ARTIKEL PENELITIAN PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1.A PADANG Oleh: ATH THARIQ RAHMAN SYAFPUTRA NPM: 1110012111115 BAGIAN HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016
PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA Ath Thariq Rahman 1, As Suhaiti Arief 1, Adri 1 1 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Email: athrahman93@yahoo.co.id ABSTRACT At the (time) of bring a lawsuit to the court to justice, usually also will follow pleadingly stipulating confiscate guarantee of goods sued or case object, good [of] object remain to and also peripatetic. But in practice [of] object adakala which have diletakan confiscate guarantee, [is] later;then abstracted [by] stipulating confiscate its guarantee, that repeal not by itself, but abstracted or lifted to confiscate its guarantee on request sued or third party. Formula of[is problem of the studied [is] 1) How repeal procedure confiscate guarantee in civil dispute [in] District Court Of Klas 1.A Field 2) How execution of repeal confiscate guarantee in civil dispute [in] District Court Of Klas 1.A Field 3) Do constraint faced in repeal confiscate guarantee in civil dispute [in] District Court Of Klas 1.A Field?. Type Research which [is] used in this research [is] research of law of sosiologis ( Legal Socio [of] Research). used Data cover primary data and data of sekunder. The data obtained to [pass/through] document study and interview. From result of research can be concluded [by] bahwa,1) Repeal procedure confiscate guarantee [is] beforehand repeal letter of intention input confiscate guarantee, after stipulating letter exit of new Chief Justice [of] repeal can be [done/conducted] 2) Execution of repeal confiscate guarantee [in] District Court Of Klas 1A Field [done/conducted] by bailiff after stipulating exit of justice consorted by plaintiff, sued and two eyewitness people 3) Constraint faced by process server District Court Of Klas 1A field [is] the existence of resistance of plaintiff [party/ side] which [do] not accept [doing/conducting] of repeal process confiscate guarantee because dianggab impinge importance of plaintiff law. Keyword : Execution, Repeal Confiscate Guarantee. PENDAHULUAN Benar dan adilnya penyelesaian perkara di depan pengadilan, bukan dilihat dari hasil akhir putusan yang dijatuhkan. Tetapi harus dinilai sejak awal proses pemeriksaan perkara dimulai. Apakah sejak tahap awal ditangani, pengadilan memberikan layanan sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata atau tidak! Dengan kata lain, apakah proses pemeriksaan perkara sejak awal sampai akhir benar-benar due process of law atau undue process. Hak adalah sesuatu yang harus kita dapatkan karena kodrat kita sebagai seorang manusia. Tapi hak akan selalu diikuti oleh kewajiban, karena itu merupakan dua hal yang tidak bisa dihilangkan, atau dijalankan tumpang tindih. Karena dengan telah didapatnya hak, otomatis sebelum atau sesudah itu harus ditunaikan kewajiban. Manusia memiliki hak dan kewajiban dengan sesama manusia atau subjek hukum lain yang bukan manusia. Biasanya diatur dalam lapangan hukum
perdata. Bukan hanya itu, manusia juga memiliki hak dan kewajiban yang berhubungan dengan Negara. Hubungan hukum antara manusia dengan Negaranya diatur dalam lapangan hukum publik. Penyelesaian perkara perdata di pengadilan dilakukan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Biasanya tempat pengadilan merujuk pada tempat tinggal atau berdiamnya tergugat, atau objek perkara yang di persengketakan. gugatan diajukan oleh penggugat sebagai pihak yang merasa dirugikan oleh pihak tergugat (pihak yang merugikan penggugat). Pada saat mengajukan gugatan ke Pengadilan, biasanya juga akan diikuti dengan permohonan sita jaminan atas barang tergugat atau objek perkara, baik yang bergerak atau benda tetap. Pasal 227 HIR (Het herziene Indonesisch Reglement) atau Pasal 