ARTIKEL PENELITIAN PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1.A PADANG.

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klas 1.A Padang) JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

LEGAL ACTIONS VERZET AGAINTS EXECUTION CONFISCATION IN CIVIL CASE AT DISTRICT COURT SEMARANG (CASE STUDY COURT DECISION NO. 152/Pdt.Plw/2006/PN.

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEKITAR PENYITAAN. (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan diantara mereka. Gesekan-gesekan kepentingan tersebut biasanya menjadi sengketa hukum

A. Pelaksaan Sita Jaminan Terhadap Benda Milik Debitur. yang berada ditangan tergugat meliputi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

ELIZA FITRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

K0MPARASI EKSTENSI JURU SITA DALAM HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA TERHADAP HUKUM ACARA PERDATA

PEMBATALAN SITA JAMINAN DALAM PERKARA PERDATA (STUDI PUTUSAN NOMOR 2998 K/PDT/2012

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

PERANAN LEMBAGA BESLAG DAN PELAKSANAANNYA DALAM PERKARA PERDATA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI JAMBI. Fachruddin Razi 1.

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

BAB IV PENUTUP. 1. Dasar hukum Majelis Hakim Mengabulkan sebagian Gugatan PT. Bojong

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. EKSEKUSI YANG TIDAK DAPAT DIJALANKAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Rahmawati Kasim 2

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1945 menegaskan bahwa segala warga negara bersamaan. berkembang dan berkehidupan yang adil dan berdaulat.

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN SITA JAMINAN ATAS HARTA PERKAWINAN DALAM PERKARA PERCERAIAN VERAWATY KOJUNGAN / D

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Hukum merupakan kaidah atau norma yang hidup dalam masyarakat

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

III. PUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

JAMINAN. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilaksanakan secara

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: AFRIANTO

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

Oleh Helios Tri Buana

PUTUSAN YANG DAPAT DIJALANKAN TERLEBIH DAHULU ATAU PUTUSAN SERTA MERTA (UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NKLAS I A PADANG

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

Lex et Societatis, Vol. V/No. 4/Jun/2017. PELAKSANAAN SITA MARITAL DALAM PERKARA PERCERAIAN 1 Oleh : Lisa Elisabeth Barahamin 2

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA YANG DILAKUKAN DI PENGADILAN NEGERI KLAS I A BATAM ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

MEKANISME BERACARA SECARA PRODEO DALAM PERKARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama. Pencabutan gugatan

KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIFIKAT DALAM SENGKETA HAK ATAS TANAH

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

BAB I PENDAHULUAN. secara umum akan tetapi individu juga harus melakukan suatu perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

UPAYA HUKUM DALAM PERKARA PERDATA (Verzet, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali dan Derden Verzet) Syahrul Sitorus

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

PERLAWANAN PIHAK KETIGA (DERDEN VERZET) TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pogram Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Oleh : ANGGA PRADITYA C

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

SEKITAR PENYITAAN. Oleh A. Agus Bahauddin

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1.A PADANG Oleh: ATH THARIQ RAHMAN SYAFPUTRA NPM: 1110012111115 BAGIAN HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016

PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA Ath Thariq Rahman 1, As Suhaiti Arief 1, Adri 1 1 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Email: athrahman93@yahoo.co.id ABSTRACT At the (time) of bring a lawsuit to the court to justice, usually also will follow pleadingly stipulating confiscate guarantee of goods sued or case object, good [of] object remain to and also peripatetic. But in practice [of] object adakala which have diletakan confiscate guarantee, [is] later;then abstracted [by] stipulating confiscate its guarantee, that repeal not by itself, but abstracted or lifted to confiscate its guarantee on request sued or third party. Formula of[is problem of the studied [is] 1) How repeal procedure confiscate guarantee in civil dispute [in] District Court Of Klas 1.A Field 2) How execution of repeal confiscate guarantee in civil dispute [in] District Court Of Klas 1.A Field 3) Do constraint faced in repeal confiscate guarantee in civil dispute [in] District Court Of Klas 1.A Field?. Type Research which [is] used in this research [is] research of law of sosiologis ( Legal Socio [of] Research). used Data cover primary data and data of sekunder. The data obtained to [pass/through] document study and interview. From result of research can be concluded [by] bahwa,1) Repeal procedure confiscate guarantee [is] beforehand repeal letter of intention input confiscate guarantee, after stipulating letter exit of new Chief Justice [of] repeal can be [done/conducted] 2) Execution of repeal confiscate guarantee [in] District Court Of Klas 1A Field [done/conducted] by bailiff after stipulating exit of justice consorted by plaintiff, sued and two eyewitness people 3) Constraint faced by process server District Court Of Klas 1A field [is] the existence of resistance of plaintiff [party/ side] which [do] not accept [doing/conducting] of repeal process confiscate guarantee because dianggab impinge importance of plaintiff law. Keyword : Execution, Repeal Confiscate Guarantee. PENDAHULUAN Benar dan adilnya penyelesaian perkara di depan pengadilan, bukan dilihat dari hasil akhir putusan yang dijatuhkan. Tetapi harus dinilai sejak awal proses pemeriksaan perkara dimulai. Apakah sejak tahap awal ditangani, pengadilan memberikan layanan sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata atau tidak! Dengan kata lain, apakah proses pemeriksaan perkara sejak awal sampai akhir benar-benar due process of law atau undue process. Hak adalah sesuatu yang harus kita dapatkan karena kodrat kita sebagai seorang manusia. Tapi hak akan selalu diikuti oleh kewajiban, karena itu merupakan dua hal yang tidak bisa dihilangkan, atau dijalankan tumpang tindih. Karena dengan telah didapatnya hak, otomatis sebelum atau sesudah itu harus ditunaikan kewajiban. Manusia memiliki hak dan kewajiban dengan sesama manusia atau subjek hukum lain yang bukan manusia. Biasanya diatur dalam lapangan hukum

perdata. Bukan hanya itu, manusia juga memiliki hak dan kewajiban yang berhubungan dengan Negara. Hubungan hukum antara manusia dengan Negaranya diatur dalam lapangan hukum publik. Penyelesaian perkara perdata di pengadilan dilakukan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Biasanya tempat pengadilan merujuk pada tempat tinggal atau berdiamnya tergugat, atau objek perkara yang di persengketakan. gugatan diajukan oleh penggugat sebagai pihak yang merasa dirugikan oleh pihak tergugat (pihak yang merugikan penggugat). Pada saat mengajukan gugatan ke Pengadilan, biasanya juga akan diikuti dengan permohonan sita jaminan atas barang tergugat atau objek perkara, baik yang bergerak atau benda tetap. Pasal 227 HIR (Het herziene Indonesisch Reglement) atau Pasal 260 dan Pasal 261 Rbg (Rechtsreglement Buitengewesten) memberi kemungkinan kepada penggugat untuk mengajukan permohonan sita jaminan dengan tujuan agar barang tersebut tidak dialihkan tergugat pada pihak ketiga, atau disembunyikan oleh tergugat. Sita Jaminan adalah meletakan barang tergugat atau objek perkara yang disengketakan, dibawah kekuasan pengadilan, melalui permohonan ke Pengadilan, sampai adanya putusan dari Pengadilan. Gunanya adalah untuk menjamin terlaksananya putusan hakim, dan mencegah perbuatan curang tergugat atas benda bergerak atau benda tetap miliknya. Yang pada intinya akan menghilangkan kekwatiran penggugat akan tuntutannya yang tidak terpenuhi. Pencabutan atau pengakatan sita jaminan atas barang milik tergugat yang sudah diletakan sita jaminan di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang, dalam praktek di lapangan sering terjadi permasalahan, baik itu prosedur, waktu dan cara pelaksanaannya, serta banyak hambatanhambatan dan kendala di lapangan yang dihadapi. Oleh karena itulah penulis merasa tertarik untuk meneliti dan memahami masalah tersebut, yang akan dituangkan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul : PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1 A PADANG. Sesuai dengan pokok permasalahan yang tertulis di atas, maka tujuan penelitian yaitu 1. Untuk mengetahui prosedur pencabutan sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pencabutan sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksana pencabutan sita jaminan dan bagaimana solusin dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian hukum sosiologis (Socio Legal Research). Penelitian yuridis sosiologis adalah pendekatan terhadap hukum sebagai suatu norma atau kaidah, dan pendekatan terhadap masyarakat dalam arti melihat realita yang ada di masyarakat. Sumber data yang di pakai dalam penelitian ini adalah : a) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan responden b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan hukum yang terdiri dari: 1. Bahan hukum primer. a. Het herziene Indonesisch Reglement (HIR) b. Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) c. Undang Undang No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 2. Bahan hukum skunder Yaitu sumber data yang berasal dari literatur atau buku-buku, hasil penelitian dan data-data yang ada di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. Untuk analisis data dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan teknik : a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer secara langsung. b. Studi dokumen yaitu teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian kepustakaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Prosedur Pencabutan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1 A Padang Dalam setiap upaya yang dilakukan oleh pihak yang ingin melakukan pencabutan atau pengakatan sita jaminan di Pengadilan Negeri Padang, harus terlebih dahulu memasukan surat permohonan pencabutan atau pengakatan sita jaminan yang mana surat tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Padang.

