BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, Jakarta, 2010, hlm Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran kewirausahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung dikaitkan dengan praktek pembelajaran. Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah aktifitas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar, pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sifatnya. Pendidikan juga merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan dijadikan suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1 Pentingnya pendidikan bagi setiap individu ditegaskan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Amanah Undang-Undang tersebut pada akhirnya melahirkan keniscayaan bahwa pelaksanaan pendidikan di sekolah terutama bagi guru agama harus memerhatikan keragaman siswa, baik dalam konteks kemampuan berfikir, berkreativitas, keterampilan, serta tidak boleh 1 Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), h.3 1

2 mengabaikan keragaman etnis dan budaya yang dimiliki oleh siswa. 2 Menyadari adanya keragaman tersebut maka dalam proses belajar mengajar, harus diadakan inovasi pembelajaran, dimana guru harus mempersiapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi agar siswa bisa belajar sesuai dengan amanah undang-undang tersebut. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, paradigma kegiatan pembelajaran harus dirubah, dari sebatas menyampaikan ilmu atau materi pembelajaran menjadi proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Pengaturan lingkungan disini adalah proses menciptakan iklim yang baik seperti penataan lingkungan, penyediaan alat dan sumber pembelajaran dan hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik betah dan merasa senang belajar sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, potensi yang dimilikinya. 3 Menurut Oemar Hamalik: Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. 4 Pergeseran paradigma pendidikan sekarang ini berpengaruh pada strategi pembelajaran. Yang mana hal ini juga akan berpengaruh pada fungsi 2 Abdur Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.149 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h.102 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2007), h.48

3 pendidik itu sendiri, yaitu antara lain sebagai fasilitator, moderator, mediator, dinamisator, dan motivator. Karena fungsi tersebut maka pendidik harus benar-benar mengusahakan dan mempersiapkan pembelajaran yang baik bagi siswanya agar mereka mudah dalam menerima serta memahami pelajaran. Tugas pendidik dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar siswa, mengembangkan kondisi belajar yang relevan agar tercipta suasana belajar dengan penuh kegembiraan. Untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, maka harus dilandasi oleh prinsip-prinsip: Pertama, berpusat pada siswa; Kedua, mengembangkan kreativitas siswa; Ketiga, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; Keempat, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai; dan Kelima, menyediakan pengalaman belajar yang beragam serta belajar melalui perbuatan. 5 Dalam usaha pendidikan dan pengajaran agama, guru dan siswa merupakan dua faktor yang sangat penting. Kedua faktor tersebut harus samasama aktif, guru agama sebagai subjek yang aktif mengajar agama dan siswa sebagai subjek yang aktif menerima pelajaran. Lebih lanjut menurut Siti Kusrini, dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergi, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa 5 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.162-163

4 harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dengan kata lain menumbuhkan minat dan bakatnya. Untuk menumbuhkan semua itu dan siswa aktif secara sukarela tumbuh kesadarannya mau dan senang belajar, guru atau pendidik harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan untuk membentuk moral, akhlak, dan etika bagi siswa. Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah formal ini diharapkan mampu mengatasi dekadansi moral yang semakin menggila di kalangan masyarakat. Hal ini menjadi satu tantangan tersendiri bagi sekolah yakni bagaimana menghasilkan lulusan yang berkualitas, mempunyai inovasi, dan kreativitas tinggi serta bermoral. Banyak siswa yang menganggap bahwa pola pembelajaran yang diterapkan kurang memberikan kebebasan berpikir, hanya mengejar kurikulum semata, mengajarkan pengetahuan yang sulit dimengerti, tidak mengajarkan keterampilan praktis dan banyak mengasah ranah kognitif saja. Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik jarang dilibatkan. Selain itu banyak guru yang cenderung memberikan tugas-tugas yang banyak, dengan hanya menuntut mereka agar mengerjakan secara semaksimal tanpa memahami

