PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN, TUNJANGAN BERSIFAT PENSIUN DAN TUNJANGAN KEPADA MILITER SUKARELA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Indeks: PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN PENETAPAN MENJADI UNDANG-UNDANG.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN, TUNJANGAN BERSIFAT PENSIUN DAN TUNJANGAN KEPADA MILITER SUKARELA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sumber :

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menetapkan: Peraturan Pemerintah tentang Perpanjangan Dinas Wajib Militer. BAB I. KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG HAK DAN KEDUDUKAN SUKARELAWAN PEMBEBASAN IRIAN BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1965 TENTANG PERPANJANGAN DINAS WAJIB MILITER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1960 TENTANG PENYALURAN MILITER WAJIB DARURAT KEDALAM RANGKA WAJIB MILITER

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Indeks: ANGKATAN PERANG. IKATAN DINAS SUKARELA (MILITER SUKARELA). ANGGOTA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PERBANTUAN KOMPONEN SIPIL PADA GUBERNUR MILITER MANDALA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1964 (9/1964) Tanggal: 14 AGUSTUS 1964 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1957 TENTANG ANGGOTA ANGKATAN PERANG BERDASARKAN IKATAN DINAS SUKARELA (MILITER SUKARELA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1964 TENTANG GERAKAN SUKARELAWAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PEMBERHENTIAN MILITER SUKARELA DARI DINAS TENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1960 TENTANG (LEMBARAN NEGARA TAHUN 1958 NO. 117) TENTANG WAJIB MILITER

PEMBENTUKAN MAHKAMAH BERSAMA ANGKATAN BERSENJATA MAHKAMAH BERSAMA ANGKATAN BERSENJATA. PEMBENTUKAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1964 TENTANG SATYALANCANA WIRA DHARMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CADANGAN NASIONAL Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1963 Tanggal 30 Nopember 1963 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1962 TENTANG PERDAGANGAN BARANG-BARANG DALAM PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendengar: Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 21 September 1960.

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PJ. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959

PEROBAHAN BEBERAPA PASAL DALAM UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1950 (LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1950 NO. 52)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 70 TAHUN 1958 (70/1958) Tanggal: 4 SEPTEMBER 1958 (JAKARTA)

PERATURAN GAJI ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1977 tanggal 29 Maret 1977

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN CUTI KEPADA ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia Serikat,

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 4 TAHUN 1950 (4/1950) TENTANG PENERIMAAN ANGGAUTA ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1962 TENTANG PENGENDALIAN HARGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBENTUKAN PROPINSI IRIAN BARAT BENTUK BARU (Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1962 Tanggal 1 Januari 1962)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3703)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1961 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG BHAYANGKARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: bahwa perlu ditetapkan peraturan tentang wajib simpan rahasia kedokteran.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 65 TAHUN 1958 (65/1958) Tanggal: 11 AGUSTUS 1958 (JAKARTA)

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; MEMUTUSKAN :

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

Tentang: VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA *) VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 1957 TENTANG VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1979 TENTANG EKSTRADISI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 5 TAHUN 1963 (5/1963) Tanggal: 22 JULI 1963 (JAKARTA)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kampanye WALHI Sulsel 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1967 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN MAHKAMAH MILITER LUAR BIASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1958 TENTANG PEMBERIAN TANDA-TANDA KEHORMATAN BINTANG SAKTI DAN BINTANG DARMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG KESEHATAN JIWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1966 TENTANG KESEHATAN JIWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1963 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG JASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan mencabut Koninklijk Besluit van 8 Mei 1883 No. 26 (Staatsblad ) tentang "Uitlevering van Vreemdelingen".

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 62 TAHUN 1958 Tentang KEWARGA-NEGARAAN REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

Mengingat : Dekrit Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang tertanggal 5 Juli 1959 dan pasal 4 ayat (1) Undang-undang Dasar;

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1962 TENTANG PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WARGA-NEGARA ASING YANG DENGAN SUKARELA TURUT-SERTA DALAM PERUJUANGAN PEMBEBASAN IRIAN BARAT Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa berhubung dengan sangat mendesaknya masalah sukarelawan asing Yang ingin turut-serta berjuang membebaskan Irian Barat dari kolonialisme Belanda, maka perlu segera dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang untuk mengatur masalah tersebut. Mengingat : 1. Tri Komando Rakyat tanggal 19 Desember 1961; 2. Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Dasar. Mendengar: Musyawarah Kabinet Kerja. tanggal 29 Mei 1962. Menetapkan : Memutuskan : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang penerimaan dan penggunaan warganegara asing yang dengan sukarela turut-serta dalam per juangn pembebasan Irian Barat. BAB I KETENTUAN-KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Sukarelawan asing adalah seorang warga-negara dari sesuatu negara asing, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, yang karena keyakinannya terhadap tujuan perjuangan nasional Indonesia, secara sukarela, tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu apapun juga dari Pemerintah Republik Indonesia turut serta dalam perjuangan Pembebasan Irian Barat menurut ketentuan-ketentuan dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini.

