KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

dokumen-dokumen yang mirip
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DISISI DALAM

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 2 CM TIAP JARAK 15 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG POSISI VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 10 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

Abstract. Abstrak. Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1CM TIAP JARAK 15CM

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN SEJAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 2 CM DAN 3 CM

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM, PADA LEBAR TAKIKAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 5 CM

SKRIPSI CHOMARUDIN HARIS SETIYAWAN I

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 2 CM DAN 3 CM

FRESTA OKTAVIANA NIM I

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 6 CM DAN 7 CM

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM PADA BETON NORMAL

Jln. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126; Telp

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 6 DAN 7 CM

KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU ORI TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM. Shendy Nurcahyo Putro1), Agus Setiya Budi2), Endang Rismunarsi3)

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 4 CM DAN 5 CM

KUAT LEKAT TULANGAN POLOS BAMBU (ORI, PETUNG, WULUNG)

BAB 3 METODE PENELITIAN

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG BERTAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 6 CM DAN 7 CM

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE U JARAK TAKIKAN 5 CM

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN LEBIH DARI SYARAT SNI TERHADAP KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG TULANGAN BAJA ULIR

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM, PADA LEBAR TAKIKAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

ANALISIS KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 2 CM DAN 3 CM

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR (ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PLAT LANTAI RUMAH)

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

KAJIAN KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG POLOS (ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PLAT LANTAI)

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

PENGARUH JENIS KAIT TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU DENGAN PENGAIT PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON


ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 15 CM,PADA LEBAR TAKIKAN 1CM DAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

I SAPTO AGUNG NUGROHO PAMUNGKAS NIM I

REVIEW OF BAMBOO REINFORCEMENT USAGE ON PLATE CONCRETE WITH ADDITION OF HIGH AT MIDSPAN

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON DENGAN TULANGAN MODEL RANGKA DARI KAYU MERANTI DENGAN VARIASI JARAK ANTAR BEGEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI UKURAN TULANGAN DAN PENGGUNAAN KLEM SELANG TERHADAP KUAT CABUT TULANGAN BAMBU

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S)

KAPASITAS LENTUR KOLOM BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG POLOS

KAJIAN KUAT LEKAT DAN KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU ORI PADA BETON NORMAL SKRIPSI

KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V SEJAJAR DAN TIDAK SEJAJAR DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM PADA BETON NORMAL

KAPASITAS LENTUR PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN SEJAJAR

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

Transkripsi:

