10,50 (Musrifa, 2014).
Penelitian Rufaridah (2012) menunjukkan bahwa sebanyak 83,3% ibu hamil yang terpapar asap rokok memiliki bayi dengan plasenta tidak normal dibandingkan dengan ibu hamil bukan perokok pasif dengan p=0,003. Penelitian Amailia (2011) mengenai faktor resiko dari paparan asap rokok dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah dengan OR 5,385, CI 95%. Pemerintah Provinsi Bali melakukan upaya untuk mengurangi bahaya paparan asap rokok melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok, ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok seperti tempat-tempat umum, tempat kerja tertutup, sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, angkutan umum, dan lain-lain Sehingga Pemerintah Kabupaten Gianyar juga telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok (Pemprov Bali, 2011). Kewenangan lain dalam pengaturan mengenai Kawasan Tanpa Rokok oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali sendiri diperoleh dari Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 115 ayat (2) yang menentukan bahwa Pemerintah Daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok diwilayahnya (Kemenkes, 2009). Hasil survei kepatuhan terhadap Perda KTR yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 menunjukkan proporsi gedung yang patuh terhadap Perda KTR sebesar 21,6%. Hasil survei di Kabupaten Gianyar masih rendah dibandingkan dengan Provinsi Bali secara keseluruhan mencapai 25,9% tahun 2014 (BTCI, 2014). Pelanggaran terhadap Perda KTR yang ditemukan merokok didalam gedung sebanyak 37%, penemuan puntung rokok di dalam gedung sebanyak 46,3 % dan penyediaan asbak sebanyak 29,0%. Dari data perokok di
Kabupaten Gianyar terdapat 29,77% yang pernah merokok dan 19,8% adalah perokok aktif (BTCI, 2014). Rendahnya tingkat kepatuhan Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Gianyar menyebabkan rendahnya perilaku untuk mencegah paparan asap rokok pada orang lain termasuk dalam hal ini ibu hamil. Perilaku merokok pada suami ibu hamil akan memberikan dampak yang tidak baik untuk kehamilan. Perilaku ini berhubungan dengan pengetahuan dan sikap suami tentang bahaya asap rokok bagi orang lain dan upaya pencegahan paparan asap rokok. Berdasarkan prevalensi perokok di Kabupaten Gianyar, rendahnya kepatuhan terhadap perda KTR serta dampak asap rokok pada ibu hamil, maka peneliti ingin mengetahui tentang gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku suami dalam pencegahan paparan asap rokok pada ibu hamil di Kabupaten Gianyar Tahun 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku suami dalam pencegahan paparan asap rokok pada ibu hamil di puskesmas Kabupaten Gianyar tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui upaya suami untuk mengurangi paparan asap rokok pada ibu hamil di puskesmas Kabupaten Gianyar
1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui : a. Pengetahuan suami tentang bahaya asap rokok pada ibu hamil dan kehamilan di Kabupaten Gianyar. b. Sikap suami dalam mencegah paparan asap rokok pada ibu hamil di Kabupaten Gianyar. c. Perilaku suami untuk mengurangi dan mencegah paparan asap rokok pada ibu hamil dan kehamilan di Kabupaten Gianyar. d. Faktor pendorong dan penghambat yang dihadapi suami untuk berhenti merokok di Kabupaten Gianyar. 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Praktis a. Dapat memberikan informasi pada masyarakat khususnya suami ibu hamil tentang bahaya paparan asap rokok pada kehamilan. b. Dapat memberikan sumbangan kepada para pemegang kebijakan dalam pemerintahan untuk upaya promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil. 1.4.2 Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta referensi bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya para peneliti berikutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah Kesehatan Ibu dan Anak.