BAB II SYARAT-SYARAT PENERIMAAN. Pasal 2. Syarat-syarat bagi penerimaan sukarelawan asing adalah sebagai berikut 1. menjadi warga-negara sesuatu negara asing yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia; 2. berumur dari 18 sampai dengan 30 tahun; 3. memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang berlaku bagi penerimaan sukarelawan asing Republik Indonesia; 4. wajib menunjukkan: a. surat pernyataan kesukarelaan dan keikhlasan dengan bentuk formulir yang disediakan untuk itu; b. surat keterangan berkelakuan baik tidak mempunyai perkara pidanan yang akan atau sedang diperiksa atau diadili; c. surat izin orang tua/wali yang disahkan oleh kepala pemerintah setempat bagi mereka yang berusia dibawah 21 tahun; d. surat izin dari suami/isteri yang disahkan oleh kepala pemerintahan setempat bagi mereka yang sudah kawin; e. surat izin dari kepala sekolah bagi mereka yang masih bersekolah; f. surat izin dari kepala kantor atau majikan bagi mereka yang sudah bekerja: g. surat izin dari Pemerintah negara yang bersangkutan: h. surat-surat lain yang membuktikan, bahwa syarat-syarat yang diperlukan untuk lalu-lintas perorangan antar negara pada umumnya, antara negara asing yang bersangkutan dengan Republik Indonesia khususnya, telah dipenuhi. BAB III TATA CARA PENERIMAAN. Pasal 3. (1) Para anggota sukarelawan asing pada taraf pertama diteliti

mengenai syarat-syaratnya menurut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia dinegara tempat asal sukarelawan asing itu atas nama Menteri Luar Negeri untuk dapat diterima dan untuk penyelesaian urusan lalu-lintas warga-negara antar-negara. (2) Mereka tidak diberangkatkan kewilayah Republik Indonesia sebelum selesai diteliti dan dipenuhi syarat-syaratnya seperti disebut dalam Bab III pasal 2. Pasal 4. Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, setelah mendengar pendapat dan pertimbangan Dewan Pertahanan Nasional, menyatakan menerima warga-negara asing sebagai sukarelawan asing. Pasal 5. Persiapan dan penggunaan sukarelawan asing untuk perjuangan pembebasan Irian Barat akan diatur lebih lanjut didalam peraturan pelaksanaan oleh Wakil Menteri Pertama koordinator bidang Pertahanan/Keamanan. Pasal 6. Penyaluran kembali kenegara asal sukarelawan asing akan diatur lebih lanjut didalam peraturan pelaksanaan oleh Wakil Menteri Pertama koordinator bidang Pertahanan/Keamanan bersama Wakil Menteri Pertama bidang Luar Negeri. BAB IV PENDIDIKAN DAN LATIHAN. Pasal 7. Pendidikan dan latihan untuk sukarelawan asing meliputi pendidikan/latihan kemiliteran dasar dan lan jutan, baik yang bersifat perorangan, kesatuan maupun gabungan, serta latihan- latihan khusus, yang akan diatur lebih lanjut oleh Wakil Menteri Pertama koordinator Pertahanan/Keamanan. BAB V PENGGUNAAN.

Pasal 8. Sukarelawan asing dapat dipergunakan dalam perjuangan pembebasan Irian Barat dibidang Angkatan Bersenjata serta bagian-bagiannya atau dibidang lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia secara khusus, baik secara perorangan maupun secara kelompok-kelompok dan pasukan-pasukan khusus tersendiri. Pasal 9. (1) Penggunaan sukarelawan asing berlangsung untuk jangka waktu yang tertentu. (2) Sukarelawan asing dalam taraf pertama dipergunakan untuk waktu satu tahun, tidak termasuk masa pendidikan/latihan pertama. (3) Berdasarkan kepentingan keamanan Negara Republik Indonesia dan dengan persetujuan yang bersangkutan, maka jangka waktu satu tahun tersebut dapat diperpanjang setiap kali untuk selama satu tahun. (4) Penggunaan sukarelawan asing dapat dihentikan setiap waktu apabila sukarelawan itu berkelakuan kurang baik, BAB VI. KEDUDUKAN HUKUM. Pasal 10. (1) Kedudukan sukarelawan asing sebagai warga-negara asing tidak hilang karena melakukan tugas sebagai sukarelawan didalam perjuangan pembebasan Irian Barat. (2) Setelah selesai melakukan tugas itu para sukarelawan asing dikembalikan kenegaranya atas tanggungan Pemerintah Republik Indonesia. Pasal 11. Penyelarasan kedudukan sukarelawan asing dengan golongan- golongan perwira, bintara dan tamtama Angkatan Perang Republik Indonesia akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pelaksanaan oleh Menteri Pertama koordinator Pertahanan/Keamanan. Pasal 12.