Selanjutnya setelah Ketua Pengadilan Negeri Padang menerima surat permohonan pencabutan atau pengakatan sita jaminan tersebut dari pemohon, maka terlebih dahulu ketua pengadilan akan mempelajari dahulu dengan seksama surat tersebut, dengan memperhatikan alasanalasan yang diutarkan oleh pemohon di dalam surat tersebut, apabila pengakatan atau pencabutan sita jaminan ini dilakukan sebelum hakim memberikan keputusan tentang perkara atau gugatan yang diajukan oleh penggugat atau pemohon sita jaminan di pengadilan. Artinya proses berpekara masih terus berjalan di Pengadilan, tampa diketahui penggugat akan memenangkan gugatannya atau tidak, tetapi sudah ada harta benda dari tergugat atau debitur yang sudah diletakan sita jaminan oleh Pengadilan Negeri Padang. Setelah semua selesai dipelajari oleh Ketua Pengadilan Negeri Padang, Ketua Pengadilan Negeri Padang akan mengeluarkan penetapan untuk dilaksanakannya pencabutan atau pengakatan atas barang sengketa atau yang sebelumnya telah diletakan sita jaminan kepada jurusita, jika jurusita berhalangan hadir dapat digantikan oleh panitera pengganti yang dilengkapi oleh dua orang saksi, yang diambil dari karyawan Pengadilan Negeri Padang atau boleh juga dari tokoh masyarakat di daerah setempat yang dianggap cakap. Sebelum jurusita melaksakan pengakatan atau pencabutan sita jaminan mereka harus turun dahulu ketempat lokasi barang tersebut berada. Gunanya untuk memastikan dan meyakinkan tentang kebenaran imformasi barang tersebut, mulai dari lokasi, status dan ukuran barang tersebut. Dalam mencari tahu kebenaran tentang barang tersebut jurusita punya beberapa kiat dan strategi untuk mendapatkan imformasi yang benar mengenai barang tersebut, bisa dengan bertanya kepada warga sekitar atau kepala desa setempat. Setelah semua dirasa cocok dan tepat dengan imformasi yang didapat, jurusita melaporkan kepada ketua pengadilan negeri padang untuk dikeluarkan surat penetapan pengakatan sita jaminan. Selanjutnya jurusita mempersiapkan berita acara untuk pengakatan sita jaminan. Selanjutnya juru sita akan membuat pengumuman pada khalayak ramai bahwa mulai hari, tanggal, jam, tahun, harta benda yang sebelumnya telah diletakan sita jaminan telah dicabut atau dilakukan angkat sita. Pengumuman pencabutan atau pengakatan sita jaminan tersebut dilakukan di kantor kepala desa dimana objek tersebut berada. Setelah pekerjaan juru sita selesai melaksanakan pengakatan sita jaminan, kemudian juru sita akan kembali ke

pengadilan negeri kelas IA Padang untuk melihatkan berita acara sekaligus melaporkan tentang pekerjaan nya pada ketua pengadilan negeri. Dan tindakan juru sita tersebut akan dicatat dalam register di Pengadilan Negeri Padang. 2. Pelaksanaan Pencabutan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) dalam Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Klas 1 A Padang. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Pengadilan Negeri Klas I A Padang, mengenai pelaksanaan pencabutan Sita Jaminan, maka terlebih dahulu penulis akan memperlihatkan contoh surat berita angkat sita berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Padang tentang pencabutan sita jaminan atas perkara yang pernah disidangkan di Pengadilan Negeri Padang; Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang pelaksanaan pencabutan sita jaminan di Pengadilan Negeri Klas I A Padang. Pelaksanaan pencabutan atau angkat sita di Pengadilan Negeri Klas I A Padang dapat dilaksanakan atau disetujui oleh Ketua Pengadilan Negeri Padang dengan memenuhi alasan alasan yang penulis sebutkan sebagai berikut, a) Pencabutan berdasarkan putusan hakim yang menolak gugatan penggugat. Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri untuk melakukan sita jaminan terhadap barang milik tergugat. apabila gugatan penggugat ditolak oleh hakim dengan alasan gugatan penggugat dan barang sitaannya dinyatakan tidak sah dan tidak berharga, dengan sendirinya sita jaminan tidak dapat dipertahankan, maka hakim akan memerintahkan untuk melakukan pencabutan/pengakatan sita jaminan. Pengajuan atau pengakatan sita jaminan ini dapat dilakukan pada saat proses persidangan telah berakhir. b) Pencabutan berdasarkan tergugat atau debitur sebagai sitersita memberikan jaminan / tanggungan lain yang mencukupi. Barang yang dibebani sita jaminan dibebaskan dengan mengalihkan secara langsung sita jaminan terhadap barang lain yang mencukupi sebagai penggantinya. Barang pengganti sita jaminan tersebut tidak mutlak harus barang harta milik tergugat, boleh juga barang pengganti yang diajukan harta milik pihak ketiga. c) Pencabutan berdasarkan penggugat atau kreditur tidak dapat membuktikan barang disita benar benar milik tergugat. Alasan ini bagi hakim untuk mencabut sita jaminan, apabila penggugat dianggap tidak dapat membutikan barang yang disita benar

