AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

BENDIOKARB BENDIOCARB

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

N - Heptana. N - heptane

Asam Maleat MALEIC ACID

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

RHODAMIN B RHODAMINE B

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

MINYAK JARAK CASTOR OIL

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Polietilen Tereftalat (PET)

Material Safety Data Sheet

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Metil Asetat

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

PROPILEN GLIKOL PROPYLENE GLYCOL

MSDS NaCl (natrium klorida)

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

ASAM BORAT BORIC ACID

: Prevathon 50 SC Insektisida

2,4,5-TRIKLOROFENOL 2,4,5-TRICHLOROPHENOL

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

: FERTERRA 0.4 GR Insektisida

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Lenkote Alkali Resisting Primer

ALUMUNIUM N a m a Golongan Sinonim / Nama Dagang Nomor Identifikasi : Sifat Fisika Kimia Nama bahan Deskripsi

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

KAPTAN CAPTAN. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Thioftalimida; Sulfenimida

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

KARBON HITAM CARBON BLACK

Lembar Data Keamanan Bahan Butyl glycol ether

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PT. BINA KARYA KUSUMA

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

SAFETY DATA SHEET (according to EC directive 93/112/EC) Update : Version: 2.7 Date : MIRACLE S240

Lembar Data Keamanan Bahan n-butyl acrylate

: DuPont Ammate 150EC Insektisida

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

VIPLAS. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Boyo Politur. Menyebabkan iritasi kulit ringan Uapnya dapat menyebabkan pusing

Transkripsi:

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL 1. N a m a Golongan Alkohol (3) Sinonim / Nama Dagang (1,3,5,6,8) Amyl alcohol, normal; Alcohol C-5; N-amyl alcohol; N-butyl carbinol; N-butyl carbinol; Pentan-1-ol; N-pentan-1-ol; Pentanol; Pentyl alkcohol; 1-pentanol; Pentanol-1; N-pentanol; Pentyl alcohol; 1-pentyl alcohol; N-pentyl alcohol; Primary amyl alcohol. Nomor Identifikasi Nomor CAS : 71-41-0 (2,3,4,5,6,8) Nomor RTECS : SB9800000 (2,4,5,8,9) Nomor EC (EINECS) : 200-752-1 (3,6,8) UN : 1105 (2,4,6,8) 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Amil alkohol Deskripsi (1,2,4,5,6,9) Cairan tidak berwarna. Beraroma seperti alkohol. Berat molekul 88,15; Rumus molekul C 5 H 12 O; Titik nyala 33 o C (91,40F); Titik didih 137-139 o C; Titik lebur - 79 o C (-110,2F); Berat jenis (air=1): 0,8146; Tekanan Uap 1,5 mm/hg pada 20 o C; Sedikit larut dalam air (2,7 g/100 ml @ 27 o C); Agak larut dalam air dingin, air hangat; Larut dalam aseton, eter, alkohol, dan kebanyakan pelarut anorganik Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4) : Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah Kebakaran 3 = Sangat mudah terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (4,6,8,11) :

Xn = Berbahaya R10 = Mudah menyala R20 = Berbahaya jika terhirup R37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan R66 = Paparan berulang dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah. R36/38 = Iritasi pada mata dan kulit R37/38 = Iritasi pada sistem pernapasan dan kulit S16 = Jauhkan dari sumber nyala dilarang merokok S1/2 = Jaga agar pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak S24/25 = Berbahaya terhadap kulit dan mata. S46 = Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan wadah ini atau labelnya S36/37/39 = Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah 3. Penggunaan Sebagai pelarut pada sintesis senyawa organik (1) ; sebagai bahan peningkat rasa dan aroma pada pangan (3) 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Mengiritasi mata, saluran napas (1,4), kulit, saluran cerna (4). Organ sasaran: Paru-paru (6), sistem saraf pusat, mata, kulit (6,11), ginjal, hati, sistem pernapasan (11). Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran napas, rasa terbakar, batuk, bersin, laringitis, napas pendek, sakit kepala, mual, muntah, dan mempengaruhi sistem saraf pusat (11). Kontak dengan kulit