260 dan Pasal 261 Rbg (Rechtsreglement Buitengewesten) memberi kemungkinan kepada penggugat untuk mengajukan permohonan sita jaminan dengan tujuan agar barang tersebut tidak dialihkan tergugat pada pihak ketiga, atau disembunyikan oleh tergugat. Sita Jaminan adalah meletakan barang tergugat atau objek perkara yang disengketakan, dibawah kekuasan pengadilan, melalui permohonan ke Pengadilan, sampai adanya putusan dari Pengadilan. Gunanya adalah untuk menjamin terlaksananya putusan hakim, dan mencegah perbuatan curang tergugat atas benda bergerak atau benda tetap miliknya. Yang pada intinya akan menghilangkan kekwatiran penggugat akan tuntutannya yang tidak terpenuhi. Pencabutan atau pengakatan sita jaminan atas barang milik tergugat yang sudah diletakan sita jaminan di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang, dalam praktek di lapangan sering terjadi permasalahan, baik itu prosedur, waktu dan cara pelaksanaannya, serta banyak hambatanhambatan dan kendala di lapangan yang dihadapi. Oleh karena itulah penulis merasa tertarik untuk meneliti dan memahami masalah tersebut, yang akan dituangkan dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul : PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1 A PADANG. Sesuai dengan pokok permasalahan yang tertulis di atas, maka tujuan penelitian yaitu 1. Untuk mengetahui prosedur pencabutan sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pencabutan sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksana pencabutan sita jaminan dan bagaimana solusin dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian hukum sosiologis (Socio Legal Research). Penelitian yuridis sosiologis adalah pendekatan terhadap hukum sebagai suatu norma atau kaidah, dan pendekatan terhadap masyarakat dalam arti melihat realita yang ada di masyarakat. Sumber data yang di pakai dalam penelitian ini adalah : a) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan responden b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan hukum yang terdiri dari: 1. Bahan hukum primer. a. Het herziene Indonesisch Reglement (HIR) b. Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) c. Undang Undang No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 2. Bahan hukum skunder Yaitu sumber data yang berasal dari literatur atau buku-buku, hasil penelitian dan data-data yang ada di Pengadilan Negeri Klas 1A Padang. Untuk analisis data dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan teknik : a. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer secara langsung. b. Studi dokumen yaitu teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian kepustakaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Prosedur Pencabutan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) dalam perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas 1 A Padang Dalam setiap upaya yang dilakukan oleh pihak yang ingin melakukan pencabutan atau pengakatan sita jaminan di Pengadilan Negeri Padang, harus terlebih dahulu memasukan surat permohonan pencabutan atau pengakatan sita jaminan yang mana surat tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Padang.
Selanjutnya setelah Ketua Pengadilan Negeri Padang menerima surat permohonan pencabutan atau pengakatan sita jaminan tersebut dari pemohon, maka terlebih dahulu ketua pengadilan akan mempelajari dahulu dengan seksama surat tersebut, dengan memperhatikan alasanalasan yang diutarkan oleh pemohon di dalam surat tersebut, apabila pengakatan atau pencabutan sita jaminan ini dilakukan sebelum hakim memberikan keputusan tentang perkara atau gugatan yang diajukan oleh penggugat atau pemohon sita jaminan di pengadilan. Artinya proses berpekara masih terus berjalan di Pengadilan, tampa diketahui penggugat akan memenangkan gugatannya atau tidak, tetapi sudah ada harta benda dari tergugat atau debitur yang sudah diletakan sita jaminan oleh Pengadilan Negeri