No. 05/01/72/Th. XVIII, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2010 terus mengalami penurunan, masing-masing tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07 persen), bulan Maret 2011 sebanyak 424,39 ribu jiwa (15,83 persen), bulan 2011 sebanyak 433,66 ribu jiwa (16,04 persen), bulan Maret 2012 sebanyak 420,05 ribu jiwa (15,40 persen), bulan 2012 sebanyak 410,98 ribu jiwa (1 4,94 persen), bulan Maret 2013 sebanyak 406,97 ribu jiwa (14,67 persen), bulan 2013 sebanyak 400,41 ribu jiwa (14,32 persen), bulan Maret sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen), dan bulan sebanyak 387,06 ribu jiwa (13,61 persen). Penurunan penduduk miskin di Sulawesi Tengah bulan Maret - sebanyak 5,59 ribu jiwa atau turun 0,32 persen point, dengan tingkat akselerasi sebesar 1,42 persen. Selama periode Maret, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 4,57 ribu jiwa dan di daerah perdesaan berkurang sekitar 10,16 ribu jiwa. Garis Kemiskinan periode Maret naik sebesar 5,15 persen, yaitu dari 311.993,- per kapita per bulan pada Maret menjadi Rp. 328.063,- per kapita per bulan pada. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) periode Maret, menunjukkan penurunan dari 2,18 menjadi 2,11. Hal tersebut mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin mengecil artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan atau ke arah yang lebih baik. Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) menunjukkan kenaikan dari 0,52 pada bulan Maret menjadi 0,55 pada bulan. Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar. Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XVIII, 02Januari 2015 1
1. Perkembangan Penduduk Miskin di Sulawesi Tengah, 2010 Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2010 mengalami penurunan secara signifikan, sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07 persen), bulan Maret 2011 sebanyak 424,39 ribu jiwa (1 5,83 persen), bulan 2011 sebanyak 433,66 ribu jiwa (16,04 persen), bulan Maret 2012 sebanyak 420,05 ribu jiwa (15,40 persen), bulan 2012 sebanyak 410,98 ribu jiwa (14,94 persen), bulan Maret 2013 sebanyak 406,97 ribu jiwa (14,67 persen), bulan 2013 sebanyak 400,41 ribu jiwa (14,32 persen), bulan Maret sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen), dan bulan sebanyak 387,06 ribu jiwa (13,61 persen). Pada periode Maret terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 5,59 ribu jiwa, atau turun 0,32 persen point. Tahun Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sulawesi Tengah 2010 - Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) Akselerasi Persentase Penduduk Miskin (persen) Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Perubahan (persen point) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2010 54,22 420,77 474,99-3,02 9,82 20,26 18,07-0,91 2011 2011 2012 2012 2013 2013 62,01 362,38 424,39-10,65 9,46 17,89 15,83-2,24 66,14 367,52 433,66 2,18 10,05 17,96 16,04 0,21 61,38 358,67 420,05-3,14 9,24 17,38 15,40-0,64 60,40 350,58 410,98-2,16 9,02 16,85 14,94-0.46 60,02 346,95 406,97-0,98 8,90 16,53 14,67-0.27 64,37 336,04 400,41-1,61 9,45 15,89 14,32-0.36 67,08 325,57 392,65-1,94 9,77 15,27 13,93-0.39 71,65 315,41 387,06-3,33 10,35 14,66 13,61-0.32 2 Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XVIII, 02 Januari 2015
2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Maret - Jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah keadaan sebesar 387,06 ribu jiwa (13,61 persen). Jika dibandingkan penduduk miskin keadaan Maret sebesar 392,65 ribu jiwa ( 13,93 persen), secara absolut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 5,59 ribu jiwa atau secara relatif mengalami penurunan 0,32 persen point. Jika dilihat tingkat akselerasi pengurangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada periode Maret terjadi penurunan sebesar 1,42 persen. Dalam periode tersebut pula terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan secara absolut bertambah sebesar 4,57 ribu jiwa, sedangkan di daerah perdesaan berkurang sebesar 10,16 ribu jiwa (lihat tabel 1). 3. Perubahan Garis Kemiskinan Maret - Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Periode Maret, akselerasi Garis Kemiskinan naik sebesar 5,15 persen, yaitu dari Rp.311.993,- keadaan Maret menjadi Rp.328.063,- pada. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 76,96 persen, naik menjadi 77,43 persen pada (tabel 2). Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XVIII, 02Januari 2015 3
Tabel 2. Garis Kemiskinan di Sulawesi Tengah Menurut Komponen dan Daerah Maret - Daerah/ Tahun Perkotaan Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) % Bukan Total Perubahan GK Total Sumbangan GK (%) Bukan Total Maret 237.562 99.338 336.900-70,51 29,49 100 Perdesaan 245.755 104.222 349.978 3,88 70,22 29,78 100 Maret 240.937 63.038 303.975-79,26 20,74 100 Kota+Desa 256.682 64.327 321.009 5,60 79,96 20,04 100 Maret 240.115 71.878 311.993-76,96 23,04 100 Sumber: Diolah dari data Susenas 254.021 74.042 328.063 5,15 77,43 22,57 100 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Dimensi lain yang perlu diperhatikan selain jumlah dan persentase penduduk miskin adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Pada periode Maret, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) menunjukkan penurunan dari 2,18 pada Maret menjadi 2,11 pada. Hal tersebut berarti bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan atau ke arah yang lebih baik. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) untuk daerah perkotaan mengalami kenaikan dari 1,21 menjadi 2,18, sementara daerah pedesaan menunjukkan penurunan dari 2,49 menjadi 2,09 (tabel 3). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di daerah perdesaan 4 Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XVIII, 02 Januari 2015
semakin bergerak ke arah yang lebih baik (mendekati GK), sementara di daerah perkotaan justru semakin menjauhi GK. Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di Sulawesi Tengah menurut Daerah, Maret - Tahun Kota Desa Kota + Desa (1) (2) (3) (4) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) Maret 1,21 2,49 2,18 2,18 2,09 2,11 Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) Maret 0,23 0,61 0,52 0,65 0,52 0,55 Sumber: Diolah dari data Susenas Kondisi serupa juga terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ). Secara umum P 2 Sulawesi Tengah naik dari 0,52 menjadi 0,55 (tabel 3). Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar. Jika dilihat menurut daerah, nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) untuk perkotaan naik dari 0,23 pada Maret menjadi 0,65 pada, sementara di daerah perdesaan menurun dari 0,61 pada Maret menjadi 0,52 pada. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin di daerah perkotaan selain lebih lebar dibanding daerah perdesaan, pergerakannya pun semakin menjauh dari kondisi yang diharapkan. Berita Resmi Statistik No. 05/01/72/Th. XVIII, 02Januari 2015 5