benar milik tergugat. Pencabutan / pengangkatan sita jaminan ini dapat dilaksanakan pada saat persidangan telah berakhir. d) Pencabutan berdasarkan kekeliruan Dasar lain bagi hakim untuk mencabut atau mengangkat sita jaminan ialah karena kekeliruan. Kekeliruan ini dating dari pihak penggugat. Penggugat berkewajiban untuk menjelaskan identitas, letak, ukuran dan status pemilikan barang. Berdasarkan informasi itulah pengadilan memberikan perintah penyitaan terhadap barang barang yang ditunjuk penggugat. Apabila informasi atau identitas yang diberikan penggugat tidak jells atau terjadi kekeliruan maka sita jaminan tersebut dapat dicabut/diangkat berdasarkan permohonan yang diajukan oleh tergugat. Pelaksanaan pencabutan/pengangkatan sita jaminan ini dapat dilakukan pada saat proses persidangan sedang berjalan. e) Pencabutan berdasarkan perlawanan pihak ketiga atas dasar hak milik. Hakim berwenang memerintahkan pencabutan atas berdasarkan alasan derden verzet terhadap sita jaminan yang dilakukan, pihak ketiga mengajukan perlawanan yang lazim disebut perlawanan atau verzet terhadap sita jaminan (conservatoir beslag). Misalnya atas permintaan menurut penggugat telah diletakan sita jaminan atas sesuatu barang yang menurut penggugat barang yang disita adalah milik tergugat. Sedangkan menurut pihak ketiga, yang tidak ikut dalam perkara, barang yang disita bukan milik tergugat, tapi adalah milik nya. Oleh karena itu pihak ketiga tadi tentu sangat merasa dirugikan atas tindakan penyitaan. 3. Kendala-Kendala Yang Ditemui Dalam Pencabutan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) Dalam Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Klas 1.A Padang. Untuk melihat hambatan hambatan yang ditemui dalam pencabutan sita jaminan atas barang sengketa di Pengadilan Negeri Kelas I. A Padang terdapat dua kondisi atau keadaan dalam proses pencabutan sita jaminan tersebut: Hambatan pra penetapan pengakatan/pencabutan sita jaminan oleh Pengadilan Negeri Padang. Adapun yang termasuk hambatan pra penetapan pengakatan/pencabutan sita jaminan ini adalah : a. Penggugat sebagai pemohon atas penjatuhan sita jaminan terhadap barang sengketa yang ada pada tergugat tidak menerima pengakatan atau pencabutanh atas

