PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA PUMA MUDA DESA MANTINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI DI UKM BOLA VOLI PUTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lari terdiri dari enam macam yang salah satunya adalah Lari cepat (Sprint) yang

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PENGARUH LATIHAN ZIG ZAG RUN UNTUK MENINGKATKAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

Journal of Sport Sciences and Fitness

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

PENGARUH PENAMBAHAN DYNAMIC STRETCHING PADA LOWER EXTREMITY MUSCLES SEBELUM SPRINT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

MENINGKATKAN KECEPATAN LARI 100 M DENGAN LATIHAN INTERVAL 1 BANDING 2 DAN 1 BANDING 3

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem Energi. Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal. dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan masing-masing kelompok 1 dengan pelatihan berjalan dengan

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

Yan Indra Siregar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

PENGARUH PEMBERIAN STRENGTHENING LEG EXTENSION EXERCISE TERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. darah. Masase adalah pemijatan atau pengurutan pada bagian tertentu

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PERAN INTERVAL SPRINT, AKSELERASI SPRINT, HOLLOW SPRINT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dari Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW memegang kedua pundak

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

SKRIPSI OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM:

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH : ADI PURNOMO NPM: Dibimbing oleh: 1. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. 2. Septyaning Lusianti, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki lompatan yang tinggi kecepatan berlari juga sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

PENGEMBANGAN BIOMOTOR 1 (KECEPATAN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: AISYAH LIFSANTIN NA IMA J 120 110 007 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HALAMAN PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH LATIHAN LARI INTERYAL TERIIADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKT]N AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN Oieh: Aisyah Lifsantin Na' ima I1,2an 0007 Telah membaca dan mencermati naskah publikasi karya ilmiah yang merupakan skripsi (Tugas Akhir) dari mahasiswa tersebut Menyetujui Surakart4 22 Apnl}Afi Pembimbing 1 Pembimbing 2 Yulisna Mutia Sari, SST.FT.,M.Sc (GRS) Wahyuni, S.Fis.,M.Kes

ABSTRAK PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN Aisyah Lifsantin Na ima, J120110007 Program Studi Fisioterapi S1, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015 Latar Belakang: Kecepatan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Pada profil kecepatan lari 50 meter pemain sepak bola RAS Klaten yang diukur menggunakan stopwatch yaitu memiliki rata-rata 8,35 detik dengan klasifikasi yang masih sedang. Salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk dapat meningkatkan kecepatan berlari adalah lari interval. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh latihan lari interval terhadap kecepatan lari pada pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola RAS Klaten. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre and post test without control group design, yaitu semua sampel yang masuk kriteria inklusi diberikan latihan lari interval selama 4 minggu dengan frekwensi 3x seminggu. Pengukuran kecepatan dilakukan dengan lari 50 meter menggunakan parameter berupa stopwatch. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon untuk uji pengaruh latihan lari interval terhadap kecepatan lari. Hasil Penelitian: Ada pengaruh latihan lari interval terhadap kecepatan pada pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola RAS Klaten setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji wilcoxon match pair test didapatkan nilai signifikasi (2-tailed) 0,000. Kesimpulan: Ada pengaruh latihan lari interval terhadap kecepatan lari pada pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola RAS Klaten. Kata kunci: Latihan Lari Interval, Kecepatan

A. PENDAHULUAN Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola kian kemari yang diperebutkan oleh para pemain dengan tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola (Sapulete, 2012). Untuk meningkatkan prestasi maka banyak berdiri sekolah sepak bola dan untuk mendapatkan pemain yang berprestasi maka pembinaan dapat dimulai dari usia muda dengan pengajaran teknik dasar latihan sepak bola. Pengajaran teknik dasar sepak bola dapat diberikan pada usia remaja umur 11-15 tahun, karena pada usia ini otot-otot penunjang lebih berkembang, koordinasi geraknya baik, minat terhadap cabang olahraga mulai bangkit dan perkembangan panjang tungkai lebih cepat daripada anggota badan bagian atas (Setiawan, 2010). Hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan peneliti di sekolah sepak bola Rukun Agawe Santosa (RAS) Klaten, bahwa belum adanya prestasi yang dicapai oleh para pemain sepak bola saat bertanding dan tidak adanya program latihan yang khusus dalam peningkatan kondisi fisik dalam melatih teknik dasar sepak bola. Salah satu teknik dasar yang menjadi komponen utama dalam olahraga sepak bola selain menendang bola adalah berlari karena performa berlari sprint dengan atau tanpa bola adalah faktor yang sangat penting dalam keberhasilan tim. Untuk dapat berlari dengan cepat, maka pemain sepak bola haruslah memiliki salah satu unsur kecepatan