5 keadaan fisik dan psikis mereka sebagai potensi yang harus dikembangkan. Hal ini dapat dipastikan semangat belajar pun tidak termotivasi dengan baik. Pada dasarnya dalam suatu kelas terdapat banyak hal perbedaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan-perbedaan itu meliputi tingkat kepandaian, minat serta bakat siswa. Oleh karena itu, peran guru kelas harus tetap ditingkatkan. Kegiatan kelas merupakan inti program pendidikan dan guru kelas memegang peran penting dalam bimbingan. Guru adalah orang dewasa yang paling berarti bagi siswa. Gurulah yang menolong siswa mempergunakan kemampuannya secara efektif. Keberhasilan guru melaksanakan perannya mengajar siswa bergantung pada kemampuannya untuk menciptakan suasana belajar yang baik dikelas. 6 Inti dari kegiatan proses belajar mengajar adalah menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa siswa. Semua norma yang diyakini mengandung kebaikan perlu ditanamkan pada diri siswa melalui peranan guru dalam pengajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap, berbuat, dan mau memahami siswanya dengan segala konsekuensinya. Oleh karenanya, guru harus pandai menggunakan berbagai pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang biasa merugikan siswa. Pandangan guru terhadap siswa akan menentukan sikap dan 6 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo, 2004), h.196

6 perbuatan dan setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai siswa. 7 Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam diperlukan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam adalah media kartu (flash card) karena penggunaan media ini sangat mudah, praktis dan bisa dipelajari setiap saat. Media ini juga sangat efektif untuk melatih keterampilan dan pemahaman suatu materi. Adapun efektifitas penggunaan dari strategi ini tergantung pada kreatifitas guru tersebut. Penggunaan strategi pembelajaran Card Sort ini akan menuntun siswa dengan sendirinya termotivasi untuk belajar. Sebab pada dasarnya siswa akan belajar jika ada pengarahan atau bimbingan yang mengarahkan mereka harus belajar yang dalam hal ini peran dari guru itu sendiri sebagai fasilitator. Pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang baik oleh guru dalam pembelajaran akan menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran Card Sort dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penggunaan strategi Card Sort, guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar 7 Ibid, 199

7 secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru, sehingga yang aktif disini bukan guru melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif dalam pembelajaran. Aplikasi strategi pembelajaran Card Sort lebih melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif, siswa diharapkan mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi dan terus meningkat. Sehingga siswa dapat belajar dengan lebih mandiri, berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan munculnya motivasi intrinsik siswa merasa bangga menumbuhkan percaya diri karena dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, siswa akan lebih senang dan akan memberikan dorongan untuk selalu mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan. Adapun mengingat dapat dikategorikan sebagai aktifitas belajar, apabila ia mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar. Dengan pendekatan disiplin belajar Learning Vocabs by card Everyday yaitu mempelajari bagian-bagian materi melalui kartu-kartu yang dilakukan setiap hari akan meningkatkan proses pemahaman siswa. Tujuan dari strategi ini merupakan salah sebuah pemenuhan dari penggunaan target menguasai materi secara mendalam. Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajar mengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya. Dari uraian diatas, maka guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik dan memperhatikan strategi yang tepat yang akan digunakan

8 dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tercapailah keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan gambaran-gambaran diatas, maka perlu kiranya pembahasan dan penelitian tentang Implementasi Strategi Pembelajaran Card Sort Dalam Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam (PAI) di SMP Negeri II Balen. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Implementasi strategi pembelajaran Card Sort dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen? 2. Bagaimana kompetensi psikomotorik siswa kelas VII melalui strategi pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen? 3. Apakah strategi pembelajaran Card Sort meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen?

9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi strategi pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen. 2. Untuk mengetahui kompetensi psikomotorik siswa melalui strategi pembelajaran card sort pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen. 3. Untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran Card Sort dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran Card Sort di berbagai kalangan. b. Sebagai bahan acuan dibidang penelitian yang sejenisnya dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.