(1) Atas pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan sukarelawan asing selama mereka berada diwilayah Republik Indonesia, berlaku Hukum Pidana Indonesia, Hukum Pidana/Tentara dan Hukum Disiplin Tentara, dan mereka berada dibawah jurisdiksi Peradilan Militer. (2) Ketentuan diatas tidak mengurangi berlakunya peraturanperaturan negara yang berlaku terhadap tiap penduduk Negara Republik Indonesia. BAB VII PERAWATAN, PEMELIHARAAN DAN PENGHARGAAN.. Pasal 13. Perawatan, penghasilan, perlengkapan dan urusan kesejahteraan lainnya dari sukarelawan asing akan diatur lebih lanjut oleh Wakil Menteri Pertama koordinator bidang Pertahanan/ Keamanan. Pasal 14. Jikalau seorang sukarelawan asing gugur didalam menjalankan tugasnya, maka segala biaya untuk pengiriman dan pemakaman jenazahnya ditanggung oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedang kepada ahli warisnya diberikan tunjangan yang akan diatur lebih lanjut oleh Wakil Menteri Pertama koordinator bidang Pertahanan/Keamanan. Pasal 15. Jikalau seorang sukarelawan asing mendapat luka atau menjadi penderita cacad karena tugasnya kepadanya diberikan perawatan dan tunjangan cacad yang akan diatur lebih lanjut oleh Wakil Menteri Pertama koordinator bidang Pertahanan/Keamanan. Pasal 16. Kepada sukarelawan asing yang berjasa dapat diberikan surat penghargaan, pengangkatan dalam pangkat militer kehormatan, dan/atau lambang-lambang penghargaan lainnya oleh Pemerintah Republik Indonesia. BAB VIII PENUTUP.

Pasal 17. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 1962. Sekretaris Negara, MOHD. ICHSAN Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 6 Juni 1962. Presiden Republik Indonesia, SUKARNO.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NO. 3 TAHUN 1962 TENTANG PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WARGA NEGARA ASING YANG DENGAN SUKARELA TURUT SERTA DALAM PERJUANGAN PEMBEBASAN IRIAN BARAT UMUM. Perjuangan bangsa Indonesia yang adil untuk membebaskan propinsi Irian Barat dari penjajahan Belanda ternyata telah menggelorakan semangat rakyat dinegara-negara lain pula untuk ikut-serta menghapuskan kolonialisme Belanda dari muka bumi Indonesia. Dewasa ini sejumlah sukarelawan asing telah tiba ditanah air kita dan kini mereka sedang berlatih dan berjuang bahu-membahu dengan putera-puteri Indonesia. Jumlah sukarelawan asing semakin bertambah banyak. Mengingat bahwa sekarang belum ada peraturan-peraturan yang dapat menampung segala persoalan yang bertalian dengan masalah sukarelawan asing, padahal makin menghebatnya perjuangan pembebasan Irian Barat justru memperbesar kemungkinan timbulnya berbagai soal tadi, maka jelaslah bahwa terdapat keharusan untuk membuat peraturan-peraturan yang dimaksudkan tadi didalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu tidak ada jalan lain dari pada menuangkan peraturanperaturan tersebut didalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini disusun menurut sistematik - penerimaan - pendidikan - penggunaan sebagaimana lazim dianut didalam prosedur personil. Kemudian menyusul ketentuan-ketentuan hukumnya, dan akhirnya dimuat akibat-akibat administratifnya seperti perawatan, pemeliharaan, jaminan sosial, penghargaan, dan lain-lainnya. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Dengan "tanpa mengharapkan suatu apapun juga dari Pemerintah Republik Indonesia" juga dimaksudkan "menjadi warganegara Republik Indonesia". Pasal 2 s/d 13.

Cukup jelas. Pasal 14 dan 15. Ketentuan mengenai pembayaran dalam mata uang asing akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pelaksanaan. Pasal 16. Pemberian surat-surat penghargaan, pengangkatan dalam pangkat militer kehormatan, dan/atau lambang-lambang penghargaan lainnya dengan sendirinya dapat diberikan secara anumerta, dan menurut perundang-undangan Negara Republik Indonesia. Pasal 17. Cukup jelas. Diketahui : Sekretaris Negara, MOHD. ICHSAN LN 1962/21; TLN NO. 2438