Padang. Setelah semua selesai dipelajari oleh Ketua Pengadilan Negeri Padang, Ketua Pengadilan Negeri Padang akan mengeluarkan penetapan untuk dilaksanakannya pencabutan atau pengakatan atas barang sengketa atau yang sebelumnya telah diletakan sita jaminan kepada jurusita, jika jurusita berhalangan hadir dapat digantikan oleh panitera pengganti yang dilengkapi oleh dua orang saksi, yang diambil dari karyawan Pengadilan Negeri Padang atau boleh juga dari tokoh masyarakat di daerah setempat yang dianggap cakap. Sebelum jurusita melaksakan pengakatan atau pencabutan sita jaminan mereka harus turun dahulu ketempat lokasi barang tersebut berada. Gunanya untuk memastikan dan meyakinkan tentang kebenaran imformasi barang tersebut, mulai dari lokasi, status dan ukuran barang tersebut. Dalam mencari tahu kebenaran tentang barang tersebut jurusita punya beberapa kiat dan strategi untuk mendapatkan imformasi yang benar mengenai barang tersebut, bisa dengan bertanya kepada warga sekitar atau kepala desa setempat. Setelah semua dirasa cocok dan tepat dengan imformasi yang didapat, jurusita melaporkan kepada ketua pengadilan negeri padang untuk dikeluarkan surat penetapan pengakatan sita jaminan. Selanjutnya jurusita mempersiapkan berita acara untuk pengakatan sita jaminan. Selanjutnya juru sita akan membuat pengumuman pada khalayak ramai bahwa mulai hari, tanggal, jam, tahun, harta benda yang sebelumnya telah diletakan sita jaminan telah dicabut atau dilakukan angkat sita. Pengumuman pencabutan atau pengakatan sita jaminan tersebut dilakukan di kantor kepala desa dimana objek tersebut berada. Setelah pekerjaan juru sita selesai melaksanakan pengakatan sita jaminan, kemudian juru sita akan kembali ke
pengadilan negeri kelas IA Padang untuk melihatkan berita acara sekaligus melaporkan tentang pekerjaan nya pada ketua pengadilan negeri. Dan tindakan juru sita tersebut akan dicatat dalam register di Pengadilan Negeri Padang. 2. Pelaksanaan Pencabutan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) dalam Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Klas 1 A Padang. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Pengadilan Negeri Klas I A Padang, mengenai pelaksanaan pencabutan Sita Jaminan, maka terlebih dahulu penulis akan memperlihatkan contoh surat berita angkat sita berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Padang tentang pencabutan sita jaminan atas perkara yang pernah disidangkan di Pengadilan Negeri Padang; Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang pelaksanaan pencabutan sita jaminan di Pengadilan Negeri Klas I A Padang. Pelaksanaan pencabutan atau angkat sita di Pengadilan Negeri Klas I A Padang dapat dilaksanakan atau disetujui oleh Ketua Pengadilan Negeri Padang dengan memenuhi alasan alasan yang penulis sebutkan sebagai berikut, a) Pencabutan berdasarkan putusan hakim yang menolak gugatan penggugat. Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri untuk melakukan sita jaminan terhadap barang milik tergugat. apabila gugatan penggugat ditolak oleh hakim dengan alasan gugatan penggugat dan barang sitaannya dinyatakan tidak sah dan tidak berharga, dengan sendirinya sita jaminan tidak dapat dipertahankan, maka hakim akan memerintahkan untuk melakukan pencabutan/pengakatan sita jaminan. Pengajuan atau pengakatan sita jaminan ini dapat dilakukan pada saat proses persidangan telah berakhir. b) Pencabutan berdasarkan tergugat atau debitur sebagai sitersita memberikan jaminan / tanggungan lain yang mencukupi. Barang yang dibebani sita jaminan dibebaskan dengan mengalihkan secara langsung sita jaminan terhadap barang lain yang mencukupi sebagai penggantinya. Barang pengganti sita jaminan tersebut tidak mutlak harus barang harta milik tergugat, boleh juga barang pengganti yang diajukan harta milik pihak ketiga. c) Pencabutan berdasarkan penggugat atau kreditur tidak dapat membuktikan barang disita benar benar milik tergugat. Alasan ini bagi hakim untuk mencabut sita jaminan, apabila penggugat dianggap tidak dapat membutikan barang yang disita benar