10 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Untuk memperluas dan menambahkan wawasan serta kreativitas berfikir dalam mengembangkan potensinya sebagai pendidik. 2) Diharapkan akan dapat membantu dan mempermudah para guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3) Agar dapat menambah literatur guru dalam penggunaan metode, media, dan strategi pembelajaran. b. Bagi siswa 1) Memberikan kesempatan untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Sebagai sumbangan pemikiran dan diharapkan mampu memberikan ruangan dan wahana baru bagi siswa dengan adanya konsep dan teori untuk menghadapi pendidikan di masa depan. c. Bagi sekolah 1) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa. 2) Sebagai informasi atau bahan pertimbangan lembaga dalam membuat dan menetapkan kebijakan dalam kegiatan pembelajaran.

11 d. Bagi peneliti 1) Dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu dan teori-teori secara langsung yang peneliti peroleh selama di bangku perkuliahan. 2) Untuk bahan kajian dalam mengadakan koreksi diri sekaligus usaha untuk memperbaiki kualitas diri sebagai peneliti (calon guru) yang profesional dalam upaya meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar siswa sehingga mencapai hasil yang maksimal. 3) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah dalam judul penelitian ini, maka akan diberikan beberapa penjelasan terhadap katakata penting yang terdapat pada judul penelitian ini secara rinci. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut : a. Implementasi Implementasi adalah penerapan, ide, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap. 8 8 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h.93

12 b. Strategi Pembelajaran Card Sort Strategi Pembelajaran Card Sort adalah suatu strategi dengan menggunakan pemilahan kartu dengan maksud mengajak siswa untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. 9 Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan. c. Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Berkaitan dengan psikomotor, Bloom berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. 10 d. Pendidikan Agama Islam Yaitu usaha orang dewasa muslim mengarahkan dan membimbing pertumbuhan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Dari definisi beberapa istilah diatas, maka yang dimaksud dari judul Implementasi Strategi Pembelajaran Card Sort dalam Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri II Balen adalah keberhasilan strategi pembelajaran yang diajarkan oleh guru yang mengkombinasikan antara kegiatan 9 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2011), h.169 10 Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Ciputat Mega Mall, 2012), h.49

13 menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada materi yang dieksperimenkan yakni pada materi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen. F. Hipotesis Hipotesis istilah sebenarnya terdiri dari kata hipo dan tesa yang berasal dari bahasa Yunani, hipo artinya dibawah, tesa artinya kebenaran. Yang berarti hipotesis adalah dibawah kebenaran atau masih diuji. Hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan dan diperlukan untuk memperjelas masalah yang sedang diteliti. Berarti, hipotesis merupakan pemecahan sementara atas masalah penelitian yang menjelaskan dua variabel atau lebih. Hipotesis pada umumnya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel, yaitu Independent Variabel (variabel X) adalah strategi pembelajaran Card Sort dan Dependent Variabel (variabel Y) yaitu kompetensi psikomotorik siswa. Pernyataan tersebut belum sepenuhnya diakui kebenarannya dan harus diuji terlebih dahulu. Dengan demikian, peneliti merumuskan dan akan membuktikan hipotesis nihil (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H a ) sebagai berikut: 1. Hipotesis Kerja (H a ) Hipotesis kerja (hipotesis alternatif) menyatakan bahwa adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y, atau yang menyatakan adanya

14 perbedaan antara dua kelompok. Dengan demikian, hipotesis kerja dalam penelitian ini menyatakan adanya pengaruh implementasi strategi pembelajaran card sort dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen. 2. Hipotesis Nol (H 0 ) Hipotesis Nol (hipotesis statistik) biasanya dipakai dengan penelitian yang bersifat statisitik yang diuji dengan perhitungan statistik hipotesis nol menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh variabel X dan variabel Y. Dengan demikian, hipotesis nol dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh implementasi strategi pembelajaran card sort dalam meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Balen. 11 G. Sistematika Penelitian Pembahasan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab satu adalah pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis, dan sistematika penelitian. 67 11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h.

15 Bab dua adalah landasan teori yang berisi tentang tinjauan teori tentang strategi pembelajaran card sort, tinjauan teori tentang kompetensi psikomotorik, dan tinjauan tentang implementasi strategi pembelajaran card sort pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Bab tiga adalah metode penelitian yang berisi tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab empat adalah laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab lima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran-saran konstruktif bagi pengembangan objek penelitian ke depan.