Dapat menyebabkan iritasi kulit. Berbahaya jika bahan terserap ke kulit (11). Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi mata (11). Tertelan Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna. Dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan rasa terbakar, batuk, bersin, laringitis, napas pendek, dan sakit kepala (11). Paparan jangka panjang Terhirup Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan edema paru, cedera ginjal (4). Kontak dengan kulit Kontak berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan pecah-pecah (11). Kontak dengan mata Tidak terdapat informasi (11). Tertelan Tidak terdapat informasi (11). 5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal (4). Bersifat higroskopis: menyerap kelembaban atau air dari udara (11) Kondisi yang harus : Kontak dengan panas, nyala, percikan atau dihindarkan sumber nyala lain (5), paparan terhadap kelembaban udara atau air (11) Tidak tercampurkan / : Bahan pengoksidasi, asam, hidrogen trisulfida, Tancampurkan asam anorganik kuat (4), logam alkali, halogen, asam sulfat pekat, asam nitrat pekat (5) Bahaya dekomposisi : Karbon monoksida, karbon dioksida (9) Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (4,5,9) 6. Penyimpanan

Simpan di tempat tertutup rapat dan bersegel hingga siap digunakan (3,4). Simpat di tempat sejuk dan berventilasi baik (4,5). Hindarkan dari sumber api (nyala dan percikan) (4,5). 7. Toksikologi Data pada hewan Data toksisitas (1,2,3,6,7,9) : LD 50 oral-mencit 5660 µg/kg; LD 50 oral-mencit 370 mg/kg; LD 50 oral-tikus 3030 mg/kg; LD 50 oral-tikus 4613 mg/kg; LD 50 oral-tikus 200 mg/kg; LD 50 oral-tikus 3670 mg/kg; LD 50 kulit-kelinci 2306 mg/kg; LD 50 kulit-kelinci 2830 µg/kg; LD 50 oral-tikus 5660 µl/kg; LD 50 intraperitoneal-tikus 579 mg/kg; LD 50 intraperitonealtikus 970 mg/kg; LD 50 intravena-tikus 196 mg/kg; LD 50 intravena-mencit 184 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-kelinci 140 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-marmut 615 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-hamster 626 mg/kg; LCL inhalasi-tikus 14000 mg/m 3 selama 6 bulan. Data karsinogenik Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, amil alkohol tidak terdaftar sebagai bahan karsinogen (6). Data mutagenik Mutagenik terhadap bakteri dan/atau ragi (4). Mutagenik: Paru-paru hamster 25 mmol/l (9). Informasi Ekologi Toksisitas pada ikan : LC 50 (96 jam) ikan zebra 530 mg/l (3) ; LC 50 (96 jam) ikan trout 370 mg/l (4) Toksisitas pada : EC 50 (48 jam) kutu air (Dahnia magna) 341 mg/l (3) invertebrata perairan 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Iritasi saluran napas, sensasi pedih pada mata sehingga menimbulkan lakrimasi, hiperemia konjungtiva tanpa disertai luka kornea yang bermakna, gangguan dan rasa tidak nyaman pada hidung, nyeri dada, mual, muntah (4).

Inhalasi uap berkonsentrasi tinggi dapat mempengaruhi otak, sistem saraf pusat, sistem kardiovaskuler, penglihatan, pernapasan, hati, ginjal, menyebabkan vertigo, delirium, ataksia, sedasi, pusing, mengantuk, sakit kepala, dispnea, batuk, edema paru akut, depresi napas, hipotensi, disritmia jantung, pandangan ganda, tuli, gagal ginjal akut, nekrosis tubuler akut (4). Kontak dengan kulit Jika diserap kulit dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan akibat terpapar bahan melalui jalur tertelan dan inhalasi. Dapat menyebabkan iritasi dan dermatitis (6). Kontak dengan mata Uap bahan dapat menyebabkan iritasi mata. Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi mata, lakrimasi (berair), luka bakar, peradangan. Juga dapat menyebabkan konjungtivitis dan kerusakan kornea (6). Tertelan Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna disertai mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan efek yang mirip seperti pada paparan secara inhalasi, mempengaruhi hati, ginjal (ketidaknormalan fungsi ginjal, glisouria, mioglobinuria, gagal ginjal akut, nekrosis tubuler akut) (4). Keracunan kronik Terhirup Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan edema paru, cedera ginjal (4). Kontak dengan kulit Kontak berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis (6,8). Kontak dengan mata Tidak terdapat informasi (11). Tertelan Tidak terdapat informasi (11). 9. Pertolongan Pertama Terhirup (4,6)

Segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat yang berudara segar. Jika terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Terhirup bahan yang serius: Segera pindahkan dari tempat paparan. Longgarkan bagaian pakaian yang kencang, seperti kerah baju, dasi, ikat pinggang. Jika terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Jika korban tidak bernapas, dapat diberikan resusitasi jantung paru (RJP). Peringatan: Kemungkinan timbul bahaya pada penolong jika dilakukan RJP pada korban yang menghirup bahan beracun, menginfeksi, atau korosif. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit (4) Segera siram kulit dengan banyak air. Dapat digunakan air dingin. Tutup kulit yang teriritasi dengan emolien. Lepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak kulit yang serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terpapar dengan krim antibakteri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata (4) Lepaskan lensa kontak jika menggunakannya. Segera cuci mata dengan air yang banyak (dapat digunakan air dingin) atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutup dengan kain kassa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (4,6) Dapat berpotensi aspirasi jika tertelan. Jangan merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Longgarkan bagian pakaian yang melekat ketat, seperti kerah baju, dasi, atau ikat pinggang. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (6). Antidotum: Tidak terdapat antidotum spesifik (9)

10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri (7) Batas paparan amil alkohol: TWA (Australia) = 100 ppm (4) STEL (Perancis) = 150 ppm (4) TWA (dari AIHA Amerika Serikat) = 100 ppm (4) TWA (dari AIHA Amerika Serikat) = 360 mg/m 3 (4) STEL (Inggris) = 150 ppm (4) TWA (Denmark) = 360 mg/m 3 (9) TWA (Denmark) = 100 ppm (9) OEL (Jerman) = 360 mg/m 3 (9) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat atau sistem pemantauan lain untuk menjaga konsentrasi uap di udara tidak melewati batas yang ditentukan (4). Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (4). Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (6). Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (3). 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Media pemadam kebakaran: Semprotan air, bahan kimia kering, karbon dioksida, busa tahan alkohol (5). Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (4). Kebakaran besar: Gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut (4). 13. Manajemen Tumpahan

Tumpahan kecil: Encerkan dengan air dan serap dengan bahan inert kering dan tempatkan dalam wadah untuk pembuangan limbah yang sesuai (4). Tumpahan besar: Cairan ini mudah terbakar. Jauhkan dari panas dan sumber api. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Serap dengan tanah kering, pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Cegah masuknya bahan ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah yang sempit; buat tanggul bila diperlukan. Berhatihatilah bila konsentrasi produk tidak berada di atas nilai ambang batas. Periksa nilai ambang batas pada MSDS dan peraturan setempat (4) 14. Daftar Pustaka 1. Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996. 2. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991. 3. http://www.thegoodscentscompany.com/data/rw1003191.html (diunduh November 2011) 4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9926423 (diunduh November 2011) 5. http://www.sciencestuff.com/msds/c1263.html (diunduh November 2011) 6. http://www.chemcas.org/drug/analytical/cas/71-41-0.asp (diunduh November 2011) 7. http://exporterlabchemicals.com/msds/al2671.html (diunduh November 2011) 8. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0535.htm (diunduh November 2011) 9. http://www.chemcas.org/msds_archive/msds_01/cas/ga_msds/71-41-0.asp (diunduh November 2011) 10. http://worldaccount.basf.com/wa/nafta/catalog/chemicalsnafta/doc4/bas F/PRD/30036709/.pdf?title=&asset_type=msds/pdf&language=EN&validArea= US&urn=urn:documentum:ProductBase_EU:09007af8800907ac.pdf 11. http://www.chemdb-portal.cn/fisher_msds_pdf/71-41-0_en.pdf Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan POM RI, Tahun 2011