benar milik tergugat. Pencabutan / pengangkatan sita jaminan ini dapat dilaksanakan pada saat persidangan telah berakhir. d) Pencabutan berdasarkan kekeliruan Dasar lain bagi hakim untuk mencabut atau mengangkat sita jaminan ialah karena kekeliruan. Kekeliruan ini dating dari pihak penggugat. Penggugat berkewajiban untuk menjelaskan identitas, letak, ukuran dan status pemilikan barang. Berdasarkan informasi itulah pengadilan memberikan perintah penyitaan terhadap barang barang yang ditunjuk penggugat. Apabila informasi atau identitas yang diberikan penggugat tidak jells atau terjadi kekeliruan maka sita jaminan tersebut dapat dicabut/diangkat berdasarkan permohonan yang diajukan oleh tergugat. Pelaksanaan pencabutan/pengangkatan sita jaminan ini dapat dilakukan pada saat proses persidangan sedang berjalan. e) Pencabutan berdasarkan perlawanan pihak ketiga atas dasar hak milik. Hakim berwenang memerintahkan pencabutan atas berdasarkan alasan derden verzet terhadap sita jaminan yang dilakukan, pihak ketiga mengajukan perlawanan yang lazim disebut perlawanan atau verzet terhadap sita jaminan (conservatoir beslag). Misalnya atas permintaan menurut penggugat telah diletakan sita jaminan atas sesuatu barang yang menurut penggugat barang yang disita adalah milik tergugat. Sedangkan menurut pihak ketiga, yang tidak ikut dalam perkara, barang yang disita bukan milik tergugat, tapi adalah milik nya. Oleh karena itu pihak ketiga tadi tentu sangat merasa dirugikan atas tindakan penyitaan. 3. Kendala-Kendala Yang Ditemui Dalam Pencabutan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) Dalam Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Klas 1.A Padang. Untuk melihat hambatan hambatan yang ditemui dalam pencabutan sita jaminan atas barang sengketa di Pengadilan Negeri Kelas I. A Padang terdapat dua kondisi atau keadaan dalam proses pencabutan sita jaminan tersebut: Hambatan pra penetapan pengakatan/pencabutan sita jaminan oleh Pengadilan Negeri Padang. Adapun yang termasuk hambatan pra penetapan pengakatan/pencabutan sita jaminan ini adalah : a. Penggugat sebagai pemohon atas penjatuhan sita jaminan terhadap barang sengketa yang ada pada tergugat tidak menerima pengakatan atau pencabutanh atas
sita jaminan dengan penggantinya dengan nilai barang yang sebanding dengan objek sita jaminan. b. Dalam hal pengangkatan atau pencabutan atas sita jaminan dengan menggangtinya dengan nilai barang yang sama cendrung terjadi perbedaan pandangan anatara penggugat sebagai pemohon atas sita jaminan dengan tergugat sebagai termohon untuk pengangkatan atau pencabutan atas sita jaminan dan hakim terhadap nilai barang pengganti atas objek sita jaminan yang dimaksud. Hambatan pasca penetapan atau pengangkatan sita jaminan oleh Pengadilan Negeri Padang. Adapun hambatan yang ditemui pasca penetapan pengangkatan atau pencabutan sita jaminan oleh pengadilan adalah: a. Adanya penolakan dari pihak penggugat terhadap penetapan pengangkatan/pencabutan sita jaminan oleh pengadilan. b. Kendala lain yang ditemui dalam proses pengangkatan/pencabutan sita jaminan adalah tidak hadirnya pihak-pihak yang bersengketa pada waktu juru sita pengadilan negeri padang melakukan pencabutan atas sita jaminan tersebut. PENUTUP Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai pencabutan atau pengangkatan sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara perdata ini sebagai manan telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab penutup ini penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur Pencabutan Sita Jaminan diajukan oleh tergugat atau pihak ke-3 karena tidak menerima atau merasa dirugikan dengan adanya penetapan Sita Jaminan dari pengadilan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan Pencabutan Sita Jaminan kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas I A Padang. Setelah semua selesai dipelajari oleh Ketua Pengadilan, maka akan diperintahkan Jurusita untuk melakukan Pencabutan Sita Jaminan dengan keluarnya surat penetapan angkat Sita dari Pengadilan. 