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM Hapsari Octa Safira 1), Agus Setiya Budi 2), Sugiyarto 3) 1)Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3)Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta 57126.Telp.0271647069. Email :hapsariocta01@gmail.com Abstract Bamboo can be used as concrete reinforcement in the manufacture of simple houses. Bamboo has a high tensile strength so that if the bamboo combined with concrete that has a high compressive strength will be a new building material and have a good enough quality. The study purposes were determined the value of flexural strength of bamboo petung reinforcement concrete beam U-type vertical Notches 3 cm width at 10 cm in distance with the position of bamboo s skin on the inner side. Testing of fine aggregate, coarse aggregate and testing the characteristics of bamboo is used as a preliminary test to determine the feasibility of the material. Dimensions of the bamboo used is the length of 1650 mm, a width of 20 mm and a thickness of 5 mm. Beam-shaped test specimens with dimensions of length 1700 mm, width 110 mm and height of 150 mm. Flexural strength value based on the results of laboratory testing is 6,6501 N/mm 2 for bamboo reinforcement concrete beam and 12,3693 N/mm 2 for steel reinforcement concrete beam. Keywords: flexural strength, bamboo reinforcement concrete beam, bamboo petung reinforcement Abstrak Bambu dapat dimanfaatkan sebagai tulangan beton dalam pembuatan rumah sederhana. Bambu memiliki kuat tarik yang tinggi sehingga jika bambu dikombinasikan dengan beton yang memiliki kuat tekan tinggi akan menjadi bahan bangunan yang baru dan memiliki kualitas yang cukup baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur pada balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 3 cm tiap jarak 10 cm dengan posisi kulit disisi dalam. Pengujian karakteristik bambu dan material penyusun beton digunakan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui kelayakan material. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Dimensi tulangan bambu yang digunakan adalah panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Kuat lentur yang dianalisisis dari hasil pengujian laboratorium adalah 6,6501 N/mm 2 untuk balok beton tulangan bambu dan 12,3693 N/mm 2 untuk balok beton tulangan baja. Kata Kunci : kuat lentur, balok beton tulangan bambu, tulangan bambu petung PENDAHULUAN Penggunaan bambu sebagai tulangan beton merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membuat suatu elemen struktur untuk bangunan sederhana. Hal itu terjadi karena kekuatan tarik yang dimiliki bambu tinggi sehingga jika bambu dikombinasikan dengan beton yang memiliki kuat tekan tinggi akan diperoleh bahan bangunan yang baru dan cukup baik kualitasnya. Sifat lentur bambu dapat mengimbangi sifat getas beton sehingga perpaduannya akan menghasilkan elemen struktur yang baik. Menurut Widjaja (2001), bambu mempunyai kekuatan tarik yang cukup tinggi, antara 100 400 MPa, setara dengan 0,5-0,25 dari tegangan ultimate besi. Adapun menurut Janssen (1980), kekuatan tarik bambu sejajar serat antara 200 300 MPa, kekuatan lentur rata-rata 84 MPa, modulus elastisitas 200.000 MPa, dan beberapa jenis bambu melampaui kuat tarik baja mutu sedang. Bambu Bambu merupakan bahan bangunan yang sangat terkenal di Indonesia khususnya bagi masyarakat pedesaan. Bambu tumbuh dengan subur di Indonesia dan memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Pengerjaan bambu hanya membutuhkan peralatan yang sederhana. Kulit luar bambu mengandung banyak silika yang membuat bambu terlindungi. Bambu sebagai salah satu bahan konstruksi tertua telah dianggap memiliki kekuatan tarik tinggi dan sedang digunakan sebagai struktur utama komponen untuk rumah-rumah sederhana. Bambu menjadi produk komposit alami dan karena banyak aspek positif seperti ketersediaan, kekuatan, dan ekonomi dapat dianggap sebagai bahan e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/161

bangunan alternatif pengganti baja (Farhana Naznin, 2015) Kuat Lentur Balok Perhitungan kuat lentur balok menggunakan persamaan-persamaan yang tertera pada SNI 03-4431-1997 tentang cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan. Persamaan dalam perhitungan kuat lentur adalah sebagai berikut: 1. Persamaan untuk pengujian dimana patahnya benda uji ada di daerah pusat pada 1/3 jarak titik perletakan pada bagian tarik dari beton seperti Gambar 1 (a) adalah sebagai berikut: P. L 1 2 b. h... (1) 2. Persamaan untuk pengujian dimana patahnya benda uji ada di luar pusat (diluar daerah 1/3 jarak titik perletakan) di bagian tarik beton, dan jarak antara titik pusat dan titik patah kurang dari 5% dari panjang titik perletakan seperti Gambar 1 (b) adalah sebagai berikut: 3. P. a 1 2... (2) b. h dengan pengertian: 1 = Kuat lentur benda uji (MPa) P L b h a = Beban tertinggi yang dilanjutkan oleh mesin uji ( pembacaan dalam ton sampai 3 angka dibelakang koma) = Jarak (bentang) antara dua garis perletakan (mm) = Lebar tampang lintang patah arah horizontal (mm) = Lebar tampang lintang patah arah vertikal (mm) = Jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang terdekat, diukur pada 4 tempat pada sisi titik dari bentang (m). 3. Benda uji yang patahnya di luar 1/3 lebar pusat pada bagian tarik beton dan jarak antara titik pembebanan dan titik patah lebih dari 5% bentang seperti Gambar 1 (c), hasil pengujian tidak dipergunakan. (a) (b) (c) Gambar 1. Daerah patah pada balok uji (Sumber: SNI 03-4431-1997) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/162