dalam berlari. Pada profil kecepatan lari 50 meter pemain sepak bola RAS Klaten yang diukur menggunakan stopwatch yaitu memiliki rata-rata 8,35 detik dengan klasifikasi sedang. Salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk dapat meningkatkan kecepatan berlari adalah lari interval. Latihan lari interval sendiri adalah sistem latihan lari yang diselingi oleh interval-interval berupa masa-masa istirahat (Kardjono, 2010). Dimana apabila interval kerja pendek akan melibatkan partisipasi dari metabolisme anaerobik sehingga dengan latihan lari interval yang terprogram akan meningkatkan power (daya ledak) otot tungkai dan menghasilkan peningkatan kecepatan lari (Powers & Howley, 2012). B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Sepak Bola RAS Klaten yang bertempat di Stadion Trikoyo Klaten. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment dengan rancangan pre test dan post test design without control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola RAS Klaten yang berjumlah 60 orang. Setelah dipilih sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu, didapatkan sampel sebanyak 19 orang. Metode pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini di olah

menggunakan SPSS20.00, sedangkan untuk mengetahui pengaruh latihan lari interval terhadap kecepatan berlari, data diuji menggunakan uji nonparametrik dengan uji Wilcoxon Match Pair Test. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Latihan lari interval adalah sistem latihan lari yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat di setiap repetisinya. Yaitu lari dengan waktu 10 detik kemudian istirahat dengan waktu 30 detik. Istirahat dilakukan dengan aktivitas jogging. Latihan lari interval diberikan 3 kali setiap minggunya selama 4 minggu dengan jumlah repetisi 15 kali (Ulum, 2014). Sedangkan tes kecepatan lari diukur dengan lari jarak 50 meter menggunakan stopwatch (Widodo, 2012). Lari 50 meter dilakukan dengan cara posisi klien adalah siap dengan berdiri di belakang garis start kemudian saat terapis membunyikan peluit, klien lari secepatnya sampai garis batas finish dan dilaksanakan sebelum program latihan lari interval dimulai dan setelah program latihan lari interval berakhir. Berdasarkan latihan lari interval yang telah dilaksanakann selama 4 minggu didapatkan hasil kecepatan lari sebagai berikut:

Perlakuan Kategori Pre test Post test Kecepatan Lari Persentase Jumlah (%) Jumlah Persentase (%) Lambat Sekali 0 0 0 0 Lambat 5 26,31 0 0 Sedang 14 73,69 6 10,53 Cepat 0 0 9 78,94 Cepat Sekali 0 0 4 10,53 Total 19 100 19 100 Dari tabel di atas, diketahui bahwa kategori kecepatan lari sedang dan lambat pada saat pre test berjumlah 14 orang atau 73,69% dan 5 orang atau 26,31%. Sedangkan pada post test kecepatan meningkat menjadi kategori cepat dan cepat sekali dengan jumlah 9 orang atau 47,37% dan 4 orang atau 21,05% dan kecepatan sedang menurun menjadi 6 orang atau 31,58%. Hal ini menunjukkan bahwa latihan lari interval memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil kecepatan berlari. Untuk membuktikan hasil data tersebut, data diolah menggunakan program SPSS 20.00 dengan uji non-parametrik menggunakan uji Wilcoxon Match Pair Test dengan hasil sebagai berikut: Perbedaan Z hitung Sig. (2-tailed) Kesimpulan Pre test dan -3,829 0,000 H 0 ditolak Post test Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa uji pengaruh terhadap kecepatan lari diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 dengan nilai probabilitas tingkat signifikasi 5% atau sama dengan 0,05 maka H 0 ditolak,

jadi kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kecepatan lari pada pre test dan post test. Hal ini menunjukkan bahwa latihan lari interval memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecepatan berlari. Pembahasan Latihan lari interval terdapat 2 proses dalam pelaksanaannya, yaitu periode latihan interval (interval kerja) dan periode istirahat (interval istirahat). Pertama, pada interval kerja yang dilakukan adalah dengan lari selama 10 detik dengan intensitas yang tinggi. Latihan kerja dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang singkat merupakan tipe latihan anaerobik. Anaerobik merupakan kemampuan untuk tetap melakukan suatu kegiatan yang melibatkan kontraksi otot yang berat dengan kecepatan maksimal (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Kedua, dengan melakukan interval istirahat. Pada interval istirahat yang dilakukan adalah dengan melakukan jogging selama 30 detik. Interval istirahat dilakukan karena terjadi pengurasan energi akibat interval kerja yang menggunakan intensitas tinggi. Dengan interval istirahat berupa jogging maka akan terjadi pengisian kembali energi dengan mengaktifkan sistem cadangan yang disebut sistem fosfagen (ATP-PC). Sistem fosfagen adalah sistem dimana kreatin fosfat yang merupakan ikatan fosfat berenergi tinggi, akan dipecah untuk meresintesa ATP untuk dijadikan energi saat suplai ATP tidak dapat tercukupi oleh jaringan. Pengisian kembali energi selama 30-60 detik akan terjadi pemulihan yang cepat dan membatasi