2. Pelaksaaan pencabutan atau pengangkatan sita jaminan ini dalam amar putusan yang menolak gugatan penggugat dan barang yang disita dinyatakan tidak sah dan tidak berharga maka barang yang telah diletakan sita jaminan tersebut harus diangkat sita jaminannya. Sedangkan selama proses persidangan sita jaminan dapat diangkat asal ada
penetapan ketua Majelis Hakim yang menyidangkan perkara tersebut dan penetapan tersebut dikeluarkan karena diterimanya permohonan pencabutan atau pengangkatan sita jaminan baik dari tergugat sendiri atau pihak ketiga yang didasari pada hak milik. 3. Permohonan pencabutan / pengangkatan sita jaminan ini dapat diajukan secara tertulis atau lisan pada Ketua Mejelis Hakim atau Ketua Pengadilan Negeri yang menyidangakn perkara tersebut, dimana pihak yang mengajukan permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan itu dapat membuktikan bahwa ia dirugikan atau harta bagi pihak ketiga. Dalam pelaksanaan pencabutan / pengangkatan sita jaminan dilakukan oleh juru sita yang diangkat oleh Ketua atau Hakim Ketua Majelis, dimana juru sita baru dapat melaksanakan pencabutan/pengangkatan sita jaminan setelah adanya penetapan dari hakim ketua majelis yang menyidangkan perkara tersebut dan juru sita juga membuat berita acara pencabutan atau pengangkatan sita jaminan terhadap obyek yang disita. Kendala-kendala yang ditemui dalam pencabutan/pengangkatan sita jaminan itu dikarenakan adanya pemohon banding dan kasasi, sehingga pencabutan atau penggutan sita jaminan belum boleh dilaksanakan, sedangkan dalam permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan itu sendiri ditemui hambatan bila pihak yang mengajukan permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan tidak dapat membuktikan dia dirugikan atau harta tersebut adalah miliknya. Akibatnya bagi pihak ke-3 dalam hal pencabutan / pengangkatan sita jaminan adalah pihak ke-3 tersebut telah dapat kembali menguasai hrta yang menjadi miliknya dan hak miliknya atas harta tersebut telah dikuasai secara hukum, kerugian yang dia derita dikarenakan penyitaan itu telah dapat diganti oleh para pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut. Permohonan pencabutan/pengangkatan sita jaminan harus dapat membuktikan bahwa barang tersebut adalah miliknya. Apabila berhasil maka pihak ke-3 tersebut akan diperintahkan untuk di angkat. A. Buku-buku DAFTAR PUSTAKA Bambang Sungguno, 2012, Metodologi Penelitian Hukum Cetakan ke-13, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. M.Yahya Harahap, 2006, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta. Retno Wulan Sutantio Dan Iskandar Oerip Kartawinata,2002, Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek, Mandar Maju, Bandung.
Sudikno Mertokusumo, 2009, Hukum Acara Perdata Indonesia, cetakan kedelapan, Liberty, Yogyakarta. Sutarman dan Philips Dillah, 2013, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung. Soerjono Soekanto, 1986, pengantar Penelitian Hukum, cetakan ketiga, Universitas Indonesia, Jakarta. Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2012, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. B. Peraturan Perundang-Undangan Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR) Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. C. Sumber Lain Sony Darsanto, 2009, Tata Cara Pelaksanaan Sita Jaminan, http://id.berita.yahoo.com./klinik sitajaminan-070100235.html, diakses Tanggal 23 Februari 2014, Pukul 20.25 WIB Siska Yanuarti, 2013, Pelaksanaan Eksekusi Sita Jaminan Dalam Proses Peradilan Menurut Rbg, Jurnal Ilmu Hukum Ammanna Gappa Volume 1 Nomor 2, Universitas Sumatera Utara, hlm 2.