METODE Pengujian kuat lentur dilakukan dengan metode pembebanan dua titik yang diletakkan di sepertiga bentang tengah. Benda uji kuat lentur dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm, dan tinggi 150 mm. Benda uji berjumlah 12 buah dengan 6 buah balok beton bertulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 3 cm tiap jarak 10 cm dengan posisi kulit di sisi dalam dan 6 buah lainnya berupa balok beton bertulangan baja ulir dengan diameter 8 mm. Balok beton diuji saat umurnya mencapai 28 hari. Detail tulangan balok beton dapat di lihat pada Gambar 2 sampai Gambar 4, sedangkan setting up alat uji kuat lentur balok dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 2. Detail penempatan tulangan pada balok beton Gambar 3. Detail potongan balok beton Gambar 4. Detail tulangan bambu e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/163

Pembagi Beban Tumpuan Balok Dial Gauge Gambar 5. Setting up alat pengujian Tahap Penelitian Mulai Studi Literatur Pengadaan Bahan Pengawetan Bambu Uji Pendahuluan Uji Karakteristik Bambu Uji Karakteristik Baja Uji Bahan Dasar Beton Mix Design dan Pembuatan Benda Uji Silinder Tidak Uji Desak Beton Ya Pembuatan Benda Uji Balok Uji Kuat Lentur Analisis Data dan Pembahasan Kesimpulan Selesai e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/164

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil pengujian berat jenis beton didapatkan rerata sebesar 2325 kg/m 3. Hasil pengujian slump didapat rerata 10 cm. Hal tersebut memenuhi syarat, dimana syarat untuk slump pada penelitian ini antara 6-18 cm. Pada uji kuat tarik bambu nodia diperoleh rerata hasil yaitu fy sebesar 117,26 N/mm 2 dan ft sebesar 133,17 N/mm 2. Pada uji kuat tekan beton didapatkan rerata hasil yaitu 25,4979 N/mm 2. Hal tersebut masuk kedalam syarat kuat tekan beton minimum pada tempat tinggal sederhana yaitu sebesar 17 N/mm 2. Hasil Pengujian Kuat Lentur Pengujian kuat lentur dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan menggunakan Loading Frame. Pengujian dilakukan dengan meletakkan benda uji berbentuk balok diatas 2 tumpuan yang sejajar, kemudian membebaninya dengan sistem pembebanan 2 titik pembebanan merata (Two Point Loading) yang diletakkan sepertiga bentang tengah. Data lendutan didapat dengan mencatat posisi jarum pada dial gauge berskala 0,01 mm yang diletakkan di tengah bentang pada setiap penambahan beban sebesar 0,5 kn yang diberikan. Tabel 1. Rangkuman Posisi Patah, P maksimum dan Hasil Hitungan Kuat Lentur Balok Beton Metode Dua Titik Pembebanan No Benda Uji Posisi Patah P Maks (kn) Kuat Lentur Balok (MPa) Hasil 1 Bambu 1 5% diluar 1/3 bentang tengah 10 5,9615 2 Bambu 2 1/3 bentang tengah 13 7,8788 3 Bambu 3 1/3 bentang tengah 9,5 5,7576 4 Bambu 4 1/3 bentang tengah 12,5 7,5758 5 Bambu 5 1/3 bentang tengah 11 6,6667 6 Bambu 6 1/3 bentang tengah 10 6,0606 7 Baja 1 5% diluar 1/3 bentang tengah 22,5 13,0013 8 Baja 2 5% diluar 1/3 bentang tengah 24,5 13,7204 9 Baja 3 5% diluar 1/3 bentang tengah 22 11,6816 10 Baja 4 5% diluar 1/3 bentang tengah 22 11,5239 11 Baja 5 5% diluar 1/3 bentang tengah 23 11,9294 12 Baja 6 5% diluar 1/3 bentang tengah 23 12,3595 Rerata 6,6501 12,3693 Keterangan: Bambu = Balok Beton Bertulangan Bambu Petung Vertikal Takikan Tipe U Lebar 3cm Tiap Jarak 10 cm dengan Posisi Kulit di Sisi Dalam Baja = Balok Beton Tulangan Baja Ulir Diameter 7,45 mm e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/165