produksi asam laktat yang berlebihan apabila otot-otot berelaksasi sehingga latihan berikutnya tidak akan mengalami kelelahan yang berarti (Powers & Howley, 2012). Sehingga dalam hal ini, latihan lari interval yang terprogram memiliki pengaruh terhadap kecepatan berlari, karena terjadi adaptasi secara anatomik, fisiologis dan metabolik. Adaptasi secara fisiologis terjadi pada saat interval kerja dilakukan. Interval kerja dengan berlari akan melatih power otot tungkai karena interval kerja menggunakan tipe anaerobik yang melibatkan sejumlah besar otot tungkai terutama grup otot ekstensor tungkai dengan terjadinya hipertrofi otot yang disebabkan bertambahnya jumlah unsur kontraktil (myofilamen) di dalam serabut otot dan bertambah besarnya ukuran otot terutama serabut otot fast twitch sehingga kontraksi otot meningkat membuat otot menjadi lebih kuat karena grup otot ekstensor merupakan penggerak utama dalam fase dorong pada gerakan lari (Mu awanah, 2011). Adaptasi secara metabolik juga terjadi dengan latihan lari interval yang terprogram, yaitu pada saat interval istirahat. Pada saat interval istirahat dengan melakukan aktivitas jogging selama 30 detik akan terjadi pengisian kembali energi setelah melakukan interval kerja yang membuat suplai ATP menuju jaringan tidak tercukupi, karena ATP merupakan energi utama dalam kontraksi otot dan syarat agar latihan dapat tetap berlangsung. Pengisian kembali energi dilakukan oleh tubuh dengan mengaktifkan energi cadangan yaitu sistem fosfagen (ATP-PC) dengan meresintesa ATP untuk dapat

dijadikan energi kembali. Sehingga dalam latihan lari interval, interval istirahat akan terjadi adaptasi secara metabolik pada otot rangka yaitu berupa peningkatan cadangan ATP dan PC di dalam otot dengan adanya peningkatan enzim mitokondria yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah mitokondria. Mitokondria sendiri merupakan sifat atau karakteristik pada serabut otot fast twitch yang memiliki jumlah yang sedang sampai tinggi (Powers &Howley, 2012). Kedua hal itulah yang membuat pemain sepak bola dapat berlari lebih cepat karena ukuran serabut otot fast twitch yang bertambah besar dan jumlah serabut otot menjadi lebih banyak membuat otot menjadi lebih kuat dan jumlah mitokondria yang meningkat akan membuat cadangan ATP-PC lebih banyak sehingga kontraksi otot akan menjadi lebih cepat dan kecepatan berlari juga akan meningkat. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa latihan lari interval memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecepatan lari pada pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola RAS Klaten.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Reaksi Otot Tungkai Dengan Lari. (Online), dalam (http://www.mpoar /reaksi-otot-tungkai-dengan-lari(2).htm/, diakses tanggal 20 Desember 2014 pukul 11.45). Giriwijoyo, Santosa, dan Sidik, Z Didik. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kardjono. 2010. Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung. Mu awanah, Anita. 2012. Pengaruh Latihan Jongkok Berdiri Dengan Beban Terhadap Kecepatan Lari Siswa Sekolah Sepak Bola Di Klaten. Skripsi: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Powers, K Scott, dan Howley, T Edward. 2012. Exercise Physiology: Theory And Application To Fittness And Performance, 8 th Edition. New York: McGraw- Hill. Sapulete, J Janje. 2012. Hubungan Kelincahan Dan Kecepatan Dengan Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa SMK Kesatuan Samarinda. ILARA. Vol 3. 1: Januari-Juni: 108-114. Setiawan, Dwi. 2010. Identifikasi Bakat Olahraga Siswa Putra Kelas 1 Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 2008/2009. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Ulum, Fadhil M. 2014. Pengaruh Latihan Interval Pendek Terhadap Peningkatan Daya Tahan Anaerobik Pada Pemain Hoki SMA 16 Surabaya. Kesehatan Olahraga. Vol 02.1. Widodo, Bayu. 2012. Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa SMP Negeri 2 Krembung Dan SMP Negeri 2 Sidoarjo. IKOR. Vol 01.1: 2012.