sita jaminan dengan penggantinya dengan nilai barang yang sebanding dengan objek sita jaminan. b. Dalam hal pengangkatan atau pencabutan atas sita jaminan dengan menggangtinya dengan nilai barang yang sama cendrung terjadi perbedaan pandangan anatara penggugat sebagai pemohon atas sita jaminan dengan tergugat sebagai termohon untuk pengangkatan atau pencabutan atas sita jaminan dan hakim terhadap nilai barang pengganti atas objek sita jaminan yang dimaksud. Hambatan pasca penetapan atau pengangkatan sita jaminan oleh Pengadilan Negeri Padang. Adapun hambatan yang ditemui pasca penetapan pengangkatan atau pencabutan sita jaminan oleh pengadilan adalah: a. Adanya penolakan dari pihak penggugat terhadap penetapan pengangkatan/pencabutan sita jaminan oleh pengadilan. b. Kendala lain yang ditemui dalam proses pengangkatan/pencabutan sita jaminan adalah tidak hadirnya pihak-pihak yang bersengketa pada waktu juru sita pengadilan negeri padang melakukan pencabutan atas sita jaminan tersebut. PENUTUP Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai pencabutan atau pengangkatan sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara perdata ini sebagai manan telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab penutup ini penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur Pencabutan Sita Jaminan diajukan oleh tergugat atau pihak ke-3 karena tidak menerima atau merasa dirugikan dengan adanya penetapan Sita Jaminan dari pengadilan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan Pencabutan Sita Jaminan kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas I A Padang. Setelah semua selesai dipelajari oleh Ketua Pengadilan, maka akan diperintahkan Jurusita untuk melakukan Pencabutan Sita Jaminan dengan keluarnya surat penetapan angkat Sita dari Pengadilan. 2. Pelaksaaan pencabutan atau pengangkatan sita jaminan ini dalam amar putusan yang menolak gugatan penggugat dan barang yang disita dinyatakan tidak sah dan tidak berharga maka barang yang telah diletakan sita jaminan tersebut harus diangkat sita jaminannya. Sedangkan selama proses persidangan sita jaminan dapat diangkat asal ada

penetapan ketua Majelis Hakim yang menyidangkan perkara tersebut dan penetapan tersebut dikeluarkan karena diterimanya permohonan pencabutan atau pengangkatan sita jaminan baik dari tergugat sendiri atau pihak ketiga yang didasari pada hak milik. 3. Permohonan pencabutan / pengangkatan sita jaminan ini dapat diajukan secara tertulis atau lisan pada Ketua Mejelis Hakim atau Ketua Pengadilan Negeri yang menyidangakn perkara tersebut, dimana pihak yang mengajukan permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan itu dapat membuktikan bahwa ia dirugikan atau harta bagi pihak ketiga. Dalam pelaksanaan pencabutan / pengangkatan sita jaminan dilakukan oleh juru sita yang diangkat oleh Ketua atau Hakim Ketua Majelis, dimana juru sita baru dapat melaksanakan pencabutan/pengangkatan sita jaminan setelah adanya penetapan dari hakim ketua majelis yang menyidangkan perkara tersebut dan juru sita juga membuat berita acara pencabutan atau pengangkatan sita jaminan terhadap obyek yang disita. Kendala-kendala yang ditemui dalam pencabutan/pengangkatan sita jaminan itu dikarenakan adanya pemohon banding dan kasasi, sehingga pencabutan atau penggutan sita jaminan belum boleh dilaksanakan, sedangkan dalam permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan itu sendiri ditemui hambatan bila pihak yang mengajukan permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan tidak dapat membuktikan dia dirugikan atau harta tersebut adalah miliknya. Akibatnya bagi pihak ke-3 dalam hal pencabutan / pengangkatan sita jaminan adalah pihak ke-3 tersebut telah dapat kembali menguasai hrta yang menjadi miliknya dan hak miliknya atas harta tersebut telah dikuasai secara hukum, kerugian yang dia derita dikarenakan penyitaan itu telah dapat diganti oleh para pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut. Permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan harus dapat membuktikan bahwa barang tersebut adalah miliknya. Apabila berhasil maka pihak ke-3 tersebut akan diperintahkan untuk di angkat. A. Buku-buku DAFTAR PUSTAKA Bambang Sungguno, 2012, Metodologi Penelitian Hukum Cetakan ke-13, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. M.Yahya Harahap, 2006, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta. Retno Wulan Sutantio Dan Iskandar Oerip Kartawinata,2002, Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek, Mandar Maju, Bandung.

Sudikno Mertokusumo, 2009, Hukum Acara Perdata Indonesia, cetakan kedelapan, Liberty, Yogyakarta. Sutarman dan Philips Dillah, 2013, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung. Soerjono Soekanto, 1986, pengantar Penelitian Hukum, cetakan ketiga, Universitas Indonesia, Jakarta. Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2012, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. B. Peraturan Perundang-Undangan Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR) Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. C. Sumber Lain Sony Darsanto, 2009, Tata Cara Pelaksanaan Sita Jaminan, http://id.berita.yahoo.com./klinik sitajaminan-070100235.html, diakses Tanggal 23 Februari 2014, Pukul 20.25 WIB Siska Yanuarti, 2013, Pelaksanaan Eksekusi Sita Jaminan Dalam Proses Peradilan Menurut Rbg, Jurnal Ilmu Hukum Ammanna Gappa Volume 1 Nomor 2, Universitas Sumatera Utara, hlm 2.