Kuat Lentur (MPa) 14,0000 12,0000 12,3693 10,0000 8,0000 6,0000 6,6501 4,0000 2,0000 0,0000 Bambu Baja Gambar 6. Grafik Perbandingan Rerata Kuat Lentur Metode Dua Titik Pembebanan Berdasarkan analisis hitungan hasil uji di laboratorium didapatkan nilai rerata P maksimum yang terjadi pada balok bertulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 30 mm tiap jarak 100 mm dengan posisi kulit disisi dalam sebesar 13 kn dan untuk balok bertulangan baja sebesar 24,5 kn. Kuat lentur rerata untuk balok bertulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 30 mm tiap jarak 100 mm dengan posisi kulit disisi dalam sebesar 6,6501 N/mm 2 dan kuat lentur rerata untuk balok bertulangan baja sebesar 12,3693 N/mm 2. Kuat lentur balok beton bertulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 30 mm tiap jarak 100 mm dengan posisi kulit disisi dalam sebesar 53,76% dari kuat lentur balok beton bertulangan baja. Pola Keruntuhan Balok Beton Bertulangan Bambu Petung Pola keruntuhan balok beton bertulangan bambu petung yang terjadi pada penilitian ini terbagi menjadi dua kategori yaitu runtuh pada 5% diluar 1/3 bentang tengah dan runtuh pada 1/3 bentang tengah. Hal tersebut menandakan bahwa balok mengalami lentur murni dan tidak mengalami gagal geser. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pegujian, pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat didapatkan kesimpulan sebagai berikut: a. Kuat lentur rerata hasil pengujian pada benda uji balok bertulangan bambu petung vertikal takikan tipe U lebar 3 cm tiap jarak 10 cm dengan posisi kulit disisi dalam adalah 6,6501 N/mm 2 dan pada balok bertulangan baja D 7,45 mm sebesar 12,3693 N/mm 2. b. Perbandingan kuat lentur rerata hasil pengujian pada benda uji balok bertulangan bambu petung vertikal takikan tipe U lebar 3 cm tiap jarak 10 cm dengan posisi kulit disisi dalam terhadap balok bertulangan baja D 7,45 mm adalah 53,76 %. REFERENSI Anonim, 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03) Yayasan LPMB, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Anonim, 1995. Standard Specification for Concrete Aggregates (ASTM C-33), ASTM International. Anonim, 1997. Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan (SNI 03-4431-1997). Jakarta Anonim, 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-2000).Jakarta. Anonim, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002). Surabaya. Anonim, 2004. Bamboo Determination of Physical and Mechanical Properties (ISO 22157-1:2004), International Standart. Handayani, Sri. (2007) Pengujian Sifat Mekanik Bambu (Metode Pengawetan dengan Boraks) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpasti Semarang. Janssen, J.J.A. (1980) The Mechanical Properties of Bamboo Used in Construction In Lessard, G. & Chouinard, A., Bamboo Research in Asia, IDRC, Canada, p. 173-188 Morisco. (1996). Bambu Sebagai Bahan Rekayasa. Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala Madya dalam Bidang Teknik Konstruksi, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/166

Morisco. (1999). Rekayasa Bambu. Nafiri Offset, Yogyakarta. Naznin, Farhana (2015). A Study on Bamboo Reinforced Concrete Beams, International Journal of Sience and Applied Information Technology (IJSAIT), Vol. 4, No. 3, Pages : 49 53, India. Surjokusumo, S. dan Nugroho, N. (1993). Studi Penggunaan bambu Sebagai Bahan Tulangan Beton, Laporan Penelitian, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Susilaning, L. dan Suheryanto D. (2012). Pengaruh Waktu Perendaman Bambu dan Penggunaan Borak-Borik Terhadap Tingkat Keawetan Bambu, Prosiding SeminarNasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III, Yogyakarta. Widjaja, E. A. (2001). Identikit jenis-jenis bambu di Jawa (Identity Kits for the bamboo sepcies in Java). Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI, Balai Penelitian Botani, Herbarium Bogoriense, Bogor, Indonesia. 101 pp. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/167